Ikhlas artinya adalah a bersih b suci c kotor d benar

Ikhlas menurut etimologi (menurut peletakan bahasa)
diambil dalri خَلُصَ yaitu sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Dikatakan bahwa “madu itu murni” jika sama sekali tidak tercampur dengan campuran dari luar, dan dikatakan “harta ini adalah murni untukmu” maksudnya adalah tidak ada seorangpun yang bersyarikat bersamamu dalam memiliki harta ini.

Allah menggunakan kalimat خَالِص “khoolish” yang menunjukan kemurnian, sebagaimana dalam firmanNya tentang wanita yang menghadiahkan dirinya untuk Nabi ﷺ,

وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَنْ يَسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَكَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ

Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. (QS Al-Ahzaab : 50). Yaitu hal ini murni/khusus hanya untuk Nabi ﷺ dan tidak ada orang lain yang mencampuri/menyertai beliau dalam hukum ini.

Demikian juga dalam firmanNya :

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ

“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang murni/bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” (QS An-Nahl : 66)

Yaitu susu itu sangatlah bersih dan tidak tercampur dengan setetes darahpun dan setitik kotoranpun.

Demikian juga firmanNya

فَلَمَّا اسْتَيْأَسُوا مِنْهُ خَلَصُوا نَجِيًّا قَالَ كَبِيرُهُمْ أَلَمْ تَعْلَمُوا أَنَّ أَبَاكُمْ قَدْ أَخَذَ عَلَيْكُمْ مَوْثِقًا مِنَ اللَّهِ وَمِنْ قَبْلُ مَا فَرَّطْتُمْ فِي يُوسُفَ فَلَنْ أَبْرَحَ الأرْضَ حَتَّى يَأْذَنَ لِي أَبِي أَوْ يَحْكُمَ اللَّهُ لِي وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (٨٠)

Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua diantara mereka: “Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya”. (QS. Yusuf: 80). Yaitu para saudara Yusuf menyendiri untuk saling berbicara diantara mereka tanpa ada orang lain yang menyertai pembicaraan mereka.

Ditulis oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Judul: Berjihad Melawan Riya’ (Series)

Merdeka.com - Dalam agama Islam mengajarkan bahwa segala perbuatan amal ibadah tidak akan diterima Allah, jika tidak disertai dengan sikap penuh keikhlasan. Hal ini disebutkan pada surat Q.S. al-Bayyinah (98): 5 yang berbunyi:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”

Sikap ini merupakan tindakan tulus hati yang bisa memberikan ketenangan, kedamaian bagi diri pribadi dan orang lain. Sikap Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat. Karena adanya sifat ikhlas tergantung pada niatnya.

Penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan sikap ikhlas tersebut supaya kita terhindar dari perbuatan melakukan ibadah atau perbuatan baik dengan niat selain karena Allah SWT.
Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya arti ikhlas yang penting dipahami:

2 dari 3 halaman

Kata Ikhlas dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai: hati yang bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan.

Sedangkan dalam bahasa Arab kata ikhlas berasal dari kata khalasha yang mempunyai pengertian tanqiyah asy-syai wa tahdzibuhu (mengosongkan sesuatu dan membersihkannya).

Secara etimologi, kata ikhlas dapat berarti membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri). Sedangkan secara terminologi, ikhlas mempunyai pengertian kejujuran hamba dalam keyakinan atau akidah dan perbuatan yang hanya ditujukan kepada Allah

Arti ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatu yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya (ibadah) dengan penuh ketulusan semata-mata hanya untuk mendapat keridhaan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.

3 dari 3 halaman

Menurut pendapat Abu Thalib:

Ikhlas mempunyai arti pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang, pemurnian amal dari bermacam-macam penyakit dan noda yang tersembunyi, pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak berguna, dan pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang dikehenaki oleh Tuhan.

Menurut al-Qusyairi:

Ikhlas adalah penunggalan al-Haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan. Dia dengan ketaatannya dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada Allah semata tanpa yang lain, tanpa dibuat-buat, tanpa ditujukan untuk makhluk, tidak untuk mencari pujian manusia atau maknamakna lain selain pendekatan diri pada Allah.

Bisa juga diartikan penjernihan perbuatan dari campuran semua makhluk atau pemeliharaan sikap dari pengaruh-pengaruh pribadi.

Menurut Al-Ghazali:

Menyatakan bahwa amal yang sakit adalah amal yang dilakukakan karena mengharap imbalan surga. Bahkan menurut hakikatnya, bahwa tidak dikehendaki dengan amal itu selain wajah Allah SWT. Dan itu adalah isyarat kepada keikhlasan orang-orang yang benar (al-siddiqiin), yaitu keikhlasan.

Muhammad `Abduh:

Ikhlas adalah ikhlas beragama untuk Allah SWT dengan selalu manghadap kepada-Nya, dan tidak mengakui kesamaan-Nya dengan makhluk apapun dan bukan dengan tujuan khusus seperti menghindarkan diri dari malapetaka atau untuk mendapatkan keuntungan serta tidak mengangkat selain dari-Nya sebagai pelindung.

Cara Menerapkan Sikap Ikhlas

Ilmu Ikhlas dalam Syahadat

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah ada satu jiwa pun yang meninggal dalam keadaan bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dan aku adalah Rasulullah yang itu semua kembali kepada hati seorang mukmin (ikhlas dari lubuk hatinya), kecuali Allah akan beri ampunan kepadanya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, lihat Ash Shahihah, no. 2278)

Ilmu Ikhlas dalam Sholat

Sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW: “Tidaklah ada seorang muslim yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian menegakkan sholat dua rakaat dengan menghadirkan hati dan wajahnya (ikhlas), kecuali wajib bagi dia untuk masuk Al Jannah.” (HR. Muslim)

Ilmu Ikhlas dalam Berzakat

Zakat akan mengajari bagaimana kamu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sebelum menunaikan zakat. Di antara konsekuensi kejujuran seseorang adalah hendaknya dia benar-benar ikhlas karena Allah SWT dalam amalannya tersebut.

Ilmu Ikhlas dalam Puasa Ramadhan

Saat menjalani puasa Ramadhan, tentunya kamu akan belajar bagaimana menahan haus dan lapar sepanjang hari. Ilmu ikhlas adalah dasar penting untuk dalam menjalankan ibadah puasa. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al Bukhari, Muslim)

Ilmu Ikhlas dalam Ibadah Haji

Haji merupakan sebuah amalan mulia jika kita telah mampu dan dapat menjalankannya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji semata-mata ikhlas karena Allah, dan dia tidak melakukan perbuatan kotor dan dosa dalam hajinya tersebut, maka dia kembali dalam keadaan seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya (suci dan bersih dari dosa).” (HR. Al Bukhari, Muslim)

[amd]

Jakarta -

Ikhlas merupakan kunci dalam beribadah. Melakukan segala sesuatu dengan ikhlas merupakan perbuatan terpuji.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ikhlas berarti bersih hati, tulus hati. Dalam hal hubungan sesama manusia, ikhlas adalah memberi pertolongan dengan ketulusan hati. Sementara itu, keikhlasan berarti sebuah kejujuran atau kerelaan.

Dalam Islam, seperti dikutip dari buku Ikhlas karya Dr. Umar Sulaiman al-Asygar ikhlas merupakan satu-satunya tujuan ibadah. Ikhlas adalah ajaran yang menjadi dasar diutusnya semua rasul Allah SWT. Ikhlas adalah inti dakwah para rasul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para ulama mendefinisikan ikhlas sebagai seluruh ibadah yang diniatkan kepada Allah SWT bukan yang lain. Al Raghib dalam kitabnya Mufradat mengatakan ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain Allah. Sahl ibn Abdullah mengemukakan ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah SWT.

Pendapat lain dari Abu al Qasim al Qusyairi mengatakan bahwa orang yang ikhlas adalah yang berkeinginan untuk menegaskan hak-hak Allah SWT dalam setiap perbuatannya. Menurutnya, orang yang ikhlas akan berbuat sesuatu karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau sanjungan dari manusia.

Menurut bahasa, ikhlas artinya murni. Orang Arab menggunakan kata ikhlas (ikhlash) untuk menyebut roti murni. Umar Sulaiman menyimpulkan ikhlas adalah upaya memurnikan maksud dan tujuan kepada Allah SWT dari segala noda atau hal yang merusak maksud dan tujuan tersebut.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarijus Salikin (terjemahan), ikhlas artinya menyendirikan Allah sebagai tujuan dalam ketaatan. Terdapat tiga derajat keikhlasan antara lain sebagai berikut:

1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal, dan tidak puas terhadap amal

Ada tiga penghalang yang dilakukan seseorang dari amalnya. Pertama, pandangan dan perhatiannya. Kedua, keinginan atas imbalan dari amalnya. Ketiga, puas, dan senang kepadanya. Padahal semua kebaikan yang ada dalam diri seorang hamba semata atas karunia Allah, pemberian, kebaikan, dan nikmat-Nya.

2. Malu terhadap amal sambil tetap berusaha untuk membenahinya, memelihara cahaya taufik yang dipancarkan Allah

Seorang hamba akan merasa malu kepada Allah karena amalnya yang dirasa belum layak dilakukan. Namun, amal itu tetap diupayakan. Derajat ini mencakup lima perkara. Antara lain amal, berusaha dalam amal, rasa malu kepada Allah, memelihara kesaksian, melihat amal sebagai pemberian, dan karunia Allah.

3. Memurnikan amal, membiarkan amal berlalu berdasarkan ilmu, tunduk kepada hukum kehendak Allah dan membebaskannya dari sentuhan rupa

Memurnikan amal ditafsirkan sebagai membiarkan amal itu berlalu berdasarkan ilmu dan ketundukan terhadap kehendak Allah SWT. Sementara itu, membebaskan dari sentuhan rupa artinya membebaskan amal dan ubudiyah dari selain Dia.

Sahabat hikmah, itulah arti ikhlas dalam Islam. Ikhlas dapat dilakukan dalam setiap perbuatan untuk semata-mata tujuan ibadah pada-Nya.

(nwy/nwy)