Jelaskan unsur pendukung tari yang digunakan pada tari Srikandi Cakil

Artikel oleh Ria Sukmawati, ISBI Bandung

Kata kunci: penyajian, tari wayang, gubahan

Sumber pengambilan dokumen: RA 2017 SUK

Relasi:

Dibuat: 04 Juni 2018

Tari wayang merupakan genre tari yang latar belakangnya dari cerita wayang seperti Gatotkaca, Sobali, Sugriwa, dan Srikandi Mustakaweni. tari ini tumbuh di wilayah Jawa Barat. Tarian ini mempunyai beberapa gerakan dan juga hal yang sangat menarik untuk disaksikan. Tari Wayang memiliki kekhasan pada aspek koreografi, karawitan, tata busana, serta tata riasnya. Kekhasan ini terletak pada kenyataan bahwa tari Wayang lahir karena kebutuhan untuk mengungkapkan Pada ujian tokoh-tokoh pewayangan dalam seni tari. Tari Srikandi x Mustakaweni merupakan salah satu tari wayang yang mengungkapkan satu peristiwa perang tanding antara Srikandi dengan Mustakaweni untuk memperebutkan pusaka Layang Jamus Kalimusada, sehingga dikategorikan sebagai tari tematik. Adapun Srikandi adalah putri Prabu Drupada dari Raja Kerajaan Cempala Reja atau Pancala Reja dari permaisurinya yaitu Dewi Gandawati, dan ia adalah adik kandung Dewi Drupadi. Setelah menikah dengan Arjuna ia tidak dikaruniai anak seorangpun.

Tujuan penulis menyajikan tari Srikandi Mustakaweni ingin mewujudkan sebuah pertunjukan baru dengan tidak menghilangkan identitas tarian tersebut. metode yang dipakai untuk mengubah tari ini adalah metode gubahan tari, dengan memberikan sentuhan inovasi pada sebagian gerak, motif gerak, arah hadap, arah gerak serta pola lantai. hasil yang didapatkan dari gubahan tari Srikandi x Mustakaweni dengan penambahan variasi gerak, motif gerak, arah hadap, arah gerak, dengan tidak menghilangkan esensi dari tari Wayang tersebut.

Copyright 2022 Perpustakaan ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

 SENI BUDAYA

BAB 6

PERAGAAN POLA LANTAI & GERAK TARI BERDASARKAN UNSUR PENDUKUNG & IRINGAN

Jelaskan unsur pendukung tari yang digunakan pada tari Srikandi Cakil

A.    Pengertian Tari Tradisional
        Tari Tradisional adalah suatu tarian yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu, sesuai adat istiadat masyarakat setempat. Tari tradisional sering disebut juga dengan istilah Tari Daerah. Tari Daerah memiliki keunikan-keunikan pada gerak tari, iringan musik, penyajian, tata rias dan tata busana. Tari Tradisional dikelompokan menjadi 2 macam yaitu: Tari Tradisional Klasik dan Tari Tradisional Kerakyatan.1.    Tari Tradisional Klasik        Tari Tradisional Klasik merupakan tari yang pada awalnya diciptakan di lingkungan keraton dengan ciri gerakannya yang baku, mbanyu mili, dan rumit serta berkembang di lingkungan keraton. Tari tradisional klasik juga berkembang melalui dunia pendidikan dan sanggar-sanggar tari tradisional.Contoh tari tradisional klasik, menurut jenis penyajiannya, antara lain :a.    Tari Tradisional Klasik keraton Surakarta dan Yogyakarta        Tari Tradisional Klasik keraton Surakarta dan Yogyakarta merupakan bentuk tari kelompok yang telah ditentukan jumlah penarinya, yaitu :1)    Tari Bedhaya Ketawang (9 orang penari, asal daerah Surakarta,Jawa Tengah)2)    Tari Serimpi Gondokusumo (4 orang penari putri, asal daerah Surakarta Jawa Tengah)  

3)    Beksan Lawung  (16 penari putra, asal daerah Yogyakarta)b.    Tari Tradisional Klasik daerah Jawa Tengah daerah Surakarta, Jawa TengahTari Tradisional Klasik daerah Jawa Tengah dan Surakarta Jawa Tengah yang merupakan bentuk tari berpasangan yang ditarikan oleh 2 orang penari, jenis heroik atau kepahlawanan dan pethilan jenis pethilan dari cerita wayang, antara lain :

1)    Tari Bandayuda (penari 2 orang putra jenis tari putra gagahan)2)    Tari Sancoyo Kusumowicitro (2 penari putra jenis campuran putra alus dan gagahan)3)    Tari Bambangan Cakil (2 orang penari putra alus dan gagah)4)    Tari Retno Tinandhing  (2 orang penari putri )5)    Tari Retno Pamudya (2 orang penari putri )

6)    Tari Srikandi Mustakaweni (2 orang penari putri)
Tari Tradisional Klasik daerah Jawa Tengah dan Surakarta Jawa Tengah yang yang merupakan bentuk tari berpasangan jenis erotis, contohnya, yaitu :

1)    Tari / Beksan Karonsih (2 orang penari putra dan putri romantis/erotis)2)    Tari / Beksan Driasmara (2 orang penari putra dan putri gerak romantis/erotis)

3)    Tari / Beksan Bondan Sayu (2 orang penari putra dan putri gerak romantis/erotis)


Tari/Beksan Karonsih 

Jelaskan unsur pendukung tari yang digunakan pada tari Srikandi Cakil


        Tari Karonsih adalah Kisah Romantika Dewi Sekartaji dan Panji Asmara Bangun. Tarian yang mengisahkan kecintaan dan kerinduan Dewi Sekartaji yang ditinggal oleh Panji Asmara Bangun, suaminya, dikenal sebagai Tari Karonsih. Kata Karonsih sendiri berasal dari kata Bahasa Jawa ‘kekaron atau sakloron tansah asih’ yang artinya keduanya saling mencintai.Fungsi  tarian ini ditarikan untuk acara hiburan dipernikahan.


Tari/Beksan Driasmara

Jelaskan unsur pendukung tari yang digunakan pada tari Srikandi Cakil

        Tari driasmara merupakan salah satu bentuk tari pasangan yang ditarikan oleh seorang penari putra dan putri. Tari driasmara bertemakan  percintaan antara Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno Purwolelono pada tahun 1976.
Tari driasmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang memadu cinta.  

2.    Tari Tradisional Kerakyatan
        Tari Tradisional Kerakyatan merupakan bentuk tari tradisional yang diciptakan di lingkungan masyarakat pedesan di daerah tertentu, ciri gerakan tidak baku, gerak sesuai dengan kegiatan masyarakat tertentu dengan kebiasaan masyarakat setempat, gerak sederhana, tidak rumit, berkembang di masyarakat pedesaan.Contoh tari tradisional kerakyatan daerah Jawa Tengah,antara lain:

1)    Tari Lengger daerah Banyumas dan sekitarnya.

Tari Lengger berfungsi untuk hiburan gerak tari lengger sangat energik penuh kegembiraan. Ciri khas gerak tari lengger tidak terlepas dengan geol  atau memutar pantat, ditarikan dengan iringan calung dari bambu.Tari Lengger digarap menjadi sebuah tari Gambyong Calung Banyumasan, bersamaan dengan adanya SMKI banyumas, sekarang SMK N 3 Banyumas.

2)    Tari Gambyong Calung Banyumasan

Tarian Gambyong Calung Banyumasan diciptakan oleh para guru tari SMKI Banyumas sekitar tahun 1980-an. Gerakan terinspiransi dari gerak tari lengger yang kemudian disusun sebagai sebuah tarian untuk mengawali pembelajaran di sekolah menengah kejuruan.

3)    Tari Capat Cipit Banyumasan

Tarian Capat Cipit Banyumasan merupakan salah satu contoh tari bentuk berpasangan yang ditarikan oleh 2 penari putra dan putri jenis tari pergaluan pemuda pemudi sebagai hiburan. Ciri gerak tarinya gecul atau lucu, semangat dan gembira. Diiringi dengan musik gamelan perunggu atau pun calung biasa, asal notasi iringannya sama. Iringan tari Capat Cipit Banyumasan yaitu Lancaran Eling-eling Banyumasan berlanjut ke Lancaran Ijo-ijo slendro manyura.

B.    Keunikan dari beberapa Tari Tradisional Klasik.

1.    Tari Bedhaya Ketawang

        Nama tari “Bedhaya Ketawang” mengandung arti di setiap masing-masing kata. “Bedhaya” artinya Penari Wanita dan “Ketawang “ artinya Langit. Bila disatukan” Bedhaya Ketawang” ini mengandung arti Penari Wanita dari Istana Langit.

Tarian ini dipertunjukan untuk acara resmi saja, yang bertujuan untuk menghibur. Sejarah tarian ini menceritakan tentang hubungan Ratu Kidul yang biasa kita kenal dengan Roro Kidul.tarian ini ditarikan oleh 9 orang wanita, dimana Sembilan ini melambangkan  Wali Songo yang berjumlah 9 sebagai perumpamaan 9 arah mata angin. Keunikan dari Tari Bedhaya Ketawang diantaranya terdapat pada :

a.    Unsur Tata Rias dan Busana

Busana para penari pun biasanya menggunakan pengantin adat Jawa, dimana para penari menggunakan gelung besar, dan aksesories-aksesories Jawa berupa centhung, sisir jeram saajar, tiba dhadha, garudha mungkur, dan cunduk mentul. Para penaripun dusahakan tidak dalam keadaan berhalangan.

b.    Iringan Musik

Iringan musik Tari BedhayaKetawang adalah Gending Ketawang Gede, atau Gamelan Jawa laras Slendro dan Pelog.

2.    Tari Serimpi Gondokusumo


        Tari Serimpi berasal dari Yogyakarta, konon katanya tarian ini sedikit bernuansa mistis. Awalnya dipertunjukkan pada saat penggantian raja di beberapa istana di Jawa Tengah. Tari Serimpi menggambarkan wanita yang sopan santun dan sangat lemah gemulai. Tari Serimpi Yogyakarta terdiri dari beberapa jenis diantaranya Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Genjung. Untuk Surakarta Serimpi Anglir Mendung, dan Serimpi Bondan. Tarian ini biasanya ditarikan dengan 4 anggota penari wanita. Hal ini menandakan unsur api, air, angin dan bumi dalam kehidupan. Kostum penari Tari Serimpi adalah pakaian pengantin putri keraton. Iringan musiknya menggunakan Gamelan Jawa.

3.    Tari/Beksan Lawung


        Tari/Beksan Lawung berasal dari Keraton Yogyakarta. Dibawakan oleh 16 orang laki-laki. Tari/Beksan Lawung diciptakan oleh: Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangukubumi dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian Belanda dan membangkitkan rasa kepahlawanan pada prajurit keraton.

4.    Tari Bandayuda


        Tari Bondoyudo adalah Tarian Gagah Keprajuritan Berpasangan gaya Surakarta. Diciptakan  oleh S. Ngaliman Condopangrawit merupakan salah satu koreografer tari dari Indonesia. Tarian ini dibuat tahun 1954 oleh Ngaliman. Bondoyudo atau Bandayuda artinya “berperang’ Sebagai penyemangat pejuang di masa  bangsa Indonesia sedang berjuang mempertahankan kemerdekaannya. Tari Bondoyudo termasuk kategori tari berpasangan putra yang mengusung tema keprajuritan.
5.    Tari Retno Tinanding
        Salah Satu Tarian Putri Berpasangan Gaya Surakarta Tari Retno Tinanding  merupakan salah satu contoh tari klasik gaya Surakarta, selain yang telah dituliskan sebelumnya, yakni Tari Bedhaya Ketawang dan Tari Bambangan Cakil. Retno Tinanding adalah bentuk tari putri berpasangan gaya Surakarta yang menggambarkan peperangan antara dua dewi.Tari Retno Tinanding tercipta tahun 1958 sebagai buah karya dari S. Ngaliman, seorang seniman tari besar dari Surakarta. Untuk menggambarkan suatu pertempuran.
6.    Tari Gambyong
    Tari Gambyong berasal dari daerah Surakarta. Awalnya tarian ini hanya sebuah tarian rakyat dan diadakan ketika musim panen padi. Sekarang tarian tersebut diadakan saat acara sakral, dan sebagai penghormatan tamu. Tari Gambyong awalnya berkembang pada masa Raja Sunan Paku Buwono IV. Nama gambyong sendiri sebenarnya berasal dari nama seorang penari kondang pada masa itu, yang bernama Sri Gambyong.

C.    Memeragakan Gerak Tari Tradisional


1.    Komposisi, Desain Lantai dan Pola Lantai 

        Salah satu kaidah seni pertunjukan adalah Komposisi Ruang dan Desain Lantai ataupun Pola Lantai agar seni tari yang dipertunjukan semakin bisa dinikmati. Ketiga hal tersebut membentuk satu kesatuan yang disebut dengan Komposisi Tari.
a.    Komposisi RuangKomposisi ruang adalah penataan penari di dalam ruang/tempat pentas.

b.    Desain Lantai

Desain lantai adalah garis-garis dilantai yang dilalui/dibuat oleh seorang penari atau garis-garis lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Ada 2 macam garis lantai dalam membuat desain lantai yaitu garis lurus dan lengkung.

c.    Pola Lantai

Pola lantai adalah pola atau denah yang dilakukan seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang.


Page 2

At Guruspensaka, accessible from https://www.guruspensaka.com, one of our main priorities is the privacy of our visitors. This Privacy Policy document contains types of information that is collected and recorded by Guruspensaka and how we use it.

If you have additional questions or require more information about our Privacy Policy, do not hesitate to contact us.

Log Files

Guruspensaka follows a standard procedure of using log files. These files log visitors when they visit websites. All hosting companies do this and a part of hosting services' analytics. The information collected by log files include internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date and time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. These are not linked to any information that is personally identifiable. The purpose of the information is for analyzing trends, administering the site, tracking users' movement on the website, and gathering demographic information. Our Privacy Policy was created with the help of the Privacy Policy Generator.

Our Advertising Partners

Some of advertisers on our site may use cookies and web beacons. Our advertising partners are listed below. Each of our advertising partners has their own Privacy Policy for their policies on user data. For easier access, we hyperlinked to their Privacy Policies below.

  • Google

    https://policies.google.com/technologies/ads

Privacy Policies

You may consult this list to find the Privacy Policy for each of the advertising partners of Guruspensaka.

Third-party ad servers or ad networks uses technologies like cookies, JavaScript, or Web Beacons that are used in their respective advertisements and links that appear on Guruspensaka, which are sent directly to users' browser. They automatically receive your IP address when this occurs. These technologies are used to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on websites that you visit.

Note that Guruspensaka has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies

Guruspensaka's Privacy Policy does not apply to other advertisers or websites. Thus, we are advising you to consult the respective Privacy Policies of these third-party ad servers for more detailed information. It may include their practices and instructions about how to opt-out of certain options.

You can choose to disable cookies through your individual browser options. To know more detailed information about cookie management with specific web browsers, it can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?

Children's Information

Another part of our priority is adding protection for children while using the internet. We encourage parents and guardians to observe, participate in, and/or monitor and guide their online activity.

Guruspensaka does not knowingly collect any Personal Identifiable Information from children under the age of 13. If you think that your child provided this kind of information on our website, we strongly encourage you to contact us immediately and we will do our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only

This Privacy Policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website with regards to the information that they shared and/or collect in Guruspensaka. This policy is not applicable to any information collected offline or via channels other than this website.

Consent

By using our website, you hereby consent to our Privacy Policy and agree to its Terms and Conditions.