Jelaskan apa yang kamu pahami tentang dakwah tablig dan khutbah serta persamaan dan perbedaannya

Jelaskan apa yang kamu pahami tentang dakwah tablig dan khutbah serta persamaan dan perbedaannya
Jelaskan apa yang kamu pahami tentang dakwah tablig dan khutbah serta persamaan dan perbedaannya

Perbedaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah

Perbedaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah. Agama Islam adalah agama perdamaian, agama yang bersumber dari Allah SWT, diturunkan melalui wahyu yang disampaikan malaikat Jibril kepada rasul pilihannya.

Ada 25 Nabi yang wajib kita ketahui, dimana semua melakukan kegiatan berdakwah untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia.

Pada artikel penulis cilik ini, aku akan coba jelaskan yang aku tahu tentang Perbedaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah, mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penyamapainya.

Baca juga: Perbedaan haji dan umroh

Perbedaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah

Berikut ini aku jelaskan secara singkat ya, diantaranya:

  • Khutbah adalah kegiatan berpidato yang memiliki ketentuan khusus (terbatas oleh waktu dan tempat), biasanya dilaksanakan pada shalat Jum’at, Idul Adha, dan Idul Fitri. Orangnya disebut khatib.
  • Tablig adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Yang menyampaikannya disebut muballig.
  • Dakwah adalah mengajak manusia atau menyeru pada jalan kebenaran berdasarkan Al Quran dan hadist. Penyampainya disebut Dai.

Baca juga: Makna Rukun Islam dan Iman

Berikut ini perbedaan khutbah tabligh dan dakwah dalam bentuk tabel, diantaranya:

Jelaskan apa yang kamu pahami tentang dakwah tablig dan khutbah serta persamaan dan perbedaannya
Tabel 5 perbedaan khutbah tabligh dakwah

Baca selengkapnya tentang ini pada artikel: Perbedaan khutbah dan dakwah

Persamaan antara khutbah tabligh dan dakwah yaitu menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia.

Baca juga: Perbedaan Subhanallah dan Masya Allah

Nah, teman itulah Perbedaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah, terima kasih sudah membaca dan membagikannya. Semoga bisa menjadi kunci jawaban pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolahmu.

Khutbah, Tabligh dan Dakwah – Menyampaikan kebaikan atau ilmu dan pengetahuan kepada orang lain merupakan perbuatan yang sangat mulia di mata Allah. Pada dasarnya, setiap individu muslim diperintahkan untuk melaksanakan dakwah Islam sesuai dengan kadar kemampuannya. Siswa muslim juga punya kewajiban itu.

Apalagi Allah Swt. memberi predikat kepada kita sebagai khairu ummah (sebaik-baiknya umat). Predikat ini akan sesuai jika kita selalu berusaha di barisan depan orang-orang yang gemar berdakwah.

Baca Juga : Kepedulian Umat Islam terhadap Jenazah

Pengertian Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Pengertian Khutbah

Khutbah berasal dari kata  خَطَبَ – يَحْتُبُ – خُتْبَةً yang bermakna memberi nasihat dalam kegiatan ibadah seperti; salat (salat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah.

Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat untuk ṡalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa.

2. Pengertian Tabligh

Tabligh berasal dari kata بَلَغَ – يُبَلِّغُ – تَبْلِيْغً yang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan.

Menurut istilah, tablig adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya, Rasulullah saw. memerintahkan kepada sahabat yang datang di majlisnya untuk menyampaikan suatu ayat kepada sahabat yang tidak hadir.

Dalam pelaksanaan tablig, seorang mubaligh (yang menyampaikan tablig) biasanya menyampaikan tablig-nya dengan gaya dan retorika yang menarik.

Ada pula sekarang istilah tablig akbar, yaitu kegiatan menyampaikan “pesan” Allah Swt. dalam jumlah pendengar yang cukup banyak.

3. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata دَعَا – يَدْعُ – دَعْوَةً yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan.

Di sini dikenal adanya da’wah billisan dan da’wah bilhal. Kegiatan bukan hanya ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya.

Ketentuan Khutbah, Tabligh dan Dakwah

Syarat, Rukun dan Sunah Khutbah

1. Syarat khatib

  • Islam
  • Ballig
  • Berakal sehat
  • Mengetahui ilmu agama

2. Syarat dua khutbah

  • Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur
  • Khatib duduk di antara dua khutbah
  • Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas
  • Tertib

3. Rukun khutbah

  • Membaca hamdallah
  • Membaca syahadatain
  • Membaca shalawat
  • Berwasiat taqwa
  • Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu khutbah
  • Berdoa pada khutbah kedua

4. Sunah khutbah

  • Khatib berdiri ketika khutbah
  • Mengawali khutbah dengan memberi salam
  • Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
  • Khatib menghadap jamaah ketika khutbah
  • Menertibkan rukun khutbah
  • Membaca surat al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah

Syarat dan Etika Tabligh

1. Syarat Muballig

  • Beragama Islam
  • Ballig
  • Berakal
  • Mendalami ajaran Islam.

2. Etika Menyampaikan Tabligh

  • Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
  • Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
  • Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
  • Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
  • Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
  • Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

Syarat dan Etika Dakwah

Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i. Ada dua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisan) dan dengan perbuatan (da’wah bilhal).

1. Syarat Da’i

  • Islam
  • Ballig
  • Berakal
  • Mendalami ajaran Islam

2. Etika Berdakwah

  • Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
  • Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
  • Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
  • Dakwah dilakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.

Dalil Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Ayat Al Quran tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran Ayat 110)

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran Ayat 104)

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl Ayat 125)

2. Hadits tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr. dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)

عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

Dari Thariq bin Syihab, dia berkata; Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Pentingnya Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Pentingnya Khutbah

Khutbah termasuk pada aktivitas ibadah,maka khutbah tidak mungkin bisa ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah.

Contoh, apabila salat Jumat tidak ada khutbahnya, salat Jumat tidak sah. Apabila wukuf di Arafah tidak ada khutbahnya, wukufnya tidak sah.

Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan membimbing manusia menuju keridaan Allah Swt. Hal ini jika khutbah dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan materi yang
dibutuhkan oleh hadirin menyangkut masalah kehidupannya, dengan ringkas, tidak panjang lebar, dan dengan cara yang menarik serta tidak membosankan.

Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang khathib harus memahami aqidah yang sahihah (benar) sehingga dia
tidak sesat dan menyesatkan orang lain. Seorang khatib seharusnya memahami fiqh sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus. Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan mendorong kepada ketaatan. Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang salih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.

2. Pentingnya Tabligh

Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya. Semasa Nabi Muhammad saw. masih hidup, seluruh waktunya dihabiskan untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Setelah Rasulullah saw. wafat, kebiasaan ini dilanjutkan oleh para sahabatnya, para tabi’in (pengikutnya sahabat), dan tabi’it-tabi’in (pengikut pengikutnya sahabat).

Setelah mereka semuanya tiada, siapakah yang akan meneruskan kebiasaan menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang sesudahnya? Kita sebagai seorang muslim punya tanggung jawab untuk meneruskan kebiasaan bertabligh tersebut.

Banyak yang menyangka bahwa tugas tablig hanyalah tugas alim ulama saja. Hal itu tidak benar. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau menghentikannya, baik dengan tangannya (kekuasaanya), mulutnya (nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran tersebut).

Seseorang tidak harus menjadi ulama terlebih dulu. Siapa pun yang melihat kemungkaran terjadi di depan matanya,
dan ia mampu menghentikannya, ia wajib menghentikannya. Bagi yang mengerti suatu permasalahan agama, ia mesti menyampaikannya kepada yang lain, siapa pun mereka.

Sebagaimana hadis Rasulullah saw.:
Artinya: Dari Abi Said al-Khudri ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. apabila tidak mampu maka dengan hatinya (tidak mengikuti kemungkaran tersebut), dan itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)

3. Pentingnya Dakwah

Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya farḍu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan farḍu ain.

Meski begitu, Rasulullah saw. tetap selalu mengajarkan agar seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik.

Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat riḍa dari Allah Swt. Nabi Muhammad saw. mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Rasulullah saw. memulai dakwahnya kepada istri, keluarga, dan temanteman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Rasulullah saw. adalah Kaisar Heraklius dari
Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran), dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Ada beberapa metode dakwah yang bisa dilakukan seorang muslim menurut syariat.

Menerapkan Perilaku Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Ketika melaksanakan ṡalat Jumat, hendaklah mengamati dan menyimak khutbah yang disampaikan khātib. Bagaimana etikanya, bacaan-bacaan yang dibacanya, serta urutannya. Dengan memperhatikan khatib secara
utuh diharapkan suatu saat nanti bisa tampil sebagai khatib pada waktu salat Jumat.

2. Ketika melihat kemungkaran di sekitar kita (contohnya pacaran, mencuri, tawuran, menyontek, dan lain sebagainya), kita harus mencegahnya dengan memberikan alasan yang logis, baik atas dasar agama maupun sosial dan yang lainnya. Cara mencegahnya dengan tangan (kekuasaan), apabila tidak mampu, dengan lisan; apabila tidak mampu cukup dalam hati saja bahwa kita tidak ikut berbuat yang dilarang.

3. Ketika melihat sesuatu yang baik (baik menurut agama maupun masyarakat), mencontohlah. Dimulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Tidak boleh ditunda-tunda.

4. Melibatkan diri secara aktif pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti: peringatan hari besar Islam (Maulid Nabi Muhammad saw., Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’ān, dan lain-lain) baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

5. Memprakarsai kegiatan dakwah Islam di sekolah, remaja masjid, karang taruna, dakwah kampus, dan lain sebagainya.

Itulah materi tentang khutbah, tabligh dan dakwah dari Synaoo.com pada pelajaran pendidikan Agama Islam kelas 11.

Semoga materi khutbah, tabligh dan dakwah ini dapat bermanfaat dan membantu sobat.

Terimakasih.