Kenapa karo tidak mau disebut batak

Kenapa karo tidak mau disebut batak

1. Fakta Ilmiah (Berdasarkan Keberadaanya ) - Orang Karo sudah ada di Sumatra sekitar 6000-7000 tahun lalu, sedangkan - Orang Batak berada di Sumatra sekitar 500-800 tahun lalu.

( Mungkin fakta ini yang membuat orang Karo percaya bahwa mereka bukan orang Batak, karena nenek moyang orang karo lebih dahulu menduduki Pulau Sumatera, adapun pernyataan diatas bukan untuk membuat perpecahan melainkan hanya sebagi pencerahan saja. )

2. Orang Batak berasal dari Raja Batak.
    Orang Karo percaya bahwa nenek moyang mereka berbeda.


Berbicara mengenai orang Batak, tak salah lagi kita akan berbicara mengenai salah satu suku di Indonesia. Ditinjau dari beberapa buku, Batak itupun ada macamnya, misalnya saja Batak Toba, Mandailing, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Karo.
Namun banyak orang Karo sendiri kurang menyukai panggilan Batak yang ditujukkan kepada mereka. Alasannya, orang Batak dan orang Karo punya nenek moyang yang berbeda. Jika orang Batak adalah mereka yang berasal dari keturunan Raja Batak, orang Karo sendiri meyakini bahwa mereka berasal dari Kerajaan Aru yang rajanya disebut Pa Lagan - nama khas orang Karo. Suku Karo itu juga banyak macamnya, misalnaya : Karo Gugung, Karo Jahe, Karo Langkat, dan Karo Singkil.

3. Bahasa Karo bukan Bahasa Batak.
    Karena memang berbeda, orang Karo dan orang Batak tak akan bisa paham bahasa satu sama lain

Ini alasan yang paling menonjol ketika orang Karo tidak ingin disebut orang Batak, karena pada dasarnya mereka memiliki bahasa yang sangat jauh berbeda. Meskipun bahasa keduanya masih sama-sama satu rumpun protoaustronesia, Orang Karo tidak akan memahami apabila orang Batak berbahasa Batak, begitupun sebaliknya.
Contohnya jika kita ingin menanyakan 'Kamu mau kemana?' Dalam bahasa Karo, ini akan menjadi 'Kuja kam e?' Sedangkan dalam bahasa Batak, disebut 'Natu dia ho?
yang lucunya lagi jika bahasa Batak disebut "Natu dia ho", bila orang Karo yang baca maka arti dari "Natu dia ho" itu adalah : alat kelamain laki - laki (bila dibahasa Karo kan), dari sini terlihat bahwa Dialeknya memang berbeda.

4. Adat dan Karakter pada orang Karo dan Batak Jelas Berbeda.


Ketika saya bertanya kepada beberapa teman saya yang merupakan orang Karo mengenai alasan mereka tidak ingin disebut Batak, banyak yang menyebut adat istiadat atau karakteristik Batak dan Karo yang jauh berbeda. Karo punya budaya yang unik dan mengikat. Siapa saja yang termasuk sebagai Karo akan terikat dalam sistem kekerabatan yang disebut Sangkep Ngeluh. Sangkep Nggeluh ini tentu saja tidak memasukkan orang-orang Batak seperti Batak Toba, Simalungun, Mandailing, dll. Jadi khusus untuk orang Karo saja, adapun arti dari "Sangkep Nggeluh" adalah : Kelengkapan hidup bagi orang Karo.
Mungkin karena secara alami lahir seperti itu, sehingga tidak suka dikategorikan Batak. Kalo ditanya alasan spesifik , karena bahasa dan adat istiadat Karo juga sebenarnya berbeda dari Batak.
Contoh lainnya lagi seperti ini : 
- Kalo adat Batak Perkawinan dilakukan di "kampung" Si Laki - laki. Tapi
- Kalo adat Karo Perkawinan dilakukan di "kampung"  Si Perempuan.
yang paling uniknya lagi kalo di Karo ada istilah Rebu (larangan berbicara) dalam ssebuah keluarga sedangakan di Batak tidak ada.
 
5. Bukan hanya orang 'Karo' saja yang enggan disebut ‘Batak’
Jika diperhatikan, istilah Batak itu sendiri sebenarnya lebih merujuk pada adat dan kebudayaan orang Toba yang berasal dari Tapanuli dan daerah di Sumatera Utara. Sehingga tak hanya Karo, banyak juga orang Mandailing yang kurang setuju jika disebut 'Batak'.

6. Sunda bukan Jawa walaupun hidup di pulau yang sama.
    Karo juga bukan Batak walau sama-sama tinggal di Sumatera Utara
Ya sederhananya mungkin seperti orang Sunda yang tidak bisa disamakan dengan orang Jawa, orang Katolik yang tidak bisa disamakan dengan Protestan. Batak ya Batak, Karo ya Karo, kira - kira seperti itulah.

Adapun, istilah Batak itu sendiri dapat menjadi sangat rancu dan kabur, tergantung darimana kita memandangnya. Namun selama ini kebanyakan orang mengasosiasikan Batak sebagai kebudayaan Toba, yang tentu saja tidak sama dengan Karo. Wajarlah jika banyak orang Karo yang tidak merasa sebagai bagian dari Batak.


- Baca Juga :Tanta Ginting : Mejuah - Juah Bukan Horas, Karo Beda [Karo & Batak Bersahabat]
- Baca Juga :Guru Patimpus, Putra Karo Pendiri Kota Medan
Akhir cakap, semoga saja artikel ini dapat memberikan wawasan lebih mengenai pemahaman kita akan orang Karo dan Batak itu sendiri, yang merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Bukan ingin memprovokasi, karena merasa berbeda tidak berarti mendukung perpecahan dan konflik, bukan? [KARO & BATAK BERSAHABAT] Karo dan Batak itu akan selalu menjadi Pilar Sumatera Utara, adapun kekerabatan kedua suku ini dimana saja bisa anda lihat.
Salam.... Karo & Batak Pilarnya Sumatera Utara.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Rumah Karo Si WALUH JABU/Koleksi pribadi."][/caption] Logika Karo bukan batak cukup lengkap: 1. logika batak adalah penyebutan orang ketiga, bukan pengakuan secara umum yang dibatakkan orang ketiga, dan ada yang menerma nama batak itu misalnya Toba. Orang Karo tidak pernah menukar nama daerahnya yaitu TANAH KARO, dan tidak pernah menjadi tanah batak Karo. Orang Karo malah merasa terhina jika dipangil batak, karena ini terkait sejarah yang panjang dalam kehidupan masyarakat Karo. 2. Karo jangan lihat hanya di daerah dataran tinggi saja, tetapi Karo ada di dataran rendah, daerah Langkat hingga Aceh Tengara, daerah Dairi, Simalungun, Deliserdang bahkan sampai ke Tanjung Balai. Ingat bahwa KUALA NAMU adalah nama dan daerah orang KARO. 3. Jangan lihat karo hanya diperbatasan batak sehingga ada perpotongan kebiasaan dan adat yang saling tumpang tindih tapi lihat deperbatasan melayu, orang karo yang jadi melayu. Orang Karo islam seperti Datuk Surbakti dll. Orang Karo pendiri KOTA MEDAN. 4. Sejarah Kerajaan Aru, sejarah daerah di DELI TUA Medan sama sekali tidak berpotongan dengan daerah diselatannya, itu ditandai dengan kebiasaan adat bahkan BAHASA. 5. Filsafat yang lebih tinggi orang Karo memilki filsafat DIBATA, sedanga yang lain hanya level RAJA. Orang Karo memuliakan manusia sebagai "TUHAN YANG KELIHATAN" (Dibata Niidah) yaitu satu sekolompok peradatan yang berputar menurut posisi adatnya.  Artinya orang KARO sdh mengenal manusia-TUHAN, yang memilki nilai tingi jauh dari sifat kanibalisme yang merupakan catatan tersendiri bagi istilah BATAK. 5.  Orang Karo dari seJARAHNYA dan KEBIASAANYA mencirikan kebiasaan yang erbeda seperti pemdemdam dan memiliki harga diri yang tinggi. Ini mencirikan pengaruh dari METABOLISME dan KEBIASAAN LINGKUNGAN BUDAYA, ADAT , CARA BERPIKIR YANG KHAS. Orang Karo lebih rela mati demi harga diri contoh tidak ada kerjasama dengan Belanda. 6. Faktor bahasa, tidak ada perpotongan bahasa yang berarti dengan mereka yang menyebutkan dirinya BATAK, khusunya Bahasa Tapanuli/Toba. Persamaan bahasa ada dengan masyarakat PAK-PAK  yang hampir 50% tetapi tidak dengan bahasa batak. Arti-arti yang sagat berbeda dan rancu dalam kehidupan msyarakat maginal sama sekali tidak nyambung. Contoh: Kamu mau kemana? Karo = Kuja kam e; Batak = Natu dia ho. 7. Faktor IKATAN dan ADAT, Karo tentunya memiliki MARGA yang terikat secara turunan, seperti misalnya merga sembiring pastilah bapaknya bermarga sembiring, tetapi dari antara marga sembiring dan tarigan bukanlah terikat karena satu keturunan seperti oleh sistem yang ada di batak yang mengikat semua marga mereka dari satu sumber yaitu si RAJA BATAK. Karo secara keseluruhan diikat dengan kekerabatan tidak dengan darah. Karo bukan keturunan si RAJA BATAK, beberapa bagain dari Karo berasal dari INDIA yang diikat dalam kekaroan. 8. Sifat individualisme yang sangat menonjol dan pintar terbukti dengan permainan-permainan yang sangat mengandalkan LOGIKA OTAK, seperti permainan catur karo,  jokker karo. Karo juga memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam teknologi, Karo membangun rumah yang tahan gempa di tanah karo yang terletak dikaki bukit barisan pulau sumatera. Kemampuan orang Karo yang tunggal itu dapat dibuktikan misalnya naiknya nama-nama orang seperti MS KABAN, TIFATUL SEMBIRING yang berjuang atas nama pribadi bukan membawa suku menjadi orang penting di Indoeneisa. Demikian juga para ilmuan KARO mampu mempublikasi jurnal Internasional dengan nama TUNGGAL........ Inilah yang membuktikan bahwa KARO lebih besar dari bayangan sejarah yang harus di update dan kami mengatakan KARO bukan BATAK. Contoh saja penemuan fosil  manusia purba dari jawa, yang selama ini diangap sebagai bagian dari evolusi manusia dari kera yang akhirnya disimpukan bahwa temuan itu adalah campuran dari kerangaka KEPALA KERA dengan kerangka badan manusia, sehinga kesimpulan saat ini bahwa di jawa, kera dan manusia telah sama-sama ada disaat itu. Hal seperti ini dapat mengubah sejarah bahwa KARO itu bukan batak dan lebih besar dari sekedar Karo yang ada di tanah KARO. Hypotesis yang mungkin dilakukan adalah AWALNYA KARO memilki INTI dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan legenda si raja batak. Inti ini yang berkembang, dan inti ini pasti sangat sakti dan sangat dominan, sehingga siapa saja yang masuk kedalamnya diikat dan dikonversi menjadi Karo. Karo itu sendiri adalah kelompok suku yang unggul didalam segala hal terbukti sampai saat ini tetap menjaga kebersamaan dan adat budayanya dan disisi lain mampu menunjukkan KEPINTARANNYA dengan banyaknya publikasi di Jurnal Internasional. Silahkan ketik kelima merga KARO, di scholar.google.com. Tarigan, Ginting, Sembiring, Perangin-angin dan Karo-karo dan sub merganya seperti, Barus, Kaban, Sebayang maka akan ditemukan ratusan tulisan orang KAro di level DUNIA. Ini merupakan salah satu bukti bahwa 0rang Karo yang dalam populasinya dibawah 1 juta ini memilki genetika yang baik dan dasar keilmuan yang baik seperti yang disampaikan pada paragraf di atas. Dalam proses berjalannya waktu dan dengan model IKATAN dalam budaya Karo  maka mengapa logika KONTAMINAN/pengotor yang masuk ke Karo dalam prosesnya mereka lalu teriak dari dalam karo dan mengaku batak dan itu hal yang wajar terjadi. Apalagi catatan sejarah selama ini telah membatakkan karo. Sehingga sampai sekarang Karo itu  berani megatakan yang Karo is Kro, yang karo juga mengaku batak karena faktor kontaminasi is up to them, dan Karo yang mengaku melayu juga is fine.