Dapat ditunjukkan dengan apa bunyi kuat dan Lemah

Ilustrasi faktor penyebab kuat lemahnya bunyi. Foto: dok. https://www.pexels.com/

Beragam jenis bunyi dan suara dapat didengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bunyi yang kita dengar, terdapat faktor khusus yang menjadikan bunyi menjadi kuat ataupun lemah. Kuat lemahnya bunyi bergantung pada faktor khusus. Apakah faktor tersebut?

Faktor Penyebab Kuat Lemahnya Bunyi

Manusia dibekali kemampuan mendengar berbagai bunyi dan suara sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi. Suara atau bunyi ini merupakan bentuk gelombang yang dihantarkan melalui beberapa media rambatan.

Dalam buku Fisika SMA Kelas XII yang ditulis oleh M. Ali Yaz (2007:29) menyebutkan bahwa gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena rapatan dan regangan dalam medium gas, cair, atau padat.

Ilustrasi faktor penyebab kuat lemahnya bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Foto: dok. https://www.pexels.com/

Gelombang bunyi tersebut dihasilkan ketika sebuah benda digetarkan dan menyebabkan gangguan kerapatan medium. Bunyi tidak dapat merambat di ruang vakum atau hampa udara. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya medium yang dijadikan sebagai tempat rambatan bagi regangan.

Bunyi dapat didengar dalam versi yang lebih kuat maupun lebih lemah. Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo. Faktor kuat lemahnya bunyi disebutkan dalam buku Fisika untuk Kelas XII Semester 1 yang disusun oleh Kamajaya (2008: 89).

Disebutkan bahwa amplitudo adalah simpangan maksimum dari suatu gelombang yang akan memengaruhi kuat lemahnya bunyi. Semakin besar energi yang dipancarkan oleh suatu sumber getar, semakin kuat bunyi yang didengar. Jadi, kuat lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang.

Ilustrasi kuat lemahnya bunyi. dalam keseharian Foto: dok. https://www.pexels.com/

Syarat Terjadinya Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari

Bunyi yang kita dengar dalam keseharian terjadi dengan beberapa syarat yang perlu dipenuhi. Ada tiga syarat terjadinya bunyi, antara lain:

  • Adanya sumber bunyi yang berupa getaran dari suatu benda

  • Terdapat medium rambatan atau zat untuk merambatkan bunyi

  • Adanya alat penerima bunyi, yaitu pendengaran

Itulah faktor kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo lengkap dengan syarat terjadinya bunyi, sebagai pengetahuan yang bermanfaat khususnya tentang bunyi dan suara yang kita dengar setiap hari. (DAP)

I'm strong Bunyi kuat adalah bunyi yang mempunyai amplitudo yang besar. Bunyi kuat juga dapat diperoleh jika jarak sumber bunyi dengan penerima semakin dekat. Kuat bunyi merupakan ukuran keras lemahnya bunyi yang didengar oleh telinga.

Kuat bunyi berhubungan dengan energi gelombang bunyi. Gelombang bunyi yang berenergi besar akan menghasilkan bunyi yang kuat. Sebaliknya, gelombang bunyi berenergi kecil menghasilkan kuat bunyi yang kecil. Kuat bunyi diukur dalam satuan desibel, disingkat dB.

Bunyi tinggi adalah bunyi yang memiliki getaran yang cepat.

Berdasarkan Besar Frekuensi • Infrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20

Hz. Bunyi infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan tertentu, misalnya jangkrik

• Audiosonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz. Bunyi ini bisa didengar oleh telinga manusia.

• Ultrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik hanya dapat didengar oleh hewan-hewan tertentu, misalnya lumba-lumba dan kelelawar.

• Nada yaitu bunyi yang punya frekuensi yang teratur.

• Desah yaitu bunyi yang punya frekuensi tidak teratur.

• Dentum yaitu bunyi desah yang sangat keras dan bisa mengagetkan pendengaran kita.

Bunyi yang kuat berbeda dengan bunyi yang tinggi. Kekuatan bunyi tidak ditentukan oleh frekuensi bunyi, tetapi oleh hal-hal yang lain, khususnya; amplitudo, resonansi, dan jarak.

Amplitudo adalah lebar getar atau simpang getar yang dibuat oleh sumber bunyi. Semakin lebar getarannya, semakin kuat pula bunyinya.

Jarak dimaksudkan bahwa kekuatan bunyi juga ditentukan oleh jarak antara sumber bunyi dengan alat pendengar atau penerima. Semakin dekat, akan semakin kuat bunyinya.

Kekuatan bunyi dapat diukur. Biasanya digunakan satuan decibel, yang disingkat db.

Angka petunjuk antara 0 db sampai kurang lebih 120 db. Sebagai bandingan; bunyi biola selembutlembutnya yang setara dengan siulan, lebih kurang 20 db. Sedangkan bagian kuat dari pemain orkes besar, kurang lebih hanya mencapai 95 db.

Tinggi rendahnya nada bergantung pada frekuensi dan panjang gelombang bunyi tersebut. Hubungan panjang gelombang dan frekuensi bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut.

Persamaan di atas menunjukkan frekuensi (f) berbanding terbalik dengan panjang gelombang (λ).

Jadi, jika panjang gelombangnya kecil maka frekuensinya besar sehingga diperoleh nada tinggi.

Bunyi Kuat dan Bunyi Tinggi?

• Kuat-lemahnya bunyi (nada) tergantung besar kecilnya amplitudo, jarak sumber bunyi dari pendengar, medium.

• Tinggi-rendahnya bunyi tergantung besar kecilnya frekuensi.

• Menyiapkan alat dan bahan.

• Menancapkan paku pada papan kayu dengan jarak 20cm.

• Mengikat karet gelang pada setiap pasang paku.

• Menamai masing-masing karet gelang yang telah disusun (A,B,C,D,E).

• Menarik karet A kearah atas setinggi 3cm.

• Menarik karet B kearah atas setinggi 4cm.

• Menarik karet C kearah atas setinggi 5cm.

• Menarik karet D kearah atas setinggi 6cm.

• Menarik karet E kearah atas setinggi 7cm.

• Mencatat perbedaan bunyi atau suara yang dihasilkan pada tabel. • Perolehan data berdasarkan jarak antara sumber bunyi dengan pendengar yaitu pada jarak 0,5m antara sumber bunyi dengan pendengar, bunyi yang didengar sangat kuat. Pada jarak 1m bunyi yang dapat didengar cukup kuat. Saat jarak antara sumber bunyi dengan pendengar sama dengan 1,5m bunyi yang dapat didengar sedang saja. Pada jarak 2m bunyi yang dihasilkan lema. Sedangkan jarak antara sumber bunyi dengan pendengar sama dengan 2,5m bunyi yang dihasilkan sangat lemah.

• Semakin tinggi karet ditarik (sebagai amplitudo) semakin kuat bunyi yang dihasilkan. Begitu juga dengan jarak antara sumber bunyi dengan pendengar, semakin dekat jarak antara keduanya semakin kuat bunyi yang dapat didengar oleh pendengar.

Bunyi tinggi adalah bunyi yang memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Bunyi tinggi sering disebut juga dengan nada tinggi. Semakin tinggi frekuensi yang ditunjukkan oleh suatu bunyi, semakin tinggi nada tersebut dan sebaliknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi.

Frekuensi rendah → bunyi bernada rendah Bunyi dengan frekuensi rendah menghasilkan bentuk gelombang yang kurang rapat. Bunyi dengan frekuensi tinggi menghasilkan bentuk gelombang yang lebih rapat. Telinga manusia normal dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 -20.000 Hz. Di luar batas-batas frekuensi bunyi tersebut manusia tidak dapat mendengarnya.