Gangguan koordinasi apa saja yang dapat dialami seseorang karena pola hidup yang tidak baik

Halodoc, Jakarta - Gangguan saraf atau neuropati merupakan kondisi terganggunya fungsi saraf, yang dapat terjadi karena penyakit tertentu maupun cedera. Gejala yang dirasakan pengidap gangguan saraf pun berbeda, mulai dari ringan seperti kram hingga yang berat seperti kelumpuhan. Kendati demikian, gangguan saraf sebenarnya bisa dicegah kok, dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini.

Beberapa gaya hidup sehat berikut ini bisa mulai kamu terapkan, untuk meminimalisir risiko terjadinya gangguan saraf:

1. Olahraga Teratur

Tidak hanya mampu menjaga tubuh tetap fit dan bugar, olahraga yang dilakukan secara teratur juga ternyata dapat membantu mencegah berbagai gangguan saraf, lho. Satu hal yang perlu diingat bahwa olahraga yang perlu kamu lakukan secara teratur bukanlah olahraga berat, melainkan olahraga ringan sekitar 10-15 menit setiap pagi dan sore hari.

Bahkan, sebenarnya kamu dapat memulainya dengan mengganti kebiasaan-kebiasaan kecilmu selama ini. Misalnya, jika kamu terbiasa berangkat ke kantor dengan menggunakan ojek online, kamu bisa mulai mempertimbangkan untuk menggantinya dengan pilihan transportasi lain yang memerlukan banyak gerakan jalan, seperti bus atau kereta.

2. Hindari Pekerjaan yang Menuntut Gerakan Berulang

Pekerjaan yang menuntut kita melakukan gerakan berulang, secara perlahan dapat memicu terjadinya gangguan saraf. Terlebih jika gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang berat, atau membuat tubuh berada dalam posisi yang tidak nyaman. Jika kamu memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk duduk dalam waktu lama misalnya, cobalah untuk beristirahat selama beberapa menit dan lakukan gerakan-gerakan peregangan sederhana.

3. Jaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan beban pada kaki, dan memicu berbagai risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan berat badan berlebih pun akan memiliki risiko terkena gangguan saraf lebih tinggi, dibanding mereka yang memiliki berat badan ideal. Oleh karena itu, cobalah untuk mulai menjaga berat badan tetap ideal, dengan menerapkan pola makan sehat rendah kalori.

4. Pastikan Asupan Vitamin B Tercukupi

Selama ini, kita mengenal banyak vitamin dengan beragam manfaatnya bagi tubuh. Vitamin A, C, dan E misalnya, cukup populer di kalangan kaum hawa untuk mencerahkan kulit serta membantu menjaga daya tahan tubuh. Namun, dalam hal menjaga kesehatan saraf, vitamin B merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronis, yang sering berujung pada kerusakan saraf, vitamin B1, B6, dan B12 dapat menjadi penyelamat.

Lebih lanjut, vitamin B1 merupakan anggota keluarga vitamin B kompleks yang larut dalam air. Vitamin ini mampu mengubah karbohidrat menjadi glukosa, yang berguna untuk menghasilkan energi bagi tubuh, termasuk saraf. Para ahli pun mengungkapkan bahwa vitamin B1, B6, dan B12 saling bersinergi untuk menjaga dan memperbaiki sistem saraf.

Secara umum, vitamin B1 dan B6 berfungsi menutrisi saraf agar bekerja maksimal. Bedanya, B1 merupakan sumber energi saraf, sedangkan B6 fokus pada perbaikan transmisi saraf. Sementara itu, vitamin B12 memiliki peran sebagai bahan baku regenerasi sel-sel saraf. Ia memulihkan dan menjaga sel saraf dari kerusakan. Asupan semua jenis vitamin B tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi daging merah, kacang-kacangan, sayur, dan buah.

5. Hindari Alkohol

Kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko gangguan saraf. Hal ini dikarenakan alkohol dapat mengganggu penyerapan vitamin B yang baik untuk saraf, dengan cara mendistraksi konsentrasi tubuh dalam menyerap vitamin B. Selain itu, mengonsumsi alkohol juga akan membuat neuropati mengganas, apalagi jika orang tersebut memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal kronis, dan pola makan yang tidak sehat.

Itu lah sedikit penjelasan tentang gaya hidup sehat yang mampu mencegah terjadinya gangguan saraf. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal kondisi ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Gangguan koordinasi apa saja yang dapat dialami seseorang karena pola hidup yang tidak baik

Gangguan koordinasi apa saja yang dapat dialami seseorang karena pola hidup yang tidak baik
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neuropati merupakan kerusakan saraf akibat penurunan fungsi saraf. Neuropati umumnya dialami oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2012 mengatakan, sekitar 26 persen atau 1 dari 4 orang yang berusia 40 tahun ke atas mengalami neuropati.

Menurut Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat dr. Manfaluthy Hakim mengatakan, neuropati biasanya terjadi awalnya di kaki. Hal ini dikarenakan kaki memiliki ukuran saraf yang panjang.

"Pangkal saraf kaki ada di pinggang, bandingkan dengan tangan yang ada di leher. Maka kaki biasanya lebih rentan mengalami gangguan saraf," tutur dokter dengan panggilan Luthy ini dalam temu media yang bertajuk 'Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati' Rabu (3/4/2013) di Jakarta.

Neuropati memiliki gejala seperti rasa baal atau kebas, rasa terbakar, mati rasa, kram, kaku otot, kesemutan, kehilangan kontrol kandung kencing, kulit hipersensitif, kulit mengkilap dan rambut rontok di area tertentu, kelemahan anggota gerak, dan penyusutan otot.

Menurut Luthy, neuropati juga disebabkan oleh trauma atau saraf yang terjepit. Trauma disebabkan oleh beberapa kebiasaan, yang biasanya dilakukan dalam waktu lama dan berulang-ulang. Apa saja kegiatan yang memicu neuropati?

1. Mengetik pada keyboard dengan posisi yang salah.

Posisi mengetik yang salah akan menyebabkan trauma pada tangan atau yang biasa disebut dengan istilah carpal tunnel syndrome. Jika berlangsung terus menerus dan tidak diambil tindakan, maka akan menjadi neuropati.

2. Terlalu banyak jongkok.

Jongkok akan menekan banyak saraf di kaki. Jika terlalu lama dilakukan biasanya akan menimbulkan rasa kebas atau kesemutan. Hal ini juga dapat memicu neuropati.

3. Terlalu banyak duduk bersila.

Pahamifren, setiap melakukan aktivitas pasti ada bagian tubuh kamu yang bergerak bersamaan kan? Misalnya, ketika kamu menyapu halaman, bagian tubuh yang otomatis bergerak adalah tangan, kaki juga indera penglihatan. Kemudian ibumu memanggil, otomatis telinga kamu yang mendengarnya. Nah, seluruh gerakan responsif itu digerakkan oleh sistem yang disebut sebagai sistem koordinasi pada manusia Pahamifren.

Apa itu sistem koordinasi? Untuk menjawabnya, pada Materi Biologi Kelas 11 ini, Mipi akan mengajak kamu belajar materi sistem koordinasi Pahamifren. Simak artikel ini baik-baik ya.

Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ pada tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk dapat bekerjasama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik.

Fungsi sistem koordinasi pada manusia diperlukan untuk mengendalikan setiap bagian dalam tubuh agar gerakan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran. Tanpa sistem koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu bekerjasama.

Macam Macam Sistem Koordinasi

Masing-masing organ tubuh kita memiliki fungsi yang berbeda-beda, untuk itu tubuh kita memiliki komponen yang menghubungkan setiap organ yang disebut saraf dan darah. Berikut merupakan jenis sistem koordinasi:

Sistem Saraf

Sistem koordinasi saraf adalah organ yang terdiri dari sel-sel neuron dan sel-sel pendukungnya. Sel saraf bekerja menggunakan perbedaan potensial listrik untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Sistem saraf menyampaikan informasi secara cepat melalui sinyal-sinyal listrik yang dialirkan ke organ tubuh lewat jaringan saraf. Sinyal elektrik inilah yang digunakan untuk mengatur dan mengkoordinasikan seluruh organ di dalam tubuh.

Sistem Saraf Terdiri Atas:

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf ini menjadi pusat segala koordinasi dan regulasi organ-organ dalam tubuh. Sistem saraf pusat terhubung dengan otak dan saraf sumsum tulang belakang. Otak memiliki beragam fungsi penting dalam sistem koordinasi pada manusia.

Sistem koordinasi saraf yang terhubung ke otak dapat memberi sinyal untuk meningkatkan laju jantung hingga kecepatan dalam berpikir. Otak sendiri terdiri atas beberapa bagian yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil. Sedangkan bagian saraf pusat yang lainya adalah sumsum tulang belakang yang berperan dalam gerak refleks dan menghubungkan rangsangan dari dan menuju otak.

Sistem Saraf Tepi

Pada sistem saraf ini terdapat beberapa saraf-saraf kecil yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan organ saraf tepi. Sistem koordinasi saraf tersebut adalah saraf somatik dan saraf otonom.

Saraf somatik berperan menerima rangsangan dari luar  tubuh dan menyampaikannya ke otak. Sedangkan saraf otonom bekerja secara tidak sadar saat organ tubuh istirahat atau ketika mencerna makanan.

Sel Saraf

Semua sistem koordinasi saraf tersebut tidak akan berfungsi tanpa adanya sel saraf. Sel saraf atau yang biasa disebut neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem koordinasi saraf. Mekanisme kerja sistem saraf dalam menghantarkan impuls saraf adalah hasil kerja dari neuron ini. Sel saraf juga yang memungkinkan kamu dapat merasakan berbagai rangsang dari panca indra.

Pada sel saraf terdapat tiga komponen utama yaitu dendrit, akson dan ada sinapsis yang masing-masing berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang dihantarkan oleh impuls ke sel saraf lain, efektor maupun ke organ tubuh.

Jenis sistem koordinasi pada manusia lainya adalah alat indra. Sistem ini terdiri dari indra penglihatan, indra pendengaran dan indra perasa. Masing-masing indra ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Di dalam organ indra terdapat ujung saraf yang sangat peka terhadap rangsangan yang disebut reseptor. Alat indra ini merupakan bagian dari sistem koordinasi pada manusia yang berfungsi untuk menerima setiap rangsangan dari luar. Reseptor kemudian meneruskan informasi tersebut ke otak.

Sistem Endokrin

Sistem endokrin di dalam tubuh manusia bertugas mengatur kinerja hormon-hormon yang diproduksi oleh tubuh. Misalnya mengatur jumlah cairan di tubuh, kecepatan pernapasan, suhu tubuh, siklus menstruasi pada wanita hingga mengatur perasaan atau mood kita.

Endokrin mengandung hormon yang dihasilkan dari organ bernama kelenjar. Nah hormon yang dihasilkan pada endokrin, akan disalurkan ke bagian organ tubuh lain yang menjadi tujuannya lewat sirkulasi darah kita.

Kerja sistem endokrin di bawah perintah saraf dan sistem inilah yang menentukan kapan kelenjar harus memproduksi hormon dan kapan melepaskannya. Proses kerja pada sistem endokrin cenderung lebih lambat dalam mengatur aktivitas yang terjadi di tubuh kita.

Nah, itulah materi sistem koordinasi pada manusia yang bisa kamu pelajari. Dari pembahasan di atas, kamu tentu menjadi lebih paham betapa pentingnya sistem koordinasi dalam tubuh kita Pahamifren.

Untuk kamu yang ingin mendapatkan materi pelajaran SMA lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi pelajaran SMA Pahamify. Di sana ada berabgai video belajar menarik dengan konsep yang mudah dipahami dan nggak membosankan lho.

Jangan lupa juga untuk menonton materi belajar lainnya dari kakak-kakak Rockstar Teacher di channel YouTube Pahamify ya.

Penulis: Alya Rizkia Zahra