Berdasarkan tabel di atas yang termasuk organisasi militer bentukan Jepang adalah

Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang membentuk berbagai organisasi-organisasi berbasis militer dan semi militer. Organisasi-organisasi militer bentukan Jepang terdiri dari:

  1. Heiho, yaitu organisasi prajurit pembantu Jepang yang dibentuk pada bulan April 1943. Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit Jepang.
  2. PETA (Pembela Tanah Air), yaitu pasukan militer yang dibentuk pada Oktober 1943. Pembentukan PETA merupakan usul dari tokoh nasional Gatot Mangunkusumo yang kemudian dikabulkan oleh Jenderal Kumakici Harada. Setelah lulus para anggota PETA diangkat menjadi daidanco (komandan batalion), cudanco (komandan kompi), shudanco (komandan peleton), dan budanco (komandan regu).

Berdasarkan tabel di atas yang termasuk organisasi militer bentukan Jepang adalah

Halo, RG Squad! Kalian tahu nggak berapa lama Jepang menjajah Indonesia? Yup, bener banget, selamat kurang lebih 3,5 tahun. Meskipun jauh lebih cepat dibandingkan dengan Belanda, namun penjajahan Jepang terkenal jauh lebih kejam. Nah, ternyata selama penjajahan, terdapat beberapa organisasi militer Jepang lho di Indonesia. Apa saja ya? Yuk, baca penjelasan di bawah ini.

Organisasi Militer Jepang yang pertama adalah Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)

Heiho adalah pasukan bentukan tentara Jepang yang berkedudukan di Indonesia atas instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang. Pasukan Heiho terdiri dari bangsa Indonesia dan dibentuk pada 2 September 1942. Kemudian pada 22 April 1943, tentara Jepang mulai melakukan perekrutan. Rata-rata anggota Heiho adalah para pemuda usia 18-25 tahun. Mereka direkrut sebagai pembantu prajurit Jepang.

Berdasarkan tabel di atas yang termasuk organisasi militer bentukan Jepang adalah

Organisasi militer yang kedua adalah Pembela Tanah Air (Peta)

PETA atau Tentara Sukarela Pembela Tanah Air, merupakan kesatuan militer yang dibuat Jepang di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Pemimpin dari organisasi PETA adalah bangsa Indonesia yang mendapatkan latihan kemiliteran.

PETA sendiri dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara ke-16, Letnan Jenderal Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pembentukan PETA diawali oleh surat Raden Gatot Mangkupraja kepada Gunseiken (kepala pemerintahan militer Jepang) pada bulan September 1943.

Tokoh Indonesia Lulusan PETA

  1. Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman (Panglima APRI)
  2. Jenderal Besar Soeharto (Mantan Presiden RI ke-2)
  3. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani (Mantan Menteri/Panglima Angkatan Darat)
  4. Soepriyadi (Mantan Menhankam Kabinet I in absentia)
  5. Jenderal TNI Basuki Rahmat (Mantan Mendagri)
  6. Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo
  7. Jenderal TNI Soemitro (Mantan Pangkopkamtib)

Selain organisasi militer, Jepang juga mendirikan organisasi-organisasi semi militer di Indonesia, antara lain:

1. Seinendan (Barisan Pemuda)

Organisasi Seinendan ini berdiri tanggal 9 Maret 1943. Anggotanya para pemuda berumur 14-22 tahun. Tujuannya mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah air Indonesia.

2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)

Keibodan dibentuk tanggal 29 April 1943. Anggotanya berumur 23-25 tahun. Tujuannya untuk membantu tugas-tugas kepolisian.

3. Fujinkai (Himpunan Wanita)

Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943. Anggotanya para wanita berumur 15 tahun ke atas.

4. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)

Jawa Hokokai dibentuk tahun 1944. Tujuannya untuk mengarahkan rakyat agar berbakti sepenuhnya kepada Jepang demi tercapainya kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya. Anggotanya minimal berumur 14 tahun. Tugasnya adalah mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil pertanian.

5. Syuisintai (Barisan Pelopor)

Organisasi ini dibentuk tanggal 14 September 1944 dan diresmikan tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat. Tokoh yang menjadi anggota Syuisintai adalah Bung Karno, Otto Iskandardinata, dan R.P. Suroso.

Nah itu dia macam-macam organisasi militer dan semi militer yang didirikan Jepang di Indonesia. Bagaimana? Sudah tahu 'kan sekarang?

Kalau kamu punya PR yang sulit dijawab, lihat saja materinya melalui video belajar beranimasi dan rangkuman infografis di ruangbelajar.

Berdasarkan tabel di atas yang termasuk organisasi militer bentukan Jepang adalah

Referensi:

AM, Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Artikel terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2020.

Organisasi militer Jepang adalah organisasi yang memiliki tujuan khusus untuk melakukan pertahanan secara militer dalam rangka mempertahankan wilayah Indonesia. Dalam organisasi ini, pelatihan kemiliteran sangat dinomorsatukan.

Sedangkan organisasi semi militer Jepang adalah organisasi yang tidak dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer, namun lebih cenderung ke arah keamanan dan ketertiban serta kesejahteraan rakyat. Pelatihan dibidang kemiliteran tetap ada, namun tidak begitu ditekankan.


Organisasi Militer


1. Pembela Tanah Air (Peta)

PETA dibentuk pada 3 Oktober 1943. Tugas utamanya adalah mempertahankan Indonesia apabila tentara sekutu menyerang. Pembentukan Peta dilakukan atas perintah Gatot Mangkupraja kepada panglima tertinggi Jepang Letjen Kumaichi Harada pada 7 September 1943. Untuk menjadi anggota PETA, para pemuda dididik secara militer secara khusus di Tangerang. Beberapa tokoh–tokoh militer hasil didikan PETA antara lain Jenderal Soedirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soeharto dan sebagainya.


2. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)

Heiho (Pasukan Pembantu) dibentuk pada April 1943, merupakan prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Syarat-syarat untuk menjadi tentara Heiho antara lain: (1) usia 18-25 tahun, (2) memiliki badan sehat, (3) berkelakuan baik, dan (4) berpendidikan minimal sekolah dasar. Tujuan pembentukan Heiho adalah membantu tentara Jepang. Setelah lulus anggotanya langsung dimasukkan ke dalam kesatuan komando tentara Jepang dan siap dikirim ke medan pertempuran, seperti ke Malaya, Birma, dan Kepuluan Solomon.


Organisasi Semi Militer antara lain:

1. Seinendan (Barisan Pemuda)

Seinendan dibentuk pada 9 Maret 1943. Anggota terdiri atas para pemuda yang berumur 14 sampai 22 tahun. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan para pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang dalam menghadapi Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik).

2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)

Anggota Keibodan terdiri atas pemuda berusia 23 sampai 25 tahun yang dibentuk pada 29 April 1943. Barisan ini di Sumatera disebut Bogodan, di Kalimantan disebut Borneo Konen Hokukudan. Tujuan utamanya adalah agar dapat membantu tugas–tugas polisi Jepang. Organisasi Keibodan berada di bawah pengawasan polisi Jepang secara ketat agar anggotanya tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.

3. Jawa Hokokai ( Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)

Jawa Hokokai merupakan organisasi resmi pemerintah yang didirikan pada 1 Maret 1994 dengan tujuan mempersiapkan sebagai gerakan total dalam menghadapi serangan sekutu. Tugas pokoknya adalah mengumpulkan dana, bahan pangan, dan besi–besi tua untuk keperluan perang.

4. Suisyintai (Barisan Pelopor)

Suisyintai merupakan bagian dari Jawa Hokokai, dibentuk pada 25 September 1944. Tujuannya adalah meningkatkan kesiapsiagaan rakyat untuk bertahan total bila diserang Sekutu. Organisasi semimiliter “Barisan Pelopor” ini dipimpin oleh seorang nasionalis, yakni Ir. Sukarno, yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo .

5. Fujinkai (Barisan Wanita)

Fujinkai dibentuk pada Agustus 1943, anggotanya adalah wanita berusia 15 tahun ke atas. Tujuannya untuk membantu tentara Jepang dalam perang dan bertugas di garis belakang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Ketika situasi perang semakin buruk, Fujinkai juga diberi latihan militer sederhana agar dapat membantu perang, bahkan pada tahun 1944 dibentuk “Pasukan Srikandi”.

6. Hizbullah

Didirikan pada 15 Desember 1944, beranggotakan pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dinamakan Hizbullah (Tentara Allah) yang dalam Bahasa Jepang disebut Kaikyo Seinen Teishinti. Ketua pengurus pusat Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin, dan wakilnya adalah Moh. Roem. Hizbullah merupakan organisasi semimiliter berada di bawah naungan Masyumi.


Pelajari lebih lanjut:

brainly.co.id/tugas/6334039


Detil tambahan

Kelas: XI SMA

Mapel: Sejarah

Kategori: Penjajahan Jepang

Kata kunci: Organisasi militer, semi militer, Jepang