Berikut ini hal hal yang tidak menularkan hiv adalah kecuali

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapapun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV.

Cara penularan HIV AIDS yang wajib kamu tahu seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/11/2018).

1. Cara penularan HIV lewat hubungan seks

Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.

2. Cara penularan HIV lewat penggunaan jarum suntik

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Cara penularan HIV lewat kehamilan, persalinan atau menyusui

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.

4. Cara penularan HIV lewat transfusi darah

Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

5. Cara penularan HIV lewat penggunaan mainan seks (sex toys)

Penggunaan mainan seks yang dipakai bergantian juga dapat menjadi penyebab penyebaran virus dari satu orang ke yang lainnya. Virus HIV memang umumnya tidak bisa hidup lama-lama di permukaan benda mati. Namun, mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina mungkin saja menjadi perantara virus untuk berpindah ke pasangan. Oleh karena itu, selalu hindari menggunakan mainan seks bekas orang lain.

6. Cara penularan HIV lewat bekerja di rumah sakit

Mungkin sekilas kamu berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang paling sehat karena memiliki akses dan pengetahuan yang mumpuni dalam bidang kesehatan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, atau klinik malah masuk kelompok orang yang rentan terkena berbagai macam penyakit, mulai dari hepatitis sampai HIV.

Orang-orang ini dapat mengalami kontak langsung dengan darah dari pasien yang positif HIV melalui luka terbuka. Misalnya, suster perawat yang sedang mengambil darah pasien yang positif HIV. Bukannya tidak mungkin jika jarum suntik yang telah dipakai oleh pasien positif HIV tidak sengaja tertancap ke kulit petugas kesehatan (disebut juga needle-stick injury).

Risiko petugas layanan kesehatan tertular HIV akan sangat rendah terutama jika mereka selalu memakai alat pelindung diri (seperti masker, scrub/jubah rumah sakit, penutup kepala, kacamata khusus, hingga sarung tangan) dengan lengkap dan benar ketika bertugas, juga selalu berhati-hati dalam menangani benda-benda tajam dan bekas darah yang berceceran.

7. Cara penularan HIV lewat sulam alis, tato alis, sulam bibir

Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, dan sulam bibir cukup aman untuk kesehatan. Tapi tren kecantikan yang sedang naik daun ini dapat menjadi cara penularan HIV jika dilakukan oleh pegawai yang tidak berpengalaman atau berlisensi, juga yang tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, prosedur sulam atau tato wajah ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.

Oleh karena itu, sebelum anda duduk dan disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa semua peralatan yang digunakannya steril. Khususnya, pastikan bahwa mata pisau bedah jarum yang digunakan adalah yang sekali pakai.

8. Cara penularan HIV lewat donor darah dan cangkok organ

Salah satu syarat yang wajib dipenuhi sebelum donor adalah bahwa kamu tidak memiliki penyakit terkait infeksi yang menular lewat darah, seperti HIV. Namun, tak semua orang menyadari betul bahwa dirinya terjangkit HIV dan memutuskan untuk ikut donor darah atau organ tubuhnya untuk menolong sesama.

Jika seseorang yang positif HIV menyumbangkan darah, termasuk organ tubuh atau jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor kemungkinan akan terkena infeksi HIV juga.

Maka dari itu, untuk mencegah penularan HIV dan infeksi darah lainnya, petugas donor biasanya akan menguji setiap sumbangan produk darah untuk virus seperti HIV sebelum diberikan pada orang yang membutuhkan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Halodoc, Jakarta - HIV/AIDS telah lama dikenal sebagai penyakit mematikan yang bisa menular. Namun sebenarnya, pengidap HIV/AIDS tidak perlu dijauhi. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat justru sangat dibutuhkan oleh pengidap agar bisa menjalani hari-harinya dengan baik. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah penularannya.

Berikut 4 cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS, menurut Centers for Disease Control and Prevention:

1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman

Perlu diketahui bahwa salah satu hal utama yang dapat menjadi cara penularan HIV/AIDS adalah hubungan seksual. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan hubungan intim yang aman. Maksudnya, dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom. Agar lebih mudah dan cepat, kamu bisa membeli kondom atau alat kontrasepsi lainnya yang kamu butuhkan lewat aplikasi Halodoc, lho.

Baca juga: Hobi Berganti Pasangan, Hati-hati dengan Penyakit Berbahaya Ini

2. Hindari Obat-obatan Terlarang

Selain melalui hubungan seksual, HIV/AIDS juga dapat menular melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril, lho. Sebab, virus HIV dapat menular melalui darah, sehingga penggunaan jarum suntik secara bergantian dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit ini.

3. Bicarakan dengan Dokter

Jika didiagnosis HIV/AIDS, bicarakanlah lebih lanjut dengan dokter terkait pengobatan dan upaya-upaya mencegah penularan yang bisa dilakukan. Hal ini juga sangat disarankan untuk ibu hamil. Jika ibu hamil didiagnosis HIV, sebaiknya bicarakan kepada dokter kandungan mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan metode persalinan, untuk mencegah virus menular ke janin. Agar lebih mudah, gunakan saja aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter lewat chat atau buat janji dengan dokter di rumah sakit.

4. Jujur dengan Pasangan

Beri tahu pasangan jika kamu positif mengidap HIV, agar pasangan kamu bisa menjalani tes HIV. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin dini penanganan dapat dilakukan dan perkembangan serta penularannya dapat diantisipasi.

Baca juga: Jenis Persalinan untuk Ibu Hamil Pengidap HIV

Ketahui dengan Baik Cara Penularan HIV/AIDS

Bicara soal cara mencegah HIV/AIDS, kamu juga mesti tahu betul bagaimana cara penularan penyakit ini. Penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang merupakan penyebab AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) terjadi jika darah, sperma, ataupun cairan Miss V pengidap masuk ke dalam tubuh seseorang. Berbagai cara yang memungkinkan hal itu terjadi adalah:

  • Hubungan seksual. Berhubungan intim, baik melalui Miss V maupun anus dengan pengidap HIV/AIDS dapat menjadi cara virus HIV menyebar. Meski sangat jarang terjadi, HIV juga bisa menular melalui seks oral, lho. Namun, penularan lewat seks oral biasanya hanya akan terjadi jika terdapat luka terbuka di dalam mulut pengidap, misalnya gusi berdarah atau sariawan.
  • Transfusi darah. Salah satu cara penularan HIV lainnya adalah melalui darah. Jadi, jika kamu menerima donor darah dari pengidap HIV, sudah bisa dipastikan kamu akan tertular HIV/AIDS.
  • Berbagi jarum suntik. Menggunakan jarum suntik yang sama dengan pengidap HIV/AIDS juga bisa membuat kamu tertular HIV. Cara penularan ini bisa terjadi jika kamu menggunakan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik atau jarum untuk pembuatan tato yang tidak steril.
  • Kehamilan. Ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS juga berisiko menularkan virus tersebut ke janin yang dikandungnya. Virus ini dapat menular pada proses melahirkan atau melalui ASI saat proses menyusui.

Baca juga: Inilah 4 Penyakit yang Bisa Ditularkan Melalui Hubungan Intim

Itulah berbagai cara penularan HIV/AIDS yang perlu kamu ketahui. Perlu diingat bahwa bersentuhan kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan pengidap HIV tidak akan membuat kamu tertular virus HIV. Bahkan, terkena butiran ludah dari pengidap HIV/AIDS pun tidak akan membuat kamu tertular, kecuali jika pengidap mengalami sariawan, gusi berdarah, atau luka terbuka lainnya di dalam mulut. Jadi, tidak perlu menjauhi atua mengucilkan pengidap HIV/AIDS, ya.

Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. HIV/AIDS.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. HIV/AIDS Prevention.
WebMD. Diakses pada 2020. 6 Ways to Prevent AIDS.