Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Pencatatan transaksi pengembalian barang yang telah dibeli disebut dengan retur pembelian. Pada metode periodik, pengembalian barang menyebabkan utang dagang berkurang (D) dan retur pembelian bertambah (K) masing-masing sebesar Rp250.000,00. Ayat jurnal umumnya adalah sebagai berikut.

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Jadi, jawaban yang tepat adalah poin A. 

dalam melakukan pemungutan pajak harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi, artinya mempertimbangkan agar biaya pemungutan pajak tidak melebihi ha … sil pemungutan pajak. hal ini merupakan asas ….

pajak berbeda dengan pungutan resmi lainnya. hal ini membedakan pajak dengan retribusi adalah

plis di bantu mau yaa​

tolong di bantu yah ​

Tn farrel mengingikan sebuah rumah seharga RP 1.500.000.000 pada 3 tahun yang akan datang jika tingkat bunga bank per tahun 10% berapa uang yang harus … ditabung tiap akhir tahun

Disaat bangsa Israel hidup bersama Allah, maka selalu mengalami....

Dalam rumus VLOOKUP selalu diakhiri dengan angka. Jelaskan maksud dari penggunaan angka tersebut !

Jelaskan perkembangan translasi mata uang asing di negara asia atau eropa​

Akuntansi lembaga pemerintahan adalah jenis akuntansi yang digunakan dalam proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pelaporan terhadap berbagai tra … nsaksi keuangan negara (public finance). transaksi yang dimaksud meliputi segala jenis transaksi yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola keuangan negara, sumber pendapatan desa/daerah yaitu…

Apabila seseorang berasal dari luar negeri tetapi dikenakan pajak oleh pemerintah indonesia, maka pajak indonesia menganut.....

Untuk Anda yang tengah atau pernah berkecimpung di dunia perbisnisan terlebih sebagai reseller dan pemilik retail, tentu Anda tak asing lagi dengan istilah ‘persediaan barang dagang’. Nah, melalui artikel ini, kami akan membahas tentang pencatatan persediaan barang dagang dalam laporan keuangan.

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Silakan dibaca dan disimak sampai tuntas agar tidak kebingungan, ya!

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Persediaan barang dagang sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk merujuk pada barang-barang milik perusahaan yang bukan termasuk aset operasional karena barang-barang tersebut memang disediakan hanya untuk berdagang (dijual kembali).

Salah satu komponen yang paling krusial dalam operasional perusahaan dagang adalah persediaan barang dagang. Dalam ranah akuntansi pun persediaan barang dagang juga harus dicatat di dalam laporan keuangan.

2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang

Meskipun bukan berupa aset operasional, perusahaan dagang wajib mencatatkan persediaan barang dagangnya ke dalam laporan keuangan. Ada beberapa transaksi yang dapat mempengaruhi banyaknya persediaan barang dagang, diantaranya adalah pembelian, potongan pembelian, biaya pengiriman pembelian, retur pembelian, penjualan barang dagang, potongan penjualan, biaya pengiriman penjualan, retur penjualan, dan pajak.

Baca Juga: Gampang! Pahami Faktor Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi

Terdapat dua jenis metode dalam pencatatan persediaan barang dagang, yakni metode periodik (periodic inventory system) dan metode permanen (perpetual system).

Metode Periodik (Periodic Inventory System)

Metode pencatatan ini dilakukan pada akhir periode penjualan. Jadi, persediaan barang dagang tidak langsung dicatat saat terjadi transaksi. Metode periodik juga disebut sebagai metode ‘fisik’ karena pencatatannya dilakukan dengan cara mengecek langsung persediaan barang dagang. Perlu diingat bahwa meskipun jumlah persediaan barang hanya dicatat pada akhir periode, tetapi transaksi penjualan tetap dicatat tiap kali terjadi transaksi penjualan.

Metode periodik atau fisik ini lebih cocok diaplikasikan pada perusahaan yang memiliki volume barang yang tinggi serta frekuensi penjualan yang tinggi pula. Misalnya perusahaan yang menjual produk makanan.

Metode Permanen (Perpetual System)

Berbeda dengan metode periodik yang hanya melakukan pencatatan persediaan pada akhir periode penjualan, metode permanen (perpetual) justru mencatat transaksi penjualan pada saat transaksi tersebut terjadi. Gampangnya, jika terjadi transaksi penjualan yang mempengaruhi jumlah persediaan barang, maka rekening persediaan barang pun ikut dicatat saat itu juga.

Metode pencatatan ini biasanya digunakan pada penjualan barang mewah dan memiliki nilai jual yang tinggi, misalnya mobil.

Baca Juga: Pencatatan Dividen dalam Akuntansi

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Contoh Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Setelah mengetahui cara mencatat persediaan barang dagang dalam laporan keuangan, sekarang saatnya untuk menyusun laporan keuangan yang cermat dengan bantuan para konsultan profesional yang selalu siap memberikan solusi terbaik dalam penyusunan laporan keuangan dan audit bisnis Anda! 
 

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Dalam proses jual beli barang, akan ada retur atau pengembalian barang kepada pihak penjual karena tidak sesuainya pesanan maupun karena barang yang diperjualbelikan rusak. Retur dilakukan ketika proses jual beli sudah selesai. Namun, apa perbedaan retur pembelian dan penjualan? Apa itu retur? Berikut lebih lengkapnya.

Apa Itu Retur?

Retur atau biasa disebut juga pengembalian adalah hal umum yang terjadi dalam dunia jual beli barang. Retur penjualan serta retur pembelian adalah dua hal yang sering ada dalam transaksi keuangan. 

Tentu, alasan terjadi pengembalian disebabkan oleh kegiatan penjualan ataupun pembelian yang tidak berjalan lancar. Pada kondisi tertentu, umumnya terdapat barang yang rusak maupun barang yang tidak sesuai dengan pemesanan.

Ketika mengembalikan barang, terdapat dokumen yang perlu dilampirkan, baik oleh pihak penjual serta pihak pembeli yang dikenal dengan nota retur.

Sesuai UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, apabila sejak awal terdapat kesengajaan pengiriman dari pihak penjual dalam mengirimkan barang yang rusak atau barang yang salah kepada pihak pembeli, maka penjual dapat terkena sanksi hukum.

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 Perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 Pelaku usaha merupakan setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Retur Pembelian

Retur pembelian adalah pengembalian barang dari pihak pembeli kepada pihak penjual sebab barang yang sudah dikirim tidak sama dengan spesifikasi yang sudah dijelaskan. Selain itu, dapat juga terjadi karena barang rusak. Dengan retur pembelian, maka akan ada pengurangan utang pihak penjual atau pemilik barang.

Pemotongan utang yang disebabkan retur dapat dibagi atas 2 tipe :

Retur pembelian tunai adalah barang yang dikembalikan kepada pihak penjual yang sudah dibeli secara tunai dengan perjanjian barang dapat diretur maupun dikembalikan yang diikuti dengan pengembalian pembayaran.

Retur pembelian kredit adalah barang yang dikembalikan pada penjual untuk transaksi yang belum lunas atau dibayar secara kredit. Apabila retur pembelian dilakukan, maka akan otomatis dilakukan pengurangan utang pembelian pada penjual atau pemilik barang.

Retur Penjualan

Retur penjualan adalah pengiriman barang dari pihak pembeli kepada pihak penjualan karena barang tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan sebelumnya atau dapat juga terjadi karena barang yang diterima pembeli mengalami kerusakan. 

Melalui retur penjualan, maka tagihan atau piutang dari pihak penjual terhadap pihak pembeli akan dikurangi. Dalam melakukan catatan transaksi retur penjualan dalam jurnal . akan dicatat di akun retur penjualan di debet serta akun piutang dagang di kredit.

Retur penjualan dikategorikan menjadi menjadi 3 jenis yakni:

  • Retur penjualan yang mengurangi piutang pihak pembeli.
  • Retur penjualan yang mengembalikan pembayaran pembeli.
  • Retur penjualan yang membutuhkan penggantian barang rusak dari pihak penjual. Dapat juga disebut sebagai klaim.

Demi menghindari dilakukannya retur, maka sangat penting bagi pihak penjual agar lebih teliti saat memperhatikan jenis serta spesifikasi barang yang akan dikirim kepada pihak pembeli. Jadi, keuntungan penjual akan jauh lebih besar karena tingkat retur sedikit.

Jika Anda ingin mengelola retur secara benar, maka Anda dapat menggunakan jasa konsultasi keuangan. 

Jurnal Retur Pembelian dan Penjualan

Penting bagi pemilik bisnis untuk melakukan pencatatan pada setiap transaksi secara detail serta secepat mungkin agar tidak merugi. Termasuk apabila terdapat transaksi retur pembelian dan penjualan. Berikut ini contoh-contoh jurnal pada retur pembelian dan penjualan.

Berikut ini adalah contoh transaksi  retur pembelian pada PT ABC.

  1. 17 Juli 2020  PT ABC membeli barang dagangan secara tunai senilai Rp25.000.000,00.
  2. 19 Juli 2020 PT ABC UD membeli sejumlah barang dagang sebesar Rp20.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 No Faktur 2710.
  3. 21 Juli 2020 pengembalian barang dagangan yang dibeli tanggal 19 Juli seharga Rp5.000.000,00 karena rusak.
  4. 25 Juli 2020 pengembalian barang dagang yang dibeli 17 Juli senilai Rp2.500.000,00.
  5. 28 Juli 2020 pembayaran utang untuk pembelian barang dagangan tanggal 19 Juli 2020.
Tanggal Nama Akun/Perkiraan Debet Kredit
Juli 2020 17 Pembelian Rp25.000.000
Kas Rp25.000.000
(Pembelian barang secara tunai)
19 Pembelian Rp20.000.000
Utang Dagang Rp20.000.000
(Pembelian barang secara kredit)
21 Utang Dagang Rp5.000.000
Retur Pembelian Rp5.000.000
(Pengembalian barang yang dibeli secara kredit)
25 Kas Rp2.500.000
Retur Pembelian Rp2.500.000
(Pengembalian barang yang dibeli secara tunai)
28 Utang Dagang Rp15.000.000
Kas Rp14.700.000
Pot Pembelian Rp300.000
(Pelunasan faktur no. 2710)

Transaksi tersebut dicatat ke dalam jurnal seperti berikut ini:

  1. Pada tanggal 21 terjadi retur pembelian barang dagang yang dibeli secara kredit menyebabkan pengurangan utang senilai Rp. 5.000.000,00.
  2. Pada tanggal 25 terjadi transaksi retur pembelian atas pembelian tunai yang menyebabkan jumlah kas bertambah senilai Rp2.5000,00.
  • Perusahaan menerima potongan 2% dari sisa utang dagang atas pelunasannya pada 28 Juli.
  • Nilai utang dagang senilai Rp20.000.000,00.
  • Retur pembelian serta  potongan harga (Rp 5.000.000,00).
  • Sisa utang dagang Rp15.000.000,00
  • Potongan pembelian 2% (Rp 300.000,00)
  • Nilai utang dagang yang perlu dibayar Rp14.700.000,00
  1. Apabila pelunasan dilakukan setelah 28 Juli misalnya pada 1 Agustus maka transaksinya dicatat seperti berikut ini:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Agustus 2020 1 Utang Dagang Rp15.000.000
Kas Rp15.000.000
(Pelunasan utang dagang tanpa potongan pembelian)

b. Jurnal Retur Penjualan

ABC beroperasional pada barang eceran, lalu saat menjual barangnya, disebutkan dalam faktur  bahwa barang dapat dikembalikan dalam waktu 30 hari.

Transaksi tersebut menghasilkan penjualan senilai Rp50.000.000 untuk Agustus 2020, dengan penjualan 60% secara tunai, kemudian sisanya dijual secara kredit. Perusahaan mempunyai 31.000.000 berbentuk piutang serta Rp2.500.000 berbentuk tunai pada akhir neraca Agustus 2020.

Harga pokok penjualan sebesar Rp40.000.000, lalu Persediaan Penutupan menunjukkan saldo sebesar Rp22.000.000. 5% dari barang yang dijual dikembalikan karena terdapat kecacatan pada produk. Kemudian, perusahaan menerima margin kotor 20% dari penjualan.

Sesuai data tersebut, Anda diharuskan untuk melakukan entri jurnal retur penjualan serta taksiran saldo yang akan tetap ada dalam penjualan, piutang, kas, inventaris, serta harga pokok penjualan.

Maka:

  1. Hitung jumlah pengembalian penjualan, yakni 5% dari penjualan Rp50.000.000, yang sama dengan  Rp2.500.000. 
  2. Asumsikan bahwa rasio 60% dikembalikan berbentuk tunai serta sisanya pada piutang.
  3. Akun kas dikreditkan sejumlah 60% dari Rp2.500.000 yang menjadi 1.500.000 lalu akun piutang dikreditkan sejumlah 40% (100 – 60) dari  Rp2.500.000 yang menjadi Rp1.000.000.
  4. Persediaan dikurangi Rp2.500.000 kurang dari 20% margin, yang menjadi 2.500.000 lalu dikurangi Rp500.000 yakni Rp2.000.000. Kemudian akan menambah persediaan serta mengurangi harga pokok penjualan yang sama.

Berarti, transaksinya dicatat seperti berikut ini

Keterangan Jumlah
Penjualan Rp50.000.000
Retur Penjualan Rp2.500.000
Cash Rp1.500.000
Kredit Rp1.000.000
Saldo Persediaan Rp2.000.000

Berikut Entri yang akan diposting:

  1. Entri Jurnal Pengembalian Penjualan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
September 2020 1 Penjualan Rp1.500.000
Kas Rp1.500.000
Penjualan Rp1.000.000
Piutang Rp1.000.000
  1. Penyesuaian Harga Pokok Penjualan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
September 2020 1 Persediaan Rp2.000.000
HPP Rp2.000.000

Contoh Retur Pembelian dan Penjualan

Berikut adalah contoh retur pembelian dan retur penjualan yang dikerjakan melalui sistem akuntansi

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Dengan menggunakan metode PERPETUAL pencatatan retur pembelian yang benar adalah

Praktis Menggunakan Jasa Pendamping Akuntansi

Dalam menjalani bisnis, tentunya anda akan selalu fokus pada inti dan pencapaian pada bisnis anda tanpa terganggu akan hal-hal teknis seperti pengelolaan akuntansi secara langsung. Oleh karena itu, dengan menggunakan jasa pendamping akuntansi Rusdiono Consulting, anda dapat menyerahkan masalah pengelolaan keuangan dan akuntansi perusahaan anda ditangan yang tepat dan profesional. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.