Faktor yang bukan menjadi penyebab kemunduran pada masa Bani Umayyah adalah

Faktor yang bukan menjadi penyebab kemunduran pada masa Bani Umayyah adalah


Pemerintahan kekhalifahan Islam Dinasti Bani Umayyah yang pernah berjaya kurang lebih selama 90 tahun, namun pada akhirnya mengalami masa-masa kemunduran yang ditandai dengan semakin melemahnya sistem politik dan sistem dalam pemerintahan, di samping juga munculnya berbagai macam tekanan dari pihak luar, berupa timbulnya pemberontakan-pemberontakan. 

Setelah kepemimpian khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Dinasti Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa lagi mengendalikan jalannya roda pemerintahan dan keamanan negara. Di kalangan keluarga internal Khalifah juga sering terjadi pertikaian yang disebabkan adanya perebutan kekuasaan mengenai siapa yang akan menduduki kekhalifahan sesudahnya. 

Kurang lebih selama 7 (tujuh) tahun setelah kekhalifahan Hisyam, yang penerusnya adalah al-Walid II, Yazid III, Ibrahim dan Marwan bin Muhammad. Al-Walid memerintah kurang lebih satu tahun 3 bulan, selanjutnya digantikan lagi oleh Yazid III yang hanya memerintah kurang lebih enam belas bulan saja. 

Selanjutnya digantikan oleh Ibrahim bin al Walid bin Abdul Malik, namun hanya berkuasa kurang lebih tiga bulan dan digantikan oleh Marwan. Selama masa kepemimpinannya, Khalifah Marwan disibukkan dalam mengatasi berbagai pemberontakan yang timbul, sampai akhirnya ia tewas di medan perang. 

Berikut 9 Faktor Penyebab Runtuhnya Dinasti Umayyah selengkapnya.

Diantara beberapa peristiwa yang mendorong menjadi faktor penyebab runtuhnya Bani Umayyah, dapat di identifikasikan dengan hal-hal, berikut ini :

 
1. Figur khalifah yang lemah. Sepeninggal khalifah Hisyam, tidak ada khalifah yang kuat yang mampu mengkonsolidasikan pemerintahan, menjaga keutuhan dan kewibawaan negara.


2. Tidak adanya ketentuan mekanisme pengangkatan khalifah, menimbulkan terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Bani Umayyah.


3. Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan bekas ibu kota kerajaan Bizantium, mengakibatkan gaya hidup mewah bangsawan Bizantium mulai mempengaruhi dan ditiru keluarga Dinasti Umayyah.


4. Para ulama merasa kecewa terhadap para penguasa yang tidak memiliki integritas keagamaan dan politik yang sesuai dengan nilai-nilai syari’at Islam.


5. Pertentangan keras yang sudah sejak lama terjadi antara suku Arab Utara (disebut Arab Quraisy atau Mudariyah) yang menempati Irak dengan Arab Selatan (disebut Yamani atau Himyariyah) yang berdiam di wilayah Suriah mencapai puncaknya, karena para khalifah berpihak kepada suku Arab Yamani.

6. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab, yakni pendatang baru dari bangsa-bangsa yang dikalahkan yang disebut “Mawali”. Mereka bersama-sama bangsa Arab mengalami beratnya peperangan, tetapi diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua. Golongan non Arab, terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status Mawali menggambarkan inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.

7. Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin yang terakhir, yaitu Khalifah Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.


8. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim. golongan Syi`ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah


9. Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah benar-benar terjadi dengan kemenangan pasukan Abul Abbas yang didukung oleh pasukan Abu Muslim Al Khurasani dalam pertempuran Zab Hulu melawan pasukan Khalifah Marwan pada tahun 748 Masehi. 

Kekalahan ini menjadi akhir dari kekuasaan Dinasti Bani Umayyah dan menjadi awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah yang dimulai pada tahun 750 -1258 Masehi.


Terjadinya kemunduran yang mengakibatkan runtuhnya Dinasti Umayyah terjadi melalui fase demi fase, adapun fase-fase proses terjadinya kemunduran budaya Islam yang mengakibatkan runtuhnya Dinasti bani Umayyah tidak terjadi secara sekaligus namun terjadi secara perlahan-lahan.

Kebesaran yang dibangun oleh Daulah Bani Umayyah ternyata tidak dapat menahan kemunduran dinasti yang berkuasa hampir satu abad ini. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor-faktor penyebab yang kemudian mengantarkan pada titik kemunduran bahkan runtuhkanya kekhalifahan Dinasti Umayyah.

Berikut adalah 6 fase yang menyebabkan runtuhnya kekhalifahan Dinasti Umayyah, yaitu :

1. Terjadinya pertentangan keras antara kelompok suku Arab Utara (Irak) yang disebut Mudariyah dan suku Arab Selatan (Suriah) Himyariyah, pertentangan antara kedua kelompok tersebut mencapai puncaknya pada masa Dinasti Umayyah karena para khalifah cenderung berpihak pada satu etnis kelompok. 

2. Adanya ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Mereka yang merupakan pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang dikalahkan mendapat sebutan “Mawali”, suatu status yang menggambarakan inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-orang Arab yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah.

Mereka bersama-sama orang Arab mengalami beratnya peperangan dan bahkan diatas rata-rata orang Arab, tetapi harapan mereka untuk mendapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan. Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada Mawali ini jumlahnya jauh lebih kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan kepada orang Arab. 

3. Konfllik-konflik politik yang melatar belakangi terbentuknya Daulah Umayyah. Kaum syi`ah dan khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat dan sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan kekuasaan Umayyah.

Disamping menguatnya kaum Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat menggeser kedudukan Bani Umayyah dalam memimpin umat. 

4. Sistem pergantian khalifah melalui cara garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana. 

5. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.

Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah.

6. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul Mutholib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

Sejak awal didirikannya Dinasti Umayyah oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan,  ia langsung mengganti sistem sistem pemerintahan yang semula demokratis yang pernah di jalankan oleh para khalifah Khulafaur Rasyidin menjadi sistem monarki (kerajaan) yang dengan salah satu caranya ia menunjuk putranya Yazid untuk menjadi penerus kekhalifahan.

Sistem monarki ini di ambil dari sistem pemerintahan yang diadopsi dari kerajaan yang ada di persia dan Byizantium. Dari kejadian ini pula dapat kita katakan sebagai faktor awal penyebab terjadinya kemunduran budaya Islam pada masa Bani Umayyah.

Itulah pembahasan tentang faktor penyebab runtuhnya Dinasti Umayyah. Semoga ada hikmahnya untuk kita semua.

Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Heri RuslanSpanyol dikuasai peradaban Islam pada era kekuasaan Kekhalifahan Umayyah. Ketika itu,  Bani Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah dipimpin  Khalifah Al-Walid (705-715 M).  Awalnya,  kekuasaan Islam di Andalusia berada di bawah kendali Dinasti Umayyah. Setelah digulingkan Dinasti Abbasiyah, kendali berada di Baghdad. Sejak 912 M, di era kepemimpinan Amir Abdurrahman III, kekuasaan Islam di Andalusia memerdekakan diri Abbasiyah. Sejak itu, berdirilah  Kekhalifahan Umayyah di Spanyol. Penguasanya mulai menggunakan gelar khalifah. Peradaban Islam di Spanyol sempat mencapai masa keemasannya dalam berbagai bidang.Kekhalifahan Umayyah di Andalusia mulai meredup ketika Hisyam naik tahta pada usia 11 tahun. Akibatnya, kekuasaan dikendalikan para pejabat.  Memasuki era 1013-1086 M, Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja glongan, yang berpusat di satu kota, seperti Toledo, Sevilla, Cordoba, dan lain sebagainya.Menurut sejarawan Islam, Prof Badri Yatim, Kekhalifahan Umayyah di Andalusia hancur karena berbagai faktor. Pertama, konflik Islam dengan Kristen. ‘’Para penguasa Muslim tak melakukan Islamisasi secara sempurna,’’ tutur Prof Badri. Penguasa Muslim hanya puas dengan menagih upeti kepada kerajaan-kerajaan Kristen.Padahal, kehadiran Arab islam di Spanyol telah memperkuat kebangsaan orang-orang Kristen. Pertentangan pun tak terelakan. Pada abad ke-11 M umat Kristen mengalami kemajuan yang pesat. ‘’Sedangkan, umat Islam mengalami kemunduran,’’ ujar Prof Badri. Umat Islam pun terusir dari Spanyol pada 1492 M.Kedua, tak adanya ideologi pemersatu. Salah satu kelemahan Umayyah Spanyol adalah tak menempatkan para mualaf tak diperlakukan sejajar dengan orang-orang Arab. Menurut Prof Badri Yatim, sebagaimana politik Dinasti Umayyah di damskus, orang-orang Arab tak pernah menerima orang-orang pribumi. Akibat merasa direndahkan, kelompok etnis non-Arab akhirnya menggerogoti kekuasaan.Ketiga, kesulitan ekonomi. Pada paruh kedua islam di Spanyol, para penguasa lalai memperkuat sector ekonomi. Mereka, menurut Prof Badri Yatim, lebih serius membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Akibatnya, keuangan negara  menjadi lemah dan berimbas pada kekuatan politik dan militer.Keempat, tak jelasnya sistem peralihan kekuasaan. Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Inilah yang membuat Bani Umayyah di Spanyol runtuh dan berubah dikuasai oleh-oleh raja-raja dari berbagai glongan atau Muluk al-Thawaif.Kelima, menurut Prof Badri Yatim, peradaban Islam di Spayol sulit untuk meminta bantuan dari kekuatan Islam di tempat lain, kecuali Afrika Utara. Sehingga, basis kekuasaan Islam di Spanyol habis setelah diusir Kerajaan Kristen.

  • dinasti islam
  • ambruk
  • abbasiyah
  • umayyah
  • andalusia

Faktor yang bukan menjadi penyebab kemunduran pada masa Bani Umayyah adalah

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...