Pengertian Biaya Produksi, Tujuan, Unsur, Komponen, Jenis dan Cara Menghitung Biaya Produksi Lengkap – Pengertian biaya produksi (production cost) adalah total biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dalam proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu barang atau produk yang siap dipasarkan. Show
Biaya produksi diartikan sebagai akumulasi biaya yang diperlukan dalam proses produksi, mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Production cost atau biaya produksi adalah ongkos produksi yang dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu barang jadi hingga barang tersebut masuk ke dalam pasar untuk dijual. Definisi biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi kan membentuk harga pokok produksi yang nantinya dipakai untuk menghitung harga pokok barang jadi dan harga pokok barang pada saat akhir periode akuntansi masih berlangsung. Selain itu, pengertian biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang/pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi berbeda dengan biaya operasional, yaitu biaya atau pengeluaran suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Contoh biaya operasional diantaranya biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon/listrik/air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor/perusahaan atau biaya perawatan mesin dan lain sebagainya. Abdul Halim (1988:5)Menurut Abdul Halim, Production Cost adalah akumulasi biaya yang terkait langsung dengan proses produksi suatu barang dan akan dipertemukan dengan penghasilan pada periode saat barang tersebut dijual. Amin Widjaja Tunggal (1993:1)Menurut Amin Widjaja Tunggal, Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik. Mulyadi (1995:14)Menurut Mulyadi (1995:14), Biaya Produksi adalah seluruh biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Hansen dan Mowen (2002:24)Menurut Hansen dan Mowen, Production Cost adalah total biaya yang berhubungan dengan proses pembuatan barang dan penyediaan jasa. M. Nafarin (2009:497)Menurut M. Nafarin, Biaya Produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan barang yang dihasilkan, dimana di dalamnya terdapat unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Tujuan Penentuan Biaya ProduksiSecara umum, tujuan penentuan biaya produksi atau production cost adalah untuk memaksimalkan laba perusahaan, yakni menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, berikut ini tujuan penentuan biaya produksi, diantaranya yaitu:
Unsur Unsur Biaya ProduksiMenurut Charles T. Horngren, unsur-unsur biaya produksi diantaranya yaitu: Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)
Komponen Biaya ProduksiBerdasarkan komponen yang menyusunnya, biaya produksi meliputi:
Jenis-Jenis Biaya ProduksiSecara umum, ada 5 macam biaya produksi diantaranya yaitu: Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC), yaitu biaya pada periode tertentu dengan jumlah yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi. Contoh, sewa gedung, pajak perusahaan, biaya administrasi, dan lain-lain. Biaya Variabel (Variable Cost/ VC), yaitu biaya yang besarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi. Artinya, semakin besar hasil produksi maka semakin besar biaya variabelnya. Contoh, biaya upaya pekerja, biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi. Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode tertentu. Rumus biaya total yaitu: TC = FC + VC TC = biaya total (total cost) FC = biaya tetap (fixed cost) VC = biaya variabel (variable cost) Harga jual produk kimia ditentukan secara langsung oleh biaya produksi. Semakin rendah biaya produksinya, maka dijamin produk kimia tersebut dapat bersaing dengan produk kimia sejenis di pasaran. Biaya produksi memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan harga jual produk kimia. Ada biaya lain yang juga ikut menentukan. Diantaranya adalah biaya kemasan (packaging cost), biaya pemasaran (marketing cost) dan biaya pengiriman (delivery cost). Namun, ada perusahaan yang sudah memasukkan biaya kemasan menjadi salah satu komponen biaya produksinya. Sehingga hanya biaya pemasaran dan biaya pengiriman saja yang menjadi faktor biaya lain di luar biaya produksi. Ada juga perusahaan yang memasukan biaya kemasan dan biaya pemasaran ke dalam biaya produksinya. Sehingga, harga jual produk hanya ditentukan oleh biaya produksi dan ongkos kirimnya saja. Karena begitu pentingnya biaya produksi ini, maka beragam upaya dan cara dilakukan untuk menurunkannya. Jika tidak memungkinkan untuk diturunkan, perusahaan akan tetap berupaya keras untuk menjaganya tetap stabil. Meskipun upaya itu pun tidak mudah untuk dilakukan. Pertanyaannya sekarang, komponen apa saja yang termasuk ke dalam biaya produksi? Lalu, bagaimana biaya produksi ini dihitung? Nah, postingan kali ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, termasuk menyebutkan istilah-istilah yang digunakan dalam biaya produksi Pengertian Biaya Produksi Menurut Para AhliPertama-tama, mari kita lihat pengertian biaya produksi menurut para ahli. Istilah biaya produksi yang kita maksudkan di sini adalah manufacturing cost. Menurut Peter Timmerhaus [1991], biaya produksi didefinisikan sebagai seluruh biaya yang terkait dengan proses pembuatan produk, yang meliputi biaya produksi langsung (direct production cost), biaya tetap (fixed charges) dan plant-overhead cost. Sedangkan menurut Perry (1997), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai penjumlahan dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost atau overhead cost). Komponen Biaya ProduksiKalau kita rujuk pada handbook Plant Design and Economic for Chemical Engineers edisi tahun 1991, akan kita temukan di sana komponen-komponen biaya produksi. Total biaya produksi terdiri dari biaya produksi dan biaya umum atau general expense. Biaya produksi memiliki beberapa komponen biaya, yaitu:
Sedangkan general expense meliputi biaya-biaya:
Sedangkan fixed cost tidak terkait dengan produksi. Artinya, meskipun pabrik misalnya sedang tidak berproduksi, maka fixed cost masih tetap akan muncul. Biaya-biaya yang termasuk ke dalam variable cost antara lain bahan baku, utilitas (air, listrik, gas, dan lain-lain), katalis (jika tidak termasuk bahan baku), pelarut (seperti air demin), bahan kimia penolong (seperti NaOH dan HCl), royalti (jika dibayar tidak atas dasar lump sum), biaya laboratorium, dan biaya tenaga kerja. Memang pada kenyataannya, ada komponen variable cost yang tidak murni variable cost, seperti misalnya listrik. Pada saat pabrik tidak berproduksi listrik tetap saja diperlukan untuk keperluan lain selain untuk menjalankan mesin atau fasilitas produksi lainnya. Lalu apa saja yang termasuk biaya tetap atau fixed cost? Diantaranya adalah depresiasi, asuransi dan biaya sewa. Komponen biaya produksi yang lain adalah overhead cost. Unsur-unsur biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya kesehatan, makan, rekreasi, safety, fasilitas penyimpanan (gudang) dan biaya umum. Bagaimana Biaya Produksi Dihitung?Untuk menghitung biaya produksi, maka seluruh komponen atau unsur biaya yang ada pada masing-masing pos biaya harus dihitung. Setiap kali muncul konsumsi, maka pencatatan biaya harus dilakukan, baik jumlah maupun biayanya. Hal yang sama juga dilakukan apabila suatu item investasi yang sudah mulai dihitung depresiasinya, maka ia harus muncul pada fixed cost. Begitu seterusnya untuk setiap item barang/material yang terkonsumsi atau apapun yang sudah dibiayakan. Selanjutnya seluruh biaya tersebut diakumulasikan setiap bulan, berdasarkan pos masing-masing. Dari sini, biaya produksi total sudah dapat dihitung. Umumnya, biaya produksi dihitung per satuan produk yang dibuat/dihasilkan atau biasa disebut dengan Cost of Goods Manufactured (COGM). Misalnya total biaya produksi di bulan Januari Rp.1.000.000 dan jumlah produksi pada bulan itu sebanyak 100 kg. Maka biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan adalah: =Rp.1.000.000 : 100 kg =Rp.10.000/kg Biaya di atas belum termasuk biaya pengiriman, jika ada. Karena pada beberapa kasus, konsumen sendiri yang menyediakan transportasinya. Sehingga semua biaya transportasi ditanggung oleh konsumen. Biaya transportasi, hal ini terkait dengan skema pembelian atau penjualan yang dilakukan. Silahkan baca artikel istilah purchasing untuk lebih jelasnya. Pengendalian Biaya ProduksiPada saat pembuatan anggaran belanja atau budget, semua komponen biaya produksi di atas sudah dianggarkan sebelum tahun berjalan. Seharusnya, tidak ada satupun biaya yang terlewatkan. Setiap komponen biaya produksi dihitung anggaran biayanya. Angka-angka inilah yang menjadi rujukan pada saat menjalankan rencana produksi. Pada saat tahun berjalan – dimana tahun anggaran mulai dijalankan – biaya produksi mulai dikeluarkan sesuai dengan posnya masing-masing. Setiap biaya yang dikeluarkan harus dievaluasi, dengan cara membandingkannya dengan anggaran biaya yang telah dibuat sebelumnya. Upaya pengendalian biaya harus dilakukan, agar perusahaan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual produk dengan biaya produksi. Banyak cara pengendalian biaya yang dapat dilakukan. Tentunya, semua departemen dalam perusahaan memiliki peran yang sama. Mengapa? Karena semua menggunakan anggaran atau menggunakan biaya. Yang pada akhirnya akan menjadi beban biaya produksi. Buku Yang RekomendasikanUntuk mengetahui lebih lanjut mengenai topik ini serta cara menurunkan biaya produksi, berikut ini adalah buku-buku yang saya rekomendasikan untuk anda: |