Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting Dapat Dibedakan dalam Beberapa Macam:

a. Menurut fungsinya – Canting Reng-rengan Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik Reng-rengan. Reng- rengan (ngengrengan) ialah batikan pertama kali sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut. Orang membatik reng-rengan disebut ngengreng. Pola atau peta ialah batikan yang dipergunakan sebagai contoh model. Reng- rengan dapat diartikan kerangka. Biasanya canting reng-rengan dipergunakan khusus untuk membuat kerangka pola tersebut, sedangkan isen atau isi bidang dibatik dengan mempergunakan canting isen sesuai dengan isi bidang yang diinginkan. Batikan hasil mencontoh pola batik kerangka ataupun bersama isi disebut Polan. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal. -.Canting Isen Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi

polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.

b. Menurut besar kecil cucuk Canting dapat dibedakan : – Canting carat (cucuk) kecil. – Canting carat (cucuk) sedang.

– Canting carat (cucuk) besar.

c. Menurut banyaknya carat (cucuk) Canting dapat dibedakan : – Canting cecekan. Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil. – Canting loron. Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua,berjajar atas dan bawah, dipergunakan untuk membuat garis rangkap. – Canting telon Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi. – Canting prapatan Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Maka canting ini bercucuk empat, dipergunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang. – Canting liman Liman dari kata lima. Canting ini bercucuk lima untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cicik dan sebuah titik ditengahnya. -. Canting byok Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.- Canting renteng atau galaran

Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas.

canting  canting adalah alat utama dalam membatik tanpa canting ,batik tidak akan sempurna.

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk



Jenis dasar canting
  1. Canting klowong,  ukuran mata besar untuk nembok / bloking
  2. Canting klowong, ukuran mata sedang untuk membuat garis
  3. Canting isen isen, ukuran mata lebih kecil dari klowong untuk membuat titik titik
  4. Canting cecek, ukuran mata paling kecil untuk membuat detail yang kecil
  5. Canting lubang 2, canting yang memiliki 2 mata (cucuk 2) 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

CANTING BERDASARKAN FUNGSINYA

1. Canting Reng

reng adalah pola pertama yang dibuat dalam pengerjaan batik. reng rengan juga dapat diartikan sebagai kerangka utama. orang yang membuat reng disebut ngerengreng. biasanya canting reng digunakan untuk membuat pola awal. batikan awal hasil mencontoh pola desebut polan. canting reng bercucuk tunggal.

2. Canting Isen

canting isen adalah canting yang digunakan untuk mengisi bidang batik, maupun mengisi pola utama (polan). canting isen biasanya bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.

3. Canting Blok

canting blok adalah canting yang biasanya digunakan untuk ngeblok atau nembok. biasanya memiliki diameter cucuk yang lebar sehingga malam yang keluar banyak dan dapat mempercepat proses pengeblokan malam.

CANTING MENURUT UKURAN CUCUK

1. Canting Cucuk Besar

canting cucuk besar memiliki diameter cucuk ujung yang besar sekitar 0.8-1 mm. canting ini biasanya digunakan untuk ngeblok.

2. Canting Cucuk Sedang

canting cucuk sedang memiliki diameter cucuk ujung yang besarnya sekitar 0.5-0.7 mm. canting ini biasanya digunakan untuk molani maupun isen.

3. Canting Cucuk Kecil

canting cucuk skecil memiliki diameter cucuk ujung yang besarnya sekitar 0.4-0.2 mm. canting ini biasanya digunakan untuk isen karena bentuknya yang kecil. namun terkadang canting cucuk kecil juga digunakan untuk membuat pola pada jenis batik yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.

CANTING MENURUT BANYAKNYA CUCUK

1. Canting Cecekan

canting cecekan bercucuk satu, biasanya memiliki ujung cucuk yang kecil. canting ini digunakan untuk membuat cecek (titik). selain untuk membuat cecek, canting ini juga digunakan untuk membuat garis-garis yang kecil.

2. Canting Loron

canting loron berasal dari bahasa jawa loro yang artinya dua. canting ini memiliki mata cucuk dua yang bentuknya berjajar atas dan bawah. canting ini digunakan untuk membuat garis rangkap. di beberapa daerah, canting loron digunakan untuk membuat pinggiran (pola di ujung kain)

3. Canting Telon

telon berasal dari bahasa jawa telu yang artinya tiga. canting ini memiliki susunan bentuk mata cucuk segitiga sama sisi. canting ini biasanya digunakan untuk membuat isen.

4. Canting Prapatan

apabila dianalogikan, prapat – papat – empat. prapat juga berasal dari bahasa jawa. canting ini memiliki empat mata cucuk yang membentuk bujursangkar. canting ini biasanya digunakan sebagai isen.

5. Canting Liman

liman untuk lima, canting ini bercucuk lima. canting ini memiliki bentung bujur sangkar dengan satu titik di tengah. biasa digunakan sebagai isen juga.

6. Canting Byok

canting byok adalah canting yang memiliki ujung cucuk berjumlah tujuh atau lebih dari tujuh. biasanya mempunyai bentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik. canting byok biasanya memiliki jumlah cucuk yang ganjil.

7. Canting Galaran / Canting Renteng

galaran berasal dari kata galar yang artinya tempat tidur dari bambu yang bentuknya membujur. canting galaran biasanya memiliki ujung cucuk berjumlah genap, membujur dari atas ke bawah. canting galaran biasa disebut dengan nama canting renteng.

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk


Canting sebagai garis pembatas,lukis motif dan penutup warna


Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk
 

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk


Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk


 
Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk


Canting listrik

Canting ini banyak digunakan oleh para pecinta batik dan pemabtik pemula yang ingin mersakan bagaimana caranya membatik dengan mudah untuk pertama kalinya.Canting ini terbilang praktis dan fungsinya sama dengan canting tradisional. Biasanya batik yang dihasilkan lebih kepada hobby atau lukisan,mengingat keahlian membatik dibutuhkan waktu lama dan detail.

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

canting listrik

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

mencoba dengan canting listrik

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

canting klasik/tradisional

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

canting listrik

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

membatik dengan canting listrik Canting mempunyai andil besar dalam membatik,warisan leluhur bangsa yang bernilai tinggi. Hanya kita lah generasi muda yang dapat melestarikan seni membatik dengan segala keberadaanya. Terimakasih untuk para nara sumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,selain semangat untuk melestarikan budaya bangsa yang telah diwariskan kepada kita sebagai generasi penerus.

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Sampai berjumpa pada pembahasan lainnya masih di seputar kain batik kain cantik warisan bangsa. Salam hangat Dave Tjoa

KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI:batikantikbatiklawas.blogspot.com

Canting merupakan alat untuk melukis dalam pembuatan batik tulis. Fungsi alat ini semacam pena yang menggunakan lilin malam (wax) cair sebagai tintanya. Canting biasanya terbuat dari tembaga dan bambu/kayu sebagai pegangannya.  Bentuk canting beraneka ragam tergantung dari fungsinya, namun secara umum bentuk canting terdiri tiga bagian yaitu :

  1. Nyamplung;  tempat untuk menampun g cairan malam (wax) yang tebuat dari tembaga.
  2. Cucuk;  menjadi satu bagian dengan nyamplung sebagai tempat keluarnya cairan malam (wax) panas saat menulis batik.
  3. Gagang;  pegangan canting, biasanya terbuat dari bambu atau kayu.

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Sebagai alat untuk melukis batik, canting dibedakan menjadi beberapa macam, canting menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting menurut banyaknya cucuk atau carat.
Canting Menurut Fungsinya
  1. Canting Rengreng
  2. Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
  3. Canting Isen
  4. Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm. Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.
Canting Menurut Ukurannya
  1. Canting Cucuk Kecil
  2. Canting bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
  3. Canting Cucuk Sedang
  4. Canting ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
  5. Canting Cucuk Besar
  6. Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
Canting Menurut banyaknya cucuk atau carat
  1. Canting Cecekan
  2. Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.
  3. Canting Loron
  4. Diambil dari kata loro ( jawa ) atau dua, yang berarti canting ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
  5. Canting Telon
  6. Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.
  7. Canting Prapatan
  8. Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Bentuk canting prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
  9. Canting Liman
  10. Liman dari kata lima. Mempunyai cucuk lima dengan titik berbentuk linggaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
  11. Canting Byok
  12. Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.
  13. Canting Galaran
  14. Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas
- See more at: http://batikjoss.blogspot.com/2013/05/canting-sebagai-alat-tulis-batik.html#sthash.W4bGdLox.dpuf

Canting merupakan alat untuk melukis dalam pembuatan batik tulis. Fungsi alat ini semacam pena yang menggunakan lilin malam (wax) cair sebagai tintanya. Canting biasanya terbuat dari tembaga dan bambu/kayu sebagai pegangannya.  Bentuk canting beraneka ragam tergantung dari fungsinya, namun secara umum bentuk canting terdiri tiga bagian yaitu :

  1. Nyamplung;  tempat untuk menampun g cairan malam (wax) yang tebuat dari tembaga.
  2. Cucuk;  menjadi satu bagian dengan nyamplung sebagai tempat keluarnya cairan malam (wax) panas saat menulis batik.
  3. Gagang;  pegangan canting, biasanya terbuat dari bambu atau kayu.

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Sebagai alat untuk melukis batik, canting dibedakan menjadi beberapa macam, canting menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting menurut banyaknya cucuk atau carat.
Canting Menurut Fungsinya
  1. Canting Rengreng
  2. Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
  3. Canting Isen
  4. Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm. Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.
Canting Menurut Ukurannya
  1. Canting Cucuk Kecil
  2. Canting bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
  3. Canting Cucuk Sedang
  4. Canting ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
  5. Canting Cucuk Besar
  6. Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
Canting Menurut banyaknya cucuk atau carat
  1. Canting Cecekan
  2. Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.
  3. Canting Loron
  4. Diambil dari kata loro ( jawa ) atau dua, yang berarti canting ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
  5. Canting Telon
  6. Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.
  7. Canting Prapatan
  8. Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Bentuk canting prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
  9. Canting Liman
  10. Liman dari kata lima. Mempunyai cucuk lima dengan titik berbentuk linggaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
  11. Canting Byok
  12. Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.
  13. Canting Galaran
  14. Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas
- See more at: http://batikjoss.blogspot.com/2013/05/canting-sebagai-alat-tulis-batik.html#sthash.VbT3VyK1.dpuf

Canting merupakan alat untuk melukis dalam pembuatan batik tulis. Fungsi alat ini semacam pena yang menggunakan lilin malam (wax) cair sebagai tintanya. Canting biasanya terbuat dari tembaga dan bambu/kayu sebagai pegangannya.  Bentuk canting beraneka ragam tergantung dari fungsinya, namun secara umum bentuk canting terdiri tiga bagian yaitu :

  1. Nyamplung;  tempat untuk menampun g cairan malam (wax) yang tebuat dari tembaga.
  2. Cucuk;  menjadi satu bagian dengan nyamplung sebagai tempat keluarnya cairan malam (wax) panas saat menulis batik.
  3. Gagang;  pegangan canting, biasanya terbuat dari bambu atau kayu.

 

Canting isen yang digunakan untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi pola bercucuk

Sebagai alat untuk melukis batik, canting dibedakan menjadi beberapa macam, canting menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting menurut banyaknya cucuk atau carat.
Canting Menurut Fungsinya
  1. Canting Rengreng
  2. Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
  3. Canting Isen
  4. Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm. Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.
Canting Menurut Ukurannya
  1. Canting Cucuk Kecil
  2. Canting bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
  3. Canting Cucuk Sedang
  4. Canting ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
  5. Canting Cucuk Besar
  6. Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
Canting Menurut banyaknya cucuk atau carat
  1. Canting Cecekan
  2. Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.
  3. Canting Loron
  4. Diambil dari kata loro ( jawa ) atau dua, yang berarti canting ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
  5. Canting Telon
  6. Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.
  7. Canting Prapatan
  8. Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Bentuk canting prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
  9. Canting Liman
  10. Liman dari kata lima. Mempunyai cucuk lima dengan titik berbentuk linggaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
  11. Canting Byok
  12. Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.
  13. Canting Galaran
  14. Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas
- See more at: http://batikjoss.blogspot.com/2013/05/canting-sebagai-alat-tulis-batik.html#sthash.VbT3VyK1.dpuf


Page 2