Jelaskan tentang ungkapan anak bodoh tidak ada yang ada malas belajar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Hubungan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Ismaini Zaini menyatakan, tidak ada orang bodoh. Yang ada, kata Ismaini, adalah orang yang malas.

"Di dunia ini tidak ada yang namanya orang bodoh kok. Kebanyakan mahasiswa yang berbuat curang itu justru karena mereka tidak rajin untuk belajar," ujar Ismaini, seperti disitat dari ITS Online, Selasa (14/1/2014).

Dia mengungkapkan, kecurangan yang terjadi dalam UAS atau di ITS biasa disebut Evaluasi Akhir Semester (EAS) disebabkan kelalaian sang mahasiswa. Mereka, lanjutnya, tidak melakukan persiapan dengan baik menjelang ujian. Selain kesiapan, faktor kesehatan pun bisa mempengaruhi mahasiswa untuk berlaku curang selama pelaksanaan EAS.

Tidak hanya itu, wanita berkacamata ini pun memberikan pesan kepada seluruh pengawas ujian agar turut andil mengawasi para peserta selama berjalannya EAS. Pengawas harus melakukan tindakan preventif bukan setelah terjadi aksi kecurangan tersebut.

"Jadilah polisi yang baik. Maksudnya, para pengawas bertindak sebelum kecurangan terjadi, bukannya bertindak setelah kejadian yang tidak diharapkan terjadi. Para pengawas harus merasa tidak tenang jika dalam ruangan yang ia awasi terdapat orang yang melakukan kecurangan," imbuhnya.

Ismaini berharap, para mahasiswa ITS bisa menyiapkan diri menjelang ujian dengan sebaik mungkin. Dia mengimbau mereka agar tidak menjadi orang yang malas belajar.

"Malas itu merupakan awal dari seseorang nantinya bisa berbuat curang. Perkara seseorang bisa meraih nilai bagus atau tidak itu tergantung dari usaha dan juga doa kepada Allah SWT," tutup Ismaini. (rfa)

Sumber :: http://kampus.okezone.com/read/2014/01/13/373/925759/tak-ada-orang-bodoh-tapi-banyak-orang-malas

Jelaskan tentang ungkapan anak bodoh tidak ada yang ada malas belajar

Halo Temen Temen 🙌🏻 Gimana nih kabarnya?

Semoga selalu sehat nggih ☺️

Imam Syafi’i pernah mengeuarkan quotes yang sangat dahsyat berbunyi : ✨”Jika Kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” ✨.

Kita sebagai manusia yang berakal harus terus berjuang dalam lelahnya belajar karena sejatinya dunia ini memang tempat lelah bukan tempat istirahat, dan jangan sampai kita hidup tanpa arah yang jelas untuk itu kita terus harus belajar demi masa depan lebih baik.

Semoga Pandemi ini membuat kita semakin rajin belajar, belajar apa pun asal diniatkan untuk masa depan lebih baik 🤲🏻.
Meskipun jarak telah memisahkan kita tapi jangan jadikan alasan untuk terus berkarya 😉

Semangat!! Jangan lupa berdoa, belajar dan jaga kesehatannya dengan menjalankan protokol kesehatan and StayAtHome🏠. Because, You Are someone special!! Let’s Do At Home =================== Klinik Agromina Bahari FB : KAB Faperta Instagram : kab_faperta_ugm Twitter : kab_faperta_ugm Line : @fas5663l Youtube : Klinik Agromina Bahari

Web : www.kab.faperta.ugm.ac.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada anak bodoh di dunia ini. Yang ada hanyalah hanya anak yang tidak mendapat kesempatan dan motivasi untuk menjadi hebat.

Demikian disampaikan oleh pelatih sekaligus pemimpin Tim Olimliade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya saat menjadi pembicara dalam segmen "Berbagi Iptek" dalam acara Kompasianival di gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (8/10/2016).

Menurut Surya, keberhasilan anak dalam bidang sains tergantung pada metode pengajaran yang benar dan motivasi yang hebat.

Hal yang terakhir merupakan kunci dari keberhasilan itu. Dengan cara itu, anak didik tidak merasa terpaksa mempelajari ilmu sains dan fisika dan berkemauan mencetak prestasi.

"Simpel saja. Biasanya saya ajak ngomong, maunya apa ke depannya," ujar fisikawan tersebut dalam pemaparannya.

Kepada para anak didiknya, Surya mengatakan bahwa dunia di masa depan akan dikuasai oleh teknologi. Saat ini saja, sudah ada beberapa temuan tentang penggunaan robot dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam industri, misalnya, penggunaan robot dan mesin otomatis sudah menjadi hal biasa. Ada juga temuan robot yang bisa berbicara, yang bisa menyetir, hingga pelayan rumah tangga.

"Saya tantang mereka, teknologi begini, kalian mau belajar atau tidak? Makanya, jadi juara olimpiade. Lalu mereka jadi semangat. Ini jadi motivasi mereka," kata dia.

Mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu menyatakan, setelah anak termotivasi, materi apa pun yang diberikan kepada mereka bisa masuk dengan baik karena adanya kemauan tinggi.

Belajar siang dan malam pun dilakukan sehingga mereka bisa menuai hasilnya.

Surya telah membuktikan hal itu dengan membawa para anak didiknya menyabet 54 medali emas, 33 medali perak, dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi sains atau fisika Internasional.

Pada 2006, siswa binaannya bernama Jonathan Pradana Mailoa berhasil meraih predikat "The Absolute Winner" dalam International Physics Olympiad (IPhO) XXXVII di Singapura.

"Waktu tahun 2006, ada 80 negara. Kita yang pertama. Yang paling sulit lawannya adalah China," kata pendiri Surya University tersebut.

Motivasi dan metode yang baik adalah kunci kesuksesannya mendidik siswa binaannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jelaskan tentang ungkapan anak bodoh tidak ada yang ada malas belajar

Jelaskan tentang ungkapan anak bodoh tidak ada yang ada malas belajar
Lihat Foto

Dok Disdikbud Bulungan

Ilustrasi siswa SD.

KOMPAS.com - Menyambut tahun ajaran baru, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan, tidak ada anak yang bodoh di sekolah.

Hal ini, menurut Muhadjir, menjadi tantangan bagi guru untuk mampu menggali kecerdasan dan mengembangkan bakat dserta potensi anak didik mereka.

"Di sini semua tidak ada anak bodoh. Semua adalah anak cerdas, anak pintar. Apakah bisa digali kecerdasannya, kepintarannya itu tergantung guru," ujar Mendikbud saat berkunjung di Sekolah Permata Insani Tangerang, Senin (15/7/2019). 

Baca juga: Ricuh di Pesta Pernikahan Berujung Maut, Pemuda 19 Tahun Tewas Ditembak Polisi

Seperti dilansir dari Antara, Muhadjir juga minta kepada para guru untuk lebih cermat dalam melihat bakat anak.

Kecermatan dan kejelian dalam melihat bakat anak, menurut Muhadjir, akan menentukan masa depan para siswa.

Selain itu, Muhadjir juga berharap para orangtua siswa dan sekolah serta masyarakat bekerja sama untuk menciptakan pendidikan yang ideal bagi anak-anak.

Salah satunya dengan menciptakan kenyamanan dan keamanan di lingkungan sekolah.

"Sehingga betul-betul terjamin kenyamanan, keamanannya, serta keramahannya lingkungan dan sekolah untuk yang bersangkutan. Karena lingkungan itu akan sangat menentukan keadaan siswa yang bersangkutan," imbuh dia.

Baca juga: Kapolres Akui Anggotanya Tembak Seorang Pemuda di Aceh Singkil

Dalam kesempatan itu, Mendikbud juga berpesan bahwa kebijakan zonasi bertujuan untuk mendekatkan siswa dengan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Artikel ini telah tayang di Antara dengan judul: Mendikbud sebut tidak ada anak yang bodoh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jelaskan tentang ungkapan anak bodoh tidak ada yang ada malas belajar

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dewasa ini banyak sekali orang tua serta guru men judge bahwa sang anak itu "Bodoh dan Pintar" tetapi saya disini tidak sependapat karena saya yakin di dunia ini semua anak maupun manusia pada dasarnya hanya ada dua perilaku yaitu "Malas dan Rajin". Murid yang rajin sudah pasti pintar akan tetapi tidak semua murid yang pintar itu rajin, mengapa? karena hal itu sudah terjadi pada saya dan saya buktikan sendiri.

Jadi buat orang tua maupun guru saya tekankan kembali untuk menilai seseorang anak tidak hanya berpatokan pada bodoh atau pintar karena hal seperti itu tidak bisa menjadi tolak ukur. Jika orang tua dan guru menjadi kan hal tersebut tolak ukur dan sering men judge anak seperti itu saya yakin mental anak akan menjadi down dan paling parah akan berdampak lebih panjang ke depan nya.

Jadi kesimpulan nya orang tua dan guru harus berhenti men Judge sang anak dengan kata kata atau hal-hal seperti itu , seharusnya orang tua dan guru lebih banyak memberikan motivasi yang bersifatnya membangun agar mental dan perilaku anak akan membaik untuk kedepan nya.