Berikut ini yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara aspek trigatra dengan pancagatra

Berikut ini yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara aspek trigatra dengan pancagatra

Berikut ini yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara aspek trigatra dengan pancagatra
Lihat Foto

THINKSTOCKS/ANNASUNNY

Ilustrasi keberagaman

KOMPAS.com – Wawasan nusantara merupakan konsep cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.

Sementara cara pandang dan pengaturan yang mencakup segala aspek kehidupan bangsa Indonesia disebut sebagai astagatra.

Astagatra terdiri dari dua komponen, yaitu trigatra (tiga aspek alamiah) dan pancagatra (lima aspek sosial). Dalam artikel ini, akan dibahas terlebih dahulu aspek trigatra.

Dilansir dari laman resmi Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, dijelaskan tiga aspek alamiah dalam trigatra, yaitu:

Aspek geografi ini berhubungan dengan letak geografi negara Indonesia. Letak geografi negara Indonesia memberikan penjelasan tentang bentuk ke dalam dan bentuk ke luar.

Bentuk ke dalam menjelaskan corak, wujud isi, dan tata susunan wilayah Indonesia berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya.

Baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia

Sedangkan bentuk ke luar menjelaskan situasi dan kondisi lingkungan yang berhubungan timbal balik antara negara dan lingkungannya. Kondisi geografi merupakan satu kesatuan laut dengan pulau-pulau yang ada di dalamnya.

Sedangakan posisi Indonesia terletak di posisi silang dunia, yaitu di antara dua benua (Australia dan Asia), dua samudra (Pasifik dan Hindia), dan berada di wilayah khatulistiwa. Lebih lanjut, Indonesia merupakan negara berbentuk kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan.

Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi empat gugusan, yaitu Gugusan Papua, Gugusan Kepulauan Maluku, Gugusan Kepulauan Sunda Kecil, dan Gugusan Kepulauan Sunda Besar.

  • Keadaan dan kemampuan penduduk

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka Putra, dijelaskan bahwa penduduk merupakan manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah tertentu.


MAKALAH KEWARGANEGARAAN

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA TRIGATRA DENGAN PANCAGATRA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Lesmi purnama sari

Keke utari

Lepti desta antika

Karmila

Icha meldiana

Iin dara puspita sari

Lailatul azla

Lindi

Lispita indayani

Margita iyasah

Maryati tifanny

Media

Meliwana

Mesi karlena

Nevi sevtika

Nia daniati

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU TAHUN 2012/2013

KATA PENGANTAR

puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya  kepada kita semua. Dengan  rahmat tersebut, kami dapat menyelesaikan makalah KEWARGANRGARAAN ini. Meskipun masih terdapat kekurangan. Melalui makalah ini, kami menyampaikan tentang Hubungan Timbal Balik antara Trigatra dan Pancagatra.  Dalam  penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu kami ingin menyampaikan terima kasih terhadap pihak yang telah membantu tersebut semoga bantuan tersebut dapat dibalas oleh Allah SWT.Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaanya makalah ini.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang

            Latar belakang adanya hubungan timbal balik antara trigatra dan pancagatra itu karena mereka memiliki hubungan  yang erat antara satu dengan yang lain yang membuat mereka memiliki saling mempunyai hubungan misalnya hubungan antara pancagatra di dalam trigatra begitu pula trigatra di dalam pancagatra .

I.2        Rumusan Masalah

Apa hubungan timbal balik antara trigatra dan pancagatra?

I.3        Tujuan

Maksud dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara trigatra dan pancagatra serta memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1  HUBUNGAN ANTAR GATRA DALAM ASTAGATRA

Antara Trigatra dan Pancagatra serta antar gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi, dalam arti bahwa:

(1)      Ketahanan Nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan Negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra Alamiah (Trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (Pancagatra).

(2)      Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistic, yaitu suatu tatanan yang utuh, menyeluruh dan terpadu, dimana terdapat saling hubungan antar gatra didalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagatra).

(3)      Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.

(4) Ketahanan Nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu resultante keterkaitan yang integrative dari kondisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideology, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan. 


Selanjutnya hubungan antar gatra, dikemukakan seperti uraian berikut:

(1) Gatra geografi, Karakter geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas dan persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi karakter geografi.

(2) Antara Gatra Geografi dan Gatra Kependudukan; Bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran penduduk sangat erat kaitannya dengan karakter geografi dan sebaliknya karakter geografi mempengaruhi kehidupan dari pendudukanya.

(3) Antara Gatra Kependudukan dan Gatra Kekayaan Alam; Kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, demikian pula sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan alam yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika telah diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

II.2  HUBUNGAN ANTAR GATRA DAN PANCAGATRA

Hubungan Antar gatra Dalam Pancagatra; Setiap gatra dalam Pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara terintegrasi.


(i)Antara Gatra Ideologi dengan Gatra Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, Pertahanan dan Keamanan, dalam arti ideologi sebagai falsafah bangsa dan landasan idiil negara merupakan nilai penentu bagi kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra dalam Pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasional.


(ii) Antara Gatra Politik dengan Gatra Ideologi, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti kehidupan politik yang mantap dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk pengembnagan ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial dan rasa keamanannya.

(iii) Antara Gatra Ekonomi dengan Gatra Ideologi, Politik, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata, akan menyakinkan kebenaran ideologi yang dianut, mendinamisir kehidupan politik dan perkembangan sosial budaya serta mendukung pengembangan Pertahanan dan Keamanan. Keadaan ekonomi yang stabil, maju dan merata menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan aspek lain.


(iv) Antara Gatra Sosial Budaya dengan Gatra Ideologi, Politik, Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan; Dalam arti kehidupan sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan berkepribadian, akan menyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk kehidupan politik yang berbudaya, kehidupan ekonomi yang tetap mementingkan kebersamaan serta kehidupan pertahanan dan keamanan yang menghormati hak-hak individu. Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai. Kebesaran dan keseluruhan nilai sosila budaya bangsa mencerminkan tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik materiik maupun mental spritual. Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang menjadi gejolak sosial.


(v) Antara Gatra Pertahanan dan Keamanan dengan Gatra Ideologi, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya; Dalam arti kondisi kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan dinamis akan meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk pengembangan kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya. Keadaan pertahanan dan keamanan yang stabil, dinamis, maju dan berkembnag di seluruh aspek kehidupan akan memperkokoh dan menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. 

Astagatra Dalam Pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan, Peranan tiap-tiap gatra untuk kesejahteraan dan keamanan tergantung dari sifat masing-masing gatra, yakni:

(1)  Gatra Alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk kesejahteraan maupun untuk keamanan.

(2)  Gatra Ideologi, Politik dan Sosial Budaya mempunyai peranan sama besar untuk kesejahteraan dan keamanan.

(3)    Gatra Ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahteraan dari pada peranan untuk keamanan.

(4)  Gatra Pertahanan dan Keamanan relatif mempunyai peranan lebih besar untuk keamanan dari pada peranan untuk kesejahteraan. 


Namun disamping Astagatra mampu memberikan hal positif yang mendukung ketahanan nasional bahwa astagatra juga memiliki potensi untuk mendisentigrasikan bangsa ini melalui aspek-aspek sebagi berikut:

·         Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain. 

·         Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau golongan.

·         Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan perekonomian nasional.

·         Ideologi. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.

·         Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.

·         Ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.

·         Sosial Budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik tata nilai. Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.

·         Pertahanan dan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

Maka sebagai perwujudan Ketahanan Nasional Indonesia yang merupakan suatu model dalam bernegara dapat dicapai melalui peningkatan pemahaman pentingnya memperkokoh nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Kondisi ini dapat diwujudkan dengan berbagai tindakan nyata bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia dengan cara:

a.       Pemulihan dan peningkatan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dasar semangat perasatuan dan kesatuan bangsa,

b.      Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesias terhadap semboyan makna Bhinneka Tunggal Eka dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

c.       Mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara, dalam kehidupan sehari-hari

d.      Menciptakan dinamika kehidupan yang harmonis dengan model pemetaan sistem kehidupan nasional bangsa Indonesia melalui pemahaman dan pengelolaan gatra alamiah dan gatra sosial untuk memperkokoh ketahanan nasional Indonesia.


Page 2