Jelaskan fase fase bulan yang terbentuk dari revolusi bulan

Thea Arnaiz Jumat, 18 Maret 2022 | 19:30 WIB

Jelaskan fase fase bulan yang terbentuk dari revolusi bulan

Mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda? (Foto oleh samer daboul dari Pexels)

Bobo.id - Mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda? Apakah teman-teman sudah mengetahui alasannya?

Ternyata, Bulan mempunyai fase yang berbeda-beda karena Bulan mengelilingi Bumi (revolusi Bulan) sebagai satelit alaminya.

Bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk mengelilingi Bumi secara penuh. Selain itu, ketika Bulan berevolusi Bulan bukanlah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri.

Cahaya Bulan didapatkan dari pantulan sinar Matahari yang mengenai sebagian permukaan Bulan.

Sehingga, fase Bulan jika dilihat dari Bumi, sering dinamakan Bulan purnama, sabit, dan baru.

Bulan purnama akan muncul jika sudah penuh mengelilingi Bumi, yaitu 29,5 hari tadi, atau disebut juga Bulan sinodis.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fase-fase Bulan, teman-teman bisa menyimak lebih lanjut penjelasannya berikut ini. Yuk, simak untuk menambah pengetahuan. 

Mengenal Fase-Fase Bulan 

Arti dari fase Bulan adalah perubahan kenampakan Bulan jika dilihat dari Bumi.

Baca Juga: BERITA POPULER: Manfaat Pare untuk Kesehatan hingga Cara Menyimpan Cabai Agar Awet Berbulan-bulan


Page 2


Page 3

Jelaskan fase fase bulan yang terbentuk dari revolusi bulan

Foto oleh samer daboul dari Pexels

Mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda?

Bobo.id - Mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda? Apakah teman-teman sudah mengetahui alasannya?

Ternyata, Bulan mempunyai fase yang berbeda-beda karena Bulan mengelilingi Bumi (revolusi Bulan) sebagai satelit alaminya.

Bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk mengelilingi Bumi secara penuh. Selain itu, ketika Bulan berevolusi Bulan bukanlah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri.

Cahaya Bulan didapatkan dari pantulan sinar Matahari yang mengenai sebagian permukaan Bulan.

Sehingga, fase Bulan jika dilihat dari Bumi, sering dinamakan Bulan purnama, sabit, dan baru.

Bulan purnama akan muncul jika sudah penuh mengelilingi Bumi, yaitu 29,5 hari tadi, atau disebut juga Bulan sinodis.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fase-fase Bulan, teman-teman bisa menyimak lebih lanjut penjelasannya berikut ini. Yuk, simak untuk menambah pengetahuan. 

Mengenal Fase-Fase Bulan 

Arti dari fase Bulan adalah perubahan kenampakan Bulan jika dilihat dari Bumi.

Baca Juga: BERITA POPULER: Manfaat Pare untuk Kesehatan hingga Cara Menyimpan Cabai Agar Awet Berbulan-bulan

KOMPAS.com - Bulan terlihat berubah-ubah bentuknya. Terkadang bentuknya bulat, setengah lingkaran, atau tidak terlihat sama sekali. Perubahan penampakan Bulan dari waktu ke waktu disebut fase bulan.

Fase bulan

Perubahan bentuk Bulan terjadi berdasarkan posisi Bulan di orbitnya terhadap Bumi dan posisi Bumi pada orbitnya terhadap Matahari. Posisi ini membuat bulan mengalami 4 fase utama, yaitu bulan baru, kuartal pertama, bulan purnama, dan kuartal ketiga.

Selain 4 fase tersebut, Bulan juga mengalami 4 fase tambahan yang lebih detail. Sehingga, total Bulan melewati 8 fase sebelum mengulang kembali ke fase yang pertama. Dilansir dari Observatorium Bosscha ITB, berikut adalah pembahasan detail mengenai fase-fase Bulan secara berurutan.

1. Bulan baru

Fase bulan baru dikenal juga dengan fase new moon. Pada fase ini, Bulan terlihat gelap sama sekali. Bulan baru terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Bagian Bulan yang menghadap ke Bumi tidak mendapatkan cahaya Matahari sama sekali dan hanya mendapat cahaya dari Bumi. Ini sebabnya Bulan terlihat gelap sama sekali.

2. Bulan sabit awal

Fase kedua adalah bulan sabit awal atau waxing crescent. Bulan sabit awal terlihat bagian sangat kecil bersinar dari sisi kanan. Cahaya mulai terlihat karena Bulan mulai bergerak mengelilingi Bumi sehingga mulai tampak sedikit cahaya Matahari.

Baca juga: Bagaimana Bulan Bisa Bersinar Terang di Malam Hari?

3. Kuartal pertama

Kuartal pertama adalah fase dimana setengah bagian sisi kanan Bulan terlihat bersinar. Posisi Bulan pada fase ini berada 90 derajat dari Matahari sehingga setengah permukaannya yang menghadap ke Bumi terlihat. Disebut kuartal pertama karena posisi ini seperempat jalan sejak bulan baru.

4. Cembung awal

Cembung awal bisa juga disebut dengan waxing gibbous. Kita bisa melihat hampir seluruh bagian Bulan bersinar dan hanya sebagian kecil permukaan sebelah kiri yang gelap. Semakin banyak bagian bulan yang mendapat cahaya Matahari.

5. Bulan purnama

Bulan purnama terjadi ketika Bulan 180 derajat dari Matahari. Namun, karena orbit Bulan tidak selalu lurus dengan Bumi dan Matahari, Bulan masih bisa terlihat. Ada kalanya orbit Bulan berada tepat satu garis lurus dengan Bumi dan Matahari. Inilah ketika terjadinya fenomena gerhana bulan.

6. Cembung akhir

Mulai dari fase ini cembung akhir, penampakan Bulan tampak terbalik dari fase-fase sebelumnya. Kali ini, sebagian besar permukaan kiri Bulan tampak bersinar. Hanya sebagian kecil bagian kanan yang gelap.

7. Kuartal ketiga

Sesuai dengan namanya, proses ini menandakan tiga per empat jalan fase Bulan. Penampakan Bulan yang bisa kita lihat adalah setengah Bulan bagian kiri tampak bersinar.

Baca juga: Objek Misterius di Bulan Akhirnya Terpecahkan, Apa Itu Sebenarnya?

8. Bulan sabit akhir

Fase ini disebut juga dengan waning crescent. Hanya sebagian kecil Bulan sebelah kiri yang terlihat oleh kita.

Setelah kedelapan fase bulan tersebut, maka Bulan akan mengulang fase dari fase 1, yaitu bulan baru dan kembali tampak gelap di langit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jelaskan fase fase bulan yang terbentuk dari revolusi bulan

Jelaskan fase fase bulan yang terbentuk dari revolusi bulan
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/taffpixture

Ilustrasi Bulan, bagaimana Bulan terbentuk?

KOMPAS.com - Apakah bulan memiliki cahayanya sendiri? Mungkin pertanyaan ini masih sering ditanyakan oleh sebagian besar orang karena melihat bulan purnama yang selalu nampak sangat terang di langit malam.

Jawabannya tidak. Bulan tidak memiliki cahayanya sendiri. Bulan memantulkan cahaya dari matahari, sama seperti planet.

Bagian bulan yang terpapar cahaya matahari ini megalami siang hari dan bagian bulan yang tidak terkena cahaya matahari mengalami malam hari. Itulah mengapa kita hanya dapat melihat bulan dengan jelas pada malam hari. Peristiwa ini disebut sebagai rotasi bulan.

Rotasi Bulan

Bulan adalah satelit bumi tetapi bulan berotasi seperti planet lainnya di sistem tata surya. Bulan berputar pada orbitnya sehingga kita akan selalu melihat sisi bulan yang sama sesuai dengan fasenya.

Rotasi bulan pada orbitnya terjadi sekali selama 27 hari tetapi untuk berganti bulan baru membutuhkan waktu selama 29,5 hari. Bulan berotasi dari barat ke timur.

Dilansir dari Space proses ini membuat bulan nampak tak bergerak sama sekali dan selalu berada di tempat yang nyaris sama, peristiwa ini disebut sebagai synchronous rotation.

Bagian bulan yang menghadap bumi biasa disebut sebagai sisi dekat atau near side sedangkan bagian bulan yang membelakangi bumu disebut sisi jauh atau far side. Sehingga banyak terdapat dongeng tentang sisi gelap bulan yang tidak terlihat dari Bumi.

Baca juga: Mengapa Bulan Tampak Lebih Terang pada Malam Hari?

Revolusi Bulan

solarsystem.nasa.gov Fase terlihatnya Bulan karena revolusi


Bulan bergerak mengelilingi bumi dalam orbit yang berbentuk elips. Pergerakan inilah yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk bulan di setiap fasenya, seperti bulan baru, bulan sabit, bulan separuh, dan bulan purnama. Fase-fase bulan ini dipengaruhi oleh seberapa luas permukaan bulan yang nampak dari bumi.

Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bulan Terhadap Bumi

Seperti halnya gravitasi bulan mempengaruhi gelombang laut di bumi, gravitasi bumi juga mempengaruhi bulan, hal ini menyebabkan adanya gelombang friksi yang memperlambat rotasi bulan.

Selain itu juga akibat adanya rotasi dan revolusi bulan juga mengakibatkan adanya pergeseran penanggalan berdasarkan fase bulan.