Jelaskan ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa beternak

Masa bercocok tanam dan beternak, dengan ciri-ciri antara lain.

  1. Alat-alat batu yang digunakan umumnya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata pana
  2. b. Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu tempat.
  3. . Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
  4. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak dan sebagainya.
  5.  Mengenal sistem barter (tukar menukar barang dengan barang).
  6. Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintas air.
  7. Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
  8. Tumbuh kepercayaan animisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib).
Masa Megalithikum (zaman batu besar), dengan peninggalanpeninggalan seperti berikut ini
  1. Dolmen, yaitu bangunan seperti meja dari batu berkaki menhir yang digunakan untuk pelinggih roh atau tempat sesajian. 
  2.  Menhir, yaitu sebuah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang  mati
  3.  Sarkofagus, adalah bangunan peti mati yang bentuknya seperti lesung.
  4. Peti kubur batu, yaitu peti mayat yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai, dan sebuah penutup besi. 
  5.  Punden berundak, yaitu bangunan berupa batu yang berundak-undak, yang biasanya terdiri dari tujuh dataran (undak), digunakan untuk kegiatan pemujaan terhadap arwah nenek moyang
  6.  Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat
  7.  Arca-arca megalitik, berupa arca-arca yang menggambarkan manusia atau binatang, seperti gajah, harimau, kerbau, harimau, monyet dalam ukuran yang besar.
Masa Perundagian (masa kemahiran teknik), dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini.
  1.  Nekara, yaitu semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup; dipercayai sebagai bagian bulan yang jatuh dari langit, dan sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan
  2.  Moko, yaitu benda semacam nekara yang lebih ramping yang terdapat di Pulau Alor yang digunakan sebagai benda pusaka atau sebagai mas kawin.
  3.  Kapak perunggu, disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Bentuk kapak berupa pahat, jantung, atau tembilang.
  4. Bejana perunggu, yaitu sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol.
  5. Arca-arca perunggu, dengan bentuk arca orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau orang yang sedang memegang panah.
f. Berbagai macam perhiasan, seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul/kalung.

tirto.id - Pada masa bercocok tanaman, manusia sudah mulai bertempat tinggal secara menetap dan hidup lebih teratur dalam bentuk kelompok-kelompok. Selain itu, sudah muncul perkampungan masyarakat kecil yang membentuk sebuah organisasi yang memiliki kepala suku dan bersifat menetap.

Masyarakat masa bercocok tanaman terjadi setelah masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa masyarakat bercocok tanam tingkat awal terdapat masyarakat yang masih menetap sementara.

Dikutip dari buku Rekam Jejak Peradaban Indonesia (2017), Beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dan dipelajari dari masyarakat praaksara adalah fosil manusia, alat-alat kehidupan, fosil tumbuhan, dan fosil hewan.

Dikutip dari modul Sejarah Kelas X disusun oleh Irma Samrotul Fuadah (2020), ciri-ciri masyarakat pada masa bercocok tanam terdiri dari sistem kepercayaan, kehidupan sosial, budaya yang dihasilkan, sistem ekonomi yang digunakan, dan teknologi yang tersedia pada masa tersebut.

Sistem Kepercayaan di Masa Bercocok Tanam

Masyarakat pada masa bercocok tanaman sudah memiliki kepercayaan terhadap adanya hal gaib. Mereka juga melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pohon yang rimbun serta menakutkan.

Zaman itu, bentuk menakutkan dan mengerikan dari sebuah pohon dianggap terjadi karena adanya kekuatan roh.

Selain itu, masyarakat pada masa bercocok tanam memuja batu besar, hewan besar, dan beberapa kekuatan alam seperti petir, topan, banjir, dan gunung meletus. Kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam dibagi menjadi dua aliran sebagai berikut:

a. Animisme

Animisme merupakan kepercayaan kepada benda-benda tertentu. Masyarakat pada masa bercocok tanam percaya bahwa benda-benda tertentu yang dianggap didiami oleh roh-roh. Salah satu contoh kepercayaan ini adalah adanya bentuk kenduri panen untuk memanggil roh pertanian.

b. Dinamisme

Dinamisme merupakan kepercayaan kepada benda-benda gaib. Masyarakat masa bercocok tanam percaya bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan gaib. Contoh dari kepercayaan dinamisme seperti adanya penghormatan kepada pohon, batu besar, gunung, dan jimat.

Di Indonesia sampai sekarang ini, masih terdapat beberapa masyarakat yang mempraktekan religi dan kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Sebagai contoh Suku Dayak di Kalimantan yang masih mempraktekan ritual secara animisme dan dinamisme.

Kehidupan Sosial di Masa Bercocok Tanam

Beberapa kehidupan sosial yang menggambarkan masyarakat pada masa bercocok tanaman sebagai berikut:

a. Masyarakat masa bercocok tanam tingkat awal dikenal melakukan cocok tanam dengan sistem membersihkan hutan dan menanaminya. Kemudian, setelah lahan tidak subur mereka akan berpindah. Teknik tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan sering disebut dengan cara bercocok tanam secara berhuma. Dalam masyarakat bercocok tanam tingkat lanjut, sudah mulai melakukan cocok tanam dengan lahan tetap.

b. Masyarakat pada masa bercocok tanam tinggal secara menetap di sekitar huma. Masyarakat sudah dapat mulai menguasai alam lingkungan dibuktikan dengan cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan.

c. Mulai terbentuk kelompok-kelompok perkampungan yang bersifat semi nomaden. Jumlah populasi penduduk meningkat dengan rata-rata usia 35 tahun.

d. Meningkatknya kegiatan masyarakat sehingga dibentuk peraturan untuk menjaga ketertiban. Selain itu dipilih seseorang sebagai pemimpin dengan kriteria berwibawa, kuat dan disegani dalam kelompok.

e. Masyarakat pada masa bercocok tanam hidup dengan gotong royong dalam upaya memenuhi kebutuhannya.

Ciri Budaya di Masa Bercocok Tanam

Kebudayaan masyarakat pada masa bercocok tanam sangat berkembang dan semakin baik. Peninggalan masyarakat masa ini semakin banyak dan terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang.

Beberapa peninggalan kebudayaan pada masa masyarakat bercocok tanam seperti beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah, perhiasan, dan bangunan Megalitikum (menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, dan arca).

Sistem Ekonomi & Teknologi di Masa Bercocok Tanam

Pada masa bercocok tanam, ekonomi sudah mulai dilakukan secara mandiri dan tidak bergantung kepada alam.

Bidang pertanian dilakukan dengan membabat hutan dan semak belukar untuk ditanami tanaman yang dibutuhkan. Masyarakat bercocok tanam juga melakukan ternak hewan seperti ayam, kerbau, dan hewan lainnya.

Diperkiraan masyarakat masa bercocok tanam sudah melakukan kegiatan perdagangan menggunakan sistem barter (tukar barang) seperti hasil cocok tanam, kerajinan tangan, dan laut. Masyarakat pedalaman membutuhkan ikan dari laut yang dibawa masyarakat sekitar pantai untuk dibarter.

Sementara, pada masyarakat bercocok tanam, teknologi berkembang dan berevolusi dari kehidupan food gathering menuju food producing. Hal tersebut mempengaruhi kehidupan masyarakat pada masa tersebut secara besar-besaran.

Baca juga:

  • Mengenal Apa Itu Unsur & Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup
  • Mengenal Faktor Pendorong Perubahan Sosial: Budaya Lain & Toleransi
  • Mengenal Apa Itu Ciri-Ciri & Fungsi Lembaga Sosial dalam Masyarakat

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/ulf)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates