Faktor lain yang dianggap tetap adalah nama lain dari

berikan contoh perubahan sosial budaya berdasarkan pengaruhnya​

berikut yang bukan kerjasama asean dalam bidang pertahanan ​

Sebutkan minimal 5 nama tokoh angkatan udara republik indonesia yang kalian amati di museum pusat TNI AU dirgantara mandala!​

bagaimana menurut pendapat mu ada golongan yg ingin mendirikan negara islam di indonesia​

sebutkan persamaan dan perbedaan perubahan sosial dan budaya ​

sebutkan 9 bentelt negara negara ASEAN! kerjasama di bidang di bidang sosial dan budaya​

Diketahui jarak dilapangan kota Jakarta ke kota Surabaya adalah 900 km. Sedangkan jarak dipeta kota Jakarta ke kota Surabaya yaitu 15 cm . Berapakah s … kala peta tersebut?

Jarak kota Jakarta Timur ke kota Depok dilapangan adalah 8 km. Dan mempunyai peta dengan skala 1: 100.000 Berapakah jarak pada peta jakarta timur ke D … epok?

Jarak sebenarnya kota Jakarta ke Kota Kuala Lumpur adalah 2.000 km dan mempunyai skala 1 : 1.000.000 Berapakah jarak pada peta jakarta ke kuala lumpur … ?

angin wambraw merusak tanaman apa?​

Ketika belajar ekonomi, pasti kalian sering mendengar istilah ceteris paribus bukan. Sebenarnya, apa sih ceteris paribus itu? Pada artikel kali ini, kita akan coba membahas lebih lanjut mengenai apa sebenarnya ceteris paribus itu, apa artinya, contoh-contoh penggunaannya, serta manfaat dari digunakannya ceteris paribus.

Pengertian Ceteris Paribus

Sebenarnya, ceteris paribus adalah sebuah peribahasa latin yang artinya with all other things equal atau ketika semua kondisi lainnya sama. Artinya, ketika seorang mengatakan ceteris paribus, maka diasumsikan semua variabel lain dianggap konstan.

Menurut Drs.Bambang Prishardoyo M.Si, Ceteris Paribus adalah kondisi dimana ‘faktor lainnya tetap’ atau faktor-faktor lain selain harga barang tersebut tetap sama.

Sedangkan menurut Lembaga Penelitian, Pendidikan & Penerangan, Ekonomi dan Sosial (LPPPES), kondisi ceteris paribus adalah sebuah asumsi klasik dimana faktor-faktor lain selain faktor yang diperhatikan/diteliti dianggap konstan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya, ceteris paribus adalah asumsi sebuah kondisi dimana faktor lain selain faktor yang diteliti dianggap konstan alias tidak berubah.

 

Contoh Penggunaan Ceteris Paribus

Faktor lain yang dianggap tetap adalah nama lain dari

Nah, diatas kita sudah membahas mengenai apa itu ceteris paribus dan apa yang diasumsikan olehnya. Sekarang kita akan coba membahas secara lebih mendalam mengenai aplikasi asumsi ini.

Umumnya, ceteris paribus digunakan dalam analisis ekonomi untuk mengisolasi variabel yang ingin diteliti. Hal ini berguna agar variabel tersebut bisa dibandingkan dengan variabel kontrol nya dan ditemukan nilai atau rumus penjelas nya.

Asumsi ini berguna baik untuk analisis makro ekonomi skala besar ataupun analisis spesifik berskala kecil milik mikro ekonomi. Berikut ini contoh-contoh penggunaan asumsi ceteris paribus dalam menganalisis permintaan dan penawaran.

Penggunaan Ceteris Paribus Dalam Analisis Permintaan

Umumnya, dalam menganalisis permintaan, kita selalu terpaku dengan asumsi bahwa semakin murah produknya, maka semakin tinggi permintaannya. Hukum ini juga berlaku sebaliknya, semakin mahal produknya, semakin rendah permintaan.

Namun, ternyata masih banyak lho faktor selain harga yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Bahkan, ada barang yang harganya semakin meningkat, permintaan nya pun akan semakin tinggi.

Berikut ini adalah beberapa jenis barang yang kerap digunakan dalam analisis ekonomi

  • Barang komplementer
  • Barang substitusi
  • Barang inferior
  • Barang superior

Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itu, diperlukan asumsi yang menyatakan bahwa faktor-faktor lain dari setiap barang tersebut adalah konstan. Oleh karena itu, setiap kali ada yang menggunakan hukum relasi harga dan permintaan diatas, pasti mereka akan menyebutkan ceteris paribus.

Maka, hukum ini dapat disebutkan sebagai “Jika harga turun, maka permintaan terhadap berang tersebut akan meningkat, dengan asumsi ceteris paribus“

 

Penggunaan Ceteris Paribus Dalam Analisis Penawaran

Sekarang kita akan coba membahas penggunaan kondisi ceteris paribus dari aspek penawaran. Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk ekonomi yang ingin mendapatkan keuntungan sebesar besarnya, dengan biaya yang paling sedikit.

Asumsi ini tentu saja berlaku pula terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi kebutuhan kita sehari-hari. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa semakin mahal harga suatu produk, maka semakin tinggi pula penawaran produk tersebut.

Padahal, seperti yang kita ketahui, penawaran suatu barang memiliki banyak sekali faktor lain selain harga. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

  • Faktor tingkat keuntungan
  • Faktor kebijakan pemerintah
  • Faktor insentif/disinsentif
  • Faktor proyeksi permintaan suatu produk
  • Faktor

Oleh karena itu, agar dapat ditarik asumsi yang baik dan akurat mengenai relasi harga dengan permintaan, maka faktor-faktor diatas harus kita anggap konstan.

Sehingga, ketika kita menyatakan bahwa harga suatu barang mempengaruhi penawaran barang tersebut, kita harus pula menyebutkan bahwa faktor-faktor lain yang sudah kita sebutkan diatas kita anggap konstan dalam analisis ini.

 

Manfaat Penggunaan Ceteris Paribus

Faktor lain yang dianggap tetap adalah nama lain dari

Kita sudah memahami apa itu asumsi ceteris paribus, serta apa contoh-contoh penggunaannya dalam analisis ekonomi dan analisis lainnya. Namun, sebenarnya apa manfaat dari penggunaan asumsi ini dalam analisis tersebut?

Meningkatkan Akurasi Penelitian

Penggunaan asumsi ini dalam suatu penelitian dapat meningkatkan akurasi dari penelitian tersebut karena variabel-variabel lain yang tidak penting dihilangkan. Sehingga, hanya variabel yang ingin diteliti saja yang masuk kedalam perhitungan.

Hasilnya adalah perhitungan yang jauh lebih akurat dibandingkan dengan ketika kita memperhitungkan semua variabel. Hal ini terjadi karena variabel-variabel tersebut berbeda-beda di setiap kasus, sehingga lebih baik dihilangkan.

Hasil ini, meskipun tidak terlalu kontekstual pada dunia nyata, dapat dijadikan dasar ilmiah ketika membentuk asusmsi ataupun hipotesis lainnya.

 

Mempermudah Analisis Ekonomi yang Kompleks

Dengan asumsi ini, analisis ekonomi hanya perlu memperhitungkan dan menganalisis variabel-variabel yang ingin diteliti. Hal ini menurunkan jumlah total variabel yang harus diteliti dan dicari hubungannya.

Dengan ini, otomatis kompleksitas dan kesulitan analisis pun berkurang. Kemudahan ini sangat bermanfaat agar ekonom dapat menganalisis banyak hal dalam waktu yang singkat. Hampir tidak mungkin bagi seorang ekonom untuk memperhitungkan dan memodelkan semua variabel dalam suatu sistem ekonomi, terutama jika ekonomi makro.

Oleh karena itu, asumsi ini sangat berguna untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penelitian ekonomi.

 

Mengisolasi Variabel yang Ingin Diteliti

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk meningkatkan akurasi suatu penelitian, variabel yang ingin diteliti harus diisolasi agar dapat dibandingkan dengan variabel kontrolnya. Oleh karena itu, dibutuhkan asumsi bahwa faktor-faktor lain dianggap konstan.

Asumsi ceteris paribus merupakan salah satu cara untuk mengisolasi variabel-variabel yang ingin diteliti. Karena, variabel-variabel lainnya dianggap konstan.

Selain itu, asumsi ini juga dapat mempermudah analisis ekonomi karena ekonom hanya perlu untuk menganalisis variabel yang ingin diteliti. Variabel lain yang jumlahnya banyak dan hubugannya belum terlalu jelas, dapat dihilangkan dengan cara dianggap konstan.

Oleh karena itu, asumsi ini mempersingkat analisis ekonomi dan menurunkan kompleksitasnya. Hal ini sangat penting terutama ketika kalian menganalisis fenomena-fenomena ekonomi skala besar (makro ekonomi) yang memiliki banyak sekali variabel.

 

Kerugian Menggunakan Asumsi Ceteris Paribus

Faktor lain yang dianggap tetap adalah nama lain dari

Ternyata, penggunaan asumsi ini juga memiliki kerugian lho temen-temen. Penggunaan asumsi ceteris paribus kerap dituding sebagai penyebab ekonomi di buku dan teori tidak sama dengan apa yang ada di kehidupan sehari-hari.

Karena, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin mampu membuat faktor-faktor lainnya menjadi konstan. Sehingga, hampir pasti analisis atau teori yang menggunakan asumsi faktor lain konstan, menjadi tidak akurat di kehidupan nyata.

Oleh karena itu, analisis ekonomi apapun yang menggunakan teori-teori yang didasarkan pada asumsi ini, harus diubah atau dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Inilah yang menjadi tantangan ekonom dalam melakukan analisis dan membentuk solusi permasalahan.