Kenapa bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia?

03-11-2021 07:30:10 WIB 

Bahasa memiliki peran penting dalam sejarah kehidupan manusia. Dengan bahasa, leluhur kita yang sapiens dapat menguasai dunia dan tetap bertahan hingga saat ini.

Banyak sekali bahasa yang terdapat di dunia ini, salah satunya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai hasil dari  adopsi bahasa Melayu yang banyak dituturkan oleh penduduk di Asia Tenggara, khususnya dialek Melayu Johor-Riau. Apabila dirunut sejarah singkatnya, bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan rakyat Indonesia yang pada saat itu sedang berjuang melawan kolonialisme Belanda.

Dalam kongres pemuda II yang digelar pada tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928, para peserta kongres bersepakat bahwa bahasa Melayu dialek Johor-Riau dipilih sebagai bahasa persatuan yang diberi nama sebagai bahasa Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam butir ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Mengapa bahasa Melayu? Mengapa bukan bahasa Jawa?

Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa persatuan rakyat Indonesia karena pada masa itu, bahasa Melayu adalah lingua franca yang memiliki persebaran penutur hampir merata di seluruh Indonesia. Selain itu, bahasa Melayu dikenal cukup mudah untuk dipelajari karena tidak memiliki struktur yang rumit, serta tidak mengenal sistem kasta (tingkatan) seperti bahasa Jawa.

Berbeda dengan bahasa Jawa yang kebanyakan dituturkan oleh penutur asli (masyarakat suku Jawa), bahasa Melayu banyak dikuasai oleh masyarakat di luarnya. Hal itu sedikit banyak dipengaruhi oleh orang-orang minang yang dikenal sebagai pedagang. Para pedagang Minang ini turut serta dalam penyebaran bahasa Melayu ke seluruh Nusantara atau yang saat ini kita kenal sebagai Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Indonesia menempati urutan ke-10 pada daftar bahasa dengan jumlah penutur paling banyak di dunia. Saat ini bahasa Indonesia dituturkan kurang lebih oleh 199 juta penutur bahasa, 43 juta penutur dari total penutur bahasa Indonesia merupakan penutur bahasa Indonesia asli.

Di Indonesia sendiri, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai bahasa komunikasi maupun bahasa formal oleh masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, bahasa Indonesia bukan satu-satunya bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi di Indonesia, terdapat banyak bahasa asli daerah yang masih digunakan sebagai media komunikasi.

Bahasa Internasional

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, frasa bahasa internasional sekurang-kurangnya mengacu pada empat konsep, yaitu (1) bahasa resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), (2) bahasa perhubungan antarnegara, (3) bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, dan (4) bahasa Esperanto. Pemahaman yang tepat atas konsep yang dimaksud dalam regulasi akan menentukan ketepatan strategi.

Seperti kita ketahui bersama bahwa bahasa Inggris adalah bahasa resmi PBB (bahasa Internasional), namun ternyata terdapat enam bahasa resmi yang digunakan oleh PBB. Keenam bahasa itu adalah bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, Mandarin, dan Arab.

Mengapa bahasa-bahasa tersebut dapat menjadi bahasa Internasional? Selain karena memiliki penutur di berbagai negara di dunia, penggunaan bahasa-bahasa tersebut sebagai bahasa Internasional tampaknya tidak dapat lepas dari sejarah dan pengaruh negara-negara adidaya. Adanya kolonialisme dan imperialisme pada masa lalu turut mempengaruhi dijadikannya bahasa-bahasa tersebut sebagai bahasa Internasional.

Selain itu, adanya pengaruh dari negara adidaya membuat negara-negara lain mempelajari bahasa tersebut dan menggunakannya sebagai bahasa kedua mereka atau bahkan sebagai bahasa utama.

Ditilik dari sejarah, bahasa Inggris memiliki sejarah yang panjang sehingga dinobatkan sebagai bahasa internasional. Setelah Revolusi Industri pada abad ke-17 hingga ke-18, Inggris mulai mengikuti jejak Portugis dan Spanyol untuk melakukan penjelajahan ke berbagai belahan dunia. Setidaknya terdapat 94 negara jajahan Imperium Britania Raya (Inggris), 90 negara diantaranya telah memperoleh kemerdekaannya dan 4 negara lainnya belum memperoleh kemerdekaannya sehingga masuk ke dalam negara bagian kerajaan Inggris.

Banyaknya negara jajahan Inggris membuat bahasa Inggris sukses menjadi bahasa Internasional. Banyak negara bekas jajahan Inggris menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama negara mereka maupun bahasa resmi kedua setelah bahasa negara. Negara-negara persemakmuran Inggris seperti Singapura, India, Pakistan, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan sebagainya mengakui bahasa Inggris sebagai bahasa resmi negara mereka secara de jure atau sah di mata hukum.

Kemudian, bahasa Inggris diakui sebagai bahasa kedua secara de facto pada negara Bangladesh, Brunei, Eritrea, Ethiopia, Israel, Malaysia, dan Sri Lanka. Meskipun demikian, Amerika Serikat dan Australia sebagai negara bekas jajahan Inggris tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi secara de jure, melainkan secara de facto saja atau hanya dalam pengakuan umum.

Selain akibat dari sejarah masa lalu Inggris, munculnya Amerika Serikat sebagai negara adidaya turut mempengaruhi eksistensi bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Amerika Serikat yang tumbuh menjadi negara dengan perekonomian terbaik sejak abad ke-20 membuat banyak negara harus berhubungan dengan Amerika Serikat dalam berbagai hal. Penanaman investasi Amerika Serikat di berbagai negara juga menuntut masyarakat negara lain untuk mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka. Di negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi negara, mempelajari bahasa inggris dianggap meningkatkan daya saing dalam dunia kerja. Oleh karenanya hampir seluruh negara di dunia mewajibkan bahasa Inggris dipelajari pada berbagai jenjang pendidikan.

Selain itu, penetapan sebuah bahasa sebagai bahasa Internasional dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan. Negara pusat ilmu pengetahuan membuat banyak orang mempelajari bahasa negara tersebut. Beberapa negara pusat ilmu pengetahuan tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi mereka, sehingga bagi seseorang yang ingin belajar di negara tersebut mau tidak mau harus menguasai bahasa resmi negara tersebut.

Budaya Memengaruhi Bahasa

Mari sedikit melipir ke Korea Selatan, negara Asia Timur yang kini budaya populernya banyak digandrungi masyarakat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Korea Selatan dikenal sebagai negara kiblat grup idola terbesar di dunia. Grup idola yang memiliki banyak fans seperti EXO, Blackpink, BTS yang sempat menggemparkan dunia beberapa bulan lalu, dan masih banyak lagi grup idola kenamaan asal negara ini.

Tak hanya budaya populernya, serial drama korea  juga memiliki peminat yang tinggi di berbagai belahan dunia. Bahkan, budaya populer Korea Selatan atau biasa dikenal sebagai K-Pop serta drama korea semacam telah menjadi identitas yang melekat pada negara ini. Suksesnya K-Pop dan drama korea di dunia internasional menarik minat masyarakat dunia mempelajari kebudayaan dan bahasa Korea.

Selain Korea Selatan, Jepang juga menjadi salah satu negara yang diminati untuk dipelajari bahasanya karena kebudayaannya. Selain terkenal sebagai negara maju di Asia, Jepang juga dikenal masyarakat dunia karena budaya populernya J-Pop dan anime. Tak hanya Korea Selatan, Jepang juga memiliki grup idola seperti AKB48 yang memiliki banyak penggemar di seluruh dunia.

Selain itu, anime merupakan animasi atau kartun khas Jepang yang banyak digandrungi berbagai kalangan. Kebudayaan itu menarik minat masyarakat untuk mempelajari bahasa Jepang. Sama halnya dengan bahasa Korea, bahasa Jepang juga banyak dipelajari di sekolah menengah atas sebagai mata pelajaran minat, serta terdapat banyak program studi bahasa dan sastra Jepang di berbagai universitas yang ada di Indonesia.

Realitas Bahasa Indonesia

Setelah berjalan jauh ke negara-negara di luar sana, kini saatnya kita kembali ke negara tercinta, Indonesia. Setelah melihat realitas yang terjadi di luar sana, kini saatnya kita menengok realitas yang terjadi pada bahasa Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran yang luar biasa dalam persatuan bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia mampu memudarkan batas-batas kesukuan yang meretakkan nilai persatuan. Bahasa Indonesia juga memudahkan masyarakat dari berbagai daerah untuk berkomunikasi. Bayangkan saja apabila tidak ada bahasa Indonesia. Bagaimana masyarakat antardaerah dapat berkomunikasi? Komunikasi jelas akan terjalin dengan sulit karena antarpenutur bahasa tidak memahami apa yang sedang dibicarakan, maka akan sering terjadi kesalahpahaman.

Kemudian bagaimana kedudukan bahasa Indonesia saat ini bagi masyarakat Indonesia itu sendiri? Saat ini bahasa Indonesia masih dijadikan sebagai bahasa utama negara Indonesia. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, pendidikan, dan berbagai kegiatan formal lain. Dalam kesehariannya, masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dengan logat yang berbeda-beda tiap daerahnya. Logat tersebut menjadi sebuah ciri khas kedaerahan. Biasanya dengan logat dapat dengan mudah dikenali daerah asal si penutur.

Namun bahasa Indonesia dalam komunikasi tidaklah sekaku bahasa Indonesia formal kenegaraan, bahasa Indonesia sering tercampur istilah bahasa daerah maupun bahasa asing. Dewasa ini terdapat trend mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, atau biasa dikenal sebagai bahasa Jaksel (Jakarta Selatan, asal istilah tersebut dicetuskan).

Memadukan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris saat ini dianggap keren oleh anak muda. Namun beberapa orang menganggap trend ini adalah bentuk ketidakbanggaan terhadap bahasa sendiri. Selain itu, tren ini dianggap sebagai sebuah penyimpangan bahasa dan dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia.

Realitas Bahasa Indonesia di Luar Negeri

Eksistensi bahasa Indonesia di luar negeri dapat dikatakan cukup eksis. Hingga saat ini telah tercatat 45 negara di dunia mempelajari bahasa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan. Negara tetangga kita, Australia, menempatkan bahasa Indonesia pada mata pelajaran wajib sekolah dasar. Tak tanggung-tanggung, 500 sekolah dasar di Australia mewajibkan pelajaran bahasa Indonesia kepada seluruh muridnya.

Berlayar ke utara, kini kita melihat eksistensi bahasa Indonesia di Asia Timur, khususnya Jepang dan Korea Selatan. Di Jepang, bahasa Indonesia cukup diminati untuk dipelajari. Terdapat empat universitas besar yang mempelajari bahasa Indonesia, diantaranya Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Sangyo Tokyo, Universitas Tenri, dan Universitas Setsunan. Bahkan di beberapa universitas, program studi bahasa Indonesia memiliki persaingan keketatan yang sangat tinggi.

Setali tiga uang dengan Jepang. Masyarakat Korea Selatan juga memiliki minat yang tinggi dalam mempelajari bahasa Indonesia. Berbagai universitas di Korea Selatan juga banyak menawarkan program studi sastra dan bahasa Indonesia. Hankuk University of Foreign Studies adalah salah satu universitas yang menawarkan program studi bahasa dan sastra Indonesia. Universitas ini juga telah meluluskan banyak sarjana sastra Indonesia. Tak tanggung-tanggung, dosen serta mahasiswa universitas ini sangat menggandrungi sastra Indonesia, bahkan diantaranya memiliki sastrawan idola seperti. Pramoedya Ananta Toer adalah sastrawan idola kebanyakan mahasiswa di universitas ini.

Selain Australia, Jepang, dan Korea Selatan, bahasa Indonesia juga memiliki posisi penting di negara Asia Tenggara seperti Vietnam. Vietnam menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua. Kemudian masih banyak lagi penutur bahasa yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Masa Depan Bahasa Indonesia

Berbicara mengenai bahasa Internasional, perlu diingat bahwa indikasi sebuah bahasa dapat dijadikan sebagai bahasa Internasional adalah bahasa resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), bahasa perhubungan antar negara, bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, dan bahasa Esperanto. Selain itu sebuah bahasa internasional seharusnya memiliki nilai sejarah, serta sebuah negara asal bahasa harus memiliki daya tarik tersendiri baik dalam segi ekonomi, ilmu pengetahuan, maupun budaya. Apabila dikaitkan dengan bahasa Indonesia, apakah bahasa Indonesia memiliki indikator-indikator sebagai bahasa Internasional?

Pertama, perlu dilihat posisi Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia menjadi anggota Majelis Umum PBB semenjak tahun 1951, terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB selama empat kali, menjadi anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB selama sebelas kali, dan terpilih sebanyak tiga kali sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Meskipun Indonesia adalah negara berkembang, namun posisinya di PBB cukup strategis sehingga memungkinkan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa resmi PBB. Tak hanya itu, Indonesia memiliki potensi kemajuan pada sektor ekonomi sehingga bahasa Indonesia memiliki potensi menjadi Bahasa Internasional seperti Bahasa-bahasa di negara adidaya.

Pada bidang budaya, Indonesia juga memiliki budaya yang banyak dikagumi masyarakat dunia. Meskipun demikian, Indonesia tak boleh langsung berbesar kepala. Masih banyak tugas yang harus dilakukan untuk mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, salah satunya dengan menanamkan kecintaan bahasa Indonesia pada penduduknya.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga harus mencintai dan memperkenalkan budaya asal Indonesia agar dapat dilirik juga dipelajari oleh masyarakat Internasional. Bagaimana bahasa kita dapat dicintai masyarakat internasional jika kita sebagai penutur aslinya tidak cinta dan bangga?

Penulis: Stefani Kartika Dewi | Gambar: Freepik