Contoh Alkitab yang tidak taat dengan apa yang disuruh Allah yaitu?

Baru-baru ini, kita dihebohkan dengan berita adanya suami istri yang tersangkut kasus narkoba. Sang suami adalah seorang tokoh agama atau yang lebih jelasnya dikatakan sebagai tokoh spiritual bagi kalangan artis dan sang suami juga sekaligus ketua terpilih perhimpunan artis dan film Indonesia (Parfi). Memang kasus suami istri yang terlibat dengan berbagai kejahatan bukanlah kejahatan yang pertama kali, tetapi sudah sering terjadi.

Pemimpin yang baik dan benar seharusnya membawa pembaharuan bagi keluarga dan orang-orang yang ada disekitarnya kepada kebenaran yang sesuai dengan kehendak Allah Tetapi justru banyak pemimpin baik ditengah keluarga maupun dilingkungan ataupun bangsa tidak menjadi pemimpin yang baik dan benar. Dengan persoalan ini, kita boleh sadar bahwa pemimpin mempunyai peranan yang penting untuk membawa pembaharuan bagi keluarga, lingkungan dan bangsanya seperti yang diperlihatkan Yosua sebagai pemimpin di tengah keluarga dan bangsanya.

Di dalam kitab Yosua diceritakan tentang persoalan besar yang harus dihadapi Yosua sebagai pemimpin baru dan kurang pengalaman di tengah-tengah bangsa Israel yang sering kali lebih cepat beralih menyembah ilah-ilah lain daripada Allah yang sudah menyatakan kasih dan kuasaNya. Hal itu terlihat bagaimana Yosua menegur bangsa yang dipimpinnya karena mereka lebih memilih menyembah dewa matahari, bulan daripada Allah  (Yosua 24:15b).

Yosua sebagai pemimpin menyadari dengan benar bahwa apa yang dilakukan bangsanya itu tidak berkenan kepada Allah sehingga ia memberi pernyataan yang tegas kepada bangsa Israel untuk memilih siapa yang harus mereka sembah: “Apakah dewa-dewa di mana mereka tinggal dan hidup atau kepada Allah yang hidup dan berkuasa yang telah memelihara dan menjaga mereka?” Akhirnya bangsa Israel dengan tegas memutuskan bahwa mereka akan tetap beribadah kepada Allah (Yosua 24:16-18, 21, 24).

Mengapa Yosua sebagai pemimpin baru dan kurang berpengalaman dapat membawa keluarganya dan bangsa Israel untuk tetap menyembah Allah yang hidup dan berkuasa? Kriteria apa yang dimiliki Yosua sebagai pemimpin sehingga ia membawa pembaharuan bagi keluarga dan bangsanya? Dari kebenaran firman Tuhan kitab Yosua 24:1-15, ada beberapa kriteria yang dimiliki oleh Yosua:

1.      Percaya kepada Allah/takut akan Allah, di mana Yosua membawa persoalan bangsa Israel itu dihadapan Allah (“berdiri di hadapan Allah”= 24:1c). Yosua adalah orang yang takut akan Allah (lihat: Bil. 27:18; 32:12), sigap (Yosua 3:1), rendah hati dan taat (Yosua 5:14, 15). Takut akan Allah bukan saja harus dimiliki oleh kepala keluarga tetapi juga harus dimiliki oleh setiap kaum perempuan yang diciptakan Allah untuk “bersatu” dengan suaminya (Kej. 2:24; Mat. 19:5)” dan menjadi pasangan yang “sepadan/seimbang (Kej. 2:18; 2 Kor. 6:14). “Bersatu” dan “sepadan/seimbang” bukan hanya berbicara kemampuan menghadapi segala sesuatu bersama, tetapi juga bagaimana keduanya mempunyai sikap kebergantungan penuh dan hati yang percaya sungguh kepada Allah. Karena dalam rumah tangga tidak mungkin ada dua keyakinan yang berbeda sebab jika itu terjadi, maka rumah tangga itu tidak akan bertahan (bd. Mrk. 3:25). Dari seorang abdi, tetapi karena kebergantungan, kataatan, dan kepercayaan yang sungguh kepada Allah maka Yosua dijadikan Allah pemimpin yang disegani dan ditaati bangsa Israel dan menjadi kepala rumah tangga yang berhasil memimpin keluarganya. Hal yang sama juga diharapkan Allah kepada setiap rumah tangga Kristen yang dimulai dari kepala keluarga untuk percaya penuh kepada Allah, yang membenci dosa, taat kepada Allah, dan juga kepada istri maka semuanya akan membawa dampak bagi keluarga.à Tekankan Injil Kis. 4:12; Rm. 10:9.

2.      Yosua mengingatkan kepada bangsa Israel akan kasih Allah (jangan lupa pada apa yang Allah perbuat = 24:2–13). Hal ini menunjukkan bahwa Yosua adalah orang/pemimpin/kepala keluarga yang dekat dengan Tuhan dan mencintai firman Tuhan (Yosua 1:8). Bagaimana Yosua dapat menyampaikan cerita kepada bangsa Israel tentang perbuatan/karya Allah kepada bangsa Israel mulai dari Abraham (24:2) sampai pada memasuki tanah Kanaan (24:13) kalau dia sebagai pemimpin/kepala keluarga tidak dekat dengan Allah dan membaca firman Tuhan juga Yosua mengalami karya/perbuatan Allah yang begitu besar dalam hidupnya (kejadian ketika mengintai kota Yerikho dan hancurnya kota Yerikho). Maka, Yosua kembali mengingatkan bangsa Israel akan perbuatan/karya Allah yang begitu besar kepada mereka agar bangsa Israel tau bahwa mereka ada dan bisa memasuki tanah Kanaan itu karena perbuatan Allah bukan karena kekuatan mereka atau karena kekuatan apapun. 

Orang tua mempunyai peranan yang penting untuk membawa keluarganya menjadi pembaharu bagi sekitarnya dengan cara selalu menceritakan perbuatan/karya Allah dalam hidupnya melalui kedekatan dengan Tuhan dan merenungkan firman Tuhan senantiasa karena banyak manfaatnya (lih. Ul. 6:1-15; 2 Tim. 3:16).

3.      Berani menyatakan yang benar dan tegas untuk tidak kompromi dengan dosa (24:14-15a). Perhatikan kata-kata: Takutlah akan Tuhan, beribadahlah kepadaNya, jauhkanlah allah, pilihlah pada hari ini. Yosua sebagai pemimpin/kepala keluarga tahu benar akan pentingnya menyatakan kebenaran dan tidak ada kesempatan untuk kompromi dengan dosa. Yosua mengajarkan kepada bangsa Israel apa yang benar dan apa yang salah, bukan ikut-ikutan dengan yang namanya “kekuatan” mayoritas. Hal yang sama juga ditekankan oleh Paulus dalam kitab Roma 12:2, dimana ia menekankan beberapa hal yang penting:

1)      Jangan menjadi serupa dengan dunia

2)      Berubahlah oleh pembaharuan budi (bd. 2 Kor. 5:17 “ciptaan baru”)

3)      Membedakan apa yang baik, berkenan kepada Allah dan yang sempurna

“Kekuatan” mayoritas dunia/pengaruh dunia tidak akan membawa kita jauh dari Allah jika kita tetap berpegang pada kebenaran firman, menyatakannya dan tidak kompromi dengan dosa. Apabila dunia menawarkan untuk korupsi, maka kita yang sungguh percaya harus menolaknya. Jika dunia menawarkan bahwa narkoba itu indah dan menyenangkan maka kita harus berani menyatakan bahwa firman Tuhanlah yang lebih indah dan menyenangkan. Jika dunia menawarkan bahwa perceraian itu adalah trend dunia, maka kita yang tahu kebenaran harus kuat dan menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki perceraian.

4.      Memiliki ketetapan hati yang benar dan berkenan kepada Allah: “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” (24:15c). Pemahaman dan pengalaman Yosua langsung atas perbuatan/karya Allah membuat Yosua terkagum akan Allah sehingga Yosua dengan membawa keluarganya menyatakan iman dalam Tuhan di tengah lingkungan atau bangsa  dan teman yang tidak lagi sejalan dengan dirinya dan keluarganya. Tantangan jaman ke depan tidak semakin baik bahkan akan cenderung memaksa kita untuk meninggalkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus. Epistel, minggu 4 September 2016 yang terambil dari Lukas 14:25-33 khususnya di ayat 27 mengingatkan kepada kita bahwa seseorang yang tidak memikul salibnya dan mengikut Yesus Kristus, ia tidak dapat menjadi murid Kristus. Hal ini berarti apapun bentuk tantangan dan persoalan di depan, meskipun sulit bahkan sampai pada penganiayaan dan juga tekanan untuk meningglkan iman kepada Kristus, maka kita harus tetap memiliki ketetapan hati yang benar dan berkenan kepada Allah.

Penutup/Ringkasan

Pemimin yang membawa pembaharuan harus:

1.      Dimulai dari sikap pemimpin yang takut akan Tuhan/percaya sungguh kepada Allah;

2.      Selalu mengingatkan akan karya/perbuatan Allah yang besar dalam hidupnya;

3.      Berani menyatakan kebenaran dan tidak kompromi dengan dosa;

4.      Memiliki ketetapan hati dan yang berkenan kepada Allah.

Bagaimana dengan kita? Kita harus menyadari bahwa Allah memilih dan mengutus kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang membawa kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. Meskipun tantangan yang kita hadapi besar dan tidak bersahabat dengan kita. Apakah kita tetap setia menjadi pemimpin yang membawa pembaharuan bagi keluarga, lingkungan, dan bangsa di mana kita tinggal dan hidup? (oleh: Bapak Binsar Hutaosit, M.Pd.K --- Dosen Tetap STT Pelita Bangsa Prodi PAK

10 Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian:

11 "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.

12 Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: "Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal."

13 Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN."

14 Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"

15 Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."

16 Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya: "Katakanlah."

17 Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?

18 TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.

19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"

20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.

21 Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."

22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

24 Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

25 Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."

26 Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."

27 Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.

28 Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.

29 Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."

30 Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."

31 Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN.

32 Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."

33 Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.

34 Kemudian Samuel pergi ke Rama, tetapi Saul pergi ke rumahnya, di Gibea-Saul.

35 Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.