Hadits tentang orang yang tidak membaca al quran

Hadits tentang orang yang tidak membaca al quran

Al Quran. /Pixabay / fadlyhjhalim


Rembang Bicara - Dalam ajaran Islam, membaca Al-Qur'an merupakan ibadah yang memiliki banyak sekali keutamaan.

Bahkan dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi Muhammad berkata:

Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai kemuliaan yang mereka banggakan. Dan sesungguhnya kebanggaan dan kemuliaan umatku adalah al Qur’an.” (HR. Abu Nu’aim)

Baca Juga: Hadits Nabi Tentang Keutamaan Belajar Al-Qur'an

Hal tersebut sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah Ta'ala berikut:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ, لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ.

>

Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir: 29-30)

Selain itu, masih banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan membaca Al-Qur'an bagi umat Nabi Muhammad, sebagai berikut:

Baca Juga: Tiga Weton Pria yang Diyakini Pembawa Rezeki Besar, Cek Weton Kalian

Hadits I

Para ulama bebeda pendapat terkait hukum wanita haid Baca Alquran

AP/Firdia Lisnawati

Para ulama bebeda pendapat terkait hukum wanita haid Baca Alquran. Ilustrasi wanita membaca Alquran

Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, – Para ulama saling berselisih pendapat mengenai larangan bagi Muslimah dalam memegang maupun membaca Alquran dalam kondisi berhadas.

Baca Juga

Perselisihan pendapat itu muncul sebab para ulama berbeda dalam menyikapi hadits-hadits yang menyatakan larangan itu.

KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan bahwa hadits-hadits yang menyatakan larangan itu adalah hadits riwayat Imam Tirmidzi dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, serta atsar Imam Ad-Daruquthni dari Jabir bin Abdullah. Riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Mahjah dari Abdullah bin Umar dalam redaksinya.

لا تقرأ الحائض ولا الجنب شيئا من القرآن ‘Laa taqra al-haaidhu walal-junubu syai’an minal-quran.” 

Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, ‘Wanita haid dan orang yang junub tidak boleh membaca Alquran (walaupun satu ayat).” 

Sedangkan dalam riwayat Imam Tirmidzi dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib: 

  كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرئنا القرآن ما لم يكن جنباً “Kaana Rasululluhi SAW yuqri-una Alqurana ala kulli haa-lin maa lam yakun junuban.” 

Ali bin Abi Thalib, dia berkata, ‘Selagi tidak dalam keadaan junub, Rasulullah SAW selalu membacakan Alquran pada kita setiap saat.” 

Sementara itu hadits Riwayat Imam Ad Daruquthni dari Jabir RA,  adalah sebagai berikut: 

لا تقرأ الحائض ولا الجنب شيئًا من القرآن   ‘Laa yaqra’ al-haaidhu wa lal-junubu walaa an-nufasaa-u Alqurana.” 

‘Wanita haid dan nifas serta orang junub tidak boleh membaca Alquran.” 

Kiai Ali menjelaskan, dalil-dalil dengan matan berbeda itu tak ada satu pun yang sahih (valid), semuanya berkadarkan hadits dhaif (lemah). Titik lemah hadits riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah ada pada rawi Ismail bin Ayyash. 

Imam Bukhari mengatakan, riwayat Ismail bisa sahih dan bisa juga dhaif tergantung dari mana dia meriwayatkannya.

Riwayatnya sahih apabila dia menerimanya dari ulama Syam dan dhaif apabila dia menerimanya dari Al-Hijaz (ulama Hijaz). 

Sedangkan hadits Ibnu Umar di atas, Ismail meriwayatkannya dari Musa bin Uqbah yang notabene merupakan orang Hijaz. Sebab itulah hadits Ibnu Umar tersebut dhaif dan tidak bisa dijadikan hujjah (dalil).

Perbedaan sikap dan pandangan ulama terhadap hadits-hadits dhaif di atas itulah yang menyebabkan mereka berbeda pendapat. 

Imam Bukhari yang menuliskan kitab Shahih Bukhari berpandangan bahwa hadits-hadits tersebut tetap saja tidak sahih dan tidak bisa digunakan sebagai dalil.

Untuk itu, Kiai Ali menjelaskan, Imam Al Baihaqi termasuk ulama yang memperbolehkan wanita haid dan orang junub membaca Alquran. Pendapatnya diperkuat dengan hadits Sayyidah Aisyah. 

Yakni suatu ketika Sayyidah Aisyah pergi haji bersama Nabi Muhammad SAW, di tengah perjalanan haji beliau pun haid.

Hal ini membuat Sayyidah Aisyah bersedih dan menangis sebab hajinya akan batal. Demi melihatnya menangis, Nabi Muhammad SAW berkata: 

  إنَّ هذا شيءٌ كتبَهُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ على بَناتِ آدمَ، افعلي ما يفعل الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت حتى تطهري   

"Fa inna dzalika syai’un katabahullahu ala banaati Aadama faf-aliy maa yaf’alul-hajju, ghaira an laa tathufi bil-baiti hatta tahthuri.” 

Yang artinya, “Haid itu ketentuan Allah SWT untuk kaum perempuan. Lakukan apa saja yang dilakukan jamaah haji yang lain, selain thawaf kecuali kami telah bersuci.” 

Melalui hadits ini, Imam Bukhari berargumen bahwa wanita haid (juga orang junub) boleh membaca Alquran. Sebab ibadah haji memuat ragam dzikir dan doa yang mana semuanya itu tidak dilarang Nabi Muhammad SAW, kecuali thawaf. Dan membaca Alquran jika ia digunakan sebagai dzikir maka diperbolehkan bagi wanita haid dan junub.

Sedangkan sahabat yang berpendapat bahwa orang junub boleh membaca Alquran adalah Abdullah bin Abbas. Imam Bukhari juga menukil ucapan Ibrahim bin Yazid bin Qais An Nakhai yang merupakan ulama generasi tabiin. 

Di mana pendapatnya adalah wanita haid boleh membaca Alquran (hal ini diriwayatkan oleh Imam Ad Darimi). Menukil ucapan Ibrahim An Nakhai ini Imam Bukhari ingin menjelaskan bahwa larangan wanita haid membaca Alquran tidak mujma alaih (tidak disepakati).   

Hadits tentang orang yang tidak membaca al quran

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Membaca Alquran dapat membersihkan batin.

EPA-EFE/Bagus Indahono

Perumpamaan Orang yang Membaca Alquran dan tidak. Jari-jari para pustakawan Indonesia menunjuk pada fonta salinan Alquran raksasa di Jakarta Islamic Center di Jakarta, Selasa (27/4).. Alquran sepanjang satu meter dan lebar lima puluh sentimeter dibuat oleh siswa Alquran Wonosobo Universitas Sains Jawa Tengah tahun 2001 dan disimpan di perpustakaan Jakarta Islamic Center.

Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari Sayyidina Abu Musa ra, baginda Rasulullah SAW bersabda. "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran bagai jeruk, baunya harum, dan rasanya enak.

Baca Juga

Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran bagai kurma, tidak harum namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran bagi buah hanjalah (sejenis buah yang pahit), tidak berbau dan rasanya pahit.

Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran bagai bunga wangi harum tapi rasanya pahit. Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi menjelaskan maksud hadits di atas. Menurutnya, menunjukkan perbandingan antara sesuatu yang tidak tampak dengan yang tampak, sehingga lebih mudah dibedakan antara keadaan orang yang membaca Alquran dengan yang tidak membacanya. 

"Padahal jelas sekali bahwa kemanisan dan keharuman Alquran tidak bisa disamakan dengan jeruk dan kurma," katanya dalam kitab 40 Hadits Mengenai Keutamaan Alquran.

Akan tetapi, banyak rahasia dibalik permisalan hadits di atas yang menunjukkan keluasan ilmu Nubuwwah. Misalnya, jeruk mengharumkan mulut, menguatkan pencernaan membersihkan lambung, dan sebagainya. 

"Semua manfaat itu, secara khusus juga dihasilkan melalui membaca Alquran," katanya.

Membaca Alquran dapat mewangikan mulut, membersihkan batin, dan menguatkan kerohanian. Salah satu keistimewaan buah jeruk lainnya adalah jin tidak dapat memasuki rumah yang didalamnya terdapat jeruk.

"Jika hal itu benar, ini merupakan suatu keserupaan khusus pada Alquran," katanya.

Syekh Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi, menyampaikan ia mendengar dari beberapa dokter ahli yang mengatakan jeruk dapat menguatkan daya ingat. "Menurut riwayat Sayyidina Ali radhiallahu anhu dalam kitab Al-Ihya disebutkan tiga hal yang dapat menguatkan daya ingatan, yaitu bersiwak puasa dan membaca Alquran. 

Dalam riwayat Imam Abu Daud Rahmatullah alaih disebutkan sahabat yang baik seperti penjual minyak kasturi. Meskipun tidak mendapatkan kasturi, jika seseorang berdekatan dengannya, akan mendapat wanginya.

"Sahabat yang buruk seperti pandai besi, meskipun tidak terkena artinya, jika seseorang berdekatan dengannya akan terkena asapnya. Oleh karena itu sangat penting untuk diperhatikan siapa sahabat dan teman bergaul kita," katanya.

Hadits tentang orang yang tidak membaca al quran

Infografis Empat Jenis Obat dalam Alquran - (Republika.co.id)

Hadits tentang orang yang tidak membaca al quran