Bagaimana pandangan soepomo terhadap negara merdeka apa perbedaannya

Jakarta - Tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Pada tahun 1945 di tanggal itu adalah hari ketika Sukarno berpidato tentang Pancasila dalam sidang Badan Penyelidik Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)."Salah seorang dari pada anggota Panitia Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia itu, yang menjawab pertanyaan itu adalah Bung Karno, yang mengucapkan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, yang berjudul Pancasila, lima sila, yang lamanya kira-kira satu jam. Pidato itu menarik perhatian anggota Panitia dan disambut dengan tepuk tangan yang riuh," kata salah satu anggota BPUPKI yang kemudian menjadi Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta, pada 16 Juni 1978 seperti dikutip dalam lampiran buku 'Penyambung Lidah Rakyat Indonesia'.Sidang BPUPKI digelar di Gedung Chuo Sangi-In, yang kini menjadi Gedung Pancasila di kompleks Kementerian Luar Negeri, Jl Pejambon, Jakarta Pusat. Tokoh organisasi Budi Utomo, KRT Radjiman Wedyodiningrat, didapuk menjadi ketua sidang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Dekat pada akhir bulan Mei 1945 dr. Radjiman, Ketua Panitia Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia, membuka sidang panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat: "Negara Indonesia Merdeka yang akan kita bangun itu, apa dasarnya?" Kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena takut pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan filosofi yang akan berpanjang-panjang. Mereka langsung membicarakan tentang Undang-Undang Dasar," kata Hatta masih dalam tulisan yang sama.Setidaknya ada tiga tokoh yang berpidato untuk mencoba menjawab pertanyaan sidang tersebut. Mereka adalah Muhammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno.Muhammad Yamin adalah yang mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasannya pada 29 Mei 1945. Ada lima poin yang dikemukakan oleh Yamin saat itu yakni perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.Yamin menyampaikan gagasannya cukup panjang dan sempat diinterupsi oleh Wakil Ketua Sidang RP Soeroso. Menurut Soeroso, apa yang disampaikan Yamin telah melebar dari pertanyaan sidang tentang dasar Indonesia merdeka."Tuan pembicara saya rasa salah paham. Sebagai diterangkan oleh Tuan Ketua, Tuan Radjiman, tadi yang dibicarakan ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka. Kalau saya dengarkan yang selanjutnya tadi ini juga tentang bentuknya Indonesia Merdeka," kata Soeroso seperti dikutip dalam buku 'Kumpulan Pidato BPUPKI' yang diterbitkan oleh Media Pressindo tahun 2006.Yamin memang tak secara gamblang menyebutkan bahwa gagasannya adalah dasar Indonesia merdeka. Dia menjabarkan secara panjang-lebar apa yang dia maksud di lima poin itu."Pembicaraan bagian atas dapatlah saya ringkaskan, bahwa dasar-dasar yang kita perbincangkan memberi dorongan kepada kita, bahwa negara yang akan dibentuk ialah suatu negara Rakyat Indonesia yang tersusun dalam suatu Republik Indonesia, yang dikepalai oleh seorang Kepala Negara pilihan, dan dijalankan sebagai pusat oleh Kementerian yang bertanggung jawab kepada Majelis Musyawarah," tutur Yamin.Soeroso kemudian kembali menginterupsi lagi dan menyebut bahwa pembicaraan Yamin semakin melebar. Tetapi menurut Yamin, dasar negara merdeka salah satunya juga mencakup hingga soal penduduk."Saya turut perintah itu, walaupun ada keyakinan bahwa dasar negara juga mengenai soal penduduk, pun karena mengenai susunan pemerintah, dan begitu juga tentang hak tanah," ujar Yamin.Dua hari kemudian, sidang tentang dasar Indonesia merdeka dilanjutkan kembali. Adalah Soepomo yang mendapat kesempatan berpidato pada 31 Mei 1945."Soal yang kita bicarakan ialah bagaimanakah akan dasar-dasarnya negara Indonesia Merdeka. Tadi oleh beberapa pembicara telah dikemukakan beberapa faktor dari beberapa negara, syarat-syarat mutlak dari suatu negara," kata Soepomo membuka pidatonya.Syarat mutlak yang dimaksud Soepomo adalah daerah/teritorial, rakyat, dan pemerintahan berdaulat menurut hukum internasional. Namun menurut Soepomo, hal itu bukan merupakan dasar Indonesia Merdeka."Syarat-syarat mutlak ini tidak mengenai dasar kemerdekaan dari negara dalam arti sosiologi dan arti politik," kata dia.Dia lalu menyebut pembelaan tanah air jadi syarat mutlak sebuah negara merdeka. Soepomo lalu menyampaikan gagasannya bahwa Indonesia harus berdasar pada negara yang integralistik.

"Maka teranglah Tuan-tuan yang terhormat, bahwa jika kita hendak mendirikan negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan apa pun," tutur Soepomo.

Tak ada yang menginterupsi pidato Soepomo saat itu. Tetapi dalam risalah sidang juga tak tertulis adanya tepuk tangan riuh dari para anggota sidang.Tibalah kemudian giliran Sukarno berpidato pada 1 Juni 1945. Di awal pidatonya dia langsung menegaskan bahwa penjabaran sebelumnya belum menjawab pertanyaan soal dasar Indonesia merdeka.

"Maaf, beribu maaf! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua yang Mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang Mulia ialah dalam bahasa Belanda 'philosofische grondslag' daripada Indonesia merdeka," kata Sukarno.

Bung Karno kemudian menjabarkan dasar Indonesia merdeka menurut pemikirannya. Ada lima poin dasar Indonesia merdeka menurutnya, yakni kebangsaan Indonesia, perikemanusiaan atau internasionalisme, dasar mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan prinsip ketuhanan.

"Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya Pancasila," kata Sukarno. (bpn/imk)

Bagaimana pandangan soepomo terhadap negara merdeka apa perbedaannya

Jawaban:

BPUPKI yang diketuai oleh K.R.T Radjiman Widyodiningrat melaksanakan dua kali persidangan sebagai upaya untuk mempersiapkan Indonesia merdeka. 

Persidangan pertama membahas mengenai dasar negara Indonesia Merdeka.  Tiga tokoh yang memberikan ide itu adalah Moh. Yamin, Supomo, dan Sukarno.

 Diawali Moh. Yamin, ia berpandangan bahwa konsep untuk Indonesia merdeka yaitu:

  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri Ketuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan rakyat 

Selanjutnya padangan Supomo, ia mengemukakan pendapat mengenai konsep Indonesia merdeka yaitu:

  1. Persatuan
  2. Kekeluargaan
  3. Keseimbangan lahir dan batin
  4. Musyawarah
  5. Keadilan rakyat. 

Yang terakhir padangan Sukarno, yaitu: 

  1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
  2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
  3. Mufakat atau demokrasi
  4. Kesejahteraan Sosial
  5. Ketuhanan yang Maha Esa 

Tiga pendapat tokoh semua berbeda, Moh. Yamin menekankan pada azas dan dasar negara, Supomo menekankan pada intgralistik, sedangkan Sukarno menekankan pada nasionalisme.

menurut pandang Yahudi sebagai tokoh agama yang mampu menegakkan hukum Taurat adalah​

kita bukan hanya cakep atau cantik tapi kita harus cakap dalam era digital, bagaimana menurut kalian? bntu jawab dong kakk sama penjelasannya​

bagaimana perasaan ketika Soeharto mengundurkan diri​

Sebutkan pasal yang mengatur tentang hak warga negara di bidang politik, hukum dan, pemerintah

bantu ya plisssss,besok udah mau dikumpulin. ​

Apa Yang Akan Kalian Lakukan Jika Bumi Terus Dipenuhi Sampah !!Buatlah {3 Paragraf 1 Paragraf 5 Kalimat}bantu kak jangan ngasal ngasal report ​

bantu jawab tapi jangan ngasal!!terima kasih ​

Penilaian Sikap Baca kembali teks berjudul "Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia". Kemudian, tuliskan apa saja informasi yang diperoleh dari tek … s berdasarkan hasil menjawab pertanyaan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif! Tulis informasi yang kamu temukan pada kolom berikut! ​

kenapa dibidang pemerintah banyak muncul di publik aparatur pemerintah yg kurang mencerminkan nilai kenegarawan

Contoh sikap yg terkandung dalam sila kedua​