Hasil pengamatan jenis binatang yang ada di Taman Suropati selama satu minggu sebagai berikut osnipa

1 PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh: ENDANG TRI WAHYUNI NIM JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i

2 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. (0298) Fax Salatiga Website: PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Endang Tri Wahyuni NIM : Fakultas Jurusan Judul : Tarbiyah : S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah : PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan. Salatiga, 10 Agustus2015 Pembimbing, Fatchurrohman, M. Pd. NIP ii

3 SKRIPSI PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCESISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 DISUSUN OLEH ENDANG TRI WAHYUNI NIM: Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II : Suwardi, M. Pd. : Fatchurrohman, M. Pd. : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. : Mufiq, M. Phil. Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd NIP iii

4 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Endang Tri Wahyuni NIM : Jurusan : Tarbiyah Program Studi : S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat-pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 11Agustus 2015 Yang menyatakan, Endang Tri Wahyuni NIM iv

5 MOTTO HIDUP Tak ada pribadi biasa-biasa saja di dunia ini, tak ada pula anak yang bodoh, semua anak adalah bintang dengan segala jenis kecerdasan yang dimiliki. PERSEMBAHAN UntukMamak dan Bapak tercinta (Mamak Ngatirah dan Bapak Lanjar) dan kakakkakakku (Mbak Nanik dan Mas Ali, Mbak Etik dan Mas Nogil) tak lupa ponakan tercinta (dek Fina, dek Rindy, dan dek Tamam)yang menjadi inspirasi dan semangatku, dan semoga selalu diberi Rahmad-Nya. Untuk simbah dan keluarga besar tercinta yang menjadi inspirasi dan semangatku pula. v

6 KATA PENGANTAR Segenap rasa puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, skripsi dengan judul Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015ini bisa terselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa atnya di hari kiamat. Tidak lupa shalawat dan salam juga disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan kebaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang senantiasa memberikan wejangan inspirasinya. 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)IAIN Salatiga. vi

7 4. Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalamproses penulisan skripsi ini. 5. Bapak Rasimin, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu. 6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis. 7. Bapak dan Ibu penulis serta kakak-kakak dan ponakan yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis. 8. Keluarga besar TPQ Darul Amal Salatiga yang menjadi inspirasi penulis. 9. Sahabat dan adik-adik perjuangan di wisma Safira, Najwa, dan Najma yang telah membersamai dalam setiap waktu. 10. Sahabat perjuangan di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 11. Sahabat perjuangan di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal IAIN Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 12. Sahabat perjuangan teman-teman PGMI angkatan 2011, terkhusus kelas B. Terima kasih kawan dan tetaplah dalam semangat nafas perjuangan. 13. Sahabat inspiratif di masa senang dan sedih yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis yang tidak disebut satu per satu oleh penulis. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Terima kasih atas dorongan, semangat, motivasi, dan inspirasinya. vii

8 Terima kasih atas kebersamaan selama ini, penulis hanya bisa turut do a semoga Allah Swt meridhoi setiap langkah dan mencatatnya sebagai amal sholeh.jazakumullahu bi ahsanil jaza. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik secara substantif ataupun teknis. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca semua khususnya kepada pribadi penulis. Salatiga, 11 Agustus 2015 Penulis Endang Tri Wahyuni viii

9 ABSTRAK Wahyuni, Endang Tri Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015.Skripsi. Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, M. Pd. Kata Kunci: Multiple Intelligence. Multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap individu. Siswa dipandang sebagai individu yang utuh dan unik yang memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang bisa digali, ditumbuhkan, dilejitkan dan dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 2) Pengembangan multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 3) Prestasi yang telah dicapai pada siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 4) Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti mendapatkan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap-tahap penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Hasil penelitian ini adalah: 1)a. Multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah segala jenis kecerdasan yang dimiliki oleh individu (siswa) yang terus digali, ditumbuhkan, dilejitkan, dan dikembangkan. banyak jenis kecerdasan yang dikembangkan, meliputi kecerdasan matematik, linguistik, visual-spasial, dll.b. Tujuan pengembangannya adalah untuk melenjitkan dan maksimalkan setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya hingga menjadi siswa yang berprestasi dibidangnya. 2) Pengembangan multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, meliputi a. Model pembelajaran bersifat fun learning belajar yang menyenangkan dan siswa berperan aktif., b. Media, alat, dan sumber ajar yang digunakan adalah media cetak dan elektronik, buku, dan lingkungan., c. Banyak kegiatan tambahan yang diberikan guna menunjang pengembangan multiple intelligencemaupun proses pembelajaranseperti outing class, field trip, ekstrakulikuler, ekstra bakat dan minat dll.,d. Selama belajar di SD Muhammadiyah siswa merasa senang., e. Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Prestasi yang telah diraih oleh siswa cukup banyak, baik di bidang akademik maupun non akademik. 4) a. Faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah SDM dan fasilitas yang telah memenuhi., b. Faktor yang menghambat adalah adanya ix

10 Ujian Nasional dan kurang terfasilitasinya kecerdasan siswa setelah ke jenjang berikutnya., c. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat adalah memberi jam tambahan pada setiap level kelas, meningkatkan mutu dan kompetensi guru, dan memberi piagam penghargaan kepada siswa. x

11 DAFTAR ISI SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi ix x xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Fokus Penelitian... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Kegunaan Penelitian... 5 E. Penegasan Istilah... 5 F. Metode Penelitian... 7 G. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Multiple Intelligence Pengertian Multiple Intelligence Jenis-Jenis Multiple Intelligence xi

12 3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence B. Anak Usia SD Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD Cara Anak Belajar BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. 49 B. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga MI dan Tujuan Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga BAB IV PEMBAHASAN A. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga B. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga C. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga D. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga xii

13 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan lapangan Tabel 1.3 Tahap Analisis Data xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN 1. Kode Penelitian 2. Pedoman Penelitian 3. Transkip Wawancara 4. Reduksi Data 5. Foto 6. Surat Keterangan Penelitian 7. Surat Tugas Pembimbing Sekripsi 8. Satuan Kredit Kegiatan (SKK) 9. Lembar Bimbingan Sekripsi 10. Riwayat Hidup Penulis xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2010:3) Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga merupakan kerja budaya yang menuntut peserta didik untuk selalu mengembangkan potensi dan daya kreativitas yang dimilikinya agar tetap bertahan dalam kehidupannya. Setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan masing-masing untuk dikembangkan. Kecerdasan seseorang itu selalu berkembang (dinamis), tidak statis. Di dalam dunia pendidikan pemahaman makna kecerdasan sering dikatakan bahwa orang cerdas adalah dia yang pandai di bidang akademik. Seiring berjalannya waktu kecerdasan tidak lagi dibatasi pada satu paradigma saja tetapi makna kecerdasan sangatlah luas. Seorang anak dianggap cerdas tidak hanya dia yang pandai di bidang akademik saja melainkan ada bidang lain yang ia ungguli. Tuhan telah menciptakan 1

17 manusia dalam sebaik-baik bentuk dan berbeda dengan makhluk lainnya. Hal ini ditandai dengan diberinya manusia akal dan nafsu, sehingga manusia memiliki banyak potensi yang perlu kita hargai dan syukuri dengan mengembangkan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tiin ayat 4 yang artinya:. "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra ayat 70: و ل ق د ك ر م ن ا ب ن ي آد م و ح م ل ن اه م ف ي ال ب ر و ال ب ح ر و ر ز ق ن اه م م ن الط ي ب ات و ف ض ل ن اه م ع ل ى -ك ث ير م م ن خ ل ق ن ا ت ف ض يال "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. Dalam pendidikan yang humanis, peserta didik dipandang sebagai makhluk unik yang memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang dengan kecerdasan berbeda-beda. Kecerdasan yang berbeda-beda sering disebut dengan multiple intelligence. Multiple intelligence sering disebut dengan kecerdasan majemuk, yang mana teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner. Gardner mengubah tiga paradigma mendasar tentang kecerdasan, yaitu kecerdasan tidak dibatasi tes formal; kecerdasan itu multidimensi; dan kecerdasan proses discovering ability (Chatib, 2010:70-76). Dalam multiple intelligence disarankan untuk mempromosikan kemampuan atau kelebihan seorang anak dan mengubur ketidakmampuan atau kelemahan anak. Saat ini, belum semua sekolah tingkat dasar bisa memahami dan memberikan fasilitas yang mendukung guna mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh 2

18 peserta didiknya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan yang mampu mengembangkan kecerdasan siswanya sehingga banyak prestasi yang diraih baik di bidang akademik maupun non akademik. Misalnya di bidang akademik juara II OSN Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti, juara II OSN IPA 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I Tae Kwondo U.28 tahun 2015 tingkat Nasional, juara II adzan tingkat kecamatan Sidomukti, dan lain sebagainya. Berlandaskan dari latar belakang itu penulis mengangkat judul PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN B. Fokus Penelitian Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang akan diungkap oleh penulis, yaitu: 1. Apa saja multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015? 2. Bagaimana cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015? 3. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2015? 4. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015? 3

19 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun Mengetahui cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun Mengetahui prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di SD Muhammadiyah Kota Salatiga tahun Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khazanah kajian keilmuan teoritis terkait pengembangan kecerdasan dan potensi anak terutama di dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di lembaga terkait. b. Bagi para pengembang mutu pendidikan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan selanjutnya untuk meningkatkan prestasi anak bangsa. c. Bagi para pendidik bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk terus berkarya dalam meningkatkan dan melejitkan kecerdasan peserta didik. 4

20 d. Bagi siswa sebagai pengalaman yang baru dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. e. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu permasalahan dan menemukan solusinya. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu: 1. Pengembangan Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pengembangan adalah membuat jadi luas, menjadikan besar, menjadikan merata, menjadikan maju menjadikan sempurna (Fajri dan Senja, 2005:447). Sedang menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan telah aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Pengertian pengembangan dalam penelitian di sini adalah proses atau cara yang memberikan hasil.. 2. Multiple Intelligence Multiple intelligence berasal dari bahasa Inggris, dari kata multiple berarti perkalian dan intelligence berarti kecerdasan (Echols dan Shadily 2010:388 dan 326). Jadi, multiple intelligence adalah kecerdasan yang 5

21 bermacam-macam. Dalam penelitian ini multiple intelligence adalah kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda yang diiliki oleh setiap anak (Diantaranya adalah kecerdasan linguistik, matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual). 3. Siswa kelas IV Siswa kelas IV adalah istilah bagi peserta didik untuk kategori Sekolah Dasar (SD) yang duduk di kelas IV. Kelas IV termasuk kelas tinggi pada SD, selain kelas V dan VI. 4. Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang berbasis Islam tingkat dasar yang berada di Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jadi, pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah proses pengembangan kecerdasan majemuk siswa yang berada di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga kelas IV. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011:66). Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan 6

22 dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong, 2008:5). 2. Kehadiran Peneliti Hubungan peneliti dengan subjek dalam penelitian kualitatif peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu tergantung pada situasi (Moleong, 2004:30). Jadi pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2008:168) mengemukakan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu Mei-Agustus Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi: a. Data utama atau data primer yakni data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai. Data utama dalam penelitian ini penulis dapatkan dari Kepala Sekolah, guru (guru 7

23 kesiswaan, guru kurikulum dan guru kelas IV) dan sebagian siswa kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. b. Data ke dua atau data sekunder yakni data tambahan yang berasal dari sumber tertulis dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Data ke dua ini digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang didapat dari data utama. Misalnya data prestasi siswa. 5. Metode Pengumpulan Data Salah satu tahapan yang penting dalam penelitian adalah alat pengumpulan data (instrumen penelitian). Karenanya diperlukan istrumen pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186) Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur yakni peneliti melakukan wawancara dengan membawa sederetan pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan informasi yang ingin didapatkan. Wawancara dilakukan kepada informan yakni Bapak Sutomo (Kepala Sekolah), Bapak Marijo (kaur kurikulum), Ibu Wiwik Widyastuti (kaur kesiswaaan), Ibu Syafi ah Isnaini (guru kelas IV), Aura Sangkurnia (siswa kelas IV) dan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang akan diteliti 8

24 dan untuk menggali data tentang pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. b. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan dan pencatatan secara langsung (Sabari, 2010:380). Untuk mengetahui pengembangan multiple inteligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti tidak ikut dalam kegiatan masyarakat atau kelompok komunitas sasaran penelitian c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari katadokumen yang artinya barang-barang tertulis (Arikunto, 1993:149). Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011:217). Dokumen yang digunakan meliputi denah lokasi sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, visi misi sekolah, program kegiatan ekstra dan prestasi yang berkaitan dengan multiple intelligence. Dokumen digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi berbagai macam informasi yang ditemukan selama proses penelitian dilaksanakan. 9

25 6. Analisis data Menurut Bogdan dan Briklen (dalam Moleong, 2011:248) mendefinisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Adapun tujuan utama analisis data dalam penelitian kualitatif ialah mencari makna di balik data melalui pengakuan subyek pelakunya (Kasiram, 2010:355). Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai berikut: Masa pengumpulan data REDUKSI DATA Antisipasi Selama Pasca PENYAJIAN DATA Selama Pasca = A N A L I S I S PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI Selama Pasca Gambar Komponen analisis data: model alir Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2011: 129), yaitu: 10

26 a. Reduksi Data Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan, membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai. Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian dikelompokkan menurut permasalahannya. Dilanjutkan dengan interpretasi data yang berfungsi untuk menganalisis data lebih lanjut, data dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan landasan tujuan penelitian. b. Penyajian Data Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama proses penelitian.. 7. Pengecekan Keabsahan data Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011: ) merupakan upaya agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. 11

27 Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirmability). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi. a. Ketekunan Pengamatan Peneliti Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. Melalui teknik ini, peneliti berusaha setekun mungkin untuk mengamati setiap unsur yang relevan dengan penelitian untuk dapat ditelaah secara rinci dan berkesinambungan. Misalnya peneliti sering ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber data, yakni membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dicapai dengan: 12

28 1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara informan lain. Misalnya membandingkan hasil wawancara kepala sekolah dengan kaur kesiswaan. 2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Misal membandingkan hasil wawancara guru kesiswaan dengan pengamatan yang dilakukan peneliti. 3) Membandingkan data wawancara dengan dokumen. Peneliti membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang didapat. Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. 8. Tahap-Tahap Penelitian Tahap penelitian secara umum terdiri atas tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data (Moleong, 2011:127). a. Tahap Pra-lapangan Tahap pra lapangan adalah tahap di mana ditetapkannya apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan obyek studi (Kasiram, 2010:281). Ada tujuh hal yang harus dilakukan dan dimiliki peneliti dalam tahap pra lapangan yakni: 1. Menyusun rancangan penelitian. 2. Memilih lapangan penelitian. 3. Mengurus perijinan. 4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. 5. Memilih dan memanfaatkan informan. 6. Menyiapkan perlengkapan penelitian. 13

29 7. Persoalan etika penelitian. Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan Waktu Kegiatan April Menyusun proposal penelitian Mei Mengurus perijinan Mei Observasi Mei Memilih dan memanfaatkan informan b. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mempersiapkan dirinya untuk menghadapi lapangan penelitian dengan mamahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan sambil mengumpulkan data. Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan Mei Waktu Mei-Juni Kegiatan Memasuki lapangan Mengumpulkan data c. Tahap Analisis Data Tahap analisis data bermaksud mengorganisasikan data dalam hal ini mengatur urutan data, memberikan kode, dan mengkategorikannya. Analisis ini bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi konsep, proposisi, kategori atau variabel yang berguna untuk membangun teori subtantif. Tabel 1.3 Tahap Analisis Data Waktu Mei Agustus Kegiatan Menemukan dan menyajikan data Menarik kesimpulan 14

30 G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut. Bab I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Pustaka Berisi tentang pembahasan mengenai pengembangan multiple intelligence. Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab ini berisi tentang kondisi umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dan penyajian data. Bab IV: Pembahasan Bab ini berisi pembahasan tentang konsep multiple intelligence, pengembangan multiple intelligence, capaian prestasi siswa, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Bab V : Penutup Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan dan saran. 15

31 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Multiple Intelligence 1. Pengertian Multiple Intelligence Definisi cerdas tidaklah sesempit yang kita pikirkan selama ini. Setiap manusia sesungguhnya memiliki keunikan tersendiri yang berbeda satu sama lain. Kita tidak bisa mendefinisikan manusia cerdas dari asumsi yang sama. Setiap orang memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya. Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas tentang teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yuang sama dan harus meiliki cita-cita yang sama. Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. (Suparno, 2004:17) Menurut Gardner (1993:14) arti dari multiple intelligence di sini adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, untuk mendapatkan jawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru dengan cepat dan efisien. Intelligence has the ability to solve problems, to find the

32 answers to specific questions, and to learn new material quickly and efficiently. Manusia sangatlah sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena kesempurnaan yang dimiliki manusia itulah, dengan berbagai potensi yang melekat padanya, Allah menjadikan manusia sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi. Kekuatan fisik, kematangan hati, serta kecerdasan dalam berfikir, adalah bekal yang Allah berikan agar manusia bisa menjalankan amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini (Afra, 2007:92). Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan Allah Al- Qur an surat Al-Baqarah ayat 30: و إ ذ ق ال ر ب ك ل ل م ال ئ ك ة إ ن ي ج اع ل ف ي األ ر ض خ ل يف ة ق ال وا أ ت ج ع ل ف يه ا م ن ي ف س د ف يه ا و ي س ف ك - الد م اء و ن ح ن ن س ب ح ب ح م د ك و ن ق د س ل ك ق ال إ ن ي أ ع ل م م ا ال ت ع ل م ون -٠٣ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedang kami bertasbih memuji-mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Melalui kecerdasan yang dimiliki masing-masing individu diharapkan dalam pendidikan ini bisa memandang manusia sebagai subyek yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya dengan penuh rasa tanggungjawab. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan atas hidup orang lain. Oleh karena itu, di dalam pendidikan tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak. Para pendidik membantu siswa untuk 19

33 mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu mengenali dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan mewujudkan segala potensi yang ada pada diri mereka. Selain pengertian di atas Gardner (dalam Lutfitati, 2008:26-27) juga menyebutkan bahwa kecerdasan majemuk mempunyai karakteristik konsep sebagai berikut: a. Semua intelligensi itu berbeda-beda. b. Semua kecerdasan dalam manusia dalam kadar yang berbeda. c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. d. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki. e. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal. f. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. g. Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di dunia dan kelompok usia. h. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi. 2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence Berikut adalah delapan jenis kecerdasan yang dimaksudkan oleh Howard Gardner (Maksum, 2014:27-37) dan (Semiawan, 2010:78-79): 20

34 a. Kecerdasan matematika dan logika Kecerdasan matematika dan logika, yaitu kemampuan untuk berfikir logis, sistematis, menghitungan, melakukan penalaran yang benar, dan menggunakan angka dengan baik. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstraksi lainnya. Inilah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang anak berfikir secara induktif dan deduktif. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Kecerdasan seperti ini biasanya menggeluti profesi, seperti insinyur, ahli ekonomi, ilmuwan, akuntan, detektif, ahli teknik, ahli statistika, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan angka. Contoh orang yang memiliki kemampuan ini adalah Albert Einstein, John Dewey, Sediatmo, dan Wishnu Prasetya (anak berbakat yang meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude pada tahun 1995 di negeri Belanda dalam bidang matematika dan informatika). Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan matematika dan logis sebagai berikut: 1) Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala. 2) Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software logika. 21

35 3) Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? Di mana ujung langit? Dan sebagainya. 4) Ahli dalam permainan-permainan strategi, seperti catur, halma, dan sebagainya. 5) Mampu menjelaskan masalah secara logis. 6) Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu. 7) Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki. 8) Suka menyusun dalam kategori atau hierarki. 9) Mudah memahami hukum sebab dan akibat 10) Berprestasi dalam pelajaran berhitung, seperti pelajaran matematika dan IPA. b. Kecerdasan bahasa atau linguistik Kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk membaca, menulis, berkomuniksi, berkemampuan untuk menggunakan bahasa dan katakata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, semantik atau makna bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa, menemonik atau hafalan, eksplansi dan metabahasa. Menurut Thomas Amstrong (Afra, 2007:145), dalam kehidupan sekolah, kecerdasan linguistik menempati proporsi hingga 2/3 bagian. Tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan seperti ini adalah Charles 22

36 Dicken, Abraham Lincoln, Winston Churchill, dan Sutan Takdir Alisyahbana. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai berikut: 1) Suka menulis kreatif. 2) Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon. 3) Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil. 4) Suka membaca di waktu senggang. 5) Mengeja kata dengan tepat dan mudah. 6) Menyukai pantun lucu dan permainan kata. 7) Suka mengisi teka-teki silang. 8) Menikmati dengan cara mendengarkan. 9) Memiliki kosakata yang luas. 10) Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomunikasi). c. Kecerdasan musikal Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan untukmengkomposisikan musik, menyanyi dan menghargai musik, memiliki kepekaan terhadap suara nonverbal yang berada di sekelilingnya (nada dan birama). Selain itu juga berkemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal, membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya. Contoh tokoh yang memiliki kemempuan ini adalah Mozart, Leonard Bernstein, Mochtar Embut, Irawati Soediarso, dan Rudi Laban. 23

37 Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal sebagai berikut: 1) Suka memainkan alat musik. 2) Mudah mengingat melodi suatu lagu. 3) Lebih mudah belajar dengan iringan musik. 4) Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu. 5) Suka bernyanyi untuk diri sendiri dan orang lain. 6) Mudah mengikuti irama musik. 7) Mempunyai suaran yang bagus untukbernyanyi. 8) Peka terhadap suara-suara atau bunyi-bunyi di lingkungannya. 9) Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik. 10) Berprestasi atau menyukai pelajaran musik. d. Kecerdasan visual spasial Kecerdasan visual spasial, yaitu kemampuan untuk berpikir melalui gambar, memvisualisasikan hasilmasadepan, mengimajinasikan sesuatu dengan penglihatan, kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Profesi yang biasa digeluti orang yang memiliki kecerdasan ini adalah arsitek, artis, pemahat, pemotret, perencana strategik, dll. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Picasso dan Columbus. 24

38 Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan visual spasial, antara lain: 1) Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu. 2) Mudah membaca peta, grafik, dan diagram. 3) Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya. 4) Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya. 5) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jigsaw, maze atau sejenisnya. 6) Suka melamun atau berfantasi. 7) Membangun kontruksi tiga dimensi, seperti bangunan lego. 8) Mencoret-coret di atas kertas. 9) Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian. 10) Menonjol dalam mata pelajaran seni. e. Kecerdasan kinestetik Kecerdasan kinestetik, yaitu suatu kecerdasan di mana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti, berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni, dan hasta karya (Amstrong, 2002:3). Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Charlie Chaplin, Michael Jordan, dan Yayuk Basuki. 25

39 Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah: 1) Banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu. 2) Aktif dalam kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda, hiking, skateboard. 3) Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajari. 4) Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat, atau kegiatan fisik lainnya. 5) Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, dll. 6) Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain. 7) Bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya. 8) Menikmati kegiatan dengan tanah liat,melukis dengan jari atau kegiatan kotor lainnya. 9) Suka bongkar pasang benda. 10) Berprestasi dalam mata pelajaran olah raga, mekanik atau hal yang bersifat kompetitif. f. Kecerdasan interpersonal Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki empatidan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan seseorang. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh guru, politisi, dan pemimpin agama. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Gandhi, Ronald, dan Reagan. 26

40 Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah: 1) Mempunyai banyak teman baik di sekolah maupun di lingkungannya. 2) Suka bersosialisasi dimanapun berada. 3) Sangat mengenal lingkungannya. 4) Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah. 5) Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di antara teman. 6) Menikmati berbagai permainan kelompok. 7) Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain. 8) Sering dijadikan penasehat. 9) Sangat menikmati pekerjaan orang lain. 10) Berbakat menjadi pemimpin dan unggul dalam mata pelajaran ilmu sosial. g. Kecerdasan intrapersonal Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk melakukan analisis diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain, dan memahami diri, seperti ahli filsafat, psikolog, dan konselor. Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah Plato dan Mrs. Roosevelt. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal adalah: 1) Memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat. 2) Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya. 27

41 3) Memberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial terhadap dirinya. 4) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri. 5) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi. 6) Kecenderungan mempunyai pandangan yang lain dari pandangan umum. 7) Banyak belajar kesalahan masa lalu. 8) Dengan tepat mengekspresikan perasaannya. 9) Berpikirfokus dan terarah pada pencapaian tujuan. 10) Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. h. Kecerdasan naturalis Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenal flora dan fauna serta mencintai alam, seperti dalam ilmu biologi. Contoh tokoh yang memiliki kemampuan ini adalah Darwin dan Mendel. Berikut ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis: 1) Suka dan akrab dengan hewan peliharaan. 2) Suka berjalan-jalan dialam terbuka. 3) Menunjukkan kepekaan terhadappanorama alam. 4) Suka berkebun. 5) Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggi. 6) Meyakini makhluk lain perlu dilindungi. 7) Menyukai bunga atau tanaman lainnya. 28

42 8) Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. i. Kecerdasan Emosional Spiritual Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi emosional dan spiritual, emotional intelligence dan spiritual intelligence. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju sukses. (Sukmadinata, 2007:260) Dalam bahasa latin, emosi berasal dari kata movere yang berarti menggerakkan atau bergerak. Kata tersebut kemudian ditambah awala e- untuk memberi arti bergerak menjauh (Goleman, 1997:7). Maksud bergerak menjauh di sini setiap emosi mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau memberikan reaksi. Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain (Waryanti, 2011:33). Muallifah (2010:118) menuturkan bahwa kecerdasan emosional merupakan reaksi kompleks yang saling ada keterkaitan secara mendalam dan dibarengi perasaan. Kecerdasan ini merupakan representasi dari beberapa kemampuan yang dimiliki individu untuk mengendalikan potensi diri sendiri termasuk emosinya dan berusaha 29

43 mengekspresikan emosi diri sendiri secara tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Goleman mengkategorikan ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional ini menjadi lima, yaitu: 1) Mampu mengenali wilayah emosi diri sendiri 2) Mampu mengelola emosi 3) Mampu memotivasi diri sendiri 4) Mampu mengenali emosi orang lain 5) Mampu membina hubungan dengan orang lain. (Goleman, 1997:58-59 dan Muallifah, 2010:118) Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa poin kesimpulan sebagai berikut: 1) Emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental. 2) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental. 3) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. 4) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain. Dari beberapa poin di atas, penulis menyimpulkan tentang definisi dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan yang dimiliki seorang 30

44 individu untuk mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental guna kaitannya untuk menyesuaikan diri dengan orang lain serta untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain ini diantaranya yaitu mampu memahami perasaan orang lain. Kecerdasan emosional ini memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan. Beberapa manfaat dari memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut: 1) Kecerdasan emosi membuat seseorang tidak terjebak dalam kecemasan dan depresi. 2) Kecerdasan emosi memunculkan perilaku altruisme atau empati. 3) Kecerdasan emosi menumbuhkan optimisme. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kejadian tertentu. (Muhaimin, 2010:31) Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai ciri-ciri berikut: 1) Memiliki kesadaran yang tinggi. 2) Memiliki kualitas hidup yang bersumber pada visi masa depan dan pedoman nilai-nilai kebenaran yang kokoh. 3) Memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang tidak penting. 4) Memiliki kemampuan untuk menemukan tujuan, tugas, dan makna 31

45 hidup. 5) Memiliki kemampuan untuk mendorong atau berbuat baik kepada orang lain. (Syarbini, 2010:81) Kecerdasan spiritual ini memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan. Beberapa manfaat ketika seseorang memiliki kecerdasan ini antara lain sebagai berikut: 1) Menjadikan diri tidak dipenjara oleh egoisme yaitu suatu kekeliruan yang membuat kita egois, cinta materi, serba aku. 2) Membuat seseorang berbaik sangka kepada orang lain. 3) Membantu seseorang meyakini lebih dalam ajaran agamanya. 4) Membantu seseorang menghadapi masalah, baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal usul sejati dari penderitaan dan keputusaan. (Nasution, 2009:6) Kecerdasan emosional spiritual adalah gabungan dari dua kecerdasan diri, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sementara Ary Ginanjar menuliskan tentang kecerdasan emosional spiritual adalah bagaimana bisa mengatur tiga komponen, yaitu iman, islam, dan ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. (Agustian, 2010:xv) Ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional spiritual adalah adanya sebuah konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu ), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan atau 32

46 keikhlasan (sincerity), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan). (Agustian, 2010:276) Dari penjelasan tersebut, penulis merumuskan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional spiritual. Indikator tersebut antara lain yaitu: 1) Berlaku rendah hati di hadapan orang lain: a) Bertegur sapa ketika bertemu orang lain. b) Mendengarkan dan menghargai orang lain yang sedang berbicara atau berpendapat. 2) Bertawakkal kepada Allah dalam menyelesaikan masalah: a) Menambah amal ibadah, doa, dan usaha ketika ada masalah. b) Menyerahkan hasil usaha kepada Allah SWT. 3) Melakukan kebaikan dengan tulus: a) Tidak mengharapkan imbalan atau pujian dalam melakukan sesuatu. b) Membantu orang tua meskipun tidak diminta. 4) Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh: a) Belajar dengan serius meskipun tidak dalam masa ujian. b) Membantu orang lain dengan maksimal, tidak setengahsetengah. (Sabiq, 2015:11-12) 33

47 3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence a. Kecerdasan matematika dan logika Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak adalah sebagai berikut: 1) Menyelesaikan puzzle, permainan ular tangga, domino, dan lainlain. Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah dengan menggunakan logika. 2) Mengenal bentuk geometri, dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai bentuk geometri dalam berbagai warna di atas tepat tidur maupun di ruang belajar atau kelas pada anak usia sekolah. 3) Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu. 4) Eksplorasipikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan,olan rdengan obr ngan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab akibat atau perbandingan, permainan tebak-tebakan angka, dan sebagainya. 5) Pengenalan pola, permainan penyusunan pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas kejadian sehari-hari sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab akaibat 34

48 6) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat mengikutsertakan anak belanja, membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak oleh ibu di dapur. b. Kecerdasan bahasa atau linguistik Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan bahwa materi program dalam kurikulum yang mengembangkan keceerdasan linguistik, antara lain pengenalan abjad, bunyi, ejaan, membaca, menulis, menyimak, berbicara atauberdiskusi dan menyampaikan laporan secara lisan, serta bermain games atau mengisi teka-teki silang sederhana. Kiat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini, antara lain dapatdilakukan dengan cara-cara berikut ini: 1) Mengajak anak berbicara sejak bayi, anak memiliki pendengaran yang cukup baik sehinggasangat dianjurkan sekali berkomunikasi dan menstimulasi anak dengan mengajaknya berbicara. 2) Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau dapat dilakukan kapan saja sesuai situasi dan kondisi. 3) Bermain mengenalkan huruf abjad dapat dilakukan sejak kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpaper (amplas), anak belajar mengenali huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di samping mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua 35

49 atau guru. Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan penggunaannya, yaitu dengan bermain kartu bergambar berikut kosa katanya. 4) Merangkai cerita, sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak umumnya gemar membaca gambar. Berikan anak potongan gambar dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu. 5) Berdiskusi tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak. Bertanya tentang yang ada di lingkungan sekitar, misalnya mungkin anak mempunyai pendapat sendiri tentang binatang peliharaan rumah. Apapun pendapatnya, orang dewasa harus menghargai isi pembicaraannya. 6) Bermain peran, ajaklah anak melakukan suatu adegan seperti yang pernah ia alami, misalnya saat berkunjung ke dokter. Bermain peran ini dapat membantu anak mencobakan berbagai peran sosial yang diamatinya. 7) Memperdengarkan dan perkenalkanlah laguanak-anak, ajaklah anak ikut bernyanyi dengan penyanyi yang mendendangkan lagu dari kaset yang diputar. Kegiatan ini sangat menggembirakan anak, selain mempertajam pendengaran anak, memperdengarkan lagu juga menuntut anak untuk menyimak setiap lirik yang dinyanyikan yang kemudian anak menirukan lagu tersebut dan juga menambah kosa kata dan pemahaman arti kata bagi anak. 36

50 c. Kecerdasan musikal Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak berikut ini: 1) Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka, buat mereka lebih percaya diri. Misalnya, langkah pertama beri pertanyaan siapa yangsuka musik? dan selanjutnya siapa yang suka memainkan alat musik dan bernyanyi? setelah itu kembangkan pemahaman anak tentang musik. 2) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukan dan dikembangkan dalam kecerdasan musikal, misalnya career day di mana para musisi para musisi profesional menceritakan kecerdasan musiknya, karya wisata di mana anak diajak ke stasiun radio untuk memutarkan lagu-lagu, biografi dari musisi terkenal, paduan suara, dan lain-lain. 3) Pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan anak, seperti buat rak pameran seni atau buat pentas seni. 4) Ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan irama dan birama yang mudah diikuti. Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan: 1) Meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung. Dilakukan dengan merangkum, menggabungkan, atau menerapkan 37

51 makna dari yang mereka pelajari, lengkapi dengan alat musik atau perkusi. 2) Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan mendiskusikan pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut. 3) Konsep musikal, nada musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema pelajaran. 4) Musik suasana, gunakan rekaman musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu. d. Kecerdasan visual spasial Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak sebagai berikut: 1) Mencoret-coret, untuk mampu menggambar, anak memulainya dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Pada dasarnya kegiatan mencoret yang sejak dini merupakan sarana anak mengekspresikan diri. Kegiatan ini dalam melatih koordinasi tangan, mata anak. 2) Menggambar dan melukis. Biarkan anak menggambar atau melukis apa yang ia inginkan sesuai imajinasi dan kreativitasnya karena menggambar dan melukis merupakan ajang bagi anak untuk mengekspresikan diri. 3) Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreativitas dan imajinasi 38

52 anak pun terlatih karenanya. Selain itu dapat membangun kepercayaan diri anak. 4) Mengunjungi berbagai tempat, dapat memperkaya pengalaman visual anak, seperti mengajaknya ke museum, kebun binatang, dan lainnya. 5) Melakukan permainan konstruktif dan kreatif, sejumlah permainan seperti membangun kontruksi dengan menggunakan balok, mazes, puzzle dan lain sebagainya. 6) Mengatur dan merancang. Kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat diasah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang kelas, ruang di rumah, seperti latihan menata tempat tidurnya. Kegiatan ini juga melatih anak untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan sesuatu. e. Kecerdasan kinestetik Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan cara menstimulasi kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai berikut: 1) Menari. Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan, dan kelenturan otot. 39

53 2) Bermain peran/drama. Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegiatan ini menuntut bagaimana anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan perannya, bagaimana ia harus berekspresi, termasuk juga gerakan tangan. Kemampuan sosialisasinya pun berkembang karena ia dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain. 3) Latihan ketrampilan fisik. Berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan ketrampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga melatih untuk belajar keseimbangan. 4) Olahraga. Berbagai kegiatan olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan juga pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan sesuai dengan perkembangan motorik anak, seperti berenang, sepak bola mini, main tenis, bulu tangkis ataupun senam. Seluruh cabang olahraga pada dasarnya merangsang kecerdasan gerakan tubuh, mengingat hampir semuanya menggunakan anggota tubuh. f. Kecerdasan interpersonal Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan bahwa cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni: 1) Mengembangkan dukungan kelompok 2) Menetapkan aturan tingkah laku 40

54 3) Memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah 4) Bersama-sama menyelesaikan konflik 5) Melakukan kegiatan sosial di lingkungan 6) Menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebayanya 7) Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial 8) Melatih kesabaran menunggu giliran 9) Berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu g. Kecerdasan intrapersonal Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut: 1) Menciptakan citra diri positif, aku anak baik, saya anak yang rajin membantu ibu, dan lain-lain. 2) Pendidik dapat memberikan self image citra diri yang baik pada anak yaitu dengan menampilkan sikap yang angat namun tegas sehingga anak tetap dapat memiliki sikap hormat. 3) Ciptakan suasana serta situasi dan kondisi yang kondusif di rumah dan sekolah yang mendukung pengembangan kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri anak. 4) Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi, setiap anak tentu memiliki suasana hati yang dialaminya pada suatu saat tertentu. 41

55 Agar anak terbiasa dan mampu mencurahkan isi hatinya, beri kegiatan semisal mengisi buku harian. Anak dapat menuangkan isi hatinya dalam bentuk tulisan maupun gambar. 5) Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan minat anak. Pendidik dapat menanyakan pada anak dengan suasana santai, hal-hal apa saja yang ia rasakan sebagai kelebihannya dan dapat ia banggakan, serta kegiatan apa yang saat ini ia minati. Bantu anak untuk menemukan kekurangan dirinya, semisal sikapsikap negatif yang sebaiknya diperbaiki. 6) Membayangkan diri di masa datang, lakukan perbincangan dengan anak semisal anak ingin seperti apabila besar nanti, dan apa yang akan dilakukan bila dewasa nanti. 7) Mengajak berimajinasi jadi tokoh sebuah cerita. Biar anak berperan menjadi salah satu tokoh cerita yang tengah digemari. h. Kecerdasan naturalis Sujiono dan Sujiono (2004: ) menguraikan cara mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak, yaitu: 1) Beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya. 2) Ceritakan kondisi akhir sebagai keteladana dan inspirasi bagi mereka. 3) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan ke dalam kecerdasan naturalis, misalnya career day di mana para dokter 42

56 hewan dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasan naturalisnya. 4) Karya wisata ke kebun binatang, pengalaman empiris praktis, misalnya mengamati alam dan makhluk hidup. i. Kecerdasan emosional spiritual Sujiono dan Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa cara untuk mengembangkan kecerdasan ini pada anak antara lain: 1) Melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik buruk. 2) Mrngamati berbagai berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainnya. 3) Mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata. 4) Membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Adapun program stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui program keteladanan dari orang tua atau orang dewasa sehingga anak terbiasa untuk meniru perilaku baik yang dilihat, melalui program pembiasaan agar anak-anak benar-benar dapat menginternalisasi suatu kegiatan, melalui kegiatan spontan berupa pengawasan terhadap perilaku anak sehari-hari dan melalui pemberian penguatan, dan penghargaan untuk 43

57 memotivasi anak dalam melakukan berbagai kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. B. Anak Usia SD 1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. masa kelas-kelas rendah kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 dan 10 tahun. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun. Erikson (dalam Nana, 2003: 118) menyebutkan pada tahap anak sekolah ini ditandai oleh kemampuan menciptakan sesuatu dan rendah diri (industry-inferiorly). Menurut Piaget (dalam Majid, 2014:7-8), kematangan biopsikologis seseorang memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan perkembangan intelektual memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain: Tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap berpikir pra-konseptual (2-4 tahun) yang ditandai dengan mulainya adaptasi terhadap simbol, mulai dari tingkah laku berbahasa, aktivitas imitasi dan permainan. Kemudian pada tahap berpikir intuitif (4-7 tahun)ditandai oleh berpikir pralogis yaitu antara operasional konkret dengan prakonseptual. Pada tahap ini perkembangan ingatan siswa didik sudah mulai mantap, tapi kemanapun berpikir deduktif dan induktif masih lemah/belum mantap. 44

58 Perkembangan intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai oleh kemampuan berpikir konkret dan mendalam, mampu mengklasifikasi dan mengontrol persepsinya. Pada tahap ini, perkembangan kemampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar skema (Muhibin, 1995:67). Berdasarkan tahapan tersebut, siswa sekolah dasar kelas I-VI memiliki tingkatan intelektual operasional konkret dan siswa kelas enam memiliki tingkatan operasional formal. 2. Cara Anak Belajar Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: a. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak. b. Mulai berpikir secara operasional. c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebabakibat. 45

59 e. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: a. Konkret Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. b. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilahmilah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. c. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan 46

60 mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi (Majid, 2014:9-10). Pada masa 6-12 tahun, dunia anak lebih banyak di sekolah dan lingkungan sekitar. Ada tiga dorongan besar yang dialami oleh anak pada masa ini yaitu: a. Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya (peer group). b. Dorongan fisik untuk melakukan berbagai permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan atau gerak fisik. c. Dorongan mental untuk masuk dunia konsep, pemikiran dan simbol-simbol orang dewasa. Adapun tugas perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah: a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan. b. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang. c. Belajar berkawan dengan teman sebaya. d. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita. e. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung. f. Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. g. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. h. Memiliki kemerdekaan pribadi. 47

61 i. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social. (Sukmadinata, 2003:111) Pada rentang usia sekolah dasar anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: a. Mulai memandang dunia secara objektif. b. Mulai berpikir secara operasional c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. e. Memahami konsep volume zat cair, panjang, lebar, dan luas benda. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. (Desmita, 2010:35) 48

62 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN C. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Sejarah berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan lembaga Muhammadiyah cabang Salatiga. Sebagaimana lembaga pendidikan Islam lainnya, SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memberikan perhatian yang lebih terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya. Latar belakang dari berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah SD Muhammadiyah yang dulunya HIS Muhammadiyah merupakan amal usaha monumental sebagai cikal bakal perkembangan Muhammadiyah di Salatiga. Masa dulu sekolah ini telah melahirkan banyak kader. Namun setelah memasuki era Orde Baru, sejak mulai tahun 80-an ketika pemerintah mengembangkan SD Inpres, sekolah tersebut mulai mundur dan secara perlahan menuju kematian karena kurangnya animo dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Sejak tahun 90-an pimpinan daerah sudah memikirkan solusinya tetapi selalu gagal. Menyikapi kondisi semacam itu akhirnya pada tahun 2002 PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) bersama para mantan pimpinan mengadakan rapat untuk mengambil keputusan di antara dua pilihan yaitu 49

63 ditutup atau dikembangkan secara revolusioner dengan mengubahnya menjadi SD Unggulan, dengan segala konsekuensi pendanaannya. Kebijakan jatuh pada pilihan ke dua, yang selanjutnya dibentuk Tim Pengembang Pendidikan Muhammadiyah (Desember 2002), terdiri dari para tokoh Muhammadiyah dan pakar pen-didikan, yang diketuai oleh Achmadi. Dari kerja tim kemudian di-putuskan SD Muhammadiyah tersebut menjadi SD Muhammadiyah Plus. Selanjutnya melihat perkembangan SD Muhammadiyah Plus cukup besarnya minat dari orangtua murid untuk dapat diterima di SD Muhammadiyah Plus, maka Tim Pengembang merasa perlu untuk mengembangkan lokasi baru yang cukup memadai. Alhamdulillah harapan tersebut sudah terkabul dengan membeli tanah di daerah Togaten, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Sekarang SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga berada di Jl. Suropati no. 14 Togaten, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti 50721, Salatiga yang sebelumnya berada di Jalan Adisucipto Kalicacing. 2. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Pembina : Pengurus Daerah Muhammadiya (PDM) Kota Salatiga Penyelenggara Direktur Kepala Sekolah : Tim Peneliti dan Pengembangan (PLPM) : Drs. H. Djumadi : Sutomo, M. Ag. 50

64 Waka Sekolah Kaur Kurikulum Kaur Kesiswaan Kaur Ismuba Kaur Sarpras Kaur Humas : Ainul Huri, S. PdI. : Marijo, S. PdI. : Wiwik Widyastuti, S. Pd. : Suharwono, S. PdI. : Buhtari, S. Si. : Endra g. H, S.Si. Kaur Admin dan Ketenag. : Triyono, S. PdI. b. Data Sekolah Nama Sekolah : SD Muhammadiyah (Plus) Alamat Sekolah : Jl. Suropati No. 14 Togaten Salatiga Telp RT / RW : 01 / 05 Dukuh Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi : Togaten : Mangunsari : Sidomukti : Salatiga : Jawa Tengah Kode Pos : Status Sekolah Status Akreditasi Waktu Penyelenggaraan Kurikulum : Swasta : A : Pagi : KTSP 51

65 c. Data Personalia SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memiliki 36 orang guru pengajar dan 12 orang karyawan dengan rincian sebagai berikut: Daftar Nama Tenaga Pendidik Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nama Pendidik Jab. Tanggal Lahir L/P Ijazah Mulai Bekerja 1 Sutomo, M.Ag. KS L S Ainul Huri, S.PdI Waka Sek L S Triyono, S.PdI Kaur Admin + Ketenag L S Suharwono, S.PdI. Kaur ISMUBA L S Marijo, S.PdI Kaur Kurikulum L S Buhtari, S.Si Kaur Sarpras L S Wiwik Widyastuti, S.Pd. Kaur Kesiswaan P S Endra Gunawan H., S.Si. Drs. M. A. Wahyudi A. S.W. Hasthanti, S.Pd. Sri Haryuningsih, S.PdI. S. Zulaekah, S.Pd. PGSD Guru L S Guru L S Guru P S Guru P S Guru P S

66 Dwi Wuryandari, S.Pd. Ida Sulistyaningati, S.Pd. Norra Rizkasari, S.T. Fikri Gunawan, S.P. Fulatul Anisa, S.Pd. Riyani Maunah, SE Siti Rahayu O.G, S.PdI Guru P S Guru P S Guru P S Guru L S Guru P S Guru P S Guru P S Rifa Asqowi, S.PdI Guru L S Puji Lestari B., M.Pd.. Khanif Nurul Laili, S.PdI Henny Widhi A., S.PdI Okta Fiana Safitri, S.Pd. Guru P S Guru P S Guru P S Guru P S Muttaqin, M.PdI Guru L S Ani Irawanti, S,Pd. Guru P S Ana Irawanti, S.Pd Guru P S Vera Atmawati, S.Pd Guru P S

67 29 Ina Dinawati, S.S Guru P S Shafiah Isnaini, S.Si Alfina Febri S., S.Pd Wulan Ariyanti, S.PdI Endah Nova Astuti, S.Pd. Vera Dwi Utami, S.Pd. Alda Indrawan, SPd Ria Amalia Sholehah, SPd.SD Guru P S Guru P S Guru P S Guru P S Guru P S Guru L S Guru P S Daftar Nama Tenaga Kependidikan Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nama Tenaga Kependidikan Jab. Tanggal L/P Ijazah Bekerja 1 Sumarna SC L SLTA Sugimin CS L SD Sunarno PJG L SD Joko Retno Sutrisno CS L SMEA Wiwin Tri H., S.HI TU L S Aris Sunandar CS L SMP Neniek Maslikah, SE TU P S Sri Wardani,SE TU P S Nurul Hidayati, S.PdI TU P S

68 10 Yuniyah Winarti, Pustakawan A.Ma.Pust P D Juli Inas Septa Hidayati, AMd.E,Sy TU P D Juli Erfa Jumian CS L SMA Juli 2014 (sumber: Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga) Keterangan: SC = Steering Commite CS = Custemer Service TU = Tata Usaha PJG = Penjaga Berdasarkan dari data di atas, diketahui bahwa tenaga pengajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga telah mendapatkan titel S1, bahkan ada beberapa yang telah mendapatkan titel S2. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah yang menyebutkan bahwa tenaga pengajar di sekolah tingkat dasar minimal lulusan S1. d. Data Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu sekolah yang mempunyai daya tarik yang besar terhadap masyarakat kota Salatiga dan sekitarnya untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut karena kualitas yang tidak diragukan lagi. Berikut data jumlah siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun pelajaran 20014/2015 No Kelas Rombel Jml Siswa L P Total Jml 55

69 Abu Bakar Ash Shidiq Umar Bin Khatab Utsman Bin Affan Ali Bin Abi Thalib Zaid Bin Tsabit Kholid Bin Walid Salman Al Farizi Thoriq Bin Ziyad Ibnu Sina Al Ghozali Al Khawarizmi Ibnu Rusd Hj. Supartinah Prof. H. Achmadi Ali Munawar Amin Rais Ahmad Dahlan Al Kindi Al Farabi Al Rumi

70 3. Visi dan Misi Visi: Pusat keunggulan di bidang IMTAQ dan IMTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan. (The centre of faithand devetion and science and tecnology excellence with nationalism and environmental caring based. Misi: a. Menumbuhkan sikap kemandirian dalam beribadah. (The grow and attitude of being independent in worship). b. Membentuk pribadi sopan dalam bersikap, santun dalam berucap, dan berempati. (To forma personality which is polite inattitude, mannered in saying and emphatic). c. Menghargai dan membentuk karakter peserta didik. (To appreciate and form the character of student). d. Mengembangkan budaya lokal dan kreativitas peserta didik. (To develop local culture and students creativity). e. Menciptakan, menumbuhkan budaya bersih dan sehat serta memelihara lingkungan hidup. (The create, grow clean,and healthy culture and keep the living environment). f. Menumbuhkan belajar mandiri. (The grow self study). 57

71 g. Mengembangkan budaya disiplin dan berprestasi. (The develop disclipene and highly achieved culture). h. Menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. (To dig, grow, and publish students potency). i. Memberikan bekal dasar ketrampilan TIK dan berbahasa asing. (The give basic skill of Information Technology and foreign language). j. Meraih posisi sekolah bertaraf internasional. (To achieve international standard school). Selain Visi dan Misi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memiliki tujuan, yaitu: mengusahakan terbentuknya pelajar muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat dan negara. 4. Sarana Prasarana dan Fasilitas Luas lahan SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memang tidak terlalu luas. Meskipun begitu, keterbatasan lahan ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas belajar mengajar. Siswa di sekolah ini masih mempunyai tempat yang cukup untuk belajar sekaligus bermain. Sekolah ini memiliki sarana prasarana dan fasilitas yang sudah cukup lengkap. Adapun sarana prasarana dan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: 58

72 Daftar Sarana Prasarana SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga No Nama Barang Jumlah Keterangan 1 Meja siswa 570 Buah 2 Kursi siswa 570 Buah 3 Meja guru 30 Buah 4 Kursi guru 30 Buah 5 Meja Ka. Sekolah 1 Buah 6 Kursi Ka. Sekolah 1 Buah 7 Meja kursi tamu 2 Unit 8 Meja kursi kantin 6 Unit 9 Lemari Kelas 19 Buah 10 Lemari Kantor 3 Buah 11 Lemari Raport 3 Buah 12 Lemari Sarpras 4 Buah 13 Rak Buku 6 Buah 14 Rak tropy 1 Buah 15 Komputer Kantor 7 Buah 16 Komputer Siswa 31 Buah 17 Printer 6 Buah 18 Laptop Kantor 6 Buah 19 Meja Kantor 4 Buah 59

73 20 Kursi Kantor 4 Buah 21 Kipas Angin 42 Buah 22 AC 4 Buah 23 Kulkas 1 Buah 24 File kabinet 1 Buah 25 Sound System 3 Unit 26 Ruang kelas 19 Unit 27 Ruang UKS 1 Unit 28 Ruang Guru 1 Unit 29 Ruang Perpustakaan 1 Unit 30 Ruang Lab Komputer 1 Unit 31 Kamar Mandi 10 Unit 32 Halaman/Lapangan 1 Unit 33 Parkir 1 Unit 34 Ruang sirkulasi 1 Unit 35 Kantin sehat 1 Unit 36 Wastafel 9 Unit 37 Tempat wudhu 2 Unit 38 Gudang 1 Unit 39 Dapur 1 Unit 40 Kursi Tunggu 2 Unit (Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga) 60

74 5. Kegiatan Ekstrakurikuler Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, dalam menggali potensi dan bakat siswanya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga mengembangkan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa bebas memilih kegiatan sesuai dengan keinginannya. Antusias siswa begitu tinggi untuk mengikuti berbagai kegiatan tambahan ini. Kegiatan ekstrakulikuler rutin dilaksanakan setelah jam sekolah selesai. Pengampu kegiatan ekstrakulikuler adalah guru yang berkompeten atau pihak luar yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Selain kegiatan ekstrakulikuler siswanya juga dikembangkan bakat dan prestasi yang mana hal ini siswa dipilih langsung oleh guru berdasarkan pengamatan sejak siswa duduk di kelas 1. Berikut kegiatan ekstrakurikuler SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 2014/2015: No Ekstrakulikuler Jadwal 1. Mewarnai Senin Pendamping Riyani dan Agus Pelatih Tempat Siswa Dewi Aula Kelas Futsal Senin Muttaqin, Said Gedung Kelas Fikri G, futsal 1-2 dan Rifa arena Asqowi (Kemiri) Kelas Paduan Senin Dwi Aula Kelas suara Wuryani, 3-5 Wulan 61

75 4. Seni tari Rabu Selasa Ariyanti Ida S. Dan Verra Dwi U. Wido Aula Kelas 1-2 Kelas Tapak suci Selasa Buhtari Lapangan Kelas sekolah 5 6. Badminton Selasa Triyono, Alda Gedung Kelas Wiwin T. KORPRI Robotika Rabu Endra Tim Kelas Gunawan robotika TIK Rabu Rifa Ruang Kelas Asqowi kelas Pramuka Kamis Harwana, Pelatih Lapangan Kelas Heni, dan sekolah 4 Ana I. 10. Macapat Kamis Ina D. Ruang Kelas kelas Drumband Jum at Kidsband Jum at Ainul H., Alfina, Siti Z. Anwar Sekolah Lap. Kembang -arum Kelas 3-5 Wiwin TH Ryan Kantin Kelas Tilawah Jum at Siti N., Ina Ruang Kelas D. kelas Kaligrafi Jum at Suharwono Ruang Kelas kelas 62

76 3-5 Berikut kegiatan bakat dan prestasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga: No Kegiatan Jadwal Pendamping 1 Matematika Senin, Rabu, IPA Senin, Rabu, Fulatul A., Vera A., Endah N. Syafiah, Wulan A, Okta F. 3 Cipta Puisi, Pidato Jum at, Ani I., Puji L Bahasa Inggris Selasa, Sri W., Wiwik W. 5 CCQ Rabu, Siti R., Khanif Nur L. 6 Dacil/Pidato Rabu, Marijo 7 Dokter kecil Rabu, Norra R. 8 Adzan Rabu, Ainul Huri 9 Batik Jum at, Pantomim Jum at, Sri R. Muttaqin 6. Prestasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam prestasi banyak. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun 63

77 agama telah diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Prestasi ini tidak hanya diraih oleh siswanya akan tetapi guru dan karyawannya juga. Berikut berbagai prestasi yang diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga ( ): No Juara Lomba Tingkat Waktu Nama Peserta 1 II Mewarnai Gambar Honda Tour Ramadhan 1435 H Kota Salatiga Sabtu, 19 Juli 2014 Sekar Wicitra Tuwuh Karanasih 2 III Mewarnai Gambar Honda Tour Ramadhan 1435 H Kota Salatiga Sabtu, 19 Juli 2014 Elmecca Adisti Naula Mumtaz 3 II Menabuh Bedug Honda Tour Ramadhan 1435 H Kota Salatiga Sabtu, 19 Juli 2014 Wimar Bakti Wicaksono 4 IV Menulis Cerpen KKPK Tema; Aku dan Olahraga Tingkat Nasional Selasa, 2 Sept 2014 Aisya Sabrina Rahma 5 III Kepala SD/MI Berprestasi Pemilihan Guru,KepSek Berprestasi dan Guru PLB Berdedikasi Tingkat Kota Salatiga Jum at, 29 Agust 2014 Sutomo, M.Ag 6 I LSBK(lomba sekolah berkarakter) UPT Disdikpora Kec Sidomukti 11 September 2014 SDMPLUS 64

78 7 I Pildacil Pildacil Tk. Jateng UKM Rebana Modern 8 II Pidato Pentas PAIS Propinsi 20-Sep Sept - 2 Okt 2014 Wildan Mauzakawali Saptian Wildan Mauzakawali Saptian 9 III Tae Kwon Do (U.28) 10 III Tae Kwon Do (U.28) 11 III Tae Kwon Do (U.33) 12 II Tae Kwon Do (putri) 13 II Tae Kwon Do (U.28) 14 I Tae Kwon Do (U.26) Salatiga Cup 27-Sep-14 Arleondiro Astungkara Haidar M Salatiga Cup 27-Sep-14 Abimanyu Dwi Saputra Salatiga Cup 27-Sep-14 Arya Restu Bayu Aji Salatiga Cup 27-Sep-14 Nabila Luthfi Putri Salsabila Salatiga Cup 27-Sep-14 Haikal Fakhreza Hariyuda Salatiga Cup 27-Sep-14 Haikal Fakhrezi Hariyuda 15 I Perputakaan UPT Disdikpora Kec Sidomukti 30 September 2014 Perpustakaan SDMPLUS 16 II Display Drumband Lomba Drumband tk. Kota Salatiga 11 Oktober 2014 Tim Marching Band 17 I Gitapati Lomba Drumband tk. Kota Salatiga 18 Har III Mewarnai Lomba Menggambar TK SD Oktober Oktober 2014 Nasywa Aurellia Zahrani Biona 65

79 19 I Khat & Kaligrafi pa MAPSI Kota Salatiga 14 Oktober 2014 Ariq Naufal Fahri Wiratno 20 I Khat & Kaligrafi pi MAPSI Kota Salatiga 14 Oktober 2014 Yunia Puspa Rianti 21 I TIKI pi MAPSI Kota Salatiga 22 I LKHI pi MAPSI Kota Salatiga 23 I Khitabah pa MAPSI Kota Salatiga 24 II Khitabah pi MAPSI Kota Salatiga 25 II TIKI pa MAPSI Kota Salatiga 26 II Adzan MAPSI Kota Salatiga 27 III MTQ pa MAPSI Kota Salatiga 28 III MTQ pi MAPSI Kota Salatiga 29 III Cerita Islami pa MAPSI Kota Salatiga 14 Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober 2014 Mayrizkia Devi Safira Nasywa Aurellia Zahrani Wildan Mauzakawali Saptian Dian Janan Thahirah Alvian Tegar Wiranda M. Haromain Syah Maidan Syaulan Al Falaahi Atmaja Fajri Nur Hidayah Rahmadani Angger S 30 III CCQ (Mapel PAI) MAPSI Kota Salatiga 14 Oktober Gazza Amru Septian 66

80 31 III LKHI pa MAPSI Kota Salatiga Oktober 2014 Fadhil Muhammad Zaki 32 I Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal 17 Oktober 2014 Haikal Fakhreza Hariyuda 33 I Tae Kwon Do (U.26) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal 17 Oktober 2014 Haikal Fakhrezi Hariyuda 34 II Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal 17 Oktober 2014 Abimanyu Dwi Saputra 35 II Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Kendal 17 Oktober 2014 Muhammad Saddam 36 II Jingle CTPS DKK Kecamatan Sidomukti 18 Oktober 2014 Tim Jingle 37 III Mewarnai melengkapi Lomba dan pentas seni Eben Hezer 19 Oktober 2014 Elmecca Adisti Naula Mumtaz 38 I Lomba Komputer Lomba dan pentas seni Eben Hezer 19 Oktober 2014 Elmecca Adisti Naula Mumtaz 39 II Badminton Beregu Djarum Foundation Se Kota Salatiga 29 Oktober 2014 Aura dan Tiwi 40 I Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional 14 November Abimanyu Dwi Saputra 67

81 di Jakarta I Menggambar Semarang 16 November 2014 Chika yuta 42 I Siswa Berprestasi Putra SDN Dukuh 1 Salatiga 19 November 2014 Angger 43 III Siswa Berprestasi Putra SDN Dukuh 1 Salatiga 19 November 2014 Afif G 44 II Siswa Berprestasi Putri SDN Dukuh 1 Salatiga 19 November 2014 Nasywa 45 I Mewarnai Dies Natalis SMP 6 Salatiga 46 I Menggambar Dies Natalis SMP 6 Salatiga 23 November November 2014 Elmecca Adisti Naula Mumtaz Chika yuta 47 II Siswa Berprestasi (PA) Kota Salatiga 29 November 2014 Angger 48 I Badminton Anak Pi Madya Salatiga Cup Desember 2014 Aura 49 I Badminton Usia Dini Pi Utama Salatiga Cup Desember 2014 Aura 50 II Badminton Anak Pi Utama Salatiga Cup Desember 2014 Aura 51 II Sempoa Foundation 1A Semarang 18 Januari 2015 Gavi 52 I Khithabah Pekan Maulid Nabi 1436 H. 28 Januari Wildan 68

82 Putra Kec Sidomukti II Khithabah Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 54 I MTQ Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 55 I MTQ Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari Januari Januari 2015 Nadine Shaulan Fajri 56 I TIK Islami Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari 2015 Tegar 57 I TIK Islami Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari 2015 Devi Shafira 58 I Khat Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 59 I Khat Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 60 I Macapat Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 61 II Macapat Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec 28 Januari Januari Januari Januari 2015 Ariq Puspa Rianti Davala Azzahra 69

83 Sidomukti 62 I Cerita Islami Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari 2015 Angger 63 I Cerita Islami Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari 2015 Shafna 64 II Adzan Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 65 I Tartil Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 66 I Shalat Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 67 III CCQ Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kec Sidomukti 28 Januari Januari Januari Januari 2015 Wimar Randy Rafqi Wildan 68 I Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Magelang 30 Januari 2015 Haikal Fakhreza Hariyuda 69 I Tae Kwon Do (U.26) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional di Magelang 30 Januari 2015 Haikal Fakhrezi Hariyuda 70 III Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan Tae Kwon Do Nasional 30 Januari 2015 Ilham 70

84 di Magelang 71 I Menggambar Gramedia damn Persipda 72 Har I Mewarnai Gramedia damn Persipda 31 Januari Januari 2015 Chika yuta Lathifa 73 Har I Dongeng B Ingris Gramedia damn Persipda 1 Februari 2015 Naila Apsari 74 Har III Dongeng B Ingris Gramedia damn Persipda 1 Februari 2015 Alifianisa Anggun 75 I Melengkapi Gambar Lounching FKPAI Kota Salatiga 1 Februari 2015 Elmecca 76 II Menggambar Lounching FKPAI Kota Salatiga 1 Februari 2015 Chika Yutha 77 I Khithabah Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Wildan 78 I MTQ Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Fajri 79 I TIK Islami Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Tegar 80 I TIK Islami Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Devi Shafira 81 I Khat Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Ariq 71

85 82 I Khat Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Puspa Rianti 83 I Cerita Islami Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Angger 84 III Cerita Islami Putri Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari 2015 Shafna 85 III Adzan Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 86 I Tartil Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 87 I Shalat Putra Pekan Maulid Nabi 1436 H. Kota Salatiga 4 Februari Februari Februari 2015 Wimar Randy Rafqi 88 II OSN Matematika Kejuaraan OSN Kec. Sidomukti 9 Feb 2015 Afif 89 II OSN Sains Kejuaraan OSN Kec. Sidomukti 9 Feb 2015 Angger 90 II Tae Kwon Do (U.28) Kejuaraan POPDA Salatiga 24 Feb 2015 Abimanyu Dwi Saputra 91 III Tae Kwon Do (U.30) Kejuaraan POPDA Salatiga 24 Feb 2015 Ilham Akbar Ramadhan 92 I Badminton Kejuaraan POPDA Salatiga 39 II Tenis Lapangan Kejuaraan POPDA 26 Feb Feb 2015 Aura Sang Kurnia Farhan Firmansyah 72

86 Salatiga 94 I LCC Kejuaraan LCC Kec. Sidomukti 30 Maret 2015 Utomo Afif, Angger, Arsya 95 II Marathon 2 KM Kejuaraan Marathon 11 April 2015 Abi 96 I Pildacil UIN DIY Piala Rektor 12 April 2015 Wildan 97 I Pildacil UNWIDA Klaten Piala Rektor 19 April 2015 Wildan 98 I Kepsek Berprestasi Disdikpora Kota Salatiga 26 April 2015 Sutomo, M.Ag 99 I Membatik FLS2N 13 Mei I Cipta Puisi FLS2N 13 Mei I Pidato B. Ind. FLS2N 13 Mei 2015 Kayra Arba Nasywa 102 I Gambar Bercerita FLS2N 13 Mei 2015 Chika 103 III Tilawah MTQ Pelajar 19 Mei 2015 Farah Laili 104 I Menyanyi Tunggal Lomba Seni Nasionalisme 25 Mei 2015 Alya 105 II Pidato B Ind FLS2N 26 Mei III Cipta Puisi FLS2N 26 Mei II Membatik FLS2N 26 Mei 2015 Nasywa Arba Kayra 108 I Gambar FLS2N 26 Mei Chika 73

87 Bercerita II Badminton anak Putri Utama Djarum Foundatoin Mei 2015 Aura Sang Kurnia 110 I Badminton anak Putri Madya Djarum Foundatoin Mei 2015 Aura Sang Kurnia 111. III Pidato PAI Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI) 112. III Pidato PAI Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI) 113. III MHQ Kemenag Kota Salatiga (Pentas PAI) 10 Mei Mei Mei 2015 Arya Restu Bayu Aji Nadine Benita Farah Laili 114. II Adzan dan Iqomah Festival Khazanah Hati Beriman 13 Mei 2015 M. H. Syah Maidan 115. I Asmaul Husna Festival Khazanah Hati Beriman 13 Mei 2015 Eryca, Rana, Tsaqif, Danish Selain siswa dan Kepala Sekolah yang berprestasi, berikut beberapa prestasi yang diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga: Prestasi Guru No Nama Guru Bidang Tahun Nas/Prov/Kab Juara Bukti Fisik 1,2,3 1. Buhtari Alat Peraga 2015 Kota Salatiga I Piagam Edukatif 2. Syafiah Isnaini Alat Peraga Edukatif 2015 Kota Salatiga II Piagam 74

88 3. Dwi Wuryandari Alat Peraga Edukatif 4. Ainul Huri Guru Berprestasi 2015 Kota Salatiga III Piagam 2015 Kecamatan I Piagam Sidomukti Prestasi sekolah dalam bidang inovasi pembelajaran Bidang Inovasi No Pembelajaran 1. Endra Gunawan Hermanto A Bentuk Inovasi Pembelajaran Berbasis IT Power Point Tahun Nas/Prov/Kab Juara Bukti 1,2,3 Fisik 2015 Kota Salatiga 1 Piagam dan FC modul kreditasi sekolah Lembaga yang Menilai / memberi No nilai akreditasi 1. P Badan Akredirasi Nasional PSekolah/Madrasah (BAN-S/M) Nilai Bukti Keterangan Akreditasi Fisik 88 A Sertifikat Penghargaan yang diterima sekolah Instansi yang No Penghargaan yang diperoleh Tahun memberi penghargaan 1. Perpustakaan Kecamatan 2014 UPT Disdikpora Sidomukti Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Bukti Fisik Piagam 2. Sekolah Berkarakter Kecamatan Sidomukti 2014 UPT Disdikpora Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Piagam 3. Perpustakaan Kota Salatiga 2014 Disdikpora Kota Salatiga Piagam 75

89 4. Sekolah Berkarakter Kota Salatiga 2014 Disdikpora Kota Salatiga Tropy PenePenghargaan Sistem Informasi Akademik No Jenis Program yang dikembangkan Tahun Hasil yang dicapai Bukti Fisik 1. ( Facebook Sekolah d ( 2012/2013 Facebook Sekolah Alamat Facebook 2. Hot dsport (Wi-fi) 2012/2013 Hot sport (Wi-fi) Hot sport o k (Wi-fi) 3. SMS u Gateway m ( D 2013/2014 SMS Gateway Gambar halaman SMS o Gateway k 4. Whats u App 2014/2015 Whats App Gambar m ( ( halaman Whats App Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga) 7. Kurikulum Kurikulum yang dipakai di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum memuat mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri (Mulyasa, 2008:50). Mata pelajaran itu meliputi Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, Bahasa Jawa, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, juga mata pelajaran pendidikan agama yang meliputi Fikih, Aqidah Akhlak, Qur an Hadis dan juga mata pelajaran ke-muhammadiyah-an. 76

90 Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus di asuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik. Pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikulum. Di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. 8. Standar Kompetensi Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008:170). Standar kompetensi yang harus dicapai siswa selama belajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga antara lain: a. Melaksanakan sholat dengan tertib dan bacaan yang benar. b. Manghafal ayat-ayat pilihan dan memahami maknanya. c. Menghafal hadist pilihan dan memahami maknanya. d. Pengenalan kosa kata dan dialog pendek dalam Bahasa Arab maupun Inggris, serta kemampuan berkomunikasi untuk percakapan harian tingkat dasar. e. Pengenalan konsep dasar matematika, sosial, sains, dan apresiasi teknologi. f. Mengaplikasikan komputer untuk belajar mandiri. g. Memiliki life skill yang dibutuhkan dalam lingkungan pergaulan di masyarakat. 77

91 D. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. MI dan Tujuan Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Hasil penelitian mengenai Multiple Intelligence dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda. Seperti kecerdasan linguistik, matematis, kinestetik dan lainnya.(s/mi/r/ /09.00 WIB). Sumber lain yakni W dan SI juga berpendapat tentang Multiple Intelligence. MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal, terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak. (W/MI/R/ /10.00 WIB). MI itu merupaka macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya. (SI/MI/R/ /10.35 WIB). Hal yang tidak berbeda jauh juga diutarakan oleh M. Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Menurut hasil wawancara, tujuan pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah: 78

92 Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan. (S/TMI/R/ /09.00 WIB). Adapun narasumber lain yakni SI, W, dan M memberikan keterangan yang lebih rinci terkait tujuan MI di sekolah tersebut. Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya. (SI/TMI/R/ /10.30 WIB). Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident. (W/TMI/R/ /10.10 WIB) Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderungan masingmasing. Mengidentifikasi anak melalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik).(m/tmi/r/ /12.30 WIB) 2. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Hasil penelitian tentang pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti dapatkan dari proses wawancara dan juga observasi. a. Model Pembelajaran 79

93 Adapun model pembelajaran yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga dapat diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut: Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar. (M/MP/R/ /12.30 WIB) Selain itu narasumber lain W, SI, dan S juga menjelaskan tentang model pembelajaran yang tidak jauh beda. Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara underpreasure. (W/MP/R/ /10.10 WIB) Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan. (SI/MP/R/ /10.35 WIB) Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg fun menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan jika dengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami. Selain dari wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan untuk mengetahui model pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Observasi peneliti lakukan pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2014 di Kelas IV Ali Munawar. Setelah seorang siswa memimpin doa, guru membuka pelajaran dengan bertanya kabar kepada siswa. Pada saat itu guru akan menyampaikan mata pelajaran IPA pada materi gaya. Guru menunjukkan 80

94 beberapa benda yang ada di kelas. Guru akan menyampaikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. Pada saat itu salah satu benda yang ditunjukkan adalah meja. Gaya yang diberikan pada kayu membuat kayu berubah bentuk menjadi sebuah meja. Siswa mampu ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Misalnya siswa antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Bu Syafi ah selaku guru kelas IV yang mengampu IPA. Bu Syafi ah meminta anak-anak untuk menyebutkan contoh benda lain yang ada di kelas maupun sekitarnya yang berubah bentuk akibat gaya (P/MP/ ). Selain itu ada kegiatan pembiasaan pagi. Kegiatan pagi merupakan program rutin yang dilakukan setiap hari. Pembiasaan pagi dimulai jam WIB. Sebelum proses pembelajaran dimulai para siswa dibiasakan untuk mengaji (membaca Iqra dan Al-Qur an), hafalan hadits-hadits, surat-surat pendek (juz 30), shalat dhuha dan lain sebagainya. (P/LP/ ). Setelah selesai siswa dan guru memulai proses belajar. mengajarmasuk ke dalam kelas dan memulai pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi atau pertanyaan pembuka kepada siswa untuk pengkondisian. Selanjutnya guru menyampaikan materi menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Setelah penyampaian materi selesai maka guru melakukan evaluasi. Setelah kegiatan belajar selesai guru mengkondisikan siswa untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah. (P/LP/ ) 81

95 b. Media, alat dan sumber ajar Guru di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menggunakan berbagai macam media, alat peraga, dan sumber ajar dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan wawancara, diketahui media dan alat peraga yang digunakan adalah: Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet. (W/ASA/R/ /08.15 WIB) Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulangtulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak. (SI/ASA/R/ /10.35 WIB) Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata. (M/ASA/R/ /12.30 WIB) Hal yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh S. Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat sesuai. Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, dan lingkungan lingkungan sekitar. (S/ASA/R/ /09.00 WIB) 82

96 c. Kegiatan di Luar Kelas atau Kegiatan Tambahan Menurut hasil wawancara, kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembanan MI di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah sebagai berikut: Untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra. Baik itu di bidang akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya. (M/KT/R/ /12.30 WIB) Kita mengadakan outing class belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya. (SI/KT/R/ /10.35 WIB) Sedangkan menurut sumber lain: Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak, dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya. (W/KT/R/ /10.10 WIB) Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke Jakarta, dll. Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3. (S/KT/R/ /09.00 WIB) 83

97 Peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 20 Mei 2015 untuk mengetahui kegiatan tambahan dalam pembelajaran. Hasil pengamatan salah satunya yaitu TIK Islami yang diperuntukan untuk kelas IV dan V. Dalam mengikuti TIK Islami ini siswa terlihat antusias. (P/KT/ ). d. Perasaan Siswa Dalam mengikuti kegiatan sekolah, tentu banyak hal yang dirasakan siswa. Baik itu senang bosan dan sebainya. Menurut hasil wawancara terkait yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah didapat hasil seperti berikut: Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang. (W/PS/R/ /10.10 WIB) Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anakanak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. (M/PS/R/ /12.30 WIB) Sumber lain mengatakan: Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan. Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus. (M/PS/R/ /09.00 WIB) Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: Kok bisa gini ya bu? meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya. (SI/PS/R/ /10.35 WIB) 84

98 Peneliti juga melakukan observasi ke dalam kelas-kelas. Terlihat siswa begitu antusias mengikuti kegiatan di sekolah. Baik itu di dalam maupun di luar kelas. Anak-anak merasa senang karena dalam mengikuti kegiatan siswa tidak dipaksa, selain itu kata beberapa siswa gurunya enak-enak dan tidak galak. Jadinya mereka mudah menerima pelajaran atau hal yang disamapaikan oleh guru. e. Kesesuaian Kegiatan dengan Kecerdasan Siswa Menurut hasil wawancara, kesesuaian kegiatan yang diikuti siswa dengan kecerdasan yang dimiliki adalah sebagai berikut: Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya. (SI/KK/R/ /10.35 WIB) Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu. Satu minggu dibagi menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak. (S/KK/R/ /09.00 WIB) Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lainnya. Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itu sudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya. (M/KK/R/ /12.30 WIB) Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan. (W/KK/R/ /10.10 WIB) 85

99 3. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Menurut hasil wawancara, prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya. (W/CP/R/ /10.00 WIB) Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus. (SI/CP/R/ /10.30 WIB) Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini, SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi. (M/CP/R/ /12.30 WIB) Dari sumber lain S menyatakan: Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik. (S/CP/R/ /09.00 WIB) Hasil pengamatan mengenai prestasi yang telah dicapai siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: Sekolah ini banyak sekali menjuarai berbagai jenis perlombaan dari tingkat kecamatan hingga nasional baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik. Salah satu contoh di bidang akademik juara II OSN Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti oleh Muhammad Afif Griyadana dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I 86

100 Tae Kwondo U.23 tahun 2015 tingkat Nasional oleh Haekal Fakhreza Hariyuda. 4. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Menurut hasil wawancara, faktor pendukung dalam mengembangkan MI di SD Muhammadiyah (Plus0 Kota Salatiga adalah: Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalam mengembangkan MI itu sendiri. (S/FPD/R/ /09.00 WIB) Sedang dari sumber lain menyatakan: Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya. (SI/FPD/R/ /10.35 WIB) Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasarana pada tiap level yang telah tersedia di sekolah. (W/FPD/R/ /10.10 WIB) Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi. (M/FPD/R/ /12.30 WIB) 87

101 Hasil pengamatan mengenai faktor pendukung pengembangan MI adalah: SD Muhammadiyah memiliki SDM yang mendukung, selain siswanya yang banyak sehingga banyak pula jenis kecerdasan yang bisa dikembangkan, para gurunya pun cukup banyak yang multi talent di bidangnya masing-masing dan ada pula yang berprsetasi dalam kompetisi tertentu. Hal ini tidak terlepas dari teladan seorang pemimpin yaitu Kepala Sekolah Bapak Sutomo, M. Ag., yang tahun 2015 ini juga menjuarai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Tengah yang mana akan memberikan semangat baru pada seluruh SDM di SD Muhammadiyah baik siswa, guru, maupun karyawannya. Selain prestasi para guru dan siswanya karyawan di SD Muhammadiyah pun tidak mau kalah, hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diperoleh dari kantin sehat dan perpustakaan yang dimilikinya. Jadi dari SDM di SD Muhammadiyah saling mendukung dalam mencapai prestasinya baik itu dari Kepala Sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua, maupun masyarakat sekitar. Selain SDM faktor yang mendukung dalam mengembangkan MI di sini adalah sarana prasarana yang telah disediakan dari lembaga sekolah. Mulai dari alat dan fasilitas olah raga, IPA, IPS, bahasa, TIK dan banyak lainnya.(p/fpd/ ) Adapun faktor penghambat dalam pengembangan MI adalah: 88

102 Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi anak. (M/FPH/R/ /12.35 WIB) Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti. Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang olahraga. (S/FPH/R/ /09.00 WIB) Menurut sumber lain: Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya. (W/FPH/R/ /10.10 WIB) Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak. (SI/FPH/R/ /10.35 WIB) Berbagai macam faktor penghambat yang muncul berusaha untuk diatasi. Menurut hasil wawancara, upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah: Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru. (SI/CMH/R/ /10.35 WIB) Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasan lain pada anak. (W/CMH/R/ /10.10 WIB) 89

103 Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lain yakni: Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. (S/CMH/R/ /09.00 WIB) Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru. (M/CMH/R/ /12.30 WIB) 90

104 BAB IV PEMBAHASAN 5. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Gardner (dalam Sukmadinata, 2007: ) mendefinisikan kecerdasan sebagai kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan, dan kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupannya. Howard Gardner (dalam Chatib, 2009:56) menyebutkan delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh individu, yaitu kecerdasan linguistik, matematis logis, visual spasial, musikal, kinestetis, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Begitu pula yang saat ini dikembangkan di SD Muhammadiyah banyak kecerdasan yang dimiliki oleh siswanya seperti yang telah disebutkan oleh Gardner. Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi emosional dan spiritual, emotional intelligence dan spiritual intelligence. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang menuju sukses. Menurut Daniel Goleman, 1995 (dalam Sukmadinata, 2007:260) pengembangan kecerdasan emosional, orangorang sukses selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga 91

105 memiliki stabilitas emosi, motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stres, tidak mudah putus asa, dan lainnya. Konsep kecerdasan yang multi ini tidak terlepas dari pendidikan yang humanis. Baharudin dan Makin (2011:23) menyatakan bahwa pendidikan yang humanistik mampu memperkenalkan apresiasi yang tinggi kepada manusia sebagai makhluk Allah yang mulia dan bebas serta dalam batas-batas eksistensinya yang hakiki dan sebagai khalifatullah. SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menghargai perbedaan yang dimiliki oleh siswanya dengan terus membantu menggali, melayani, dan melejitkan atau mengembangkan setiap kecerdasan dan potensi yang dimiliki oleh setiap siswanya. Siswa menjadi titik tolak dan tujuan dari penyelenggaraan pendidikan. Di antara jenis kecerdasan yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik, matematis, kinestetik, visual-spasial, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan emosional spiritual. Adapun tujuan pengembangan multiple intelligence adalah agar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa dilejitkan yang kemudian bisa berprestasi hingga tercapai apa yang menjadi tujuan setiap individu. Sabri (1996:36) mengatakan bahwa tujuan penting dalam mengetahui berbagai aspek yang terdapat dalam kecerdasan jamak adalah diharapkan para pendidik dapat memberlakukan anak sesuai engan cara-cara dan gaya belajarnya masing-masing. 92

106 Selain itu Samples (1999:75) juga berpendapat bahwa pemahaman yang mendalam terhadap kecerdasan individu masing-masing anak dan gaya belajar mereka akan membantu para pendidik dalam menghadapi anak terutama dalam mengajari anak-anak dengan cara yang paling sesuai dengannnya atau dengan cara yang paling mudah untuk mereka dapat menguasai suatu pelajaran atau pekerjaan, menangkap informasi atau konsep atau berbagai keterampilan secara lebih cepat. SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dengan visinya berusaha mencetak generasi yang unggul di bidang IMTAQ dan IMTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan selaras dengan misi yang dimiliki salah satunya yaitu menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. Hal ini juga selaras dengan tujuan pendidikan SD/MI (Hidayatullah, 2010:6-7): 1. Kemampuan membedakan yang benar dan yang salah; baik dan buruk. 2. Kemampuan menghargai dan berbagi pengalaman serta mengutamakan kepentingan orang lain. 3. Kemampuan membangun persaudaraan dan persahabatan. 4. Rasa ingin tahu terhadap berbagai hal. 5. Kemampuan berfikir dan mengekspresikan diri. 6. Rasa percaya dan bangga terhadap hasil karyanya. 7. Suka berkompetisi. 8. Sikap kebiasaan hidup sehat. 9. Mencintai Indonesia. 93

107 Untuk mewujudkan banyak tujuan ini terlihat dalam proses belajar mengajar, maupun lingkungan di SD Muhammadiyah (Plus) sendiri. Sebelum proses belajar dimulai ada pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan di sekolah tersebut seperti mengaji bersama perkelas, hafalan surat-surat pendek maupun hadits, berjabat tangan dengan guru, shalat dhuha dan yang lainnya. lingkungannya pun terlihat bersih dengan disediakan keranjang-keranjang sampah untuk melatih siswa maupun seluruh civitas sekolah agar menjaga lingkungannya dengan membuang sampah pada tempatnya, selain itu sekolah juga terlihat rindang dengan pohon-pohon yang di tanam, dan yang tak kalah penting adanya kantin sehat yang menyediakan jajanan sehat bagi seluruh warga sekolah, pelayanan makan siang yang tentu gizinya terjamin, serta di lingkungan sekolah juga disediakan wastafel yang digunakan untuk pembiasaan cuci tangan. 6. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Model Pembelajaran Model pembelajaran yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga pada dasarnya berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sering disebut dengan fun learning, yang merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang jika dilakukan dapat membuat hati senang (Suyanto, 2008:121). Hal ini bertujuan agar peserta didik mudah 94

108 menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga tercapai tujuan suatu proses pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dipakai antara lain diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan dan lainnya. Model pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan suasana yang ceria dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan karakter anak usia SD yand membutuhkan lingkungan belajar yang menyenangkan, memberi rasa aman, dan nyaman. Demikian siswa tidak akan merasa takut dan tertekan. Ketika siswa merasa nyaman dan fun maka siswa akan terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mudah untuk menerima materi pelajaran. Beberapa model pembelajar yang dipakai di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga diantaranya adalah diskusi, permainan, dan belajar langsung dengan lingkungan serta team teaching. Salah satu bentuk belajar langsung dengan lingkungan adalah saat siswa belajar tentang batuan. Siswa dimintauntuk mencari batuan di sekitar sekolah kemudian diminta untuk mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis batuan tersebut. Team teaching merupakan model pengajaran beregu yang bisa diartikan sebagai kelompok yang beranggotakan dua orang guru atau lebih yang bekerja sama untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran bagi kelompok peserta didik yang sama. Jadi di SD Muhammadiyah untuk satu rombongan belajar atau satu kelasnya dipegang oleh dua orang guru, sedang untuk penyampaian materi pelajaran disamapaikan oleh masing-masing guru sesuai dengan bidangnya. 95

109 Model team teaching dilaksanakan dari kelas satu hingga enam mengingat jumlah siswa yang cukup banyak sehingga banyak pula karakter yang dimiliki oleh masing-masing anak dan membutuhkan tenaga ekstra agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Diharapkan dengan model team teaching guru lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan siswa. Model-model pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana humanis bagi siswa dan mampu menarik partisipasi siswa. Suasana itu dibangun sejak awal mulai pembelajaran. Hal ini karena menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya (Chatib, 2011:77). Partisipasi siswa menunjukkan siswa bukanlah sekadar objek pendidikan yang menerima ilmu dari guru. Ia mampu menjadi subjek pendidikan yang merdeka. Suasana dan tata ruang kelas di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga bervariasi dan berbeda-beda di setiap kelas. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan kelas atau materi apa yang akan disampaikan oleh guru. Jadi peserta didik tidak bosan dengan suasana kelas yang monoton. Selain itu suasana menyenangkan juga ditimbulkan dari berbagai macam hiasan hasil karya siswa yang dipajang di ruang kelas maupun di luar kelas yang berupa mading. Hal itu juga merupakan salah satu bentuk penghargaan atas kerja siswa, dengan demikian siswa menjadi terpacu untuk berprestasi lebih baik lagi. 96

110 2. Media, alat, dan sumber ajar Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media elektronik (LCD) maupun cetak seperti buku, flash card, gambar berwarna. Alat ajar antara lain berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya. Adapun sumber ajar berasal dari buku, internet, dan lingkungan. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik (Danim, 1995:97). Adapun manfaat adanya media antara lain untuk: 1. Membantu menyederhanakan proses pembelajaran. 2. Membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa. 3. Menjelaskan konsep baru agar siswa dapat memahami tanpa kesulitan dan salah pengertian. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. (Suyanto, 2008:101). Media merupakan salah satu hal yang bisa mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Media yang digunakan yang digunakan berupa media elektronik yakni LCD untuk melihat film, gambar, atau presentasi materi pelajaran. Alat ajar berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi ajar. Siswa bisa praktek secara langsung sehingga lebih berbekas dalam ingatannya. Penggunaan media dan alat ajar sesuai dengan karakter siswa usia SD yang 97

111 lebih mudah memahami hal yang bersifat konkret menuju hal abstrak. Misalnya guru memutarkan kaset berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan mendengarkan. Kemudian anak diminta untuk mencatat apa yang telah disampaikan. Sumber ajar yang dipakai meliputi buku, internet, dan lingkungan. Buku menjadi sumber ajar yang utama. Internet membantu guru memberikan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan lebih menarik. Sumber ajar lain yang tidak kalah penting adalah lingkungan. Lingkungan sangat baik menjadi sumber ajar karena memberi pengalaman secara langsung kepada siswa. Lingkungan merupakan sumber ajar yang bersifat konkret. Siswa bisa langsung mengamati dan berinteraksi. Hal ini akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Berdasarkan pengamatan media, alat, dan sumber mengajar di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sudah memenuhi gaya belajar setiap anak, yaitu gaya belajar visual yang membutuhkan visualisasi tentang sesuatu yang sedang dipelajari, yaitu menggunakan slide, gambar, bagan, tabel dan sebagainya. Gaya belajar mendengar atau audio, yaitu gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Gaya belajar logika, gaya belajar ini sering menyukai teka-teki, strategy games, suka bereksperimen, dan lainnya. 3. Kegiatan tambahan Banyak kegiatan tambahan guna menunjang proses pembelajaran di SD Muhammadiyah, salah satunya adalah belajar di luar kelas outing 98

112 class. Misalnya untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan siswa diajak berkunjung ke kelurahan, kantor DPRD, dan lainnya. Siswa bisa mengamatidan belajar secara langsung tidak hanya sekedar teori abstrak, yang diharapkan siswa dapat lebih paham materi yang disampaikan. Selain itu pada bulan ramadhan SD Muhammadiyah menyelenggarakan serangkaian kegiatan ramadhan yang dimulai dari Selasa,7- Sabtu, 11 Juli Untuk kelas I-III kegiatan berupa nyantri di sekolah pada Selasa-Kamis. Kelas IV dan V pesantren kilat di Empat Sebelas. Sedangkan kelas VI kegiatan berupa home stay pada hari Jum at hingga Sabtu bertempat di Nanggulan Salatiga. Hari Sabtunya dilanjut dengan baksos di Gunungsari. Kegiatan ini bertujuan agar anak memiliki jiwa yang peduli dan berbagi terhadap sesama. Selain dalam menunjang proses belajar mengajar guna mendukung, mengembangkan, melejitkan banyak macam kecerdasan siswanya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menyelenggarakan banyak kegiatan tambahan yang berupa ekstrakulikuler dan bakat prestasi. Kegiatan ekstrakulikuler diantaranya mewarnai, futsal, paduan suara, seni tari, badminton, tapak suci, robotika, TIK, macapat, pramuka, drumband, kidsband, tilawah, dan kaligrafi. Untuk kegiatan Bakat dan Minat diantaranya matematika, IPA, cipta puisi, pidato, CCQ, Bahasa Inggris, Dacil, dokter kecil, adzan, membatik, dan pantomim. 99

113 4. Perasaan siswa Perasaan siswa adalah apa yang dirasakan siswa SD Muhammadiyah baik dalam proses belajar mengajar maupun yang lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara baik ke beberapa guru maupun siswa didapat bahwa siswa merasa senang bersekolah di SD tersebut karena gurunya tidak galak dan disana banyak teman. Salah satu siswa yang peneliti wawancara adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV yang menyukai pelajaran Bahasa Arab dan IPA, dan dia mengikuti ekstra badminton dan manjadi juara II tingkat Kota Salatiga. Dia merasa senang bersekolah di SD ini. 5. Kesesuaian kecerdasan siswa Kesesuaian kegiatan ekstra, minat dan bakat yang diikuti siswa sudah sesuai. Hal ini berdasarkan sumber bahwa ekstrakulikuler yang diikuti siswa tanpa ada paksaan, siswa diminta memilih sendiri apa yang ingin diikuti berdasarkan minat dan bakatnya dengan bimbingan guru. Pada saat kelas I dan II baru penyesuaian, kelas III dilakukan pemetaan dan pembidikan, kelas IV pembinaan, dan kelas V adalah tahap pematangan di mana anak siap untuk mengikuti berbagai lomba dan lainnya. 7. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Banyak prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga baik di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang 100

114 akademik misalnya menjuarai lomba LCC tingkat Kecamatan Sidomukti pada tanggal 30 Maret 2015 yang diraih oleh Afif, Angger, dan Arsya. Di bidang non akademik misalnya juara 1 membatik pada tangga 30 Mei 2015 oleh Kayra. Selain itu prestasi siswa SD Muhammadiyah tidak hanya ditunjukkan dengan menjuarai lomba, akan tetapi terlihat dari keberanian dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar itu juga merupakan prestasi yang perlu diapresiasi. Tahun 2015 ini SD Muhammadiyah (Plus) menduduki peringkat 3 untuk nilai UN se-salatiga. Segala prestasi yang diraih siswa tidak terlepas dari hubungan timbal balik antara guru dan siswanya. Di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga, guru berperan sebagai: 1. Pendidik Guru sebagai pendidik berarti guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu yang ia miliki kepada siswa tetapi juga mendidik siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa tutur kata maupun tingkah laku. 2. Pembimbing Guru sebagai pembimbing berarti guru memberikan arahan kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Ia mampu menggali dan menjelajahi kemampuan siswa. Menemukan keunggulan dan kelemahan siswa. Guru tidak hanya membimbing siswa untuk berhasil dalam akademik tetapi juga membimbing untuk menjadi pribadi yang berakhlak baik. 101

115 3. Motivator Guru sebagai motivator berarti guru mampu memberi dorongan dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Guru tidak mengeluarkan kata-kata buruk kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Setiap kata yang keluar selalu memotivasi siswa. 4. Fasilitator Guru sebagai fasilitator yakni menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru menjadi sosok yang berpengaruh untuk mengantar kesuksesan siswa. Hal senada disampaikan Munif Chatib dalam Gurunya Manusia (2011:66-76) menyebutkan ciri guru yang humanis adalah: a. Memandang positif pada siswa didiknya. b. Mengajar dengan hati. c. Memahami kemapuan dalam arti luas. d. Mampu menjelajahi kemampuan siswa. e. Menjadi fasilitator bagi siswa. Sebagai subjek dalam pendidikan siswa mempunyai peran yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah, guru mengemas pembelajaran dalam bentuk permainan yang menarik, seperti pemaparan di atas. Desmita (2010:35) menyebutkan guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam 102

116 kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa mempunyai keberanian untuk bertanya kepada guru tentang hal yang tidak mereka mengerti. Keberanian itu muncul karena adanya kedekatan emosional diantara guru dan siswa. Hal ini terbangun sejak sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai. Ketika siswa datang ke sekolah, guru telah memposisikan diri mereka sebagai orang tua siswa di sekolah. Mereka menyambut kedatangan siswa dengan senyum hangat, jabat tangan. Hal yang terlihat sederhana ini menjadi tali pengikat yang begitu kuat antara seorang guru dan siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. 8. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah: a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah baik itu guru, siswa, maupun karyawan. Guru yang mempunyai komitmen dan wawasan tentang konsep pendidikan yang baik. Guru menjadi faktor yang penting mengingat mereka adalah fasilitator, motivator sekaligus pembimbing bagi siswa. Pemahaman terhadap 103

117 konsep pendidikan yang baik dan komitmen tinggi membuat guru mampu untuk melayani siswanya dengan baik. Ia akan memberikan perhatian dengan penuh ketika siswa mengalami masalah. Selain itu, guru juga mempunyai kreativitas untuk mendesain pembelajaran yang memberikan rasa nyaman bagi siswa. Siswa yang banyak yang dimiliki SD Muhammadiyah menyebabkan pula semakin banyak kecerdasan, bakat, dan minat yang ada yang siap untuk dikembangkan. b. Fasilitas yang cukup baik. Fasilitas yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah sudah cukup baik dan lengkap. Hal ini mendukung bagi guru untuk memberikan pembelajaran yang baik bagi siswa. Seperti LCD, lapangan, alat peraga, laboratorium komputer, lab. IPA, dan sebagainya. 2. Faktor Penghambat Faktor penghambat yang dialami dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga lebih pada faktor eksternal atau dari luar yaitu: a. Ujian Nasional (UN) Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa menuju jenjang selanjutnya ternyata memberikan efek kurang baik terhadap upaya penerapan pendidikan humanistik. UN yang lebih menitikberatkan pada aspek kognitif siswa tentu tidak selaras dengan konsep pendidikan humanistik yang memandang siswa sebagai pribadi yang unik dengan beragam potensi. Pendidikan humanistik yang terkesan 104

118 penuh dengan suasana senang ditakutkan tidak mampu mengejar materi yang akan diujikan dalam ujian akhir nasional. Akibatnya masih ada kecenderungan untuk memberikan porsi yang lebih untuk pembelajaran kognitif siswa. b. Kurang tersalurkannya kecerdasan siswa setelah lulus dari SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Tidak semua jenjang sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menyediakan fasilitas guna menunjang atau melejitkan kemampuan peserta didiknya. 3. Cara Mengatasi Faktor Penghambat Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Upaya untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah: a. Memberi jam tambahan di setiap level Dalam hal ini sekolah memberikan jam tambahan di setiap level atau kelas, dari level bawah kelas I hingga level atas kelas VI. Jam tambahan diberikan dengan tujuan agar dalam mengembangkan kecerdasan siswanya, sekolah tidak serta merta mengesampingkan satu jenis kecerdasan saja, dengan harapan semua kecerdasan yang dimilki siswa dapat terfasilitasi sehingga bisa dilejitkan dengan maksimal, baik itu dalam hal kecerdasan akademik maupun di luar akademik. Selain itu hal ini juga bertujuan agar siswa yang lemah dalam bidang akademik bisa mengejar ketertinggalannya hingga bisa terjadi keseimbangan antara akademik maupun non akademik. 105

119 b. Peningkatan mutu dan kompetensi guru Peran guru tentunya tidak bisa dilepaskan dalam pengembangan setiap kecerdasan siswanya. Oleh karena itu peningkatan mutu dan kompetensi guru mutlak dilakukan agar menghasilkan peserta didik yang bermutu pula. Dalam peningkatan mutu ini, SD Muhammadiyah mengadakan training atau pelatihan bagi guru ataupun karyawannya. Selain itu guru juga dituntut agar lebih kreatif dalam pembelajaran dan terus berinovasi agar segala apa yang disampaikan kepada peserta didik menjadi pelajaran yang bermakna. Salah satu bukti bentuk peningkatan mutu dan kompetensi guru di SD Muhammadiyah adalah beberapa prestasi yang diraih oleh guru di sekolah tersebut, diantaranya oleh Bapak Ainul Huri yang menjadi juara II guru berprestasi tingkat kecamatan Sidomukti, Ibu Syafiah Isnaini guru IPA kelas IV yang meraih juara II dalam ajang alat peraga edukatif tingkat Kota Salatiga, dan lain sebagainya. Hal ini terus memacu para SDM di SD tersebut untuk terus berprestasi dalam setiap bidang terutama dalam mencerdaskan peserta didiknya. c. Memberi piagam penghargaan kepada siswa Salah satu hal yang dilakukan SD Muhammadiyah adalah memberikan piagam kepada siswanya dengan prestasi yang telah diraih. Hal tersebut bertujuan agar prestasi siswa yang telah dilejitkan di SD lebih bisa dikembangkan ketika siswa sudah lulus dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Kecerdasan siswa bisa dikembangkan tidak hanya 106

120 melalui sekolah formal yang siswa ikuti, tetapi orang tua bisa mendukung anaknya dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki dengan cara mengikutkan les yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Tentunya tanpa adanya paksaan agar anak menjalani dengan enjoy atau menyenangkan sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada akhirnya harus ada kerjasama antara sekolah dengan pihak orang tua, sekolah dengan siswanya, maupun orang tua dengan anaknya sehingga terjadi hubungan timbal balik yang saling mendukung. 107

121 BAB V PENUTUP 9. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga a. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah banyak jenis kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing siswanya yang terus digali, dihargai, dilayani, dilejitkan, dan terus dikembangkan agar menjadi insan kamil (manusia yang sesungguhnya). Adapun jenis kecerdasan yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik, matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual. b. Tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah untuk mengarahkan siswanya sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki dengan cara menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi siswa yang unggul dalam bidangnya. 108

122 2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) kota Salatiga a. Model pembelajaran di SD Muhammadiyah Plus pada dasarnya berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenankan fun learning dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang beragam sesuai kebutuhan dan kreativitas guru. b. Media, alat ajar, dan sumber ajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan seperti LCD, buku panduan belajar, internet, alat peraga IPA, IPS, dan juga lingkungan. c. Banyak kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan yang disediakan atau difasilitasi sekolah guna mengembangkan setiap kecerdasan yang dimilki siswanya, diantaranya robotika, olimpiade MIPA, club bahasa, marching band, tapak suci, khitobah, menggambar, pramuka, dokter kecil, klinik kompetensi, kaligrafi, menari, renang, futsal, seni peran, badminton, mewarnai, TIK, murotal, rebana, outing class, home stay, field trip, character building, qurban dan manasik haji, pentas seni, pesantren ramadhan. d. Siswa merasa senang, nyaman, antusias, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. e. Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki karena dalam mengikuti kegiatan siswa diminta untuk memilih sendiri tanpa ada paksaan dan dengan arahan guru. 109

123 Untuk kelas I dan II adalah proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan, kelas III pemetaan, kelas IV pembidikan dan pembinaan, dan kelas V pematangan kecerdasan. 3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Banyak siswa di SD Muhammadiyah yang meraih prestasi dari kecerdasan yang dikembangkan di sekolah maupun luar sekolah. Prestasi yang tidak hanya siswa yang mendapat piala atau piagam penghargaan tetapi prestasi yang dipandang, dihargai dari banyak sisi. Siswa yang berani berbicara di hadapan umum, siswa yang bersikap sopan santun itu juga siswa berprestasi. Hal itu tentunya tidak terlepas untuk siswa yang menjuarai dalam bidang-bidang tertentu baik secara akademik maupun non akademik salah satunya adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV yang menjuarai badminton tingkat Kota Salatiga. 4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga a. Faktor pendukung sebagai berikut: 1) Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi. 2) Fasilitas yang baik dan memenuhi. b. Faktor penghambat sebagai berikut: 1) Adanya program pendidikan dari pemerintah berupa UN yang hanya menitikberatkan pada aspek kognitif siswa. 2) Kurang tersalurkannya potensi siswa setelah lulus dari SD. 110

124 c. Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat: 1) Memberi jam tambahan di setiap level. 2) Peningkatan mutu dan kompetensi guru. 3) Memberi piagam penghargaan kepada siswa 10. Saran 1. Bagi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Multiple intelligence merupakan banyak kecerdasan yang dimiliki setiap masing-masing individu. Bisa dikatakan multiple intelligence adalah ruh yang dimiliki setiap individu yang perlu digali, ditumbuhkan, dan dikembangkan terutama pada dunia pendidikan. Sudah sepatutnya, SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga terus meningkatkan dalam pengembangan setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya, hal ini sesuai dengan salah satu misi yang dimiliki SD Muhammadiyah yaitu menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik. Diharapkan dengan hal tersebut SD Muhammadiya bisa melahirkan siswa yang unggul di bidang IMTAQ dan IPTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, yang akan menjadi masa depan Indonesia di masa yang mendatang. 2. Bagi masyarakat Anak merupakan aset bagi orang tua maupun bangsa. Setiap anak memiliki kecerdasan, kelebihan masing-masing yang tetap harus dihargai dan dikembangkan. Sudah selayaknya masyarakat memberikan dukungan pada setiap individu yang ingin berkembang dengan segala kelebihan tanpa memandang kekurangan yang dimiliki, selain itu diharapkan 111

125 masyarakat juga memberikan dukungan kepada sekolah yang ingin mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak bangsa tanpa memandang sebelah mata. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hendaknya diadakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai multiple intelligence. Agar kita sebagai manusia semakin bisa mengenal, memahami, dan menghargai segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap individu yang merupakan anugrah dari Sang Pencipta untuk hamba-nya yang harus selalu disyukuri. 112

126 DAFTAR PUSTAKA Afra, Afifah And the Star is Me!. Surakarta: Indiva Media Kreasi. Akhmad, Nur Implementasi Pendidikan Humanistik pada Anak Kelas Rendah di MI Ma arif Mangunsari Sidomukti Salatiga Semester Genap Tahun Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga. Agustian, Ary Ginanjar Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quetiont. Jakarta: Arga Wijaya Persada. Amstrong, Thomas Sekolah Sang Juara: Menerapkan Multiple Intelligence, terjemahan Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Baharuddin dan Moh. Makin Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan). Yogyakarta: Ar Ruz Media. Chatib, Munif Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Echols, John M. dan Hassan Shadily Gramedia Pustaka Utama. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publiser. Gardner, Howard Multiple Intelligence: The Theory in Practice. USA: Basic Books. Goleman, Daniel Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 113

127 Hidayatullah, M. Furqon Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Kasiram, Moh Metodologi Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press. Lutfiati, Hanifah Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SD IT Assalamah Ungaran. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan PAI IAIN Walisongo. Majid, Abdul Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maksum, Muhammad Menjadi Guru Idola. Klaten: Cable Book. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muallifah Keajaiban Shalat Tahajud. Yogyakarta: Starbooks. Muhaimin, Akhmad Mengembangkan Kecerdasan Spiritual bagi Anak. Yogyakarta: Kata Hati. Mulyasa KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, Ahmad Taufik Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Husna Merengkuh Kebahagiaan dan Kesukesan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sabiq, Ahmad Fikri Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat Tahajud dan Puasa Sunah dengan Kecerdasan Emosional Spiritual pada Mahasiswa Aktivis LDK IAIN Salatiga Tahun Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan PAI IAIN Salatiga. Sabri, Alisuf Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Samples, Bob Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa. 114

128 Sanjaya, Wina Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Semiawan, Conny R Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana. Jakarta Barat: PT. Indeks Permata Puri Media. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Sudarman, Danim Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Computindo. Sukmadinata, Nana Syaodih Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Bimbingan dan Konseling. Bandung: Maestro. Suparno, Paul Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisus. Suyatno, Kasihani K. E English for Young Learners. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syarbini, Amirulloh dan Iis Nur aeni Afgandi Dasyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat. Jakarta: Ruang Kata. Waryanti, Sesilia Dwi Rini Analisis Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. FEB Undip. Wojowasito dan Poerwadarminta Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Bandung: Hasta. 115

129 LAMPIRAN-LAMPIRAN

130 Kode Penelitian Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga 1. Informan a. Sutomo (Kepala Sekolah) : S b. Marijo (kaur kurikulum) : M c. Wiwik Widyastuti (kaur kesiswaan) : W d. Shafiah Isnaini (guru kelas IV) : SI 2. Metode a. Wawancara : W b. Pengamatan : P c. Dokumentasi : D 3. Kategori a. Multiple Intelligence : MI b. Tujuan Multiple Intelligence : TMI c. Model Pembelajaran : MP d. Langkah Pembelajaran : LP e. Alat, Media, dan Sumber ajar : ASA f. Perasaan Siswa : PS g. Kesesuaian Kegiatan : KK h. Capaian Prestasi : CP i. Faktor Pendukung : FPD j. Faktor Penghambat : FPH k. Cara Mengatasi Hambatan : CMH 1

131 Pedoman Wawancara Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015 Kode Responden : Hari/Tanggal : Tempat : Waktu : Hasil Wawancara Daftar Pertanyaan (untuk Guru): 1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu tentang multiple intelligence? b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? 2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? b. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? c. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? d. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? 2

132 3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? 4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Daftar pertanyaan (untuk siswa): 1. Bagaimana perasaannya sekolah di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? 2. Bagaimana dengan pembelajaran di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? 3

133 Hasil Wawancara Kode Responden : S Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Daftar Pertanyaan : 5. Multiple Intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. c. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence? Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda. d. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan. 6. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. e. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg fun menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan 4

134 jikadengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami. f. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat sesuai.contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan lingkungan sekitar. g. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke jakarta, dll. Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3. h. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan.kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus. i. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? 5

135 Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.satu minggu dibagi menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak. 7. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik. 8. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. d. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri. e. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti.kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang olahraga. f. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? 6

136 Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. 7

137 Hasil Wawancara Kode Responden :M Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Daftar Pertanyaan : 9. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence? Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek. b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderunganmasingmasing. Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik). 10. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. j. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar. k. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? 8

138 Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata. l. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.baik itu di bidang akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya. m. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. n. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya. 11. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi. 9

139 12. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. g. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi. h. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi anak. i. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru. 10

140 Hasil Wawancara Kode Responden :W Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Daftar Pertanyaan : 13. Multiple intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence? MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal, terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak. b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident. 14. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. o. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara underpreasure. p. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? 11

141 Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet. q. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya. r. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang. s. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan. 15. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya. 12

142 16. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. j. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasaranapada tiap level yang telah tersedia di sekolah. k. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya. l. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasanlain pada anak. 13

143 Hasil Wawancara Kode Responden : SI Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Daftar Pertanyaan : 17. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence? MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya. b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga? Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya. 18. Bagaimana pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. t. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini? 14

144 Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan. u. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan multiple intelligence di sini? Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak. v. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan multiple intelligence di sini? Ya seperti tadi, kita mengadakan outing class belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya. w. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas? Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: Kok bisa gini ya bu? meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masingmasing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya. 15

145 x. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan atau potensi yang dimiliki? Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya. 19. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga (kelas IV). Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik maupun non akademik? Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus. 20. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang 16

146 mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya. b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak. c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple intelligence di sini? Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru. 17

147 Reduksi Data Program Pengembangan Multiple Intelligence pada Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Reduksi Data 1 Kode Responden : S Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda.(s/mi/r/ /09.00 WIB). Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan. (S/MI/R/ /09.00 WIB). Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita dengan model yg fun menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan jikadengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima dan memahami. (S/MI/R/ /09.00 WIB). Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat 18

148 sesuai.contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan lingkungan sekitar. (S/MI/R/ /09.00 WIB). Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke jakarta, dll. Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3.(S/MI/R/ /09.00 WIB). Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak. Tidak dipaksakan.kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus.(s/mi/r/ /09.00 WIB). Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.satu minggu dibagi menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak.(s/mi/r/ /09.00 WIB). Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik. (S/MI/R/ /09.00 WIB). Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri.(s/mi/r/ /09.00 WIB). 19

149 Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti. Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang olahraga.(s/mi/r/ /09.00 WIB). Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. (S/MI/R/ /09.00 WIB). 20

150 Reduksi Data 2 Kode Responden :M Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masingmasing, karena setiap anak memiliki kecenderunganmasing-masing. Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test, checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik). (M/MI/R/ /12.30 WIB). Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam belajar. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.baik itu di bidang akademik 21

151 maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi anak. (M/MI/R/ /12.30 WIB). Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru.(m/mi/r/ /12.30 WIB). 22

152 Reduksi Data 3 Kode Responden :W Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal, terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak. (W/MI/R/ /10.00 WIB) Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak bisa confident. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara underpreasure. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari buku bisa juga dari internet. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya. (W/MI/R/ /10.00 WI 23

153 Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal itu mereka merasa senang. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V pematangan. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana prasaranapada tiap level yang telah tersedia di sekolah.(w/mi/r/ /10.00 WIB). Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya. (W/MI/R/ /10.00 WIB). Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasanlain pada anak. (W/MI/R/ /10.00 WIB). 24

154 Reduksi Data 4 Kode Responden : SI Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat : Ruang Kepala Sekolah Waktu : MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbedabeda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu mengembangkannya. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi yang kita jelaskan. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk 25

155 alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Ya seperti tadi, kita mengadakan outing class belajar di luar. Misal untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya.(si/mi/r/ /10.35 WIB) Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal, mereka bertanya: Kok bisa gini ya bu? meski ada satu dua yang tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya.(si/mi/r/ /10.35 WIB) Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah 26

156 berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya.(si/mi/r/ /10.35 WIB) Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru. (SI/MI/R/ /10.35 WIB) 27

157 DOKUMENTASI DOKUMENTASI SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga Ekstra menari Kegiatan olah raga Belajar TIK 28

158 Sholat dhuhur berjamaah Belajar IPA Kaligrafi Marching band 29

159 Tapak suci Membaca IQRA Mewarnai Manasik haji 30

160 Belajar dengan berdiskusi Field trip Upacara Tim berprestasi 31