Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Setelah mempelajari materi mengenai Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil, mungkin sebagaian merasa bingung membedakan kedua hukum bacaan Mad yang memang memiliki kemiripan ini. Bagaimana cara membedakannya?

Persamaan dan Perbedaan Mad Wajib dan Mad Jaiz

Sebelum membahas cara membedakan kedua Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil, perlu diketahui lagi mengenai makna kedua Mad ini yakni Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil agar terlihat jelas perbedaan dan persamaannya.

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Mad Wajib Muttashil adalah apabila Mad bertemu hamzah dalam satu kata. Sedangkan Mad Jaiz Munfashil adalah apabila Mad bertemu hamzah di lain kata. Dari kedua pengertian ini, suda dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Persamaan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil adalah keduanya sama-sama Mad bertemu dengan huruf hamzah. Perbedaan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil adalah Mad Wajib Muttashil bertemu dalam satu kata, sedangkan Mad Jaiz Munfashil dalam dua kata. Yang kadang jadi permasalahan adalah bagaimana cara mengetahui bahwa hamzah nya berada dalam satu kata atau dua kata? Bagi yang sedikit banyak mengerti bahasa Arab, tentu dengan mudah mengetahui itu satu kata atau dua kata. Sedangkan bagi yang tidak mengerti bahasa Arab, apalagi yang baru mengenal cara membaca Arab, tentu kesulitan. Maka dari itu, inilah tips-tips atau Cara Membedakan Mad Wajib dan Mad Jaiz saat melihat mushaf.

Membedakan Mad Wajib dan Mad Jaiz dalam Mushaf Indonesia

Cara ini nantinya akan dibagi menjadi dua macam tergantung mushaf yang digunakan yakni Mushaf Standar Indonesia atau Mushaf Standar Madinah. Perbedaan kedua mushaf sudah dibahas di situs ini, atau Anda bisa klik di sini.

Kita mulai dari Mushaf Standar Indonesia dan ini lah yang paling mudah. Kenapa paling mudah? Karena tips nya kemungkinan work atau berhasil nya adalah sekitar 90 %. Sisa nya 10 % adalah pengecualian. Bagaimana tips atau cara membedakan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil dalam Mushaf Indonesia? Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil selalu diawali dengan huruf Mad yang ditambahi dengan tanda layar atau bendera. Tipsnya adalah perhatikan setelah tanda layar, bagaimana bentuk dari hamzah nya. Apabila hamzah nya berbentuk alif maka itu adalah Mad Jaiz Munfashil. Sedangkan jika hamzah nya tertulis dengan hamzah bukan alif, maka itu adalah Mad Wajib Muttashil. Perhatikan bentuk hamzah setelah tanda layar (tanda bendera) dari Mad Wajib Muttashil berikut ini yang berbentuk hamzah :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Perhatikan bentuk hamzah setelah tanda layar (tanda bendera) dari Mad Jaiz Munfashil berikut ini yang berbentuk alif :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Sekarang coba bedakan diantara dua Mad berikut ini, manakah yang Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil


Kesimpulannya adalah setelah tanda layar, perhatikan tulisan hamzah nya apakah berbentuk hamzah atau alif. Jika berbentuk hamzah maka Mad Wajib Muttashil dan jika bentuk alif maka Mad Jaiz Munfashil. Ini berlaku di Mushaf Indonesia.

Ada satu lagi cara untuk membedakan Mad Wajid Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil di dalam Mushaf Indonesia. Berbeda dengan cara sebelumnya yang terdapat kemungkinan nya bisa salah atau benar, cara berikut merupakan tips bisa dikatakan pasti benar.

Cara tersebut adalah dengan memperhatikan tanda layar nya. Di dalam Mushaf Standar Indonesia, tanda layar untuk Mad Wajib Muttashil berbentuk runcing ke bawah. Sedangkan tanda layar untuk Mad Jaiz Munfashil berbentuk runcing ke samping. Perhatikan perbedaan tanda layar di kedua Mushaf.

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil


Membedakan Mad Wajib dan Mad Jaiz dalam Mushaf Madinah

Lalu bagaimana cara membedakan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil jika menggunakan Mushaf Madinah? Apakah cara nya tidak sama dengan yang menggunakan Mushaf Indonesia? Jika berbeda, bagaimana caranya? Membedakan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil di Mushaf Madinah bisa menggunakan cara di Mushaf Indonesia. Hanya tingkat keberhasilannya menurun. Jika di Mushaf Indonesia bisa 90 % maka di Mushaf Madinah turun ke 50%. Selain itu, jika tips di Mushaf Indonesia diterapkan di Mushaf Madinah bisa membingungkan sebagian orang. Berikut tips-tips membedakan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil dalam Mushaf Madinah : 1. Baik Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil sama-sama ditulis dengan bentuk hamzah 2. Perhatikan hamzah nya 3. Jika hamzah nya tidak di atas atau dibawah alif dan setelah hamzah tidak ada alif, maka Mad Wajib Muttashil 4. Jika hamzah nya di atas atau di bawah alif dan setelah hamzah juga ada alif, maka Mad Jaiz Munfashil Cara ini kemungkinan work nya sekitar 90 % dan silahkan perhatikan masing-masing contoh dari Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil. Berikut ini contoh hamzah yang berada di atas alif maka Mad Jaiz Munfashil :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Berikut ini contoh hamzah yang berada di bawah alif maka Mad Jaiz Munfashil :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

  Berikut ini contoh hamzah yang setelahnya ada alif maka Mad Jaiz Munfashil :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

Berikut ini contoh hamzah yang tidak berada di atas atau di bawah alif dan setelahnya tidak ada alif, maka Mad Wajib Muttashil :

Jelaskan perbedaan cara membaca mad thobii mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil


Demikian artikel singkat mengenai "Cara Membedakan Mad Wajib dan Mad Jaiz dalam al-Quran" baik di Mushaf Standar Indonesia maupun Mushaf Standar Madinah. Tips ini bisa saja kurang tepat karena mengandalkan penulisan hamzah saja. Semoga bermanfaat...

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Arab viewed by 6468 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Arab viewed by 5016 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 4141 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in B. Arab viewed by 4133 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3555 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in B. Arab viewed by 3492 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3184 persons

Asked by wiki @ 29/08/2021 in B. Arab viewed by 3108 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in B. Arab viewed by 3063 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Arab viewed by 2900 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2688 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 2650 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2609 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Arab viewed by 2579 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Arab viewed by 2571 persons

tirto.id - Di antara macam-macam mad dalam ilmu tajwid, terdapat istilah mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Kedua hukum tajwid ini memiliki kemiripan dan kerap salah dibedakan. Lantas, apa pengertian mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil beserta contohnya dalam Al-Quran. Bahasan mad dalam ilmu tajwid merupakan konsep mendasar yang harus dipahami setiap pembaca Al-Quran. Bagaimanapun juga, bacaan mad akan terus ditemui dalam setiap surah Al-Quran. Dengan demikian, memahami hukum bacaan bacaan mad sangat urgen untuk kesempurnaan tilawah Al-Quran.
Membaca Al-Quran dengan baik dan benar merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:

" ... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).

Pengertian Mad Jaiz Munfasil dan Mad Wajib Muttasil

Dalam bahasa Arab, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.
Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad. Di antara jenis-jenis mad tersebut, ada mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil.

Akan tetapi, untuk memahami konsep dua hukum mad di atas, kita harus memahami terlebih dahulu hukum mad asli atau mad thabi'i. Sebab, kedua jenis mad tadi (mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil) merupakan turunan atau cabang dari mad asli.

Mad asli sendiri adalah kata-kata dalam Al-Quran yang memiliki harakat fathah diikuti dengan alif, atau harakat kasrah diiringi dengan huruf ya sukun, dan harakat dammah yang diikuti dengan huruf waw sukun, sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).

Cara membaca mad asli atau mad thabi'i adalah dengan panjang 2 harakat.

Contoh bacaannya adalah sebagai berikut. كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii'un).

Setelah memahami mad asli atau mad thabi'i, barulah bisa melanjutkan pembelajaran mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Berikut ini penjelasan kedua mad tersebut sebagaimana dikutip dari Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah.

Pertama, mad wajib muttasil terjadi ketika mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata.

Hukum bacaan mad wajib muttasil wajib dipanjangkan selama 4-5 harakat. Contoh kata atau kalimat dengan mad wajib muttasil adalah sebagai berikut: سَوَآءٌ - جَآءَ (Bacaan latinnya: Sawaaun - Jaa a)

Kedua, mad jaiz munfasil terjadi ketika mad thabi'i atau mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata.

Hukum bacaannya wajib dilafalkan sepanjang 4-5 harakat juga. Contoh kata atau kalimat dengan mad jaiz munfasil adalah sebagai berikut. بِما أُنْزِلَ إِلَيْكَ (Dibaca: bimaa unzila ilaika).

Perbedaan antara mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil terletak pada letak huruf hamzah pada kata dalam Al-Quran.

Apabila mad asli bertemu dengan hamzah dalam satu kata, hukumnya adalah mad wajib muttasil.Sementara itu, apabila mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata, hukum tajwidnya adalah mad jaiz munfasil.


5 Contoh Bacaan Mad Wajib Muttasil dalam Al-Quran


Berikut ini contoh-contoh mad wajib muttasil dalam Al-Quran.

1. QS. Ad-Dhuha Ayat 8

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ

Bacaan latinnya: "Wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā"

Artinya: "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan," (QS. Ad-Dhuha [93]: 8).

2. QS. Al-Baqarah Ayat 5

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Bacaan latinnya: "Ulā`ika 'alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn"

Artinya: "Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung," (QS. Al-Baqarah [2]: 5).

3. QS. Al-Mulk Ayat 27

فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيٓـَٔتْ وُجُوهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَقِيلَ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَدَّعُونَ

Bacaan latinnya: "Fa lammā ra`auhu zulfatan sī`at wujụhullażīna kafarụ wa qīla hāżallażī kuntum bihī tadda'ụn"

Artinya: "Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya," (QS. Al-Mulk [67]: 27).

4. QS. Al-Maun Ayat 6

ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

Bacaan latinnya: "Allażīna hum yurā`ụn"

Artinya: "Orang-orang yang berbuat riya," (QS. Al-Maun [107]: 6).

5. QS. An-Nashr Ayat 1

إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ

Bacaan latinnya: "Iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ"

Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan," (QS. An-Nashr [110]: 1).

5 Contoh Bacaan Mad Jaiz Munfasil dalam Al-Quran


Berikut ini contoh bacaan mad jaiz munfasil dalam Al-Quran.

1. QS. Az-Zumar Ayat 71

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ

Bacaan latinnya: "Wa sīqallażīna kafarū ilā jahannama zumarā, ḥattā iżā jā`ụhā futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā a lam ya`tikum rusulum mingkum yatlụna 'alaikum āyāti rabbikum wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ balā wa lākin ḥaqqat kalimatul-'ażābi 'alal-kāfirīn"

Artinya: "Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir," (QS. Az-Zumar [39]: 71).

2. QS. Ghafir Ayat 47

وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ

Bacaan latinnya: "Wa iż yataḥājjụna fin-nāri fa yaqụlud-du'afā`u lillażīnastakbarū innā kunnā lakum taba'an fa hal antum mugnụna 'annā naṣībam minan-nār"

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" (QS. Ghafir [40]: 47).

3. QS. As-Syura Ayat 13

شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ

Bacaan latinnya: "Syara'a lakum minad-dīni mā waṣṣā bihī nụḥaw wallażī auḥainā ilaika wa mā waṣṣainā bihī ibrāhīma wa mụsā wa 'īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqụ fīh, kabura 'alal-musyrikīna mā tad'ụhum ilaīh, allāhu yajtabī ilaihi may yasyā`u wa yahdī ilaihi may yunīb"

Artinya: "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)," (QS. As-Syura [62]: 13).

4. QS. Ad-Dukhon Ayat 3

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Bacaan latinnya: "Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn"

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan," (QS. Ad-Dukhon [44]: 3).

5. QS. Az-Zukhruf Ayat 72

وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Bacaan latinnya: "Wa tilkal-jannatullatī ụriṡtumụhā bimā kuntum ta'malụn"

Artinya: "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan," (QS. Az-Zukhruf [43]: 72).