Hafidhoh, Nurul (2019) Implementasi Alquran Surat Al-Jumuah ayat 9-10: Analisis Sistem Etos Kerja Para Petani Kronggen Brati Grobogan. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS. AbstractEtos kerja merupakan suatu keyakinan untuk melakukan aktivitas atas dasar dorongan dan kesengajaan. Pelaksanaan sistem etos kerja ini merupakan implementasi dari surat al-Jumuah ayat 9-10 tetapi tidak bertumpu pada eksistensi tekstualnya, melainkan pada eksistensi kontekstual yang terkait dengan aktivitas kesehariannya. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tentang sistem etos kerja para petani Kronggen Brati Grobogan yang sesuai dengan surat al-Jumuah ayat 9-10. Dalam membahas masalah ini, penulis menggunakan jenis penelitian Field Research dengan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan kualitatif ini paparan analisisnya tertuang dalam bentuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis. Sumber data yang diperoleh berasal dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer diperoleh dari lapangan secara langsung di Dusun Sobotuwo Kronggen Brati Grobogan. Sedangkan sumber sekundernya dari berbagai literatur yang memiliki relevansi terhadap penilitian. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data-data terkumpul dan dianalisis dengan reduksi data, display data maka hasil dari penelitian ini, yaitu: 1) Etos kerja para petani di Sobotuwo Kronggen Brati grobogan, dengan semangat kerja yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka. 2) Etos kerja dalam Alquran surat al-Jumuah ayat 9-10 menurut empat mufassir yang penulis ambil semuanya menafsirkan bahwa menyuruh umat untuk meninggalkan aktivitas dan bersegera salat ketika sudah masuk waktunya salat, kemudian boleh melanjutkan aktivitas kembali ketika selesai melaksanakan salat. 3) Penerapan Alquran surat al-Jumuah ayat 9-10 sistem etos kerja para petani masyarakat Sobotuwo Kronggen Brati grobogan, dengan kesadaran dan keimanan yang kuat maka mereka dapat menyeimbangkan antara urusan duniawi dan ukhrawi. Hal ini terlihat dari semangat bekerja keras para petani yang tinggi, dan dapat meninggalkan aktivitas mereka untuk melaksanakan ibadah wajib (Salat) secara berjamaah di awal waktu. Penulis menggunakan teori kapitalisme yang ditawarkan oleh Max Weber sebagai rujukan analisis etos kerja yang menganggap bahwa bekerja adalah tugas suci yang harus dilakukan dengan semangat dan tidak meninggalkan ibadah dan ini sesuai dengan penafsiran surat al-Jumuah ayat 9-10 yang memerintahkan kita untuk meninggalkan pekerjaan ketika sudah masuk waktunya salat, dan boleh melanjutkan pekerjaan lagi setelah salat. Actions (login required)
P erbuatan atau pekerjaan yang dilakukan seseorang menjadi landasan bagi kemuliaan yang akan diperolehnya. Seseorang yang melakukan suatu...
Perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan seseorang menjadi landasan bagi kemuliaan yang akan diperolehnya. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan yang didasarkan kepada keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha Allah tentu akan memperoleh hasil ganda, yakni selain upah dari jerih payah yang dilakukannya, juga keberkahan dari rezeki yang diperolehnya, serta ketenangan dalam batin dan kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat. Berbeda dengan orang yang berkerja semata-mata hanya untuk memperoleh rezeki tanpa disertai niat tulus untuk mencari ridha Allah, maka dirinya akan selalu dihantui oleh perasaan khawatir dan stres jika hasil kerja kerasanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan diimpikannya. Islam sangat menghargai para pekerja keras yang menghidupi diri dan keluarganya dengan perjuangan dia sendiri. Pekerja yang baik dan disukai Allah dan Rasul-Nya adalah pekerja yang profesional yang memiliki etos kerja yang tinggi. Bagaimanakah pandangan Islam tentang etos kerja ini? يا ايها الذين امنوا اذا نودي للصلاة من يوم الجمعة فاسعوا الى ذكر الله وذروا البيع ذلكم خير لكم ان كنتم تعلمون فاذا قضيت الصلاة فانتشروا في الارض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون واذا راوا تجارة او لهوا انفضوا اليها وتركوك قائما قل ما عند الله خير من اللهو ومن التجارة والله خير الرازقين Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kmau mengetahui. Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan enggak (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah, 'Apa yang telah ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan', dan Allah pemberi rezeki yang terbaik (Q.S Al-Jumu'ah ayat 9-11)Surah Al-Jumu'ah ayat 9-11 ini mengisyaratkan kewajiban sholat Jumat bagi kamu muslimin dan etika berbisnis. Menurut perspektif Al-Qur'an tanggung jawab individual sangat penting dalam sebuah transaksi bisnis. Setiap individu bertanggung jawab terhadap semua transaksi yang telah dilakukannya. Tidak seorang pun yang memiliki privilage tertentu atau imunitas untuk menghadapi konskuensi terhadap apa yang dilakukannya. Abu Al-A'la Al-Maududi menyatakan bahwa individualah yang paling penting, bukan komunitas masyarakat atau Negara. Di dalam Al-Qur'an, hal tersebut merupakan alat pencegah terhadap terjadinya tindakan yang tidak bertanggung jawab, karena setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya, baik di dunia maupun diakhirat. Dalam ayat 9-11 surat Al-Jumu'ah inilah Allah SWT menjelaskan mengenai perlunya etika dalam melakukan bisnis yang Islami. Dari penjelasan tentang kandungan ayat 9-11 surat Al-Jumu'ah di atas maka perilaku orang yang mengamalkan ayat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan Q.S Al-Jumu'ah Ayat 9-11Dalam kehidupan sehari-hari, pelaksanaan dan penerapan perilaku orang yang mengamlkan surat Al-Jumu'ah ayat 9-11 ini tercermin dari sikapnya dalam aktifitasnya sehari-hari. Bekerja baginya adalah sebuah keharusan dan ia tidak akan mau memperolah suatu secara cuma-cuma dan yang bukan merupakan hasil jerih payahnya. Apalgi berpangku tangan dan meminta-minta kepada orang lain, bagianya hal tersebut adalah suatu perbuatan yang hinda dan menjatuhkan harga diri. Dalam menjalankan rutinitas dan pekerjaan sehari-hari, orang yang mengamlkan ayat ini tentunyadapat melakukan keseimbangan antara tugasnya sebagai manusia yang dieperintahkan untuk bekerja dan sebagai hamba Allah yang diperintahkan untuk beirbadah. Oleh karena itu, apabila telah tiba waktu sholat maka ia akan menjalankan perintah sholat.
> Untuk membaca Surah al-Jumu‘ah [62] ayat 9–10 Anda dapat langsung mempraktikkan. Misalnya dengan cara saling menyimak dengan teman sebangku Anda. Dapat pula dengan cara membaca ayat-ayatnya secara bersama-sama di kelas. Pada saat membaca perhatikan penerapan ilmu tajwidnya. Jika bacaannya masih keliru, ulangilah beberapa kali sehingga benar.
Untuk lebih memahami Surah al-Jumu‘ah [62] ayat 9–10, sobat dapat membacanya beberapa kali, agar mudah mengingatnya juga, dapat pula dengan cara membaca ayat-ayatnya secara bersama-sama teman, di dalam membaca yang perlu diperhatikan adalah penerapan ilmu tajwidnya. Jika bacaannya masih keliru, ulangilah beberapa kali sehingga benar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ a. Perlunya Keseimbangan antara Urusan Dunia dan Akhirat Pada saat kita menyelesaikan pekerjaan jenis apa pun yang menyangkut urusan duniawi, tetap diharuskan meninggalkannya jika mendengar panggilan azan. Perintah ini menunjukkan pentingnya menyeimbangkan urusan duniawi dan ukhrawi. Kita dibolehkan mengejar kehidupan duniawi, tetapi tidak boleh terlena sehingga lupa pada kehidupan akhirat. Hal ini karena kerja kita telah diniatkan untuk mencari rida Allah sehingga jika ada panggilan untuk ibadah kepada-Nya, tidak boleh enggan mengerjakan. Jika salat telah dikerjakan, kita pun diperbolehkan untuk kembali melanjutkan aktivitas. Ada juga pesan yang sangat populer dari Abdullah bin Umar r.a. berbunyi:
Artinya: Bekerja dengan sungguh-sungguh dan profesional dalam ajaran Islam sangat diutamakan. Demikian juga khusyuk dalam ibadah sangat penting agar dapat membekas pada amaliah sehari-hari, termasuk dalam bekerja. b. Bekerja Harus Selalu Ingat Allah Dalam bekerja kita, harus mengingat Allah sehingga tidak akan terperosok untuk melakukan perbuatan yang tidak diridai oleh-Nya. Kita dibolehkan mencari karunia Allah sebanyak mungkin, asal dilakukan dengan cara yang benar. Dengan demikian, Allah pun akan meluaskan rezeki kepada kita dan memberikan keberuntungan yang berlipat ganda.c. Meningkatkan Produktivitas Kerja Setelah mengerjakan salat Jumat, kita diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas kerja lainnya. Melakukan ibadah tidak berarti menghambat produktivitas kerja. Guna mendukung produktivitas kerja, ada hal-hal tertentu yang penting untuk diperhatikan.
d. Tidak Boleh Menyerah dalam Bekerja, Pantang Menyerah Dalam kondisi bagaimana pun kita tidak boleh menyerah dan berputus asa. Jika kita berusaha, Allah pasti akan mencukupkan kebutuhan hidup kita. Rasulullah saw. lebih bangga kepada umatnya yang bekerja keras daripada yang bermalas-malasan. Orang yang bekerja keras juga menunjukkan sikap syukur terhadap nikmat Allah Swt. Dari Zubair bin ‘Awwam r.a., Rasulullah saw. bersabda
Artinya: Hendaklah salah seorang di antara kamu mengambil talinya kemudian ia membawa seikat kayu bakar di punggungnya dan menjualnya, maka Allah dengan hasil itu mencukupkan kebutuhan hidupnya, itu lebih baik baginya daripada ia memintaminta kepada orang, baik mereka memberi atau tidak memberinya. (H.R. Bukhari) Kita harus meyakini bahwa Allah pasti akan selalu meluaskan rezeki kepada kita. Dengan demikian, kita tidak boleh bersikap pesimis dalam menjalani hidup. Perhatikan ayat yang berbunyi: وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Wa huwal-lazi sakhkharal-bahra lita’kulμ minhu lahman tariyyaw wa tastakhrijμ minhu hilyatan talbasunaha, wa taral-fulka mawakhira fihi wa litabtagu min fadlihi wa la‘allakum tasykurun(a).Artinya: Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Agar Anda dapat menerapkan cara bekerja yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, perlu memperhatikan hal-hal berikut.
Para fukaha (ahli fikih) menjadikan ayat dalam Surah al-Jumu‘ah [62] ini sebagai dalil tentang hukum melaksanakan salat Jumat.
|