Jenis peta yang digunakan sig dalam perencanaan pertanian

Oleh :

Ardilles Akbar SP MSi

Fungsional Perencana Pertama

(Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Latar Belakang

Kegiatan pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimana sektor pertanian masih merupakan leading sector bersama dengan industri pengolahan (BPS, 2019). Hal ini dapat dilihat dari perekonomian masyarakat pedesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada umumnya masih mengandalkan pertanian sebagai tulang punggungnya. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas. Untuk meningkatkan pembangunan pertanian maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan pertanian yang baik.

Pelaksanaan pembangunan pertanian akan berhasil bila diawali dengan perencanaan yang baik dan didasari dengan basis data yang update dan valid. Hal ini menyebabkan keakuratan dan kevalidan data sangat penting untuk dimiliki sebagai dasar perencanaan pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan data diperlukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan perkembangan pada saat ini (sebagai dasar bagi perumusan kebijaksanaan/rencana) serta untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana.

Pertanian merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan ruang sedangkan SIG merupakan alat yang sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan yang terkait dengan sistem keruangan. Para pengambil keputusan terkait keruangan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah dalam tulisan tentang kegunaan SIG pada proses perencanaan pembangunan pertanian antara lain :

  1.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kualitas data bersifat keruangan dan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan
  2.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan dan
  3.   Pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memasuki masa era revolusi industri 4.0

TUJUAN

Tujuan yang diharapkan dengan adanya tulisan ini adalah :

  1. Mengidentifikasi kegunaan sistem SIG dalam perencanaan pembangunan pertanian

PEMBAHASAN

  1. SIG dalam Perencanaan Pembangunan Pertanian

Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dimana data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data spasial yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan data yang termasuk ke dalam jenis data kuantitatif.

Menurut Puntodewo, et.al, (2003) secara harafiah, Sistem Informasi Geografis (SIG)  dapat diartikan sebagai ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. Sebagai suatu bentuk sistem informasi, SIG menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka, saat ini banyak digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang berkaitan dengan wilayah geografis. Subaryono (2005) mengemukakan bahwa SIG sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Para pengambil keputusan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang baik mutlak diperlukan dalam pengembangan pertanian. Tersedianya informasi potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian akan sangat membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian secara berkelanjutan. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian adalah data spasial (peta) potensi sumber daya lahan, yang memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Suryana et.al, 2005).

Dalam perencanaan pembangunan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperlukan beberapa data spasial seperti: peta rupa bumi, peta geologi, foto udara, citra satelit atau citra radar dan data atribut seperti data iklim, data produksi pertanian, data lokasi CPCL dan data sosial penduduk. Peta rupa bumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan peta kontur.Peta geologi digunakan untuk membantu analisis dan pembuatan peta tanah. Foto udara, citra satelit dan citra radar digunakan untuk analisis dan pembuatan peta tutupan/penggunaan lahan. Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta curah hujan/ intensitas hujan. Data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran penduduk/petani. Data-data sebagaimana tersebut di atas digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik untuk kebutuhan analisis perencanaan sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Gambar 1. Proses Overlay pada SIG

  1. Penggunaan SIG Di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SIG di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah banyak dimanfaatkan antara lain untuk :

  1. Mengetahui sebaran lokasi kelompok tani dan lokasi CPCL penerima bantuan berdasarkan titik koordinatnya
  2. Menganalisis bentukan dan besaran luas lokasi lahan kebun dan sawah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
  3. Perencanaan tata guna lahan pertanian
  4. Perencanaan pengelola sawah, SIG digunakan untuk membantu perencanaan sawah dimana SIG dapat membantu perencanaan jalur pengairan dan pembuangan baik berdasarkan kontur maupun jenis tanah.
  5. Perencanaan pengelola sistem irigasi, SIG digunakan untuk membantu perencanaan irigasi dimana SIG dapat membantu perencanaan kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi serta perencanaan distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
  6. Mengetahui kecocokan antara jenis tanah dengan komoditas yang akan ditanam, melalui analisis evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
  7. Menyiapkan bahan untuk menyusun master plan kawasan pertanian, perkebunan dan peternakan (peta tematik).

Keuntungan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. SIG menggunakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan melakukan survey ke lapangan
  2. Pemrosesan data memakan lebih sedikit waktu dimana proses dengan komputer memakan waktu yang jauh lebih singkat dengan proses data manual
  3. Lebih fleksibel dalam visualisasi data dimana pada umumnya data spasial yang dikenal dicetak dalam bentuk peta berskala. Peta tersebut biasanya hanya tersedia dalam bentuk fisik dan tidak dapat diubah-ubah. Dengan menggunakan SIG maka visualisasi data dapat beragam dan fleksibel. Keunggulan SIG ini dimanfaatkan misalkan untuk menampilkan peta digital pada smartphone. Legenda dari peta tersebut pun akan lebih fleksibel dan bisa dipilih sesuai kebutuhan sehingga untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentu akan lebih mudah.
  4. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
  5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
  6. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
  7. Penggunaan software pengolah data tentunya membuat hasil pengolahan data akan semakin akurat. Dibandingkan mengolah data menggunakan metode manual, perhitungan dengan komputer akan lebih tepat analisisnya. Hal ini dikarenakan perhitungan komputer nyaris tidak memiliki kesalahan. Jika pun ada kesalahan, hal itu disebabkan oleh operator atau pun manusia yang melakukan analisis.

Kelemahan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi
  2. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
  3. Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman
  4. Format data dan standar file data beragam
  5. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri)

KESIMPULAN

SIG merupakan suatu sistem yang memiliki banyak manfaat dengan penggunaan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Dengan banyaknya manfaat bagi perencanaan pembangunan pertanian yang bisa didapatkan dari penggunaan SIG maka sudah sepantasnya pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia terkait SIG dapat lebih diprioritaskan pada seluruh perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Daftar Pustaka

http://cahayamanfaat.blogspot.com/2017/08/manfaat-menggunakan-sistem-inf... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53... diakses pada tanggal 6 Agustus 2019

https://www.geologinesia.com/2018/01/keunggulan-sig-beserta-manfaatnya.html diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

https://palembanggis.wordpress.com/2017/02/24/kelemahan-gis-sistem-infor... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

Sugiyono (2015).Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.


Page 2

Oleh :

Ardilles Akbar SP MSi

Fungsional Perencana Pertama

(Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Latar Belakang

Kegiatan pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimana sektor pertanian masih merupakan leading sector bersama dengan industri pengolahan (BPS, 2019). Hal ini dapat dilihat dari perekonomian masyarakat pedesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada umumnya masih mengandalkan pertanian sebagai tulang punggungnya. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas. Untuk meningkatkan pembangunan pertanian maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan pertanian yang baik.

Pelaksanaan pembangunan pertanian akan berhasil bila diawali dengan perencanaan yang baik dan didasari dengan basis data yang update dan valid. Hal ini menyebabkan keakuratan dan kevalidan data sangat penting untuk dimiliki sebagai dasar perencanaan pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan data diperlukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan perkembangan pada saat ini (sebagai dasar bagi perumusan kebijaksanaan/rencana) serta untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana.

Pertanian merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan ruang sedangkan SIG merupakan alat yang sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan yang terkait dengan sistem keruangan. Para pengambil keputusan terkait keruangan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah dalam tulisan tentang kegunaan SIG pada proses perencanaan pembangunan pertanian antara lain :

  1.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kualitas data bersifat keruangan dan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan
  2.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan dan
  3.   Pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memasuki masa era revolusi industri 4.0

TUJUAN

Tujuan yang diharapkan dengan adanya tulisan ini adalah :

  1. Mengidentifikasi kegunaan sistem SIG dalam perencanaan pembangunan pertanian

PEMBAHASAN

  1. SIG dalam Perencanaan Pembangunan Pertanian

Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dimana data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data spasial yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan data yang termasuk ke dalam jenis data kuantitatif.

Menurut Puntodewo, et.al, (2003) secara harafiah, Sistem Informasi Geografis (SIG)  dapat diartikan sebagai ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. Sebagai suatu bentuk sistem informasi, SIG menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka, saat ini banyak digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang berkaitan dengan wilayah geografis. Subaryono (2005) mengemukakan bahwa SIG sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Para pengambil keputusan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang baik mutlak diperlukan dalam pengembangan pertanian. Tersedianya informasi potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian akan sangat membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian secara berkelanjutan. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian adalah data spasial (peta) potensi sumber daya lahan, yang memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Suryana et.al, 2005).

Dalam perencanaan pembangunan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperlukan beberapa data spasial seperti: peta rupa bumi, peta geologi, foto udara, citra satelit atau citra radar dan data atribut seperti data iklim, data produksi pertanian, data lokasi CPCL dan data sosial penduduk. Peta rupa bumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan peta kontur.Peta geologi digunakan untuk membantu analisis dan pembuatan peta tanah. Foto udara, citra satelit dan citra radar digunakan untuk analisis dan pembuatan peta tutupan/penggunaan lahan. Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta curah hujan/ intensitas hujan. Data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran penduduk/petani. Data-data sebagaimana tersebut di atas digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik untuk kebutuhan analisis perencanaan sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Gambar 1. Proses Overlay pada SIG

  1. Penggunaan SIG Di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SIG di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah banyak dimanfaatkan antara lain untuk :

  1. Mengetahui sebaran lokasi kelompok tani dan lokasi CPCL penerima bantuan berdasarkan titik koordinatnya
  2. Menganalisis bentukan dan besaran luas lokasi lahan kebun dan sawah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
  3. Perencanaan tata guna lahan pertanian
  4. Perencanaan pengelola sawah, SIG digunakan untuk membantu perencanaan sawah dimana SIG dapat membantu perencanaan jalur pengairan dan pembuangan baik berdasarkan kontur maupun jenis tanah.
  5. Perencanaan pengelola sistem irigasi, SIG digunakan untuk membantu perencanaan irigasi dimana SIG dapat membantu perencanaan kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi serta perencanaan distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
  6. Mengetahui kecocokan antara jenis tanah dengan komoditas yang akan ditanam, melalui analisis evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
  7. Menyiapkan bahan untuk menyusun master plan kawasan pertanian, perkebunan dan peternakan (peta tematik).

Keuntungan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. SIG menggunakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan melakukan survey ke lapangan
  2. Pemrosesan data memakan lebih sedikit waktu dimana proses dengan komputer memakan waktu yang jauh lebih singkat dengan proses data manual
  3. Lebih fleksibel dalam visualisasi data dimana pada umumnya data spasial yang dikenal dicetak dalam bentuk peta berskala. Peta tersebut biasanya hanya tersedia dalam bentuk fisik dan tidak dapat diubah-ubah. Dengan menggunakan SIG maka visualisasi data dapat beragam dan fleksibel. Keunggulan SIG ini dimanfaatkan misalkan untuk menampilkan peta digital pada smartphone. Legenda dari peta tersebut pun akan lebih fleksibel dan bisa dipilih sesuai kebutuhan sehingga untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentu akan lebih mudah.
  4. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
  5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
  6. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
  7. Penggunaan software pengolah data tentunya membuat hasil pengolahan data akan semakin akurat. Dibandingkan mengolah data menggunakan metode manual, perhitungan dengan komputer akan lebih tepat analisisnya. Hal ini dikarenakan perhitungan komputer nyaris tidak memiliki kesalahan. Jika pun ada kesalahan, hal itu disebabkan oleh operator atau pun manusia yang melakukan analisis.

Kelemahan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi
  2. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
  3. Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman
  4. Format data dan standar file data beragam
  5. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri)

KESIMPULAN

SIG merupakan suatu sistem yang memiliki banyak manfaat dengan penggunaan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Dengan banyaknya manfaat bagi perencanaan pembangunan pertanian yang bisa didapatkan dari penggunaan SIG maka sudah sepantasnya pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia terkait SIG dapat lebih diprioritaskan pada seluruh perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Daftar Pustaka

http://cahayamanfaat.blogspot.com/2017/08/manfaat-menggunakan-sistem-inf... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53... diakses pada tanggal 6 Agustus 2019

https://www.geologinesia.com/2018/01/keunggulan-sig-beserta-manfaatnya.html diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

https://palembanggis.wordpress.com/2017/02/24/kelemahan-gis-sistem-infor... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

Sugiyono (2015).Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.


Page 3

Oleh :

Ardilles Akbar SP MSi

Fungsional Perencana Pertama

(Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Latar Belakang

Kegiatan pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimana sektor pertanian masih merupakan leading sector bersama dengan industri pengolahan (BPS, 2019). Hal ini dapat dilihat dari perekonomian masyarakat pedesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada umumnya masih mengandalkan pertanian sebagai tulang punggungnya. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas. Untuk meningkatkan pembangunan pertanian maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan pertanian yang baik.

Pelaksanaan pembangunan pertanian akan berhasil bila diawali dengan perencanaan yang baik dan didasari dengan basis data yang update dan valid. Hal ini menyebabkan keakuratan dan kevalidan data sangat penting untuk dimiliki sebagai dasar perencanaan pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan data diperlukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan perkembangan pada saat ini (sebagai dasar bagi perumusan kebijaksanaan/rencana) serta untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana.

Pertanian merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan ruang sedangkan SIG merupakan alat yang sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan yang terkait dengan sistem keruangan. Para pengambil keputusan terkait keruangan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah dalam tulisan tentang kegunaan SIG pada proses perencanaan pembangunan pertanian antara lain :

  1.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kualitas data bersifat keruangan dan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan
  2.   Pertanian membutuhkan suatu sistem yang dapat meningkatkan kecepatan pengambilan data yang bersifat keruangan dan
  3.   Pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memasuki masa era revolusi industri 4.0

TUJUAN

Tujuan yang diharapkan dengan adanya tulisan ini adalah :

  1. Mengidentifikasi kegunaan sistem SIG dalam perencanaan pembangunan pertanian

PEMBAHASAN

  1. SIG dalam Perencanaan Pembangunan Pertanian

Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dimana data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data spasial yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan data yang termasuk ke dalam jenis data kuantitatif.

Menurut Puntodewo, et.al, (2003) secara harafiah, Sistem Informasi Geografis (SIG)  dapat diartikan sebagai ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. Sebagai suatu bentuk sistem informasi, SIG menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka, saat ini banyak digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang berkaitan dengan wilayah geografis. Subaryono (2005) mengemukakan bahwa SIG sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Para pengambil keputusan akan lebih mudah untuk menganalisa data yang ada dengan menggunakan SIG.

Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang baik mutlak diperlukan dalam pengembangan pertanian. Tersedianya informasi potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian akan sangat membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian secara berkelanjutan. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian adalah data spasial (peta) potensi sumber daya lahan, yang memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Suryana et.al, 2005).

Dalam perencanaan pembangunan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperlukan beberapa data spasial seperti: peta rupa bumi, peta geologi, foto udara, citra satelit atau citra radar dan data atribut seperti data iklim, data produksi pertanian, data lokasi CPCL dan data sosial penduduk. Peta rupa bumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan peta kontur.Peta geologi digunakan untuk membantu analisis dan pembuatan peta tanah. Foto udara, citra satelit dan citra radar digunakan untuk analisis dan pembuatan peta tutupan/penggunaan lahan. Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta curah hujan/ intensitas hujan. Data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran penduduk/petani. Data-data sebagaimana tersebut di atas digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik untuk kebutuhan analisis perencanaan sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Gambar 1. Proses Overlay pada SIG

  1. Penggunaan SIG Di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SIG di Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah banyak dimanfaatkan antara lain untuk :

  1. Mengetahui sebaran lokasi kelompok tani dan lokasi CPCL penerima bantuan berdasarkan titik koordinatnya
  2. Menganalisis bentukan dan besaran luas lokasi lahan kebun dan sawah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
  3. Perencanaan tata guna lahan pertanian
  4. Perencanaan pengelola sawah, SIG digunakan untuk membantu perencanaan sawah dimana SIG dapat membantu perencanaan jalur pengairan dan pembuangan baik berdasarkan kontur maupun jenis tanah.
  5. Perencanaan pengelola sistem irigasi, SIG digunakan untuk membantu perencanaan irigasi dimana SIG dapat membantu perencanaan kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi serta perencanaan distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
  6. Mengetahui kecocokan antara jenis tanah dengan komoditas yang akan ditanam, melalui analisis evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
  7. Menyiapkan bahan untuk menyusun master plan kawasan pertanian, perkebunan dan peternakan (peta tematik).

Keuntungan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. SIG menggunakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan melakukan survey ke lapangan
  2. Pemrosesan data memakan lebih sedikit waktu dimana proses dengan komputer memakan waktu yang jauh lebih singkat dengan proses data manual
  3. Lebih fleksibel dalam visualisasi data dimana pada umumnya data spasial yang dikenal dicetak dalam bentuk peta berskala. Peta tersebut biasanya hanya tersedia dalam bentuk fisik dan tidak dapat diubah-ubah. Dengan menggunakan SIG maka visualisasi data dapat beragam dan fleksibel. Keunggulan SIG ini dimanfaatkan misalkan untuk menampilkan peta digital pada smartphone. Legenda dari peta tersebut pun akan lebih fleksibel dan bisa dipilih sesuai kebutuhan sehingga untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentu akan lebih mudah.
  4. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
  5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
  6. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
  7. Penggunaan software pengolah data tentunya membuat hasil pengolahan data akan semakin akurat. Dibandingkan mengolah data menggunakan metode manual, perhitungan dengan komputer akan lebih tepat analisisnya. Hal ini dikarenakan perhitungan komputer nyaris tidak memiliki kesalahan. Jika pun ada kesalahan, hal itu disebabkan oleh operator atau pun manusia yang melakukan analisis.

Kelemahan menggunakan SIG antara lain adalah :

  1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi
  2. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
  3. Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman
  4. Format data dan standar file data beragam
  5. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri)

KESIMPULAN

SIG merupakan suatu sistem yang memiliki banyak manfaat dengan penggunaan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Dengan banyaknya manfaat bagi perencanaan pembangunan pertanian yang bisa didapatkan dari penggunaan SIG maka sudah sepantasnya pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia terkait SIG dapat lebih diprioritaskan pada seluruh perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Daftar Pustaka

http://cahayamanfaat.blogspot.com/2017/08/manfaat-menggunakan-sistem-inf... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53... diakses pada tanggal 6 Agustus 2019

https://www.geologinesia.com/2018/01/keunggulan-sig-beserta-manfaatnya.html diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

https://palembanggis.wordpress.com/2017/02/24/kelemahan-gis-sistem-infor... diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

Sugiyono (2015).Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.