Jelaskan apa yang dipaparkan pada bagian evaluasi dan resolusi pada teks cerpen

Pengertian cerpen, cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas mulai dari pengenalan sampai akhir dari permasalahan yang dialami oleh tokoh.

Pada umumnya cerpen hanya mengisahkan satu permasalahan yang dialami oleh satu tokoh. Selain itu, cerpen hanya terdiri tidak lebih dari 10.000 kata. Hal inilah yang membuat cerpen dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

Jelaskan apa yang dipaparkan pada bagian evaluasi dan resolusi pada teks cerpen
pengertian cerpen, struktur, unsur, dan ciri-ciri cerpen

Sebuah cerpen biasanya terdiri atas 5 elemen dasar dan tambahan abstrak apabila diperlukan untuk menyusun sebuah cerpen. Berikut adalah struktur penyusun cerpen :

  1. Abstrak: merupakan sebuah pemaparan awal dari cerita yang akan disampaikan. Abstrak merupakan pelengkap dari sebuah cerpen. Oleh karena itu, abstrak bisa jadi tidak ada dalam suatu cerpen.
  2. Orientasi: menjelaskan tentang latar baik waktu, tempat maupun suasana yang ada di dalam sebuah cerpen.
  3. Komplikasi: struktur dimana terdapat pemaparan awal sebuah masalah yang dihadapi oleh tokoh. Biasanya, watak dari tokoh yang diceritakan di cerpen akan dijelaskan pada bagian ini.
  4. Evaluasi: masalah yang dipaparkan akan semakin memuncak. Puncak dari masalah tersebut ditulis dalam bagian evaluasi.
  5. Resolusi: merupakan akhir dari permasalahan yang ada di dalam cerpen. Solusi dari permasalahan yang dialami oleh tokoh tersebut akan dijelaskan.
  6. Koda: pesan moral yang ada dalam sebuah cerpen yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Unsur-Unsur Cerpen

Pada sebuah cerpen terdapat dua unsur yang terkandung didalamnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur Intrinsik

Sebuah cerpen memiliki unsur pembentuk yang ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur tersebut dinamakan dengan unsur intrinsik. Terdapat berbagai unsur intrinsik pembangun cerpen yaitu :

  1. Tema: pokok pikiran yang mendasari jalannya cerita pendek.
  2. Alur/Plot: urutan peristiwa yang ada di dalam cerpen. Umumnya alur dari cerpen dimulai dengan perkenalan. konflik, klimaks lalu penyelesaian.
  3. Setting: latar atau tempat, waktu dan suasana yang terdapat pada cerpen.
  4. Tokoh: pemeran yang diceritakan di dalam cerpen baik pemeran utama maupun pendukung.
  5. Watak: sifat dari pemeran yang ada di dalam cerpen. Watak dibagi menjadi tiga yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
  6. Sudut Pandang: merupakan cara pandang penulis menceritakan isi atau kejadian dalam sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu :
    • Sudut pandang orang pertama
      • pelaku utama : “Aku” merupakan tokoh utama.
      • pelaku sampingan : “Aku” menceritakan tentang orang lain.
    • Sudut pandang orang ketiga
      • serba tahu : “dia” menjadi tokoh utama.
      • pengamat : “dia” menceritakan orang lain.
  7. Amanat: pesan atau pelajaran yang terdapat di dalam cerpen baik tersirat maupun tersurat.

Baca juga:  25+ Puisi untuk Guru Terbaik [Lengkap Berbagai Tema]

Unsur Ekstrinsik

Seringkali kita mendapati sebauh cerpen menjadi semakin hidup apabila ditambahkan dengan peristiwa yang terjadi di sebuah lingkungan. Hal ini dinamakan unsur ekstrinsik atau unsur yang membangun sebuah cerpen dari luar.

Unsur ekstrinsik dari sebuah cerpen dapat berupa latar belakang yang ada di dalam masyarakat, misalnya keadaan sosial, budaya, politik, ideologi dan ekonomi masyarakat atau bahkan legenda yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.

Selain itu, terdapat unsur ekstrinsik lainnya yaitu latar belakang pengarang baik itu berupa riwayat hidup, pengalaman dan juga gaya penulisan yang digunakan oleh pengarang.

Jelaskan apa yang dipaparkan pada bagian evaluasi dan resolusi pada teks cerpen

Sebuah cerpen memiliki ciri yang khas diantara karya sastra lainnya yaitu:

  1. Bersifat fiktif atau karangan dari penulis.
  2. Tersusun tidak lebih dari 10.000 kata.
  3. Dapat dibaca dengan sekali duduk.
  4. Diksi yang dipakai tidaklah rumit sehingga mudah dipahami.
  5. Memiliki alur tunggal atau satu jalan cerita.
  6. Biasanya ditulis berdasarkan peristiwa dalam kehidupan.
  7. Memiliki pesan moral yang terkandung.

Fungsi

Meskipun cerita yang terkandung dalam cerpen tergolong singkat, cerpen juga memiliki fungsi sama halnya dengan karya sastra lain. Fungsi cerpen tergolong menjadi lima jenis, yaitu:

  1. Fungsi rekteatif: sebagai penghibur bagi para pembaca.
  2. Fungsi estetis: memiliki nilai estetika atau keindahan sehingga memberi rasa puas dalam hal estetis bagi para pembaca.
  3. Fungsi didaktif: memberi pembelajaran atau pendidikan bagi para pembaca.
  4. Fungsi moralitas: memiliki nilai moral sehingga pembaca mengetahui mana yang baik dan buruk berdasarkan cerita yang terkandung.
  5. Fungsi relegiusitas: memberi pembelajaran relijius sehingga dapat dijadikan contoh bagi pembaca.

Meskipun cerpen hanyalah cerita singkat, namun terdapat makna dan pengetahuan yang terkandung di dalam cerpen.

Dengan membaca sebuah cerpen, kalian dapat memetik sejumlah pelajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga artikel pengertian cerpen, unsur, dan ciri-ciri cerpen ini dapat memberikan manfaat bagi kalian.

Struktur cerpen adalah berbagai tahapan yang mengisi suatu cerita atau narasi dalam cerpen. Pada intinya, struktur cerpen merupakan format yang membentuk kisah yang ingin diceritakan dalam cerpen. Oleh karena itu, struktur cerpen ini sangat mirip dengan struktur teks narasi (naratif). Jika kita menggunakan perspektif unsur intrinsik yang membentuk cerpen, maka struktur cerpen ini juga terdapat dalam Alur.

Struktur cerpen terdiri dari:

  1. orientasi yang merupakan pengenalan awal situasi,
  2. komplikasi yang berarti pengungkapan peristiwa, dan
  3. resolusi yakni penyelesaian konflik.

Namun dari tiga alur utama tersebut kita juga dapat menarik beberapa alur lain yang berfungsi sebagai jembatan atau transisi dari tiga struktur utama pembentuk cerpen. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurhayati (2019, hlm.126) yang mengklasifikasikan alur atau struktur cerpen menjadi:

  1. orientasi,
  2. komplikasi,
  3. pencapaian konflik,
  4. puncak konflik,
  5. penyelesaian,
  6. koda (penutup/penjelasan penginterpretasian kisah).

Beberapa Ahli lain berpendapat bahwa terdapat unsur lain sebelum orientasi, yaitu: abstrak. Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa terdapat bagian evaluasi sebelum penyelesaian.

Sejatinya, tidak ada struktur cerpen yang absolut. Bahkan, jika memungkinkan bisa saja kita meniadakan salah satu bagian strukturnya. Penulisan cerpen adalah proses kreatif yang tidak memiliki batasan khusus. Dapat dikatakan bahwa pembagian struktur ini hanyalah pengklasifikasian format yang dapat membantu kita dalam menganalisis cerpen, baik untuk kebutuhan proses kreatif penulisan cerpen, maupun penelitian teks.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita mempelajari struktur cerpen untuk meningkatkan ruang gerak kita dalam menekuni bidang penelitian, maupun penulisan cerpen bukan?

Struktur Cerpen

Berikut adalah pemaparan serta penjelasan lengkap dari masing-masing bagian struktur yang terdapat pada struktur cerpen.

1. Abstrak / Abstraksi

Abstrak adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan bermacam unsur lain dalam cerita. Dalam tahap ini ide kasar penulis biasanya dimunculkan namun belum ada kisah awal yang benar-benar konkret pula. Intinya, bagian abstrak adalah premis dari suatu permulaan kisah cerpen.

2. Orientasi (Pengenalan Situasi Cerita)

Bagian ini memperkenalkan setting atau latar cerita baik dalam segi waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi juga dapat mulai memperkenalkan tokoh, menata berbagai adegan dan menjelaskan hubungan antartokoh.

3. Komplikasi

Merupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik dapat berupa masalah, pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama mulai diperlihatkan. Bagian ini menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh

Biasanya komplikasi juga mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya pula, jika dalam bagian orientasi tokoh tidak benar-benar keluar wataknya.

4. Pencapaian konflik (rising action)

Berbagai masalah, peristiwa menantang, pertentangan atau kesukaran-kesukaran tokoh terus berkembang dan hampir mencapai puncaknya. Pencapaian konflik adalah titik balik di mana seluruh permasalahan semakin bergejolak dan akan segera berubah menjadi konflik.

5. Puncak Konflik/Klimaks (turning point)

Konflik sering disebut juga sebagai klimaks. Ini adalah bagian puncak dari konflik yang telah mulai bermunculan dari komplikasi. Puncak konflik merupakan bagian cerita yang paling mendebarkan dan permasalahan telah mencapai batasnya. Bagian ini juga akan menentukan berbagai perubahan nasib dari tokohnya, terutama tokoh protagonis dan antagonis. Biasanya, plot yang terjadi adalah keberhasilan atau justru kegagalan dari protagonis terhadap sesuatu yang diinginkannya.

6. Evaluasi

Konflik atau berbagai masalah lain yang telah memuncak mulai mendapatkan pencerahan untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi adalah tahap ketika konflik bisa jadi diselesaikan atau justru benar-benar berhasil menghentikan keinginan atau tujuan tokoh utama.

7. Resolusi

Bagian ini berisi penjelasan maupun penilaian akhir cerita mengenai sikap ataupun berbagai nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami peristiwa puncak sebelumnya. Bagian ini adalah akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh. Pada bagian ini juga sering dilakukan pernyataan terhadap kondisi akhir yang dialami oleh tokoh protagonis (tokoh utama).

8. Koda (Penutup)

Koda adalah penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda dapat berisi kesimpulan dari seluruh cerita seperti interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan. Tidak semua cerita memiliki koda, terutama karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui dan ingin agar pembaca yang menyimpulkan sendiri berbagai pesan dan amanat yang terdapat dalam karya cerpen.

Susunan Struktur Cerpen

Penjelasan berbagai bagian struktur cerpen di atas seakan membuat suatu cerpen harus berjalan secara linear mulai dari pengenalan konflik, puncak konflik hingga penyelesaiannya secara berurutan. Namun sebetulnya hal itu tidak harus selalu terjadi. Bisa jadi suatu cerita justru dimulai dengan puncak konfliknya terlebih dahulu.

Misalnya, cerita misteri atau detektif cenderung memulai ceritanya dari komplikasi atau pencapaian konfliknya terlebih dahulu. Setelah itu baru dimulai orientasi, untuk memperkenalkan tokoh detektif, para tersangka dan korban. Pada akhirnya resolusi mulai muncul seiring terpecahkannya berbagai misteri yang telah muncul di awal struktur cerpen.

Intinya, susunan struktur sangat bergantung pada kebutuhan cerita, kreativitas dan inovasi dari penulisnya sendiri.

Alur Struktur Cerpen

Selain diurutkan strukturnya, alur cerpen juga dapat disusun linimasa atau urutan kronologis ceritanya. Berdasarkan susunan naratif waktu, alur cerpen dapat dikategorikan menjadi tiga alur, yaitu:

  1. Alur maju,
    merupakan alur linear atau waktu yang berjalan secara berurutan dimulai dari masa lalu hingga ke masa depan.
  2. Alur mundur,
    yaitu jalan cerita yang justru dimulai dari masa depan ke masa lalu.
  3. Alur campuran,
    yakni perpaduan antara alur maju dan alur mundur, bisa dilakukan dengan cara menggunakan kilas balik pada suatu waktu tertentu dalam cerita. Bisa juga cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal kemudian dilanjutkan ke masa depan atau akhir cerita.

Kualitas Struktur

Secara kualitatif, atau berdasarkan kualitas yang dimiliki dari struktur cerpen secara keseluruhan, alur dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni:

  1. Alur erat,
    di mana hubungan peristiwa satu dengan yang lain sangat erat, padu dan tidak ada bagian cerita yang dikisahkan secara tidak utuh. Alur ini sangat terikat dan memiliki keterikatan yang ketat antara satu peristiwa dengan yang lainnya.
  2. Alur longgar,
    yakni stuktur cerita yang bersifat sederhana dan sangat terbuka terhadap peristiwa lain yang membuat struktur cenderung lebih dinamis namun berpotensi membingungkan pembaca. Longgar yang dimaksud disini adalah suatu bagian struktur dapat disisipi oleh peristiwa lain dalam cerita.

Meskipun terdengar seakan terlalu mudah ditebak dan tidak diperlukan dalam proses penulisan, struktur cerpen amatlah menentukan keberhasilan dari suatu cerpen yang ditulis. Tanpa pembagian struktur ini, kita tidak dapat memastikan bagian mana yang perlu digarap, atau bagian mana yang membutuhkan perbaikan agar kisah dalam cerpen semakin kaya?

Oleh karena itu, memastikan struktur cerpen yang kita tulis amatlah penting, agar kita dapat melakukan evaluasi sehingga dapat semakin mematangkan cerpen yang kita tulis menjadi lebih baik.

Referensi

  1. Nurhayati, Enung. (2019). Cipta Kreatif Karya Sastra. Bandung: Yrama Widya.