Faktor apa saja yang menyebabkan Pakta Warsawa dibubarkan

Pada tanggal 1 Juli 1991 secara resmi Pakta Warsawa berakhir bersamaan dengan gelombang revolusi demokratis di Eropa Timur dan bubarnya Uni Soviet. Kemukakan beberapa faktor yang menyebabkan Pakta Warsawa berakhir!

Berikut antara lain beberapa faktor yang menyebabkan Pakta Warsawa berakhir.


  1. Tersingkirnya Partai Komunis Cekoslowakia.
  2. Jatuhnya pemimpin komunis Bulgaria, Todor Zhivkov.
  3. Jatuhnya pemimpin komunis Rumania Nicolae Ceaucesce.
  4. Lemahnya koordiansi dan kesatuan di antara negara-negara komunis.
  5. Pakta Warsawa berperan sebagai sandaran bagi rezim komunis Eropa Timur yang tidak popular.
  6. Berkuasanya orang-orang nonkomunis di negara-negara anggota Uni Soviet membuat pengaruh Pakta Warsawa semakin melemah.
  7. Meskipun Uni Soviet menunjukkan komitmen untuk mempertahankan Pakta Warsawa, namun terlihat jelas bahwa musuh-musuh terbesar yang mengancam perjanjian berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Musuh yang dimaksud adalah negara-negara Eropa Timur sendiri yang takut akan serangan dari Uni Soviet.
  8. Republik-republik yang membentuk Uni Soviet menuntut hak untuk memisahkan diri dan hal tersebut semakin meningkatkan permusuhan.

------------#------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Newer Posts Older Posts

Sebelum pembubaran, Pakta Warsawa sempat menginvasi Cekoslovakia.

Intisari-Online.com - Pakta Warsawa dibentuk sebagai upaya menandingi Pakta Pertahanan Barat (NATO), namun kemudian tak mampu bertahan, apa penyebab runtuhnya Pakta Warsawa?

Pakta Warsawa merupakan aliansi pertahanan negara-negara komunis-sosialis di kawasan Eropa Timur.

Nama resmi aliansi ini sebenarnya adalah Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Bantuan Bersama.

Namun, aliansi tersebut lebih populer dengan nama Pakta Warsawa sesuai dengan tampat ditandatanganinya kesepakatan pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.

Baca Juga: Terbentuk di Tengah Ketegangan Perang Dingin, Ini Tujuan Berdirinya Gerakan Non Blok

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945 dengan kemenangan sekutu, kemudian ketegangan berlanjut pada persaingan ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur, atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Perang Dingin tidak melibatkan serangan militer, namun keduanya bersaing dalam politik, ekonomi, dan propaganda.

NATO yang juga disebut Aliansi Atlantik Utara dibentuk pada 4 April 1949 dengan ditandatanganinya Perjanjian Atlantik Utara.

Atas keberadaan NATO, Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur pun khawatir sewaktu-waktu mereka dapat menjadi ancaman bagi negara-negara Blok Timur.


Page 2


Page 3

Faktor apa saja yang menyebabkan Pakta Warsawa dibubarkan

Sebelum pembubaran, Pakta Warsawa sempat menginvasi Cekoslovakia.

Intisari-Online.com - Pakta Warsawa dibentuk sebagai upaya menandingi Pakta Pertahanan Barat (NATO), namun kemudian tak mampu bertahan, apa penyebab runtuhnya Pakta Warsawa?

Pakta Warsawa merupakan aliansi pertahanan negara-negara komunis-sosialis di kawasan Eropa Timur.

Nama resmi aliansi ini sebenarnya adalah Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Bantuan Bersama.

Namun, aliansi tersebut lebih populer dengan nama Pakta Warsawa sesuai dengan tampat ditandatanganinya kesepakatan pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.

Baca Juga: Terbentuk di Tengah Ketegangan Perang Dingin, Ini Tujuan Berdirinya Gerakan Non Blok

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945 dengan kemenangan sekutu,
kemudian ketegangan berlanjut pada persaingan ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur, atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Perang Dingin tidak melibatkan serangan militer, namun keduanya bersaing
dalam politik, ekonomi, dan propaganda.

NATO yang juga disebut Aliansi Atlantik Utara dibentuk pada 4 April 1949
dengan ditandatanganinya Perjanjian Atlantik Utara.

Atas keberadaan NATO, Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur pun khawatir
sewaktu-waktu mereka dapat menjadi ancaman bagi negara-negara Blok Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

tirto.id - Uni Soviet atau USSR (Union of Soviet Socialist Republics) yang berdiri sejak 30 Desember 1922 resmi runtuh pada 26 Desember 1991. Ada beberapa faktor yang menjadi fakta sejarah bubarnya Uni Soviet pada era pemerintahan Mikhail Gorbachev (1985-1991).

,

Ada beberapa penyebab yang merupakan latar belakang runtuhnya Uni Soviet, termasuk kebijakan yang diterapkan Gorbachev seperti Glasnost dan Perestroika, kemudian demokratisasi, bubarnya Pakta Warsawa, beban masalah ekonomi, serta hukum keteraturan yang diterapkan di negara tersebut.

Bubarnya Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, mengakibatkan pula runtuhnya kekuasaan komunis internasional. Hal tersebut sekaligus mengakhiri Perang Dingin yang terjadi antara USSR melawan Amerika Serikat sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Beberapa negara yang sebelumnya berada di bawah Uni Soviet kemudian memiliki kebebasan untuk menentukan kebijakan politik mereka sendiri, seiring dengan bubarnya negara komunis terbesar pada masanya itu.

Faktor apa saja yang menyebabkan Pakta Warsawa dibubarkan

Dampak runtuhnya Uni Soviet tidak hanya dirasakan oleh di bekas wilayah negara mereka, tetapi juga di dunia. Pasalnya, banyak negara komunis di dunia juga ikut melemah sebagai akibat dari bubarnya USSR.

Baca juga:

  • Apa Saja Kebijakan Mikhail Gorbachev Selama Memimpin Uni Soviet?
  • Sejarah Pakta Warsawa: Tujuan, Negara Pendiri-Anggota, & Keruntuhan
  • Sejarah Perang Dunia II: Penyebab dan Negara yang Terlibat

Faktor-faktor Penyebab Runtuhnya Uni Soviet

Uni Soviet berdiri pada 1922 yang kemudian salah satu kekuatan terbesar di dunia selain Amerika Serikat. USSR atau Uni Soviet menganut paham Sosialisme Marxis dan merupakan salah satu negara komunis terbesar pada masanya.

Selain Rusia, Uni Soviet terdiri dari beberapa negara atau bangsa seperti Ukraina, Georgia, Belarusia, Armenia, Azerbaijan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Moldova, Latvia, Tajikistan, Estonia, dan Lithuania.

Kedigdayaan Uni Soviet yang merupakan pesaing terberat Amerika Serikat sejak usainya Perang Dunia II mulai meluruh pada masa pemerintahan Mikhail Gorbachev yang berkuasa sejak 1985. Berikut ini beberapa faktor penyebab runtuh atau bubarnya Uni Soviet yang terjadi pada 1991:

Bubarnya Pakta Warsawa

Amos Yoder dalam Communism in Transition: The End of the Soviet Empires (1993) menyebutkan, tujuan dibentuknya Pakta Warsawa oleh Blok Timur adalah sebagai penyeimbang NATO bentukan Blok Barat yang dimotori Amerika Serikat dan para sekutunya.

Lantaran berbagai polemik internal yang terjadi, Pakta Warsawa tidak sesolid NATO. Negara-negara anggota Pakta Warsawa satu per satu kemudian melepaskan diri.

Hingga akhirnya, Pakta Warsawa dibubarkan pada 25 Februari 1991. Secara resmi, pembubaran ini dilakukan tanggal 1 Juli 1991. Beberapa bulan kemudian, Uni Soviet pun dinyatakan runtuh.

Beban Masalah dan Tragedi Chernobyl

Di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet memiliki masalah yang kompleks. Tidak hanya masalah dalam negeri, tetapi juga masalah luar negeri yang yang harus segera diselesaikan.

Berbagai masalah tersebut dianggap tidak bisa diselesaikan dengan cara sosialis-komunis. Oleh karena itu, Gorbachev kemudian membuat Uni Soviet menjadi negara yang lebih terbuka.

Di saat yang sama, Uni Soviet sedang berusaha mempertahankan pengaruhnya di dunia. Akan tetapi, tragedi kebocoran nuklir Chernobyl di Ukraina, membuat kepercayaan negara-negara di dunia menjadi hilang. Pasalnya, banyak negara yang mengalami dampak dari tragedi tersebut.

Baca juga:

  • Sejarah Tragedi Chernobyl Ukraina: Sebab, Kronologi, dan Dampaknya
  • Sinopsis Serial Chernobyl: Tragedi Sejarah Ledakan Nuklir Ukraina
  • Sejarah Ukraina Merdeka dari Soviet Hingga Perang vs Rusia

Kebijakan Perestroika

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Mikhail Gorbachev untuk mengatasi beban masalah Uni Soviet adalah menerapkan kebijakan Perestroika.

Tujuan dari Perestroika adalah melakukan restrukturalisasi dalam negara. Kebijakan tersebut menimbulkan pro-kontra yang pada akhirnya justru semakin melemahkan Uni Soviet.

Kebijakan Glasnost

Kebijakan Glasnost atau keterbukaan di Uni Soviet memungkinkan rakyat memiliki hak milik atas suatu barang dan perusahaan swasta, menyuarakan pendapat di media massa, membiarkan media menampilkan berita apapun, hingga membiarkan memasukkan unsur kebebasan agama dalam kehidupan masyarakat.

Praktek keterbukaan ini ternyata tidak cocok diterapkan di Uni Soviet. Pada masa sebelumnya, hal-hal seperti itu dikendalikan sepenuhnya oleh negara. Akibatnya, kebijaka Glasnost justru memicu perpecahan di internal Uni Soviet.

Baca juga:

  • Apa Saja Asas Demokrasi dan Ciri Pemerintahan Demokratis
  • Daftar Perjanjian di Akhir Perang Dunia 1 Beserta Isi dan Dampaknya
  • Apa Itu Neo-Nazi, Sejarah, & Kenapa Rusia vs Ukraina Konflik?

Demokratisasi

Sejak berdiri pada 1922, Uni Soviet menggunakan sistem satu partai untuk memilih dan menentukan wakil di parlemen. Akan tetapi, Gorbachev membuatnya menjadi lebih demokratis dan mengizinkan rakyat untuk memilih sendiri wakilnya di parlemen.

Situasi tersebut membuat pengaruh partai komunis di Uni Soviet kian pudar, dan membuat USSR yang sebelumnya merupakan negara sosialis-komunis berubah menjadi lebih demokratis.

Hukum Keteraturan

Tidak hanya mengubah kebijakan di pemerintahan, Mikhail Gorbachev benar-benar membuat Uni Soviet menjadi negara yang menjunjung hak asasi manusia.

Akan tetapi, kebijakan-kebijakan yang dijalankan pemerintahan Gorbachev tersebut gagal dilaksanakan. Pasalnya, ada banyak pihak yang kontra dan berencana melakukan kudeta.

Meski kudeta tersebut gagal, tetapi Gorbachev kemudian memutuskan mundur sebagai kepala negara. Di saat bersamaan, saat situasi belum dapat diatasi, berbagai wilayah Uni Soviet memproklamirkan kemerdekaannya dan lepas dari Uni Soviet.

Dimulai dengan merdekanya Georgia pada 1990, wilayah Uni Soviet lainnya ikut menyusul memproklamirkan diri. Uni Soviet pun akhirnya resmi runtuh pada 30 Desember 1991.

Dampak Bubarnya Uni Soviet

Runtuhnya kekuasaan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya di dunia berakibat pada pudarnya kekuasaan komunis internasional. Hal tersebut sekaligus membuat Amerika Serikat memenangkan Perang Dingin yang dimulai sejak usainya Perang Dunia II.

Banyaknya negara yang berbeda adat dan budaya yang sebelumnya berada di bawah Uni Soviet berhasil merdeka dan menyelenggarakan pemerintahan serta kedaulatan sendiri.

Negara-negara bekas Uni Soviet kemudian mendirikan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (Commonwealth of Independent States). Namun, tiga negara Baltik, yakni Estonia, Lithuania, dan Latvia, tidak bergabung dengan perkumpulan tersebut.

Baca juga:

  • Tembok Berlin & Sejarah Pecahnya Jerman Usai Perang Dunia II
  • Dampak Perang Dunia I: Sejarah, Kronologi, Akhir, Siapa Menang?
  • Apa Pengaruh Terjadinya Perang Dunia I Bagi Indonesia?

Baca juga artikel terkait UNI SOVIET atau tulisan menarik lainnya Permadi Suntama
(tirto.id - tam/isw)


Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Permadi Suntama

Subscribe for updates Unsubscribe from updates