Kegiatan pembelajaran Biologi seperti apakah yang kalian inginkan

Strategi atau model/metode pembelajaran merupakan unsur penting yang harus dikuasai oleh para guru/pendidik. Persentase pemahaman murid terhadap suatu pelajaran tertentu, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan akademik guru/pendidik, tetapi juga bagaimana seorang pendidik mampu menyesuaikan berbagai macam jenis perbedaan kemampuan dan pemahaman murid dengan metode dan model pembelajaran yang sesuai.

Dengan dikuasainya model/metode pembelajaran, maka akan semakin memudahkan murid untuk menguasai dan memahami konsep yang sedang ajarkan.

Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan atau upaya yang di lakukan oleh guru dengan sedemikian rupa, sehingga tingkah laku dan kemampuan pemahaman peserta didik terhadap materi tertentu dapat berubah ke arah yang lebih baik.

Menurut Uno (2008:3), strategi atau metode pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pendidik untuk memilih kegiatan belajar yang akan di gunakan selama pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran tidak hanya harus dilakukan di dalam ruang kelas. Tetapi juga dapat di lakukan dimana saja.

Selain itu kita dapat melihat konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61), yang dijelaskan bahwa konsep pembelajaran adalah proses di mana lingkungan seseorang secara tidak sengaja di kelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan unsur penting dalam pendidikan.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dari orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang semula tidak mengerti jadi mengerti, dan dari belum mampu ke arah sudah mampu. Hasil belajar akan terlihat dari beberapa aspek, antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

Jadi hasil belajar akan terlihat melalui perubahan yang terjadi, melaui kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Yang menjadi masalah apakah perubahan yang terjadi ke arah yang lebih baik atau justru sebaliknya. Maka, setiap pengukuran hasil belajar yang kita lakukan, harus juga disertai dengan evaluasi yang dilakukan secara komprehensif pula.

Menurut Noviyanti, Nurul Ika, dkk. (2018), Aspek hasil belajar kognitif  di dalam konsep pembelajaran diklasifikasikan menjadi enam level

  1. Mengingat/pengetahuan, berhubungan dengan daya mengingat
  2. Pemahaman (secara menyeluruh), memahami konsep yang diajarkan
  3. Menerapkan (aplikasi), kemampuan siswa untuk untuk mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari
  4. Menganalisis, kemampuan untuk memilah-milah, menjabarkan informasi sesuai dengan porsinya, dan hubungan pada masing-masingnya
  5. Evaluasi, kemampuan untuk mengkompilasi segala struktur dan bentuk-bentuk yang ada dari berbagai macam sudut pandang
  6. Kreasi, kemampuan dalam mengkreasikan atau membuat sesuatu yang baru

Apa sih model/metode pembelajaran itu?

Secara umum, model atau metode pembelajaran adalah strategi yang diterapkan oleh setiap pendidik bertujuan untuk membangun pengetahuan yang akan mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa. Nah, kemampuan kognitif yang di dapat dari hasil belajar akan diketahui melalui perubahan proses kebiasaan/tingkah laku di dalam suatu pembelajaran.

Permasalahan guru di abad 21 adalah bagaimana kemudian dapat membuat siswa bekerja sama secara kooperatif dengan masing-masing teman dalam kelompoknya, berpikir kritis, mempunyai kemampuan literasi yang baik, dapat mengkomunikasikan dan berkomunikasi dengan baik, dan dapat mengambil pelajaran melalui materi yang di ajarkan dengan kehidupan.

Sehingga tantangan saat sekarang adalah bagaimana membuat siswa berperan aktif di dalam suatu pembelajaran, membangun suatu konsep, dan menginterpretasikan hasil belajar yang siswa terima.

Maka, untuk melakukan hal-hal tersebut diperlukan model-model pembelajaran yang terbaik yang sesuai terhadap kondisi siswa masa kini dan kurikulum yang telah di terapkan. Berikut ini adalah 5 model pembelajaran terbaik yang dapat di pakai sebagai acuan oleh para pendidik dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa di abad 21.

5 Jenis Model/Metode Pembelajaran Biologi

Model/metode pembelajaran biologi di bawah ini adalah model/metode pembelajaran yang menggiring siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif, sehingga keluaran (outcome) yang di hasilkan adalah siswa dapat mengembangkan atau menghasilkan, merancang sesuatu yang baru, dan mengekspresikan sesuatu dalam cara yang unik.

Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang dapat menggiring siswa untuk memecahkan suatu masalah (pemecahan masalah).

Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan. Dalam model pembelajaran inkuiri siswa terlibat secara mental dan fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

Menurut Kardi (2003:  3) model Inkuiri adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membimbing siswa bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta.

Model  inkuiri  menekankan  pada  proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam model ini adalah mencari dan menemukan  sendiri  pemecahan  masalah  dalam  suatu  materi  pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

“Secara umum inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan  mengobservasi,  merumuskan  pertanyaan  yang relevan, mengevaluasi  buku dan sumber informasi  lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui,  melaksanakan  percobaan  atau  eksperimen  dengan menggunakan  alat  untuk  memperoleh  data,  menganalisis  dan menginterpretasi  data,  serta  membuat  prediksi  dan mengkomunikasikan hasilnya, Ibrahim (2007: 2).”

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang terfokus pada keaktifan siswa dalam suatu pembelajaran, yaitu di suatu kondisi di mana siswa dapat menemukan atau meneliti masalah berdasarkan fakta yang di gunakan sebagai bahan data penunjang.

Sedangkan fungsi dan tugas seorang guru, hanya memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan pembimbing aktif siswa dalam melakukan proses belajar.

Langkah-langkah model inkuiri:

Suatu langkah untuk memuat suasana atau iklim pembelajaran yang responsif (tanggap), sehingga siswa selalu terangsang untuk mengajak dirinya dan teman-temannya berpikir dalam memecahkan suatu masalah

Suatu langkah dalam membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki atau menghasilkan turunan-turunan pertanyaan

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang diuji. Karena hanya sebagai jawann sementara (dugaan ilmiah), maka hipotesis masih perlu di uji untuk mengtahui kebenarannya.

Aktifitas mencari bagian-bagian informasi yang dianggap dpaat menjadi pendukung pemecahan masalah, kemudian infromasi tersebut dikumpulkan menjadi satu secara menyeluruh. Kegiatan ini meliputi percobaan atau eksperimen.

Proses dalam menentukan jawaban yang dianggap benar, sesua dengan data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya

Proses mendeskripsikan hasil temuan yang telah di dapatkan berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis.

Kelebihan dan Kekurangan

A. Kelebihan

  1. Merupakan model yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, secara seimbang.
  2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka
  3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
  4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan di atas rata-rata. Artinya tidak ada yang terhamba, semuanya mendapat porsi dan jatahnya masing-masing, apakah itu siswa yang berkemampuan rendah atau berkemampuan di atas rata-rata.

B. Kekurangan

  1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
  2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran disebabkan model ini melakukan penyesuaian terhadap kebiasaan siswa dalam belajar
  3. Dalam pengimplementasiannya membutuhkan waktu yang panjang, sehingga guru menjadi kesulitan dalam menyesuaikan waktu.
  4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran

Menurut Slavin (2010: 143) pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Dalam pemelajaran ini siswa perlu ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat orang yang merupakan menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku. Guru memberikan pelajaran kemudian siswa bekerja di kelompok masing-masing untuk memastikan bahwa sluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut.

Model pembelajaran ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang di ajarkan oleh guru.

Jika tim mereka ingin mendapatkan penghargaan maka, mereka mau tidak mau harus saling bahu membahu, misalnya beberapa dari mereka membantu teman yang lain untuk dalam mempelajari materinya, sehingga terdapat proses diskusi.

Meskipun para siswa/mahasiswa bekerja sama, masing-masing mereka tetap tidak boleh saling bekerja sama dalam memecahkan/menjawab soal kuis yang diberikan.

Sehingga sebelum itu, masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk menguasai informasi/materi. Mereka juga saling membantu dalam proses belajar agar semua teman dapat menguasai materi dengan baik.

Semua siswa berkesempatan mendapat penghargaan (reward) berdasarkan skor yang di dapat pada setiap kuis yang terjawab, karena skor yang akan di dapat berdasarkan kemajuan yang di hasilkan oleh setiap kelompok.

Langkah-langkan pembelajaran Kooperatif tipe STAD:

Materi dalam penerapan STAD di presntasikan di dalam kelas. Presentasi ini merupakan pengajaran langsung yang dipimpin oleh guru.

Tim dapat terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili bagian dari seluruh kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.

Fungsi utama dari pembagian tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar belajar, dan saling mempersiapkan semua anggota untuk dapat mengerjakan/menjawab kuis dengan baik.

Setalah itu, barulah guru yang menyampaikan materi meliputi pembahasan, membandingkan jawaban, mengoreksi tiap kesalahan pemahaman.

Setelah proses presentasi dan pembahasan komprehensif selesai, maka setiap individu siswa diberikan kuis untuk dikerjakan. Sehingga setiap siswa juga bertanggung jawab untuk menguasai materi.

Memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

  1. Rekognisi Kelompok (team)

Merupakan penghargaan yang diberikan kepada skor rata-rata yang di  hasilkan mencapai kriteria tertentu.

Kelebihan dan Kekurangan

A. Kelebihan

Menurut Isjoni (2010: 51) keunggulan dari model pembelajaran ini adalah:

  1. Menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi plajaran guna mencapai prestasi yang maksimal dalam kelompok
  2. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasrkan skor tes yang diperolehnya berdasarkan skor perkembangan individu.

B. Kekurangan

Menurut Trianto (2009: 70) kekurangan model in adalah:

  1. Guru harus memikirkan penaturan posisi tempat duduk yang baik dalam kelompok sesuai dengan sifat dan karakter siswa sehingga dapat meminimalisir terjadinya kegaduhan/kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas

Karena model pembelajaran inkuiri telah dijelaskan di atas. Sehingga di sini hanya akan di jelaskan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.

Pertama kali diterapkan oleh Brown dan Plincsar di tahun 1982. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching diartikan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik , yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit untuk di pahamai.

Jadi model pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pertanyaan, memahami, dan mengomentari jawaban siswa lainnya. Model ini memberikan kondisi pada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Karakteristik dari model ini  adalah (1) dialog  antara  siswa  dan  guru  dengan  masing-masing  mendapatkan  giliran  untuk  memimpin  diskusi;  (2) Reciprocal  artinya  suatu  interaksi  seseorang  bertindak  untuk  merespon  yang  lainnya;  (3)  dialog  yang  terstruktur  dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

Langkah-langkah/sintaks yang di lakukan:

Pada awal penerapan reciprocal teaching guru memberitahukan bahwa akan memperkenalkan suatu pendekatan/ strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya. Selanjutnya mengawali pemodelan dengan membaca suatu paragraf bacaan.

Kemudian menjelaskan dan mengajarkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu:

  1. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca, dan memastikan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
  2. Membuat rangkuman tentang informasi terpenting dari apa yang telah dibaca.
  3. Memprediksi apa yang mungkin dibahas pada bagian tulisan selanjutnya.
  4. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bacaan yang dibaca dan selanjutnya apakah kita berhasil membuatnya menjadi masuk akal

Adapun tahapan pembelajaran langsung dalam mengajarkan reciprocal teaching adalah sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan teks bacaan materi pelajaran yang akan dibahas pada hari ini. Memberitahu tujuan bahwa siswa akan diajak belajar materi pelajaran tertentu hari ini dengan memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Strategi yang akan dilatihkan itu bernama reciprocal teaching.
  2. Guru memodelkan strategi reciprocal teaching tahap demi tahap menggunakan paragraf/alinea pertama di dalam bahan bacaan yang disediakan.
  3. Guru dapat mengulangi langkah ini dengan menggunakan alinea kedua di dalam bahan bacaan. Pada akhir langkah ini siswa harus dipastikan sudah memahami langkah-langkah yang dimodelkan tadi.
  4. Guru membimbing siswa untuk menirukan apa yang telah dimodelkan, memberikan balikan dan mendiskusikan penampilan siswa. Materi pelajaran yang digunakan adalah materi alinea ketiga dan seterusnya.
  5. Guru meminta siswa mengulangi sekali lagi langkah-langkah tersebut.

Kelemahan model pembelajaran ini adalah:

Kelemahan Reciprocal Teaching yaitu dengan menekankan pembelajaran pada upaya pemahaman teks bacaan, maka siswa sering merasa jenuh sehingga tidak terlibat secara aktif dalam  pembelajaran.

Sehingga model pembelajaran ini tidak bisa berdiri sendiri. Sangat dianjurkan untuk mengkoobinasikannya dengan model pembelajaran lain. Kombinasi yang paling  teruji dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis adalah model pembelajaran inkuiri bersama model reciprocal teaching.

Model ini diperkenalkan oleh Mahanal dan Zubaidah (2017) dengan mengembangkan model pembelajaran dari Plomp (1997), yang terdiri dari 5 fase, yaitu (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi (4) fase tes, evaluasi, dan revisi serta (5) fase implementasi.

Adapun Sintaks model pembelajaran RICOSRE ini merupakan pengembangan dari sintaks pembelajaran oleh John Dewey (Carson, 2007), Polya (1988), dan Krulick & Rudnick (1996)  dijabarkan  sebagai  berikut:  (1)  Reading,  (2)  Indentifying  the  Problem,  (3)  Contructing  the  Solution,  (4)  Solving  the Problem, (5) Reviewing the Problem Solving, and (6) Exteding the Problem Solving. Masing-masing tahapan tersebut diharapkan dapat memberdayakan keterampilan berpikir kreatif siswa.

Model pembelajaran ini menjadi rekomendasi untuk kalian dikarenakan adaptasi dan pengembangannya yang di rasa lengkap. Metode ini istimewa dengan tambahan proses reading (membaca) di tahap awal yang dilakukan oleh siswa.

Membaca dibutuhkan oleh siswa untuk menambah informasi tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan adanya proses membaca terlebih dahulu, maka siswa juga akan terlibat dalam peningkatan level intelektual (kecerdasan), pengetahuan tentang kehidupan, memperluas perspektif dan mindset, dan juga memperkaya banyak kosakata dan istilah-istilah baru melalui materi yang telah dibaca terlebih dahulu.

Tahapan/Sintaks model pembelajaran RICOSRE:

Menurut Mahanal dan Zubaidah (2017), ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam model pembelajaran RICOSRE, antara lain:

Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu mengingat serta memahami suatu bacaan serta menemukan dan mengenali permasalahan yang dihadapi degan menguraikan kembali teks yang di baca dengan menggunakan bahasa siswa. Menemukan gagasan pada suatu bacaan merupakan indikator yang baik dalam proses berpikir kreatif.

  1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah (identifying the problem)

Siswa digiring untuk memperdalam pengetahuan siswa melalui masalah dan kemudian mengidentifikasi masalah tersebut. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat menyadari masalah dan mencari kriteria atau macam solusi yang dapat di hasilkan.

  1. Memilih strategi dan solusi (Construction the solution)

Siswa diharapkan dapat menentukan strategi untuk membentuk kerangka solusi yang diharapkan oleh setiap individu siswa. Siswa juga dituntut untuk membuat hipotesis awal, perspektif, dan asumsi, terkait hubungan sebab akibat timbulnya suatu masalah yang sedang diidentifikasi tersebut.

  1. Melakukan penyelidikan atau pengumpulan data (Solving the problem)

Siswa diharapkan mampu untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang telah dibangun untuk menyelesaikan masalah.

  1. Memverifikasi jawaban (Reviewing the problem solving)

Siswa diharapkan untuk melakukan kegiatan komunikasi terkait hasil uji coba untuk memperoleh umpan balik dan memperluas informasi dari hasil investigasinya dalam menyelesaikan masalah. Sehingga siswa dapat mereview kembali ketepatan solusi yang telah di bangun.

  1. Mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah (Extending the problem solution)

Siswa menganalisis keefisiensian strategi yang dipilih, dan menentukan alternatif solusi lain yang juga dapat di ambil dalam pemecahan suatu masalah tersebut.

Kelebihan Model Pembelajaran RICOSRE:

  1. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang kemudian berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
  2. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar kognitif pada semua jenis siswa, yaitu siswa dengan kemampuan pemahaman tinggi, sedang, dan rendah.

Demikian penjelasan mengenai macam-macam metode pembelajaran biologi beserta pengertiannya. Semoga dapat membantu ya teman. Salam literasi.