Berapa lama jangka waktu minum obat

Dokter memberi resep obat dan apoteker berperan menyerahkan dan mengedukasi tentang obat. Setelah itu keamanan penggunaan obat merupakan tanggung jawab kita sebagai pasien. Banyak hal sering terlewat untuk ditanyakan pada dokter dan apoteker. Berikut beberapa jawaban atau tips tentang cara konsumsi obat dengan tepat.

Obat yang dikonsumsi bertujuan untuk mengobati atau mencegah penyakit. Obat memiliki sifat, jenis dan bentuk yang berbeda-beda sehingga perlu untuk mengetahui lebih seksama sebelum mengkonsumsinya mulai dari cara mengkonsumsi, cara penyimpanan, hingga efek samping yang mungkin akan timbul. Terlebih obat yang dikonsumsi tanpa resep dokter, merupakan keharusan untuk membaca brosur pada kemasan tentang cara penggunaan dan penyimpanan.

Jenis Obat Berdasarkan Cara Penggunaannya
Obat yang umumnya dikonsumsi adalah tablet yang ditelan, sirup atau suntikan. Tetapi banyak obat lain dengan cara penggunaan yang “tidak biasa”. Berikut beberapa jenis obat berdasarkan cara penggunaannya:

  • Buccal: Taruh tablet pada dalam mulut antara gigi dengan pipi
  • Oral: Obat yang masuk melalui mulut dan langsung ditelan
  • Sublingual: obat yang diletakkan pada bawah lidah
  • Nasal: obat dimasukkan pada hidung dengan semprotan atau tetes
  • Ophthalmic: obat yang diberikan ke mata dan dapat berupa tetes, gel atau salep
  • Rectal atau suppositoria: obat yang dimasukkan kedalam rectum
  • Transdermal: obat yang diberikan dengan menempelkan pada kulit (koyo)
  • Topical: obat yang dioleskan pada kulit (gel, salep, krim)

Tidak semua obat dapat bekerja baik jika dikonsumsi melalui mulut karena akan hancur oleh asam yang terdapat pada pencernaan. Oleh sebab itu obat diberikan melalui cara yang berbeda untuk masuk kedalam tubuh.

Dosis dan Waktu Konsumsi ObatDosis obat yang diresepkan oleh dokter akan dihitung secara hati-hati berdasarkan usia, berat badan, kondisi kesehatan ginjal, hati dan kondisi kesehatan lainnya. Ketepatan dosis obat berkaitan dengan efek yang akan diberikan oleh obat setelah dikonsumsi. obat perlu mencapai kadar tertentu dalam darah untuk memberikan efek.

Faktor yang berperan tidak hanya dosis, tetapi juga waktu obat dikonsumsi. Umumnya pada brosur obat bebas atau etiket obat resep akan tertulis seperti 3x1 atau sehari 3 kali 1 tablet. Arti dari informasi tersebut adalah obat dikonsumsi sebanyak 3 kali dalam sehari atau 24 jam. Bagaimana jadwal minum obatnya?

Berikut contohnya:

Paracetamol 3x1
Waktu tepat untuk minum obat adalah 24 : 3= 8 (Obat perlu dikonsumsi setiap 8 jam).

Jika pada awal obat dikonsumsi pukul 07.00 maka selanjutnya adalah pukul 15.00 dan begitu seterusnya.

Ketepatan waktu minum obat juga dapat mempengaruhi efek dari obat. Mengkonsumsi obat dengan jeda terlalu pendek dapat menyebabkan kadar obat dalam darah menjadi terlalu tinggi dan bisa berakibat efek yang tidka diinginkan. Jika obat dikonsumsi dengan jeda terlalu panjang maka kadar obat dalam darah akan menurun dan membuat obat tidak bekerja secara maksimal.

Tips Mengkonsumsi Obat Bebas
Beberapa hal perlu diketahui agar obat bebas aman untuk dikonsumsi

  • Pastikan untuk menyampaikan pada apoteker tentang obat-obat yang sedang dikonsumsi.
  • Pastikan untuk menyampaikan alergi yang dimiliki
  • Pastikan untuk menyampaikan jika sedang hamil atau menyusui
  • Baca petunjuk, peringatan dan tindakan pencegahan pada label dalam kemasan.
  • Minum obat dengan menggunakan air putih
  • Hindari mencampur obat dengan makanan, mengunyah obat atau menghancurkan obat tanpa info dari apoteker karena dapat mengubah cara kerja obat.
  • Jangan mengkonsumsi vitamin pada saat yang sama saat minum obat, karena vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan obat.
  • Jangan mengkonsumsi obat dengan alcohol

Jika Sahabat Viva memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan kirimkan melalui:

  1. Layanan Tanya Jawab Kesehatan melalui SMS Hotline atau Whatsapp di nomor 0812 919 08500
  2. Konsultasi Online pada hari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB

Pertanyaan anda akan dijawab langsung oleh tenaga kesehatan kami. Kunjungi juga akun Fanpage dan Instagram VivaHealthIndonesia untuk melihat jadwal kegiatan Viva Apotek di kota Anda, info kesehatan dan promo menarik Viva Apotek.

Sumber:

Berapa lama jangka waktu minum obat

Berapa lama jangka waktu minum obat
Lihat Foto

Shutterstock/areeya_ann

Ilustrasi obat, masa berlaku obat, obat kedaluwarsa

KOMPAS.com - Agar tetap layak digunakan, setiap obat memiliki masa berlaku berbeda-beda.

Umumnya, patokan masa berlaku obat mengacu tanggal kedaluwarsa. Namun, patokan ini bisa berubah apabila kemasan obat sudah dibuka.

Padahal, saat mengonsumsi suatu obat, terkadang orang masih menyimpan sisanya karena gejala penyakit berkurang atau sudah sembuh.

Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Ini Cara Membuang Obat yang Benar

Sisa obat yang sudah dibuka harapannya bisa digunakan kembali ketika sakit kambuh atau gejala penyakit sejenis muncul.

Perlu diingat, meskipun obat sudah memiliki tanggal kedaluwarsa, setiap obat memiliki masa berlaku yang berbeda-beda setelah dibuka. Berikut penjelasannya.

Masa berlaku obat setelah dibuka

Setiap obat yang sudah dibuka sebisa mungkin ditempatkan di kemasan aslinya dan disimpan sesuai petunjuk keamanan obat.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), berikut rekomendasi masa berlaku obat setelah dibuka sesuai jenisnya:

  • Tablet dan kapsul yang telah dibuka dari kemasan klip: dua bulan
  • Tablet dan kapsul masih dalam bungkus aslinya: sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan
  • Obat berbentuk sirup: enam bulan setelah dibuka, atau sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan, atau mana yang lebih cepat
  • Cairan untuk obat luar: enam bulan setelah dibuka, atau sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan, atau mana yang lebih cepat
  • Salep atau krim dalam kemasan tube: enam bulan setelah dibuka, atau sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan, atau mana yang lebih cepat
  • Salep atau krim dalam kemasan wadah bertutup: tiga bulan setelah dibuka, atau sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan, atau mana yang lebih cepat
  • Koyok dan obat yang dimasukkan ke dalam anus: sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan
  • Inhaler: sesuai tanggal kedaluwarsa di kemasan
  • Obat tetes dan semprot telinga atau hidung: tiga bulan setelah dibuka, kecuali bila ada petunjuk lain
  • Obat tetes mata: satu bulan setelah dibuka, kecuali bila ada petunjuk lain
  • Insulin: harus disimpan di lemari es, setelah dibuka dapat disimpan di luar lemari es sampai 28 hari
  • Puyer: bila tidak digunakan harus dibuang, tidak boleh disimpan dan digunakan lagi
  • Obat yang harus dihabiskan seperti antibiotik: harus langsung dihabiskan, apabila suatu kondisi tidak habis, obat harus dibuang dan tidak boleh disimpan

Pertimbangkan batas waktu penyimpanan obat secara cermat, agar obat tetap layak dikonsumsi.

Baca juga: 15 Tanda Obat Rusak dan Kedaluwarsa yang Tidak Boleh Dikonsumsi

Pentingnya mencermati masa berlaku obat setelah dibuka

Setiap obat memiliki masa kedaluwarsa. Tenggat waktu tersebut menjadi jaminan mutu dan kemurnian obat masih layak dikonsumsi.

Perlu diketahui, tanggal kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan obat menunjukkan batas terakhir penggunaan obat saat obat masih dalam kemasan atau bungkus aslinya.

Artinya, obat belum dibuka dan masih disimpan dalam kemasan aslinya sesuai petunjuk dari produsen obat.

Setelah dibuka dari kemasannya, ada kemungkinan obat menjadi tidak stabil atau terkontaminasi kuman setelah beberapa saat.

Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk mempertimbangkan masa berlaku obat setelah dibuka.

Selain itu, obat yang sudah dibuka dan boleh digunakan kembali perlu disimpan lagi di kemasan aslinya. Lalu, simpan sesuai petunjuk yang diberikan.

Baca juga: 5 Cara Membuang Obat yang Benar menurut BPOM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Parapuan.co-Kawan Puan pasti sudah tak lagi asing dengan tulisan di bungkus resep obat 3x1 atau 2x1.

Itu merupakan aturan minum obat dalam sehari.

Setiap resep obat biasanya memiliki aturan minum dan dosis tertentu.

Baik obat resep dokter maupun obat yang di jual bebas di apotek atau di warung.

Baca Juga: Sambut Hari Osteoporosis Sedunia, Ketahui 4 Obat Alami Osteoporosis

Aturan minum obat itu tentu harus dipatuhi agar kita bisa cepat sembuh ya, Kawan Puan.

Aturan minum obat 3x1 atau yang kerap diartikan 3 kali sehari ini ternyata tak serta merta bisa diminum bebas sebanyak tiga kali dalam sehari, lo.

Tak jarang orang mengartikan minum obat 3 kali sehari itu adalah 3 kali ketika waktu makan yaitu pagi, siang, dan sore atau malam hari.

Akan tetapi, ternyata hal ini kurang tepat dan justru sering disalahartikan.

Lalu bagaimana aturan mium obat yang benar ya, Kawan Puan?

Hal ini pun dijelaskan oleh dr. Hanifiya Samha Wardhani saat dihubungi PARAPUAN.

Ia pun menjelaskan bahwa aturan minum obat itu dapat diperhatikan dari interval waktunya.

Ketika obat diminta untuk diminum 3 kali sehari, hal ini berarti 24 jam dibagi 3 yaitu 8 jam, yang berarti obat diminum setiap 8 jam sekali.

Begitu pula dengan aturan 2x1 yang berarti diminum 2 kali sehari setiap 12 jam sekali.

Sedangkan aturan 1x1 alias diminum 1 kali sehari itu berarti diminum setiap 24 jam sekali.

"Yang benar kalau ditulis aturan sehari 3 kali, berarti ya 24 jam dibagi 3, jadi diminum per 8 jam. Jika 2 kali sehari ya berarti per 12 jam. Kalau sehari sekali ya per 24 jam, misal hari ini minum jam 7 pagi, ya selanjutnya besok minum jam 7 pagi lagi," jelas dr.Hanifiya Samha Wardhani.

Baca Juga: Agar Tidak Ditipu, Perhatikan 4 Hal Ini saat Membeli Obat Online

Aturan minum obat ini disebut terkait pada proses penyerapan masing-masing obat di tubuh.

Sehingga berbeda aturan setiap obat bisa diminum per berapa jam.

"Masing-masing obat seperti punya masanya sendiri-sendiri, harapannya pasien minum seperti aturan per 8 jam itu karena sebelum masa obat yang diminum sebelumnya habis, sudah ada obat yang masuk lagi, jadi tetap terjaga kadar obat yang diharapkan dapat memberikan efek terapi pada penyakitnya sehingga masih stabil dalam tubuh," terangnya.

Misal seharusnya aturan minum obat per 8 jam tapi diminum pagi, siang, sore yang bisa jadi selang waktunya melebihi dari 8 jam, sehingga jaraknya menjadi terlalu lama.

Hal ini akan menyebabkan kadar obat dalam tubuh sudah terlanjur habis dan pengobatan pun menjadi kurang maksimal.

Sehingga tingkat penyembuhannya pun menjadi tak maksimal.

Dokter yang akrab disapa Dhani ini mengatakan bahwa toleransi minum obat itu adalah 1 jam.

"Toleransi maju mundurnya sekitar 1 jam, jadi (kalau 3 kali sehari) itu 7-9 jam sekali. Tapi ya lebih baik (diminum) tepat waktu," ujar dr. Dhani.

Dokter asal Solo ini pun mengatakan bahwa kini para dokter telah diimbau untuk menuliskan resep yang lebih jelas agar apoteker dapat menerjemahkan dengan petunjuk yang sesuai.

Baca Juga: Jahe hingga Kafein, Coba Ini Dia 5 Obat Asma dari Bahan Alami

"Sekarang sebenarnya dokter-dokter itu sudah diimbau untuk menulis resep diperjelas. Jika dulu nulisnya kode berapa kali minum sehari di resep pakai 3x1 itu, sekarang pakai kode yang minum per 8 jam," kata dr. Dhani.

"Harapannya resep dapat diterjemahkan apoteker untuk menuliskan petunjuk pasien juga per 8 jam itu tadi, jadi pasien bisa lebih paham," tambahnya.

(*)