Berapa lama vaksin kedua setelah kena covid

Home Gaya Hidup Tanya Jawab

tim | CNN Indonesia

Jumat, 11 Feb 2022 06:38 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Vaksinasi covid-19 ke-tiga dan juga booster menjadi program pemerintah Indonesia untuk menekan dan mengatasi laju infeksi Covid-19.

Meski demikian, masih banyak yang jadi pertanyaan di benak warganet soal booster. Dirangkum dari pertanyaan dari media sosial CNNIndonesia.com berikut frequently asked questions soal booster vaksin Covid-19.

Seputar jarak vaksinasi

Tanya: @do_nama: kalau baru 2 bulan setelah menerima vaksin 1 & 2, apakah bisa langsung vaksin booster?

Jawab: Waktu pemberian vaksin booster mengikuti saran pemerintah dengan waktu minimal 6 bulan setelah vaksinasi kedua. Anda juga bisa cek tiket vaksin di aplikasi Peduli Lindungi. 


Jawab: Waktu pemberian vaksin booster mengikuti saran pemeritah dengan waktu minimal 6 bulan setelah vaksinasi kedua.

Tanya: @mirajfarisy: bagi yang terkonfirmasi positif omicron, apakah vaksin booster harus tetap dilakukan 6 bulan setelah negatif?

Jawab: Pada kondisi covid-19 asimtomatik, ringan, dan sedang, vaksin dapat diberikan minimal 1 bulan setelah terkonfirmasi positif dan sembuh. Sedangkan pada kondisi berat, vaksin booster diberikan minimal 3 bulan setelah terkonfirmasi positif dan sembuh. Namun kondisi ini bisa diberikan minimal 6 bulan setelah vaksin ke-2 didapatkan.

Penyintas Covid-19 gejala berat: booster diberikan setelah 3 bulan sembuh. Penyintas Covid-19 gejala ringan/sedang: booster diberikan setelah 1 bulan sembuh.

Tanya: @lilis.indahr: Kenapa harus menunggu jeda 6 bulan?

Jawab: Setelah enam bulan penyuntikan dosis primer atau dosis lengkap, akan terjadi penurunan antibodi untuk Covid-19, sehingga vaksinboosterdiperlukan untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.

Efek Samping dan Jenis Booster


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah resmi memulai program booster (suntikan dosis ketiga) vaksin Covid-19 sejak awal Januari 2022. Menyasar penduduk usia 18 tahun ke atas, program booster bertujuan memperkuat efek vaksinasi yang telah diberikan sebelumnya.

Dalam program ini, pemerintah menggunakan berbagai macam vaksin. Vaksin Sinovac menjadi salah satu yang digunakan sejak awal program.

Meski diberikan secara gratis dan masyarakat diminta sesegera mungkin mendapatkan vaksinasi, namun ada sejumlah kelompok masyarakat yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi, salah satunya yaitu yang berkontak erat dengan pasien Covid-19 atau sedang positif terpapar Covid-19.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, jarak vaksin ke-2 dan ke-3 atau booster adalah minimal enam bulan. Dengan demikian, vaksinasi booster baru dapat diizinkan dengan jeda minimal enam bulan setelah disuntik vaksin dosis kedua.

Sementara jika positif Covid-19 sebelum vaksin booster, pasien dengan kondisi asimtomatik, ringan, dan sedang, bisa divaksin minimal satu bulan setelah terkonfirmasi positif.

Sedangkan pada kondisi Covid-19 dengan gejala berat, vaksin booster dapat diberikan minimal tiga bulan setelah terkonfirmasi positif.

Mengutip pernyataan Satgas Covid-19, vaksin baru diperbolehkan untuk orang sehat, termasuk pada orang yang tidak mengalami demam dan suhu tubuh kurang dari 37,5 derajat Celsius. Jika sedang demam dan suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat, maka disarankan untuk menunda pelaksanaan vaksinasi.

Kondisi lain adalah memiliki tekanan darah tinggi, riwayat alergi pada vaksin, dan sejumlah komorbid juga perlu menjadi diperhatikan oleh calon penerima vaksin.

Selain itu, laman Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga memberikan rekomendasi orang-orang yang tidak layak divaksinasi, berikut daftarnya:

1. Terdapat reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alergi berat karena dosis pertama Covid-19, selain juga yang timbul akibat komponen yang sama terkandung dalam vaksin Covid-19.

2. Individu yang sedang dalam kondisi infeksi akut. Jika sudah teratasi, maka bisa dilakukan vaksinasi. Pada infeksi TB, pengobatan OAT perlu minimal dua minggu untuk layak vaksinasi.

3. Individu dengan penyakit imunodefisiensi primer.


(tfa/wia)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi booster di Indonesia. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah penyebaran lebih luas Covid-19.  Hanya saja, masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya terkait vaksin booster. Salah satunya, boleh tidaknya mendapatkan vaksin booster setelah positif Covid-19.  Pertanyaan lainnya, berapa lama seseorang bisa mendapatkan vaksin booster setelah positif Covid-19? Melansir indonesiabaik.id, Kementerian Kesehatan mengatakan, pada kondisi Covid-19 asimtomatik, ringan, dan sedang, bisa divaksin minimal satu bulan setelah terkonfirmasi positif.  Sedangkan pada kondisi Covid-19 dengan gejala berat, vaksin booster dapat diberikan minimal tiga bulan setelah terkonfirmasi positif.  Baca Juga: Pada Varian Omicron, Gejala Kehilangan Penciuman dan Indera Perasa Tidak Umum Terjadi Selain itu, vaksinasi Covid-19 dosis booster dapat dilakukan secara homolog atau heterolog. Vaksin yang diberikan adalah regimen vaksin Covid-19 yang tersedia di lapangan dan yang sudah mendapatkan EUA dari BPOM serta sesuai dengan rekomendasi dari ITAGI. Terakhir, untuk orang yang sudah vaksinasi lengkap atau sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis 1 dan 2, bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dengan ketentuan sudah 6 bulan setelah vaksin dosis kedua. Baca Juga: Kenali! Inilah Efek Samping 6 Vaksin Booster

6 Vaksin Covid-19 booster

Vaksin booster yang digunakan di Indonesia semakin bertambah. Pada Senin (28/2/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menambahkan vaksin Sinopharm sebagi regimen vaksin booster.  Itu artinya, total terdapat enam regimen vaksin booster yang digunakan di Indonesia saat ini. Adapun daftarnya adalah sebagai berikut: 1. Sinovac 2. AstraZeneca 3. Pfizer 4. Moderna 5. Janssen (J&J) 6. Sinopharm Baca Juga: Catat! Masyarakat Umum Boleh Mendapatkan Booster Setelah Tiga Bulan Vaksinasi Penuh Mengutip laman Kementerian Kesehatan, pelaksanaan booster dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum.  Pemberian dosis booster dilakukan melalui dua mekanisme antara lain homolog dan heterolog.  Homolog yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.  Sementara heterolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Berapa lama vaksin kedua setelah kena covid

Positif Covid setelah vaksin pertama menjadi pertanyaan tersendiri bagi yang mengalaminya. Kemudian pertanyaan berikutnya mungkin adalah kapan waktunya untuk bisa mendapatkan vaksin dosis ke-2.

Sejak Januari 2021 Indonesia sudah melakukan program vaksinasi Covid 19 dan masih berlangsung hingga kini. Setiap vaksin, biasanya diberikan dua kali dengan rentang waktu yang berbeda.

Vaksinasi dengan dua dosis bertujuan untuk membentuk kekebalan yang maksimal. Waktu pemberian vaksin satu dan dua pun berbeda tiap jenisnya.

Selain itu, kekuatan daya tahan tubuh yang terbentuk setelah vaksin berbeda antar-individu.

Positif Covid Setelah Vaksin Pertama

Dilaporkan banyak yang terinfeksi Covid 19 usai mendapatkan vaksin dosis pertamanya. Memang untuk membentuk atau membangun antibodi setelah vaksin, tubuh memerlukan waktu berminggu-minggu.

Sempurnanya, antibodi akan terbentuk pada hari ke-28 untuk mulai bekerja melawan speak terjang virus corona.

Meski antibodi sudah terbentuk, vaksin juga tak sepenuhnya atau 100 persen membuat tubuh menjadi kebal terhadap virus corona. Vaksin hanya bekerja untuk mencegah timbulnya gejala yang parah dan dapat membantu menekan risiko kematian.Namun program vaksinasi ini jangan membuat Anda lupa atau mengabaikan protokol kesehatan.

Itu sebabnya kedisiplinan dan kepatuhan tetap menerapkan protokol kesehatan tetap harus Anda lakukan tanpa patah semangat.

Jadi dengan vaksinasi diharapkan benteng pertahanan tubuh akan menjadi lebih kuat terhadap paparan virus corona penyebab covid 19. Sehingga apabila tertular, biasanya gejalanya ringan atau tidak bergejala berat.

Mengapa Bisa Positif Walau Sudah Vaksin?

Kemungkinan penyebabnya cukup banyak.

Salah satunya adalah dekatnya waktu antara paparan dengan vaksin yang mungkin vaksin belum bekerja secara maksimal.

Faktor lainnya adalah bentuk varian virus Covid 19 akibat mutasi yang sudah begitu banyak yang lebih mudah menular dan lebih kuat menimbulkan infeksi.

Mutasi pada virus merupakan salah satu bentuk upaya virus untuk mempertahankan diri. Maka tidak heran mutasi ini kemungkinan menyebabkan penurunan potensi dari vaksin.

Kapan Vaksin yang Kedua?

Apabila seseorang positif Covid 19 setelah vaksin dosis pertama dan sedang dalam masa inkubasi saat vaksin pertama, maka dosis vaksinasi kedua tidak diberikan sesuai dengan jadwal yang biasanya sudah ditentukan.

Pemberian dosis kedua adalah setelah dinyatakan sembuh sekitar 3 bulan. Namun Anda tidak perlu mengulang vaksin pertama.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa vaksinasi dosis pertama dan kedua harus menggunakan vaksin yang sama. Jadi, jika vaksinasi pertama dengan Sinovac, maka vaksinasi kedua harus diberikan vaksin Sinovac juga atau vaksin yang sama.

Kekuatan benteng pertahanan tubuh perlu tetap Anda pertahankan. Caranya adalah dengan makan makanan bergizi, cukupi asupan air,  tetap memakai masker (kini dengan masker dobel), hindari kerumunan, jaga jarak dan hindari area yang memiliki sirkulasi udara yang buruk.

Jangan lupa, jangan bepergian bila tidak ada keperluan yang mendesak. Kini pemerintah tengah menggelar program PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang akan berlangsung hingga akhir Juli 2021.