Nafas Pertama Dengan semesta cinta kautiup aku ke rongga bola kaca napasmu menjelma udara di ruang hampa dan aku mengembara tanpa rupa Terkurung di dalam gelembung yang sungguhpun luas namun terbatas terasing dari hening abadi gemuruh ruh meluruh tubuh jadi sekutu tubuh Napasmu nyusup menandur denyut di relung jantung dihalau dan dihela denyutmu darahku mengalir dari dan ke jantung yang kaujadikan hulu dan hilir Dipantulkan dinding jantungku denyutmu bergema mengecup urat syaraf yang tidur Dibisiki denyutmu jantungku berjaga menyalur gerak ke sekujur Hidup adalah napasmu mengalir di dalam tubuhku Jenis Puisi
Rima
Kata Puisi tersebut banyak menggunakan kata-kata konotasi. Makna konotasi diantaranya terdapat dalam larik ‘Napasmu nyusup menandur denyut di relung jantung/ dihalau dan dihela denyutmu darahku mengalir’ mempunyai makna bahwa kehidupan penyair menyatu dengan kehidupan kekasihnya. Bahasa Kias Napasmu nyusup menandur denyut di relung jantung dihalau dan dihela denyutmu darahku mengalir dari dan ke jantung yang kau jadikan hulu dan hilir Dipantulkan dinding jantungku denyutmu bergema mengecup urat syaraf yang tidur Dibisiki denyutmu jantungku berjaga
Dengan semesta cinta kautiup aku ke rongga bola kaca nafasmu menjelma udara diruang hampa Simbol atau Lambang Citraan
Sarana Retorika
Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Penggunaan rima pada penulisan puisi berfungsi untuk memperindah bunyi. Rima puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang membentuk musikalitas atau orkestrasi. Rima di awal kalimat disebut rima awal, sedangkan rima di akhir kalimat disebut rima akhir. Ada beberapa jenis rima sebagaimana dijelaskan dalam buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi) sebagai berikut. Berikut jenis rima dan contohnya. 1. Jenis Rima Berdasarkan Persesuaian Bunyi dalam Kata atau Suku KataJenis rima berdasarkan persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata dibagi menjadi:
Baca JugaJenis rima berdasarkan letak kata dalam baris kalimat dibagi menjadi:
Baca JugaJenis rima berdasarkan letak pasangannya dalam bait dibedakan menjadi:
Baca JugaHujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakan rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu Puisi Hujan Bulan Juni memiliki rima yang bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu. Bait pertama berima a-i-a-u, bait kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima i-i-a-u. Baca JugaToha-Sarumpaet dan Budianta dalam buku Membaca Sapardi menjelaskan bahwa, Hujan Bulan Juni menggunakan bahasa yang sederhana, mulai dari pilihan kata hingga kalimatnya. Di balik segala kesederhanaan itu, tersimpan makna denotatif dan konotatif dengan kualitas sejajar dan sama pentingnya. Bahasa sederhana dalam puisi Hujan Bulan Juni membuat pembacanya memhami pesan yang tersurat di dalamnya.
Bacalah kutipan puisi berikut. Indahnya taman, di mata zaman... Dan kalau hari sudah petang, Ribuan orang ke taman datang, Berikan aku belukar saja, Tempat aku memuji rasa. Karya JE Tatengkeng Puisi tersebut ialah puisi baru, yang berjenis… Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! |