Jelaskan proses siklus air sehingga menyebabkan air di bumi tidak berkurang maupun bertambah

Apakah air di Bumi berkurang? Foto: Pixabay

Air adalah sumber kehidupan di muka bumi. Air mampu membawa kehidupan bagi makhluk hidup, karena memiliki peranan penting yang dapat mendukung keberlangsungan kehidupan.

Air di Bumi jumlahnya sangat banyak. Bahkan, dua per tiga isi Bumi terdiri dari air. Lalu apakah air di bumi akan berkurang? Untuk mengetahui jawabannya, simak tulisan di bawah ini.

Manfaat Air bagi Kehidupan

Kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia, khususnya manusia, tidak dapat terpisahkan dari air. Selain itu, air juga memiliki peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup lain di bumi, seperti hewan dan tumbuhan.

Tanpa kehadiran air, kemungkinan besar tidak akan ada kehidupan di bumi. Bahkan, kehadiran air juga sangat diperlukan bagi tubuh manusia untuk menjalankan fungsi organ tubuh sebagaimana mestinya.

Manfaat air sangat banyak bagi kehidupan manusia. Foto: PixabaySiklu

Disebutkan dalam modul Air bagi Kehidupan Manusia karangan R.D Ambarwati, ST.MT., air bersifat mutlak untuk manusia, karena sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air.

Berikut adalah kegunaan air dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam kegiatannya.

  • Keperluan rumah tangga, contohnya adalah untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya.

  • Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.

  • Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.

  • Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.

  • Keperluan pertanian dan peternakan

  • Keperluan pelayaran dan lain sebagainya.

Apakah Air di Bumi Berkurang?

Air yang ada di muka bumi tidak akan berkurang. Mengapa demikian? Hal tersebut karena air mengalami sebuah siklus atau perputaran air di bumi, yang disebut dengan siklus hidrologi.

Pada dasarnya, siklus hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi, kemudian kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.

Siklus hidrologi secara umum terbagi menjadi dua daur, yang pertama adalah siklus daur pendek, sedangkan yang kedua adalah siklus daur panjang. Dikutip dalam buku Pengantar Hidrologi milik Annisa Salsabila dan Irma Lusi Nugraheni, berikut adalah penjelasannya.

Siklus hidrologi. Foto: Vecteezy

1. Siklus Hidrologi Pendek

Siklus hidrologi pendek adalah siklus perputaran air di bumi yang paling sederhana, karena hanya melibatkan beberapa tahapan. Beberapa tahapan dalam siklus hidrologi pendek, yaitu:

  • Sinar matahari mengenai sumber-sumber air di bumi dan akan membuat sumber air tersebut menjadi menguap.

  • Penguapan tersebut akan menyebabkan terjadinya kondensasi, sehingga kemudian membentuk awan yang mengandung uap air.

  • Awan yang mengandung uap air kemudian mengalami kejenuhan dan turunlah hujan di permukaan laut.

2. Siklus Hidrologi Panjang

Siklus hidrologi panjang adalah sebuah proses tahapan yang bersifat lebih kompleks daripada siklus sebelumnya. Beberapa tahapan dari siklus hidrologi panjang, di antaranya sebagai berikut.

  • Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber-sumber air, seperti laut, samudera, danau, dan sebagainya, yang menyebabkan sumber-sumber air tersebut mengalami penguapan.

  • Kemudian terjadi evaporasi.

  • Uap air mengalami sublimasi.

  • Uap air yang telah terbentuk dan mengalami sublimasi berubah bentuknya menjadi awan yang mengandung kristal-kristal es.

  • Awan yang terbentuk kemudian bergerak ke darat, karena tiupan angin.

  • Kemudian terjadi hujan di atas daratan bumi.

  • Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai dan kembali ke laut, untuk mengulang mengulang siklus hidrologi.