Cara penanggulangan pencemaran tanah yaitu dengan cara remediasi dan bioremediasi Apa yang dimaksud dengan bioremediasi?

Pencemaran adalah masuknya energi atau bahan ke dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang merusak lingkungan, kesehatan, dan keberadaan manusia dan organisme lainnya. Timbulnya pencemaran ini selain karena proses alam, seperti hujan asam dan gunung merapi, juga di sebabkan oleh aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Secara umum, pencemaran terdiri dari pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan juga pencemaran suara.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran tanah adalah masuknya bahan atau zat yang menurunkan kualitas tanah. Penyebab pencemaran tanah berasal dari zat kimia (limbah industri, pupuk buatan, dan deterjen), sampah organik yang di buang kesungai, parit, atau kolam yang akan mengalami pembusukan, insektisida yang digunakan untuk memberantas hama, tumpahan minyak, serta sampah plastik yang dapat menurunkan porositas tanah.

Keprihatinan atas pencemaran tanah berasal terutama dari risiko kesehatan, dari kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi, uap dari kontaminan, dan dari kontaminasi sekunder persediaan air dalam dan mendasari tanah. Jenis kontaminasi atau pencemaran biasanya muncul dari pecahnya tanki penyimpanan bawah tanah, aplikasi pestisida, perkolasi air permukaan terkontaminasi untuk strata bawah permukaan, minyak dan bahan bakar dumping, pencucian limbah dari tempat pembuangan sampah atau debit langsung dari limbah industri untuk tanah.

Bahan kimia yang paling umum terlibat adalah minyak hidrokarbon, pelarut, pestisida, timah dan lainnya logam berat. Ini terjadinya fenomena ini berkorelasi dengan tingkat industrialisasi dan intensitas penggunaan kimia. Diobati limbah lumpur, yang dikenal di industri sebagai biosolids, telah menjadi kontroversial sebagai pupuk untuk tanah. Karena merupakan produk sampingan dari pengolahan limbah, umumnya mengandung kontaminan seperti organisme, pestisida, dan logam berat dibandingkan tanah lainnya.

Baca juga : Konsep Geografi

Pengertian Pencemaran tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan pada mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi sebab: kebocoran limbah cair / bahan kimia industri / fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, ataupun limbah; air limbah untuk tempat penimbunan sampah dan limbah industri yang spontan dibuang ke tanah sebagaiselaku, ala, menurut, tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia meraih menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak spontan kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari surroundings tanah dan udara pada atasnya.

Bahan Pencemar Tanah

Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida, bila digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat fisis, sifat kimia dan sifat biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.

Sampah dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat menjadi bahan pencemar tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri pengurai. Timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.

Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun, Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena lindi (air sampah), bau dan estika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.

Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. banyak dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan tanah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga  merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi.

Mikroorganisme tanah  melalui aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir. Oleh karena itu tanah merupakan tempat penampungan dari karbon monoksida. Degradasi kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalam tanah yang telah disterilkan dari semua aktivitas mikroba. Sejumlah pestisida mengalami reaksi fotokimia, yaitu suatu reaksi yang berlangsung dengan terjadinya absorbsi dari cahaya. Dari reaksi ini dihasilkan terutama isomer-isomer dari pestisida yang terlibat reaksi.

Akhir-akhir ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan bagian yang paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan biodegradasi dari sampah-sampah. Rhizosphere adalah lapisan dari tanah di mana akar-akar tanaman secara umum beraktivitas. Ini merupakan lapisan dimana biomassa meningkat dan sangat penting bagi sistem akar tanaman dan bergabungnya mikroorganisme-mikroorganisme dengan akar tanaman.

Rhizosphere dapat mengandung 10 x biomassa mikroba per satuan volume lebih banyak daripada tanah yang tidak mempunyai lapisan rhizophere. Populasinya bervariasi sesuai dengan karakteristik dari tanah, tanaman dan karakteristik akarnya, kandungan uap air, dan eksposure pada oksigen. Bila suatu daerah terespose oleh senyawa­senyawa bahan pencemar, mikroorganisme dapat beradaptasi terhadap biodegradasi dan bisa tetap tinggal di daerah tersebut.

Baca juga : Vulkanik Gunung Api

Penyebab Pencemaran Tanah

Sebagian luas pencemaran tanah dikarenakan kebocoran bahan kimia, Pemakaian pestisida pada lahan pertanian, masuknya bahan kimia ke dalam permukaan tanah, adanya kecelakaan kendaraan pengangkut minyak yang masuk ke dalam tanah juga bisa menimbulkan pencemaran tanah.

Limbah industri yang mampu mengakibatkan pencemaran tanah biasanya bermula dari pabrik, manufaktur, industri kecil, industri besar kemudian industri perumahan. Limbah yang dihasilkan ini bisa berupa limbah cair dan jua limbah padat. Adapun keterangan lebih detailnya adalah sebagai berikut ini :

Limbah Organic

Limbah organic merupakan limbah yang lebih ramah dibandingkan dengan limbah anorganik. Situasi ini terjadi karena limbah organic and natural mampu diuraikan balik oleh mikroorganisme di pada tanah sehingga tidak setelah berbahaya bagi tanah tersebut sendiri. Jenis limbah di sini. misalnya saja tinja / feses, oli, cat, sampah rumah tangga yang yang tumbuhan.

Limbah Anorganik

Limbah anorganik ini ialah jenis limbah yang gak mampu mengalami penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme lain seperti jamur dan bakteri. Contoh dari limbah anorganik ini misalnya adalah limbah kantong plastic, kaleng bekas, botol minuman, bekas botol air mineral dan sebagainya.

Limbah anorganik ini memerlukan tindakan pembuangan yang wajib diatur sedemikian rupa agar tidak membuat kerugian di dalam tanah dan juga makhluk hidup lainnya karena tanah menjadi tercemar oleh hadirnya limbah ini.

Limbah Industri

Limbah industri di sini. bisa berasal dari limbah indsutri kecil dari perumahan atau limbah industri tidak kecil berskala pabrik. Limbah di sini. bisa juga berasal yang dunia usaha hotel, griya makan, pasar, perdagangan, lingkungan wisata, instansi pemerintah lalu swasta, dan lainnya. limbah yang dihasilkan bisa berupa limbah padat maupun cair dan organic and natural maupun anorganik.

Limbah Pertanian

Limbah dri hasil pertanian ini jua mampu menyebabkan pencemaran tanah. misalnya saja adalah dengan penggunaan pupuk atau pestisida pada pertanian sehingga mengakibatkan tanah menjadi tercemar. Andai penggunaan pestisida dan pupuk ini sudah melebihi penentu wajarnya maka akan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan termasuk rusaknya hasil tanaman dan juga hasil tanaman yang tidak optimal pula.

Ciri – Ciri Dari Tanah Yang Tercemar :

  • Tanah yang telah hilang kesuburannya

  • Ph tanah yang sudah tidak seimbang lagi bisa dibawah six atau pada golongan tanah asam serta terlalu gede ph tadinya 8 hingga tanah tersebut menjadi basa

  • Tanah mengeluarkan bau busuk

  • Tanah kering

  • Tanah yang mengandung berbagai kandungan logam berat di dalamnya

  • Tanah yang mengandung berbagai sampah anorganik di dalamnya

  • Tanah Tidak Tercemar

Baca juga : Dampak Negatif Penggundulan Hutan Secara Liar (ilegal loging)

Dampak Pencemaran Tanah

Setelah mengetahui penyebab dari pencemara tanah lain anda juga perlu bagi mengetahui apa saja dampak dari pencemaran tanah. muncul beberapa bentuk dari dampak pencemaran tanah, diantaranya merupakan berikut ini:

Adanya pencemaran tanah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Seberapa besar dampak ini pada kesehatan tiada lain juga sangat tergantung dalam jenis polutan serta seberapa sering dan banyak polutan yang terpapar ke di tubuh. semakin banyak kemudian sering polutan masuk ke dalam tubuh maka dampak penyakit yang akan dialami juga akan semakin lebih besar dan juga sebaliknya.

Dampak sebagainya yang timbul dari hadirnya pencemaran tanah ini merupakan dampak pada ekosistem yang telah ada. Tanah ialah bahan yang sangat very sensitive dan sangat mudah mendapatkan perubahan kandungan kimiawi kemudian struktur di dalamnya sekalipun itu hanya sedikit juga jumlah dari zat kimia yang masuk ke di tanah.

Perubahan kandungan kimia di dalam tanah di sini. akan mengakibatkan perubahan metabolisme pada organism yang hidup di dalam tanah. gara-gara dari hal ini tidaklah sepele yaitu bisa menyebabkan adanya putusnya rantai makanan.

Rantai makanan primer andai sudah terkontaminasi oleh pencemaran juga akan mempengaruhi rantai makanan yang ada pada atasnya sehingga ini sanggup memunsnahkan rantai makanan. Umpama saja pengaruh zat DDT pada tanah yang dalam atasnya ditumbuhi oleh tanaman yang menjadi makanan burung maka telur dari burung tersebut akan menjadi rawan pecah.

Selain itu dengan adanya pencemaran tanah di sini. juga dapat menimbulkan zat kimia masuk ke di air tanah sehingga meracik berbagai jenis tumbuhan tetao sulit tumbuh di atasnya. Kesuburan tanah pun jadi menghilang dan ini jadi sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.

Dampak pencemaran tanah di dalam pertanian akan dapat terlihat jelas terutama pada perubahan metabolisme tanaman dan hasilnya dapat terlihat langsung untuk adanya penurunan hasil pertanian itu sendiri.

Pencemaran tanah ini juga akan mengakibatkan tumbuhan tidak dapat berkembang dengan optimal sehingga tanah juga menjadi rawan mendapatkan erosi tanah karena gak ada penahannya lagi. Andai tanah mengalami pencemaran pada jangka waktu yang suram maka bisa menyebabkan tanah tercemar secara permanen hingga tidak bisa digunakan juga sebagai lahan pertanian.

Bagi itu sebaiknya para petani untuk tidak menggunakan petunjuk kimia seperti pupuk serta pestisida dalam jumlah yang berlebihan pada tanamannya sebab ternyata bukan hanya membunuh hama namun juga meracik pencemaran di dalam tanah.

Baca juga : Pengertian PERDA Dan PERGUB Lengkap Dengan Perbedaan Serta Mekanismenya

Penanggulangan Pencemaran Tanah

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan venting (injeksi).

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Hal yang perlu diketahui dalam melakukan remediasi, yaitu:

  1. Jenis pencemar (organic atau anorganik),

  2. Terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak,

  3. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari lingkungan tersebut,

  4. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P),

  5. Jenis tanah,

  6. Kondisi tanah (basah, kering)

  7. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,

  8. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera atau bisa ditunda).

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Atau bioremediasi adalah penggunaan mikriirganisme untuk menurangi polutan di lingkungan. Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik atau anorganik polutan. Yang termasuk polutan-polutan antara lain :

  • Logam-logam berat,
  • petrolum hidrokarbon, dan
  • senyawa-senyawa organic terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.

Tujuan bioremediasi adalah untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Kelebihan teknologi ini adalah :

  1. Relatif lebih ramah lingkungan,
  2. Biaya penanganan yang relative lebih murah,
  3. Bersifat fleksibel.

Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, yang disebut dengan biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.

Baca juga : Pengertian Dan Macam – Macam Partisipasi Politik & Masyarakat Di Indonesia

Pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi/biodegradasi adalah dengan cara :

  1. Seeding : mengoptimalkan populasi aktivitas mikroba indigenous (bioremediasi intrinsic) dan atau penambahan mikroorganisme exogenous (bioaugmentasi.

  2. Feeding : memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi (biostimulasi) dan aerasi (bioventing).

Bioremediasi terbagi 2 :

  1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar

  2. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba. Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:

  1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.

  2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.

  3. Penerapan immobilized enzymes.

  4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Kunci sukses bioremediasi adalah :

  1. Dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) :

  2. sifat dan struktur geologis lapisan tanah.

  3. lokasi sumber pencemar.

  4. perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.

  5. sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur tanah, kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada, kandungan nutrisi, ketersediaan oksigen.

  6. mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.

  7. Treatability study.

  8. Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga pola distribusi dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modeling yang kini banyak dipakai adalah bioplume modeling dari US-EPA. Di sini, diperhitungkan pula faktor perubahan karakteristik pencemar akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam tanah.

  9. Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak memuaskan hasilnya.

  10. Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat berlangsung secara aerobik atau anaerobik.

Baca juga : Macam – Macam Demokrasi Indonesia Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen” yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba” memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri “pemakan minyak”. Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi.

Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

  1. Biostimulasi.Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.

  1. BioaugmentasiMikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan adalahsangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.

  2. Bioremediasi IntrinsikBioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.

Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasi menjadi peluang kedepan untuk pengembangan green business yang berbasis pada teknologi bioremediasi dengan :

  1. System One Top Solution (close system).
  2. Dengan pendekatan multi-proses remediation technologies, artinya pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal sebelum Kontaminasi ataupun pencemaran terjadi. Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan dengan rehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi dan penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalam mereduksi, mengkontrol atau bahkan mengeliminasi hasil bioremediasi kepada tingkatan yang sangat aman lagi buat lingkungan.

    Biaya teknologi Bioremediasi di Indonesia berada didalam kisaran 20-200 USD per meter kubik bahan yang akan diolah (tergantung dari jumlah dan konsentrasi limbah awalserta metoda aplikasi), jauh lebih murah dari harga yang harus dikeluarkan dengan teknologi lain seperti incinerasi dan soil washing (150-600 USD).

Baca juga :Pengertian, Penyebab, Dampak Negatif, Dan Penyebab Pencemaran Tanah

Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi bioremediasi memberikan nilai strategis :

  1. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya pengolahan.
  2. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan lingkungan, diharapkan akan terbentuk sikap positif dari pasar yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan masyarakat akan mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih “green Industry” dibanding industri yang berlabel “red industri” atau mungkin “black industry”, evaluasi kinerja industri dalam pengelolaan lingkungan hidup (Proper) sudah mulai dilakukan oleh pemerintah (KLH), diharapkan kedepan, akan terus dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, hasilnya adalah perluasan pasar dengan “greening image”.

Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan lingkungan menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari industri terhadap regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai positif dari masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan tertentu.

Pemerintah, melalui Kementrian Lingungan Hidup, membuat Payung hukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan perminyakan serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat dan pestisida) disusun dan tertuang didalam  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).

Kasus Pencemaran Tanah

  • Pencemaran Tanah di New York (Love Canal)

Love Canal yang merupakan kasus yang paling terkenal pencemaran tanah. Pada musim dingin bersalju tahun 1976, kimia limbah mulai merembes di atas tanah di taman bermain sekolah dan masyarakat di Niagara Falls, New York. Daerah ini mengalami insiden tinggi kelahiran lahir mati, keguguran dan cacat lahir. Pejabat segera menyadari bahwa ada lebih dari 400 zat beracun dalam air, udara dan tanah, banyak dari zat-zat tersebut menyebabkan kanker. Ternyata, kawasan itu telah digunakan sebagai tempat pembuangan limbah kimia sebanyak lebih dari 22.000 ton limbah beracun ssejak beberapa abad yang lalu, ketika tak seorang pun menyadari dampak berbahaya itu terjadi pada dekade kemudian.

  • Pencemaran Tanah di Chernobyl

Salah satu kasus paling terkenal dari pencemaran tanah terjadi di Chernobyl, sebuah kota kecil di Rusia. Sebuah pembangkit tenaga nuklir meledak pada bulan April 1986, yang menyebabkan peningkatan tujuh kali lipat dalam cacat lahir, peningkatan yang ditandai dalam kanker yang diwariskan kepada generasi mendatang, kematian dan mutasi ternak dan pertanian tercemar. Diperkirakan bahwa 40 persen dari Chernobyl masih dihuni akibat kontaminasi radiasi yang sepuluh kali tingkat normal di beberapa tempat.

Cina adalah bangsa yang berkembang pesat, mungkin lebih cepat dari izin keamanan. Diperkirakan bahwa secara nasional 12 juta ton gandum telah tercemar oleh logam berat. Ini membuktikan adanya kandungan logam berat dalam tanah yang terdapat di Cina.

Tanah merupakan salah satu sumber kehidupan 😀 Untuk itu masri kita jaga kelestarian tanah kita demi kelangsungan hidup… 😀

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA