Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya, Manusia memiliki kodrat sebagai makhluk sosial, sehingga komunikasi dengan sesama manusia pasti tidak terhindarkan setiap harinya. Salah satu media komunikasi antar perorangan adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia mampu menyampaikan pesan, gagasan, kehendak, informasi ke manusia lainnya. Bahasa memiliki berbagai satuan yang menyusunnya. Satuan terkecil dalam bahasa merupakan frasa. Dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai jenis jenis frasa – pengertian dan contohnya. Show Pengertian Frasa Secara umum, frasa dapat diartikan sebagai gabungan atau suatu kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiiliki satu makna gramatikal. Yang dimaksud makna gramatikal di sini adalah makna yang berubah ubah sesuai dengan konteks dalam kalimatnya. Menurut Ramlan (2001), frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Dalam pengertian lain yang dikemukakan Chaer, frasa merupakan satuan yang terdiri dari dua atau lebih yang membentuk atau menduduki satu fungsi kalimat (subjek / predikat / objek / keterangan / pelengkap) dan juga bersifat nonprediktif. perhatikan contoh berikut :
Pada kalimat di atas, dapat kita temui tiga buah frasa, yakni :
Dalam uraian singkat pada kalimat diatas, frasa merupakan gabungan beberapa kata yang tidak memiliki predikat, sehingga tidak dapat membentuk kalimat sempurna. Ciri-Ciri Frasa Untuk membedakan frasa dari satuan bahasa lain, berikut ini merupakan ciri ciri atau sifat sifat yang dimiliki frasa, yaitu :
Jenis-Jenis Frasa Frasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan persamaan dstribusi dengan unsurnya, kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, kedudukan, serta makna yang dikandungnya. A. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya) Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa dibedakan menjadi frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya. 1. Frasa EndosentrisFrasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat. Contoh:
Kalimat ‘Sejumlah mahasiswa di kelas’ tidak dapat ditulis menjadi ‘Sejumlah di kelas’ karena kata ‘mahasiswa’ merupakan unsur pusat. Begitu pula dengan kalimat ‘Tiga pria di pelabuhan’ tidak dapat ditulis sebagai ‘Tiga di pelabuhan’ karena kata ‘pria’ merupakan unsur pusat pada frasa ‘tiga pria’. Sedangkan pada kalimat ‘Pemilihan umum lima tahun sekali’ tidak dapat ditulis menjadi ‘umum lima tahun sekali’ atau pun ‘pemilihan lima sekali’ karena kata ‘pemilihan’ dan kata tahun ‘tahun’ merupakan unsur pusat. Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif. 1.1. Frasa Endosentris Kontributif Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’. Contoh :
1.2. Frasa Endosentris Atributif Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk unsur pusat, akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang yang bermakna. Contoh :
Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada frasa tersebut. 1.3. Frasa Endosentris Apositif Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau dengan kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya. Contoh:
‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’ merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :
Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut. 2. Frasa EksosentrisFrasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosenyris tidak memiliki unsur pusat atau UP. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)
B. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya Menurut pembagian berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibedakan menjadi enam kategori, yakni frasa nomina, frasa verba, frasa ajektifa, frasa numeralia, frasa preposisi, dan frasa konjungsi. 1. Frasa NominaFrasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut, 1.1. Nomina sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
1.2. Pronominal Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
1.3. Nama Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
1.4. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
2. Frasa VerbaFrasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat. Contoh :
3. Frasa AdjektivaFrasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva. Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat. Contoh :
4. Frasa NumeraliaFrasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang, dan lain sebagainya. Contoh :
5. Frasa PreposisiFrasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda. Contoh:
6. Frasa KonjungsiFrasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan. Contoh:
C. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara serta frasa setara bertingkat. 1. Frasa SetaraFrasa setara merupakan frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara. Contoh :
2. Frasa Setara BertingkatFrasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat. Contoh :
D. Pembagian Frasa Berdasarkan Makna yang Dikandungnya Frasa dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan makna yang terkandung di dalamnya atau yang dimiliki unsur unsurnya, yakni frasa biasa, frasa idiomatic, serta frasa ambigu. 1. Frasa BiasaFrasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi atau makna sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa biasa)
2. Frasa IdiomatikFrasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang hasil pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan sebenarnya. Contoh :
3. Frasa AmbiguFrasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna ganda tergantung pada penggunaannya dalam kalimat. Contoh :
Demikianlah artikel tentang jenis jenis frasa – pengertian dan contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat. |