Berikut merupakan cara pengawetan makanan yang sangat unik dan jarang digunakan adalah

Hewata.com. Cara pengawetan makanan. Manusia mempunyai beragam langkah untuk menyimpan dan memastikan tersedianya stock makanan. Industri pangan terus menciptakan beberapa produk makanan yang harus melalui tahapan distribusi dan logistik, hingga harus bisa tahan lama dan tidak gampang kedaluwarsa.

Karenanya, diperlukan proses pengawetan makanan untuk menjaga kualitas, menahan pembusukan, dan meyakinkan nilai nutrisi selalu terlindungi.

Dalam prosesnya, pengawetan makanan akan menghalangi perkembangan bakteri, jamur, ragi, dan mikroorganisme lain, dan perlambat oksidasi lemak yang bisa memunculkan asam. Pengawetan makanan perlu memastikan jika secara visual, struktur, dan rasa makanan pada keadaan baik, tanpa perubahan sampai ke tangan customer.

Cara Pengawetan Makanan

Tetapi, walau banyak dikerjakan dengan teknologi kekinian oleh industri besar, pengawetan makanan dapat dilakukan dengan sistem simpel, secara fisik, biologi, atau kimiawi. Berikut 9 langkah pengawetan makanan yang kerap dilaksanakan supaya makanan bisa tahan lama:

Baca Juga :   11 Makanan untuk Menurunkan Kolesterol

1. Pengeringan

Berikut merupakan cara pengawetan makanan yang sangat unik dan jarang digunakan adalah
Pengeringan Makanan

Pengawetan makanan dengan cara pengeringan telah dilakukan selama berabad-abad, baik melalui penjemuran atau pemanasan. Metode ini bertujuan mengurangi atau menghilangkan kadar air dalam makanan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan. Baca Juga : Cara membuat cabe kering

2. Pendinginan

Kulkas menjadi item yang populer digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan. Suhu rendah akan memperlambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat reaksi enzimatik, sehingga makanan dapat bertahan lebih lama dibandingkan kondisi di suhu ruang.

4. Pembekuan

Pada suhu sekitar 0°C, seperti kondisi di dalam freezer, bakteri akan dorman dan tidak dapat berkembang biak. Dengan demikian, pembusukan tidak akan terjadi dalam waktu yang sangat lama. Metode pembekuan, biasa dilakukan untuk mengawetkan daging, sayur, atau buah.

5. Kemasan vakum

Bakteri membutuhkan oksigen untuk berkembang. Maka, proses pengawetan makanan juga dapat dilakukan dengan menghilangkan oksigen dalam kemasan makanan, sehingga menjadi lebih awet atau tidak mudah basi. Metode kemasan vakum ini juga dapat dilakukan untuk mencegah proses oksidasi yang mengurangi cita rasa makanan tertentu.

Baca Juga :   4 Contoh Makanan Sumber Protein Hewani Tertinggi

6. Pengasinan

Dengan proses osmosis, garam dapat mengurangi kelembaban, sehingga menghambat pertumbuhan mikroba pada makanan dan tidak terjadi proses pembusukan dalam waktu yang lama. Penggaraman atau pengasinan, dapat kita temukan pada proses pembuatan ikan asin bersamaan dengan metode lain, yaitu pengeringan dan pengasapan.

7. Gula

Memasukkan suatu makanan di dalam zat yang mengandung gula sebesar 40%—70%, dapat menurunkan populasi mikroba dan mencegah pembusukan. Cara ini biasa dilakukan dalam pembuatan asinan buah atau sayur, agar-agar, susu, dan sebagainya.

8. Pengasapan

Berikut merupakan cara pengawetan makanan yang sangat unik dan jarang digunakan adalah
Pengasapan

Pemaparan makanan dengan asap pembakaran kayu atau bahan lainnya, dapat memperlambat pembusukan sehingga makanan dapat bertahan lebih lama. Namun, untuk membuat makanan semakin awet, metode pengasapan harus dibarengi dengan pengeringan dan pengasinan. Selain bertujuan untuk mengawetkan, pengasapan juga dapat memberikan cita rasa unik pada makanan.

8. Acar

Selain menjadi olahan yang lezat, acar juga bertujuan untuk mengawetkan bahan-bahan makanan. Pembuatan acar dapat dilakukan dengan zat kimia atau melalui fermentasi. Untuk membuat acar secara kimiawi, makanan dimasukkan dalam zat yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroba seperti garam atau cuka. Sementara fermentasi dilakukan untuk menumbuhkan bakteri Lactobacillus plantarum yang dapat menghasilkan asam laktat dan menyingkirkan bakteri penyebab pembusukan.

Baca Juga :   14 Makanan yang Mengandung Asam Folat

9. Kemasan kaleng dan botol

Marak diterapkan pada industri pangan, pengemasan kaleng atau botol melibatkan proses yang cukup panjang. Makanan harus dimasak terlebih dahulu, dikemas dalam kaleng atau botol yang steril, kemudian dipanaskan melalui perebusan untuk mematikan mikroba yang masih tersisa. Namun, meski dapat bertahan lama di dalam kemasan, makanan kaleng atau botol akan cepat basi jika kemasan telah atau pernah terbuka.

Menarik, ya? Dengan adanya teknologi pengawetan yang telah dikembangkan sejauh ini, kita bisa menyimpan dan menyediakan stok makanan untuk berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. Selain itu, melalui pengawetan dan pengolahan makanan, kita pun dapat memaksimalkan pemanfaatan hasil bumi tanpa mubazir. Great!

UNTUK membuat makanan bertahan lebih lama, ada beberapa cara ampuh yang bisa Anda lakukan. Salah satunya dengan mengawetkan makanan secara alami. Dikatakan alami karena proses ini tidak menggunakan bahan kimia dan berbahaya sama sekali.

Anda hanya perlu merendam bahan makanan dengan air garam, mengeringkannya di bawah sinar matahari, atau menggunakan teknik pasteurisasi untuk mengurangi mikroba yang terkandung pada makanan. Seperti apa saja teknik pengawetan makanan secara alami? Berikut 5 di antaranya, sebagaimana dilansir Okezone dari berbagai sumber, Sabtu (7/4/2018).

Pengasinan

Salah satu cara pengawetan makanan alami adalah menggunakan garam atau proses pengasinan. Proses ini sering digunakan untuk mengawetkan produk daging atau ikan agar memiliki umur simpan yang lebih panjang. Larutan garam biasanya akan direndam bersama bahan-bahan makanan, tujuannya untuk menghambat pertumbuhan atau aktivitas bakteri penyebab pembusukan sehingga makanan menjadi lebih awet. Proses tersebut juga sering dikenal dengan teknik (curing). Dari kebisaan inilah kita mulai mengenal istilah ikan asin.

Pengeringan

Teknik pengawetan yang satu ini umumnya digunakan untuk mengawetkan beberapa jenis bahan makanan yang tinggi kadar airnya. Dengan proses pengeringan, air yang terkandung dalam makanan akan diminimalisir sehingga mikroorganisme perusak makanan tidak dapat berkembang biak. Seperti diketahui, air sangat dibutuhkan oleh jamur maupun kuman bakteri untuk bertahan hidup. Ketika kandungannya dikurangi, otomatis bakteri atau kuman penyakit itu tidak dapat berkembang dengan baik. Kendati demikian, proses pengeringan harus dilakukan secara sempurna agar makanan tetap aman untuk dikonsumsi.

Pengalengan

Sesuai dengan namanya, teknik pengawetan ini dilakukan dengan cara mengemas bahan makanan yang telah disterilkan ke dalam wadah tertutup seperti kaleng. Biasanya bahan makanan akan dipanaskan terlebih dahulu untuk menghilangkan kuman-kuman penyakit yang terkandung di dalamnya. Contoh proses pengawetan ini sering kita temukan pada buah kalengan atau produk susu.

Penyinaran

Tidak ada yang menyangka bahwa paparan sinar ultraviolet atau sinar gamma memiliki kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Teknik inilah yang sering digunakan oleh produsen makanan untuk mengawetkan bahan makanan yang hendak mereka jual. Uniknya, meski telah terpapar sinar ultraviolet, makanan dipercaya masih aman untuk dikonsumsi dan kualitasnya terjaga dengan baik.

Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang berbahaya untuk kesehatan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini juga dipercaya dapat memperlambat pertumbuhan mikroba pada makanan jika dilakukan dengan sempurna. Namun perlu dikathui bahwa teknik pengawetan yang satu ini ternyata tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme pada makanan. Pasteurisasi bertujuan untuk mengurangi jumlah organisme, sehingga tidak bisa menyebabkan penyakit berbahaya. Beberapa produk yang bisa dipasteurisasi antara lain, susu, anggur, bir, jus buah, cider, madu, telur, makanan kalengan, hingga minuman penambah energi.

(ren)

  • #Pengawet Alami
  • #Bahan Pengawet Makanan
  • #Okezone Week-