Fase yang menunjukkan organisme tersebut melakukan dormansi sementara ialah

Oleh : Fitri Ikayanti, SP

Pada benih dikenal istilah dormansi yaitu suatu keadaan benih mengalami masa tidur atau dorman dimana benih tidak akan mengalami pertumbuhan atau perkecambahan walaupun ditanam dalam kondisi yang optimum. Dormansi pada benih memiliki keuntungan antaralain sebagai mekanisme dalam mempertahankan hidup lebih lama dan memberikan ketahanan dalam penyimpanan meskipun untuk konsumen benih, kurang memberikan keuntungan karena benih tersebut apabila langsung ditanam tidak tumbuh dan apabila tumbuh, pertumbuhannya tidak seragam.  Lamanya benih mengalami masa dorman atau persistensi berbeda pada setiap spesies dan varietas. Persistensi benih yang lama, umumnya disebabkan oleh keberadaan gulma di sekitar lahan pertanian.

Terdapat dua tipe dormansi benih antaralain dormansi fisik (dormansi primer) dan dormansi fisiologis (dormansi sekunder). Dormansi fisik disebabkan oleh adanya pembatas struktural terhadap perkecambahan berupa kulit biji yang keras dan kedap air yang menjadi penghalang mekanis masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman sedangkan dormansi fisiologis (dormansi sekunder) penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang, benih-benih tersebut memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah  sehingga akan lebih tahan dalam penyimpanan.

Dormansi dapat dipatahkan dengan perlakuan untuk mengaktifkan kembali benih yang dorman. Ada berbagai cara perlakuan yang dapat diklasifikasikan yaitu pengurangan ketebalan kulit atau skarifikasi, perendaman dalam air, perlakuan dengan zat kimia, penyimpanan benih dalam kondisi lembab dengan suhu dingin dan hangat atau disebut stratifikasi dan berbagai perlakuan lain.

Benih padi memiliki karakteristik dormansi yang dinamakan after-ripening. Fenomena after-ripening yaitu dormansi benih padi yang tidak mampu berkecambah ketika baru dipanen dan baru dapat berkecambah setelah melewati periode penyimpanan kering. Peristiwa after ripening padi umumnya terjadi selama 8 minggu. Hal ini dapat ditunjukan dengan hasil pengamatan pada benih padi yang mencapai daya berkecambah maksimum setalah penyimpanan kering selama 8 minggu. 

Penyebab dormansi benih padi kemungkinannya bukan disebabkan oleh kekerasan kulit, karena kulit padi mudah pecah dan mudah ditembusi air. Dormansi ini terjadi karena  faktor yang terdapat dalam benih padi tersebut yaitu zat penghambat.  Pada benih yang dorman zat penghambat ini perlu dihilangkan agar benih mampu berkecambah.

Ada beberapa teknik pematahan dormansi benih padi dikutip dari www.luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/10/penyebab-dormansi-dan-metode.html antaralain dengan cara perendaman benih dalam KNO3 1% selama 48 jam yang merupakan cara pematahan dormansi paling efektif pada benih padi gogo varietas Kalimutu, Gajah Mungkur, dan Way Rarem terhitung mulai 0 minggu setelah panen (Ilyas dan Diarni, 2007). Perlakuan ini juga sangat efektif untuk mematahkan dormansi benih padi gogo ’Gajah Mungkur’ setelah disimpan 2 dan 4 minggu dengan indeks vigor tertinggi.

Penggunaan KNO3 0,2% efektif untuk mematahkan dormansi benih padi sawah (Nugraha dan Soejadi, 1991). Selain itu, perlakuan perendaman benih dalam larutan GA3120 ppm selama 48 jam juga efektif.  Metode pemanasan benih dalam oven 50 0C selama 48 jam yang diikuti dengan perendaman dalam air 24 jam dapat digunakan untuk mematahkan dormansi benih padi gogo ’Jatiluhur’ (Ilyas dan Diarni, 2007).

Menurut ISTA (2005) teknik pematahan dormansi yang dapat direkomendasikan untuk mematahkan dormansi benih padi (Oryza sativa) adalah dengan memanaskan benih pada suhu 50 0C, atau merendam benih dalam air atau KNO3 selama 24 jam sebelum dikecambahkan. Pematahan dormansi dikatakan efektif jika menghasilkan daya berkecambah 85% atau lebih (Ilyas dan Diarni, 2007).

Referensi :

Metode Pematahan Dormansi
Dasar Ilmu dan Teknologi Benih (AGH 250)

//budikolonjono.blogspot.co.id/2011/08/laporan-metode-pematahan-dormansi-dasar.html diakses tgl 23-11-2017

Penyebab Dormansi dan Metode Pematahannya

//Lukmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/10/penyebab-dormansi-dan-metode.html diakses tgl 27-11-2017

Pengaruh Perlakuan Pematahan Dormansi terhadap Daya Berkecambah Benih dan Pertumbuhan Awal Bibit Dua Varietas Padi (Oryza sativa.L)

//repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/2387/Adita%20Martalenni%20-%20091510501013_pdf?sequence=1 diakses 12-12-2017

Lamanya Penyimpanan dan Waktu Perendaman dengan Larutan KNO3 dapat Mematahkan Dormansi Benih Padi

//haridhy.blogspot.co.id/2014/02/KNO3-dapat-mematahkan-dormansi-benih.html diakses 12-12-2017

Images :

//www.google.co.id/search?biw=1366&bih=662&tbm=isch&sa=1&ei=39AwWtnRF4a50gSCsprABg&q=dormansi+benih+padi&oq=dormansi+benih+padi&gs_l=psy-ab.12...3031.14992.0.17351.19.16.0.3.3.0.419.2533.0j7j5j0j1.13.0....0...1c.1.64.psy-ab..3.13.1799...0j0i67k1j0i30k1j0i5i30k1j0i24k1j0i10i24k1.0.ldUmse90Dok#imgrc=-fuLJXz4VjxZGM:

Op. Bid Pertanian

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.

Banyak biji tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui berperilaku dorman adalah kuncup.

Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:

  • Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.
  • Proses respirasi tertekan / terhambat.
  • Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.
  • Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

Secara umum menurut Aldrich (1984) Dormansi dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu:

  • Innate dormancy (dormansi primer)
  • Induced dormancy (dormansi sekunder)
  • Enforced dormancy

Sedangkan menurut Sutopo (1985) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

  • Dormansi Fisik, dan
  • Dormansi Fisiologis

Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji.


Beberapa penyebab dormansi fisik adalah:

  • Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula.

  • Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.

  • Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas

Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih [apel] misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.

Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh


Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah:

  • Immaturity Embrio

Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah.

  • After ripening

Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.

  • Dormansi Sekunder

Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya.

Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.

  • Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.

Dormansi ini dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain: Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids Lactone (Counamin) dll.

Counamin diketahui menghambat kerja enzim-enzim penting dalam perkecambahan seperti Alfa dan Beta amilase.

Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan keperluan akan perlakuan chilling.

Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat.

Ada beberapa cara yang telah diketahui, seperti:

  • Dengan perlakuan mekanis

Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi.

Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.

  • Dengan perlakuan kimia

Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.

  • Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.
  • Perendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit.
  • Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.

Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).

  • Dengan perlakuan perendaman dengan air.

Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.

Caranya yaitu: dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.

  • Dengan perlakuan suhu

Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.

Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.

  • Dengan perlakuan cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.

  • Hibernasi
  • (Indonesia) Dormansi pada Benih Tanaman[pranala nonaktif permanen]
  • Pengaruh Perlakuan Penjatahan Dormansi Beni dan Media Perkecambahan Terhadap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata (Womb) Merr) ([1])

 

Artikel bertopik botani ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dormansi&oldid=18162034"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA