Siapa bilang komik-komik menarik cuma milik Amerika? Banyak lho juga seniman Indonesia yang pernah menciptakan komik-komik menarik. Popularitas komik tersebut tentunya juga tak kalah dengan komik dari negara lain yang telah masuk ke Indonesia. Popularitas sejumlah komik di bawah ini pernah melejit pada masanya. Dilihat dari segi cerita dan gambar, komik dalam negeri ini tentu tak kalah dengan komik buatan luar negeri. Apa saja komik-komik tersebut? 1. Gundala Putera Petir Sumber Gambar: anakfilm.comGundala merupakan tokoh komik hasil ciptaan Hasmi. Komik ini bercerita mengenai seorang peneliti jenius bernama Sancaka yang menemukan serum anti petir. Suatu hari Sancaka patah hati karena diputuskan pacarnya dan berlari dengan hati galau di tengah hujan deras. Tiba-tiba sebuah petir menyambarnya. Bukannya meninggal, Sancaka malah diberkati kekuatan super, yaitu bisa memancarkan petir dari telapak tangannya. 2. Godam Manusia Besi Sumber Gambar: bagus017.comGodam merupakan tokoh komik yang diciptakan oleh Wid NS. Komik ini bercerita mengenai Godam si manusia besi yang berasal dari dimensi lain. 3. Aquanus Sumber Gambar: mbcdpost.comKomik Aquanus juga adalah hasil ciptaan dari Wid NS. Komik ini bercerita mengenai superhero yang memiliki senjata andalan berupa sabuk. Nama Aquanus berasal dari Aqua yang berarti air, dan Nus dari Dhanus. 4. Pangeran Mlaar Sumber Gambar: tokopedia.comPangeran Mlaar merupakan tokoh komik yang diciptakan oleh Hasmi. Akibat suatu rekayasa yang dilakukan oleh pamannya, Mlaar pun memiliki kemampuan elastisitas yang bisa membuatnya mulur dalam batas tertentu. 5. Caroq Sumber Gambar: bpblogspot.comCaroq merupakan seorang karakter superhero Indonesia karya Ahmad Thoriq. Dia memiliki kekuatan magis untuk mengubah dirinya menjadi seorang superhero. Caroq memiliki dua bilah celurit sakti yang panjang. Dia punya musuh bebuyutan yang bernama Si Tangan Empat dan Si Bengis. 6. Jin Kartubi Komik Jin Kartubi bercerita mengenai Kartubi, seorang jin raksasa hamba Maza. Apabila Maza memerlukannya, dia hanya tinggal menggosok pisau belatinya. Kemudian, Kartubi akan muncul sambil tertawa terbahak-bahak. 7. Kalong Sumber Gambar: kalongindonesia.comKalong terkenal dengan nama Calong. Ini adalah tokoh komik ciptaan Hasmi. Komik ini bercerita mengenai Kalong yang dapat terbang seperti kelelawar. Dia juga kebal senjata. Ujung jarinya bisa memancarkan sinar "pemaham" (I know, right?). Apabila sinar itu dikenakan pada hewan, maka hewan tersebut bisa mengerti dan berbicara kepadanya untuk memberi keterangan yang jujur. 8. Sembrani Sumber Gambar: bpblogspot.comSembrani muncul pertama kali dalam serial Gundala 1000 Pendekar. Komik ini bercerita mengenai seseorang yang bernama Tangguh yang diberi sebuah kalung yang dapat mengubahnya menjadi seorang superhero. Lalu Tangguh berubah nama menjadi Sembrani. Dia memiliki kemampuan untuk menetralisir medan magnet, medan listrik, racun dan juga dapat terbang. 9. Zantoro Sumber Gambar: jagoancomic.comZantoro bercerita mengenai pahlawan pembela kebenaran yang merasa sangat geram jika melihat tindak kejahatan di depannya. Banyak penjahat kelas teri dan kelas kakap yang berhasil diringkus oleh Zantoro. 10. Merpati Sumber Gambar: kaorinusantara.comKomik ini bercerita mengenai Sedhah. Dia adalah seorang wartawati yang hendak menolong ayahnya yang diculik. Sayangnya dia kemudian terjatuh ke dalam sebuah jurang. Dia kemudian ditolong oleh segerombolan merpati. Merpati tersebut kemudian membawanya ke Ratu Merpati. Ratu Merpati memberikan ramuan ajaib kepada Sedhah yang membuat Sedhah memiliki kekuatan super dan dikenal dengan sebutan "Merpati." 11. Mahabharata Sumber Gambar: aprapdita.comKisah Mahabarata merupakan salah satu komik terkenal yang dibuat oleh R.A. Kosasih. 12. Si Buta dari Gua Hantu Sumber Gambar: twimg.comSiapa yang nggak tau kisah si buta dari gua hantu? Komik silat ini dianggap berhasil mempopulerkan kisah silat yang asli nusantara dan kearifan lokal. Ceritanya berlatarkan zaman penjajahan Hindia Belanda. 13. Petruk Sumber Gambar: aguswibowo.wordpress.comKomik ini bercerita mengenai Gareng, Bagong dan Semar yang aslinya ada di pewayangan juga. Komik ini bercerita mengenai keseharian dari tiga tokok wayang tersebut. 14. Benny & Mice Sumber Gambar: ferinaldy.comBenny & Mice adalah sebuah komik yang mengomentari kondisi sosial Indonesia saat ini, terutama yang ada di Jakarta. 15. Nusantaranger Sumber Gambar: nusantarangger.comNusantaranger adalah komik yang mirip dengan Power Ranger. Tapi komik ini dikemas dengan unsur kelokalan. Ternyata, kemampuan anak bangsa untuk membuat komik tak kalah dengan negara lain 'kan?
Tradisi perkomikan di Indonesia boleh dikatakan sudah berlangsung lama, terlihat dari banyaknya naskah Jawa dan Bali abad ke-18 hingga ke-19 yang berbentuk mirip komik. Komik modern di Indonesia muncul sekitar 1930-an. Pada waktu itu, komik masih berupa gambar strip bersambung yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Baru sekitar 1950-an, komik Indonesia tampil dalam bentuk buku. Bahkan sampai akhir 1970-an, di keraton Yogyakarta, masih dilakukan penggubahan naskah-naskah tertulis dalam bentuk gambar yang mirip komik.[1] Tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai "gaya gambar" dan "gaya cerita" Komik Indonesia. Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh Koloni, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar "manga". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi, disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan di Indonesia.
Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30-an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S.. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjari Poeteri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia. Generasi 1940-50-anSekitar akhir tahun 1940an, banyak komik-komik dari Amerika yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai kariernya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon. Generasi 1960-70-anKarakter "Si Buta Dari Gua Hantu" ciptaan komikus Ganes TH, salah satu ikon komik silat terpopuler di era keemasan komik Indonesia. Adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun 1960an hingga 1970an. Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan Tiongkok. Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagai medianya, meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A. Kosasih juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku. Tema yang banyak muncul adalah pewayangan, superhero, dan humor-kritik.
Generasi 1990-2000-anDitandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan. Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda. Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga). Aliran AmerikaKomikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara lain
Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007 Aliran JepangKomikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:
Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007 Beberapa Studio Komik juga pernah membuat karya-karya yang berciri aliran Jepang, antara lain
Catatan: List ini mempertimbangkan konsistensi minimal sampai 2007 Komik Indonesia telah banyak menyumbangkan bahan bacaan hiburan kepada sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan pada tahun 1970-an komik Indonesia merajai kebutuhan akan hiburan yang ada. Perkembangan yang pesat dari dunia komik Indonesia telah memacu para komikus untuk membuat berbagai jenis dan ragam komik. Pada dekade itu, buku komik sempat hadir di berbagai toko besar maupun kecil, bahkan buku komik selalu tersedia dan dijual pada kios kecil di setiap stasiun bus maupun kereta. Berbagai komik di Indonesia mempunyai musim waktu penjualan yang unik. Dalam bulan puasa atau liburan sekolah, penjualan komik meningkat. Hal ini menandakan bahwa komik dicari dan dibaca pada waktu tertentu, sebagai bacaan hiburan dikala senggang. Keberadaan komik Indonesia masih diragukan dan dibatasi. Media gambarnya dianggap belum setara dengan media seni lain. Komik Indonesia juga memiliki tokoh komik, tapi kebanyakan cepat menghilang dan tidak mampu bertahan. Salah satu sebabnya adalah kurangnya tokoh tersebut untuk beradaptasi dengan konteks perkembangan sosial politik, dan ekonomi pembacanya. Akan tetapi pada tahun 1970, komik Indonesia mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh banyaknya komik terjemahan dari Eropa dan Jepang yang membanjiri dan mendesak pasar komik lokal. Komik terjemahan itu hadir dengan bentuk dan gaya percetakan yang lebih modern dan diterbitkan oleh penerbit besar. Komik Indonesia kemudian kalah dalam persaingan. Kenyataan itu ditambah lagi dengan menjamur dan tersedianya berbagai fasilitas hiburan pengganti komik. Kondisi ini makin parah terjadi pada awal tahun 80-an. Penurunan itu disebabkan oleh banyaknya komik terjemahan yang berasal dari Eropa, Jepang dan ditambah dengan komik dari Hongkong yang membanjiri dan mendesak pasaran di Indonesia. Diawali dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik dari luar Indonesia, muncullah komik-komik independen (lokal). Mencoba tampil berbeda, membuat gaya gambar lebih variatif dan eksperimental. Banyak komikus-komikus indie (independen) mengandalkan mesin fotokopi untuk penggandaan karya-karya mereka. Sistem distribusi paling banyak dilakukan di pameran komik, baik dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus. Tak jarang ada komikus yang menghalalkan karyanya untuk diperbanyak dan disebarluaskan, dengan motto 'copyleft' (lawan dari copyright atau hak cipta). Tentunya tidak untuk tujuan komersial. Beberapa studio komik Independen antara lain:
|