Berikut ini yang tidak memiliki konjungsi temporal adalah

Berikut ini yang tidak memiliki konjungsi temporal adalah

Berikut ini yang tidak memiliki konjungsi temporal adalah
Lihat Foto

KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri

Konjungsi temporal menghubungkan dua peristiwa berbeda dengan kata hubung waktu. Contoh konjungsinya, antara lain setelah, sesudah, sejak, dan kemudian.

KOMPAS.com - Konjungsi adalah kata yang menghubungkan kalimat atau paragraf.

Dalam bahasa Indonesia, ada banyak sekali konjungsi dengan peran yang bermacam-macam. Salah satunya konjungsi temporal.

Menurut Ilmiyatur Rosidah dan Badriyah Wulandari dalam buku Belajar Kepenyiaran Daring (Teori dan Praktik) (2019), konjungsi temporal adalah kata hubung atau kata sambung yang menunjukkan waktu.

Jenis konjungsi ini menggambarkan hubungan waktu antarklausa, frasa, dan kalimat. Salah satu cirinya ialah bersifat fleksibel, yaitu bisa ditempatkan di bagian mana saja dalam kalimat.

Dikutip dari buku Assesmen Keterampilan Berpikir Historis (Historical Thinking) (2021) karangan Ofianto dan Tri Zahra Ningsih, konjungsi temporal memberi keterangan hubungan waktu dari dua peristiwa yang berbeda.

Jadi, konjungsi temporal berfungsi menghubungkan dua kalimat atau paragraf dengan peristiwa yang berbeda.

Baca juga: Konjungsi: Pengertian dan Macamnya

Konjungsi temporal banyak digunakan dalam berbagai jenis teks. Salah satunya teks prosedur.

Salah satu ciri kebahasaan teks prosedur adalah banyak menggunakan konjungsi temporal. Berikut ini adalah kalimat mengandung konjungsi temporal, yaitu ...

Jawabannya ialah kemudian (d).

Sebab kata dan, lalu, serta bukanlah konjungsi temporal. Kata dan serta termasuk konjungsi aditif atau penghubung. Sementara kata lalu merupakan konjungsi koordinatif.

Dilansir dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018) karya Taufiqur Rahman, contoh konjungsi temporal adalah sebelum, sejak, selama, semenak, setelah, sesudah, kemudian, sebelumnya, sesudahnya, hingga, ketika, sedari, sampai, saat, dan tatkala.

Baca juga: Pengertian Konjungsi Temporal, Ciri-ciri, dan Contohnya

Supaya lebih paham, mari simak 10 contoh kalimat konjungsi temporal di bawah ini:

  1. Mela terlambat datang ke sekolah karena bangun kesiangan. Sejak saat itu, ia selalu bangun pagi dan berangkat lebih awal.
  2. Diana sungguh sangat gembira hari ini. Padahal di hari sebelumnya ia hanya bisa cemberut dan mengurung diri di kamar.
  3. Masaklah nasi tersebut dengan air secukupnya, usahakan jangan berlebihan supaya nasi tidak lembek. Setelah itu, pindahkan nasinya ke piring.
  4. Siapkan lauk-pauk yang diinginkan untuk dihidangkan bersama nasi. Kemudian sajikan nasi beserta lauk-pauknya di atas meja.
  5. Hujan masih terus mengguyur beberapa kawasan di Indonesia. Diperkirakan musim hujan ini berlangsung hingga akhir Juni.
  6. Kupas telur dan pastikan tidak ada kulit yang tersisa. Kemudian kukus telurnya selama kurang lebih tiga menit.
  7. Putri datang ke kantor untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Sesudah itu, ia buru-buru pergi menjemput anaknya di sekolah.
  8. Aku sudah menunggu Siska sejak pagi. Namun, hingga saat ini batang hidungnya belum tampak.
  9. Ketika bulan bersinar dengan terang di malam hari. Aku memohon kepada sang Pencipta, agar ia kembali dengan selamat ke rumahnya.
  10. Tatkala masih duduk di bangku sekolah, Alvin memang sudah dikenal pandai, rajin, dan sopan kepada orang yang lebih tua. 

Baca juga: Konjungsi Perbandingan: Pengertian dan Contoh Kalimatnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Suara.com - Konjungsi merupakan salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia yang dipelajari pada bangku sekolah. Konjungsi adalah kata hubung yang memiliki berbagai variasi dan fungsi yang beragam. Lalu apa itu konjungsi temporal?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.

Ada beberaa jenis konjungsi, antara lain seperti konjungsi korelatif, konjungsi aditif, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif dan konjungsi temporal. Lantas apa yang dimaksud konjungsi temporal?

Pengertian Konjungsi Temporal

Baca Juga: Berbanggalah, Bahasa Indonesia Diajarkan di 10 Negara Ini!

Konjungsi temporal adalah sebuah kata penghubung yang memberikan penjelasan hubungan waktu dari dua peristiwa.

Jenis Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal juga dibagi menjadi dua kategori yaitu konjungsi sederajat dan tidak sederajat.

1. Konjungsi temporal sederajat

Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang memiliki sifat setara. Konjungsi temporal sederajat ini dapat ditempatkan pada tengah kalimat. Konjungsi temporal sederajat tidak dapat diletakkan pada awal maupun akhir sebuah kalimat.

Baca Juga: Mengenal Majas: Pengertian, Jenis dan Macamnya

Contoh konjungsi temporal sederajat:

Konjungsi secara sederhana sebagai kata-kata yang berperan dalam menghubungkan antar kata, antar-kalimat, maupun antar-paragraf. Penggunaannya tentu saja menjadi hal penting, karena membantu pembaca untuk memahami suatu tulisan atau karangan dengan baik.

Tanpa kata penghubung maka makna suatu kalimat dan paragraf bisa menjadi tidak jelas atau bahkan sulit dipahami. Pemilihan kata hubung juga harus tepat, karena akan mempengaruhi dan merubah makna suatu kalimat atau teks. Sifat ini kemudian membuat kata penghubung lebih dikembangkan menjadi beberapa jenis.

Berdasarkan perilaku sintaksisnya, konjungsi atau kata hubung kemudian dibagi menjadi empat jenis. Yakni konjungsi temporal, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi kausalitas.

Baca Juga

Konjungsi temporal pada dasarnya adalah konjungsi atau kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berbeda dan memiliki kaitan dengan waktu.

Konjungsi temporal biasanya digunakan dalam kalimat dengan keterangan waktu untuk menghubungkannya dengan kalimat berikutnya. Bentuk dari konjungsi temporal kemudian akan memaparkan mengenai waktu suatu kejadian atau peristiwa yang dimaksud. Hal ini membantu pembaca memahami maksud kalimat.

Penggunaannya juga menjadi penting agar suatu tulisan mampu memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis. Jenis konjungsi ini kemudian lumrah digunakan pada berbagai jenis pola pengembangan paragraf. Misalnya pada teks berita, teks narasi, dan lain-lain.

Advertising

Advertising

Jenis konjungsi temporal kemudian diketahui juga menjadi jenis konjungsi yang paling banyak digunakan. Sebab sangat sesuai untuk setiap pola pengembangan paragraf. Sehingga pembaca pun akan lebih familiar dengan konjungsi ini dibanding dengan konjungsi lain.

Baca Juga

Kemudian, konjungsi jenis temporal juga memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan konjungsi jenis lain. Ciri-ciri yang dimilikinya antara lain:

  1. Berfungsi sebagai subjungtif (modus yang menegaskan kemungkinan objektif) dalam suatu kalimat. Penggunaannya akan membuat suatu kalimat memiliki makna yang lengkap, koheren, dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
  2. Konjungsi jenis temporal pada umumnya bisa ditempatkan di mana saja, baik itu di awal kalimat maupun di tengah dan di akhir. Sehingga penempatannya fleksibel selama pemilihan bentuk konjungsinya sesuai dengan makna dari kalimat yang disusun.
  3. Konjungsi jenis temporal juga bisa bertindak sebagai tautan, yakni mengaitkan antara klausa dengan kalimat induk. Sehingga penggunaannya akan membantu pembaca mengetahui hubungan antara klausa dengan kalimat induk tersebut dengan sangat mudah.
  4. Menghubungkan kalimat yang memiliki unsur waktu, sehingga penggunaan konjungsi jenis ini tidak akan bisa digunakan pada kalimat yang tidak memiliki hubungan dari segi waktu.

    Baca Juga

Fungsi Konjungsi Temporal

Melalui penjelasan mengenai pengertian dan juga ciri-ciri dari konjungsi temporal di atas tentu bisa dipahami apa fungsi dari konjungsi jenis ini. Jadi, fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan kata dan kalimat yang memiliki hubungan dalam hal waktu. Penggunaan atau penambahannya akan membuat setiap kalimat saling terhubung.

Sehingga membentuk paragraf yang memaparkan suatu kejadian, peristiwa, maupun proses secara urut dan kronologinya jelas. Hal ini penting untuk memastikan pembaca tidak merasa membaca tulisan yang urutannya acak dan melompat-lompat. Sehingga berfungsi penting dalam menjaga pembaca agar tetap paham tentang tulisan yang dibacanya.

Jenis Konjungsi Temporal

Beberapa jenis konjungsi temporal sering diguakan dalam penulisan teks. Berikut jenis-jenis konjungsi temporal.

1. Konjungsi Temporal Sederajat

Jenis pertama dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal sederajat. Yaitu kata hubung temporal yang digunakan pada kalimat majemuk setara yang menghubungkan kata dan kalimat yang sifatnya setara atau sederajat. Melalui pengertian ini bisa diketahui bahwa konjungsi ini hanya ditempatkan di tengah.

Secara teknis penempatan konjungsi ini memang di tengah kalimat. Bisa ditulis langsung maupun ditulis setelah membubuhkan tanda koma di tengah kalimat yang perlu ditambahkan konjungsi ini. Contoh kata hubung yang termasuk di dalamnya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, dan lain sebagainya.

Baca Juga

Jenis kedua dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal tidak sederajat, dan memang kebalikan dari jenis sederajat yang dijelaskan di atas. Jenis konjungsi satu ini adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang bertingkat atau tidak sederajat.

Jika konjungsi jenis sederajat ditempatkan pada kalimat sederajat, maka konjungsi jenis tidak sederajat ini ditempatkan di kalimat majemuk. Sedangkan untuk penempatan, jenis tidak sederajat lebih fleksibel sebab bisa ditempatkan di awal kalimat, di tengah, termasuk juga di akhir kalimat.

Adapun jenis atau contoh kata hubung yang termasuk kata hubung temporal tidak sederajat adalah sementara, sambil, bila, apabila, semenjak, ketika, tatkala, demi, dan lain sebagainya. Penggunaannya kemudian ditujukan untuk menghubungkan kalimat yang menunjukan tingkatan berbeda.

Contoh Konjungsi Temporal Sederajat

  1. Setelah minyak sudah panas, kemudian masukkan bumbu yang sudah ditumbuk halus.
  2. Hani kehilangan tasnya, lalu ia segera melaporkan kejadian itu kepada polisi.
  3. Kondisi tubuhnya sudah membaik, selanjutnya ia akan dipindah ke ruang perawatan umum.
  4. Ratu mengikuti kegiatan paskribra siang ini, setelahnya ia berlatih pencak silat bersama teman-temannya.
  5. Perutnya masih saja terasa sakit, padahal sebelumnya ia sudah berobat ke dokter minggu lalu.

Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

  1. Ayah berangkat bekerja, ketika adik sedang tertidur.
  2. Sementara air direbus, siapkan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan penyedap.
  3. Apabila hari mulai gelap, lampu di jalan itu mulai dinyalakan
  4. Adik terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara ayah memanggil namanya.
  5. Sejak kemarin, kota itu diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.