Home Student Edukasi
Apa Rasa Air Putih?Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 13 Jul 2017 10:38 WIB
Bagikan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Air minum atau biasa disebut air putih, rasanya apa? Kebanyakan kita akan bilang, tak ada rasanya sama sekali. Tapi kalau tak ada rasanya, kok kita tahu yang sedang kita minum itu air putih?
Sebuah penelitian terbaru telah menyingkapkan jawabannya. Jadi, lidah kita sendiri punya cara tersendiri dalam mendeteksi air putih.
Lidah mengetahui bahwa yang kita minum adalah air bukan dengan mencicip air itu sendiri, melainkan dengan mendeteksi acid, atau yang bisa kita sebut asam.
Mamalia, seperti kita manusia, membutuhkan air untuk bertahan hidup. Jadi, mamalia perlu memastikan apakah yang mereka minum itu air atau bukan. Indera pengecap kita sudah berevolusi untuk mendeteksi substansi yang kita perlukan, seperti gula dan garam.
“Jadi, mendeteksi air juga perlu indera,” kata Yuki Oka, yang belajar mengenai otak di Institut Teknologi California di Pasadena, seperti dikutip sciencenewsforstudents.org, baru-baru ini.
Oka dan timnya menemukan area di otak yang disebut hypothalamus yang bisa mengontrol rasa haus. Tapi otak sendiri tak bisa mengecap, bukan? Ia harus menerima sinyal dari mulut, yang mempunyai indera pengecap yaitu lidah.
“Harus ada sensor yang mengecap air, sehingga kita bisa memilih cairan yang benar,” tutur Oka. Kalau tidak, bisa saja kita meminum cairan lain. Kalau itu racun, waduh, alamat melayang nyawa kita.
Untuk melacak pengecap air ini, Oka dan timnya meneteskan cairan berbeda-beda pada lidah tikus: manis, asam, dan rasa gurih. Mereka juga meneteskan air murni.
Pada saat yang sama, mereka merekam sinyal elektronik dari sel saraf yang tersambung ke indera pengecap. Seperti diduga, tikus menunjukkan respons yang kuat atas rasa-rasa tersebut, termasuk air murni.
Penjelasan ilmiahnya begini: jadi mulut kita itu kan mengandung liur, yang terdiri dari campuran enzim dan molekul lain, termasuk ion bicarbonate, yaitu molekul kecil dengan muatan negatif. Bicarbonate membuat liur dan mulut jadi agak basic, yaitu punya pH lebih tinggi dari air murni.
Ketika air murni masuk ke mulut, ia akan menyapu liur. Maka sebuah enzim di mulut pun kemudian masuk menggantikan ion-ion tadi. Enzim ini terdiri dari karbondioksida dan air untuk membuat bicarbonate. Efek sampingnya, ia juga memproduksi proton.
Nah, bicarbonate itu basic, sedang proton itu asam. Di sinilah, indera pengecap kita mendeteksi asam, seperti halnya mendeteksi rasa asam pada lemon. Tapi bukan berarti air itu rasanya asam lho ya.
Bagikan :
Dalam beberapa hari lagi bulan Ramadhan akan tiba, dan umat islam akan menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Agar bisa menjalankan ibadah dengan baik salah satu yang dilakukan adalah makan di saat sahur, Sahur merupakan ”modal energi” dalam menjalankan ibadah puasa seharian. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang tepat dan sesuai akan membuat ibadah puasa tidak terasa berat.
Saat makan sahur, disarankan tetap menerapkan porsi ‘isi piringku” dengan menu bergizi seimbang, seperti kita makan siang di hari biasanya,” tutur Tari Hutomo, pelaksana program Gizi UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Lebih lanjut dikatakan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis atau asin saat sahur.
”Lebih baik kurangi makan makanan yang terlalu manis dan asin. Karena gula dan garam itu sifatnya akan menarik cairan tubuh, sehingga kita akan lebih sering buang air kecil. Dan akan terlalu sering kencing, yang berakibat akan cepat haus,” terangnya.
Rasa haus adalah salah satu mekanisme dalam tubuh yang memberi tanda adanya cairan tubuh berkurang (kekurangan cairan). Oleh sebab itu, disarankan saat sahur untuk memperbanyak minum air putih. Untuk menjaga kadar air di dalam tubuh agar jangan sampai kekurangan cairan.
Selain itu, kurangi konsumsi makanan asin saat sahur. Hal ini dikarenakan bahwa makanan yang kadar garamnya tinggi juga akan mempercepat keluarnya cairan tubuh. “’Sebagimana halnya gula, kandungan garam yang tinggi juga bisa menarik cairan banyak sekali, sehingga sel-sel kita akan kekurangan cairan karena ditarik oleh garam, dan akan berisiko terjadinya dehidrasi. Untuk itu disarankan saat makan sahur kurangi konsumsi makan asin yang akan membuat jadi mudah merasa haus,” tandasnya. Pemilihan menu sahur sesuai dengan “isi piringku” adalah memilih menu sahur yang terdiri dari makanan berprotein, karbohidrat kompleks yang tinggi serat, serta memperbanyak konsumsi buah serta sayuran segar saat sahur untuk membantu menjaga stamina tubuh saat menjalankan puasa. (mBinG)