Kenapa ras muhamad disebut duta regae

Berita Terkini

  • Natanael Sepaya | Rabu, 16 November 2016 07:22 WIB

  • Natanael Sepaya | Selasa, 12 Januari 2016 20:18 WIB

  • Guntur Merdekawan | Minggu, 02 Agustus 2015 18:35 WIB

  • Erick | Rabu, 10 Juni 2015 14:22 WIB

  • Girindra Permana Cahya | Rabu, 10 Juni 2015 12:50 WIB

  • Erick | Rabu, 10 Juni 2015 11:22 WIB

  • Risang Sudrajad | Selasa, 03 Februari 2015 13:50 WIB

  • Risang Sudrajad | Selasa, 03 Februari 2015 12:22 WIB

  • Arai Amelya | Selasa, 09 Desember 2014 18:25 WIB

  • Guntur Merdekawan | Minggu, 09 November 2014 19:21 WIB

  • Adhib Mujaddid | Jum'at, 31 Oktober 2014 08:50 WIB

  • Nizar Zulmi | Kamis, 09 Oktober 2014 22:21 WIB

  • Fajar Adhityo | Rabu, 01 Oktober 2014 10:50 WIB

  • Nizar Zulmi | Selasa, 30 September 2014 23:21 WIB

  • Nizar Zulmi | Selasa, 12 Agustus 2014 20:50 WIB

  • Nizar Zulmi | Jum'at, 25 Juli 2014 12:21 WIB

  • Fajar Adhityo | Sabtu, 31 Mei 2014 12:50 WIB

  • Trian Sulaiman | Rabu, 12 Maret 2014 20:35 WIB

  • Renata Angelica | Minggu, 19 Januari 2014 05:01 WIB

  • Renata Angelica | Sabtu, 18 Januari 2014 20:01 WIB

ShowBiz Hiburan & Gaya Hidup

Jul 27, 2017 | Asty TC

MESKI tak banyak yang tahu, musik reggae Indonesia juga berjaya di mancanegara. Salah satu nama yang menjadi ikon reggae Tanah Air, yaitu Ras Muhamad. Penyanyi yang sering disebut sebagai duta reggae Indonesia ini aktif manggung di berbagai acara musik, nasional maupun dunia. Tak hanya festival reggae, penyanyi "Salam" ini juga pernah tampil di panggung Java Jazz Festival.

Panggung terakhirnya di bulan Juli ini yaitu "LB27 Reggae Camp 2017" di Cegled, Hongaria. Dengan selalu membawa nama dan ciri khas Indonesia, penyanyi kelahiran 1982 ini sukses menyemarakkan acara yang diadakan 25-29 Juli tersebut. Diiringi Budapest Riddim Band, Ras Muhamad mengumandangkan tembang-tembang populernya, seperti "Salam", "Lion Roar", "Open the World", "Emansipasi", "Learn and Grow", dan "Farmerman".

Meski sebagian lagu berbahasa Indonesia, para hadirin tetap hanyut menikmati penampilan Ras Muhamad. Kesempatan ini merupakan kali kedua bagi sang duta reggae Indonesia tampil di "LB27 Reggae Camp", yang tahun lalu diadakan di kota Hatvan, Hongaria.

Setelah menggoyang panggung utama festival reggae tahunan terbesar di Hongaria tersebut, Ras akan jalani serangkaian pertunjukan di Jerman. Ia bersama Toke & The Soultree Colective akan tampil di "Reggae Jam Festival" di Bersenbruck, "the Jungle Sessions" di Hamburg, dan "YAAM Acoustic Live Show" di Berlin serta Postdam.

Penyanyi berambut gimbal itu rencananya juga akan tampil bersama Marla Brown, artis reggae asal Jamaika yang merupakan putri mendiang raja reggae Denis Brown. Mereka akan ada di dua panggung, yaitu "UpRising Reggae Festival" di Bratislava, Slovakia akhir Agustus dan "Africa Day" di Wina, Austria awal September.

Sebelumnya, Ras telah berkunjung ke Costa Rica, Amerika Latin untuk mengisi tiga panggung "6th Anniversary of Fyah Red", yakni di kota San Carlos, San Jose, dan Nicoya. Ia tampil bersama Sara Lugo, artis reggae Jerman dan Jahdan Blakkamoore, artis asal Guyana.

Tak hanya festival, ia pun akan menyemarakkan pesta rakyat peringatan HUT RI ke-72 di Berlin, Jerman pada 12 Agustus dan di Budapest, Hongaria pada 17 Agustus mendatang.

Kesibukannya itu ia lakukan di tengah persiapan album baru. Sepanjang kiprahnya di musik reggae, Ras Muhamad menjadi artis reggae Indonesia yang paling banyak bekerja sama dengan artis internasional. Sebut saja Marla Brown, Kabaka Pyramid, Sara Lugo, dan Toke & The Soultree Collective. (*)

Sumber: ANTARA

Baca juga artikel terkait di sini: Rambut Gimbal, Bukan Sekadar Fesyen.

Baca Original Artikel

  • Dalam wawancara eksklusif ini, VoB secara gamblang menceritakan perjuangan mereka untuk tetap hidup dari musik. Menambal kebutuhan sehari-hari dengan berjualan seblak, jadi pramuniaga toko sepatu, jualan kerudung, sampai bekerja mencabuti bulu ayam mereka jalani. Perjuangan itu tentu mereka barengi dengan komitmen bermusik yang membawanya pada mewujudkan mimpi-mimpi masa lalu.

  • Merayakan Hari Musik Nasional, kami kembali menelusuri salah satu penyanyi perempuan legendaris dari ranah jazz/pop kreatif. Sudah hampir 50 tahun Ermy Kullit eksis di industri musik Indonesia. Namanya hari ini mungkin terdengar asing, tapi kiprahnya sejak dekade 1970-an jangan ditanya. Ermy malang-melintang di Asia Tenggara sebagai penyanyi di  berbagai klub eksekutif. Sampai hari ini, namanya bukan hanya top di Indonesia, tapi juga di Singapura dan Malaysia.

    Masih dengan semangat yang sama, Ermy kini menjaga konsistensi dalam merilis karya. Beberapa waktu lalu dia merilis lagu baru berjudul "Melodi Asmara" yang diproduseri tim produser muda S/EEK (Marco Steffiano, Joshua David Kunze, Jessi Mates, Adrian Rahmat Purwanto).

  • Salah satu nama penting saat bicara sejarah musik rock di Indonesia adalah Sylvia Saartje. Pada era 1970-an, majalah musik Aktuil menahbiskan Sylvia sebagai Lady Rocker Pertama Indonesia. 

    Sylvia membuka jalan bagi para penyanyi rock perempuan era setelahnya. Menyibak tabir, melawan stigma, dan tetap percaya pada mimpi menjadi penyanyi rock perempuan meski pandangan sosial pada masa itu menganggap jalan yang dipilihnya sesuatu yang tak lazim, bahkan tabu. Selengkapnya...

  • Jika ada penyanyi yang mampu membawakan nyaris semua genre lagu dengan sangat baik, maka Hetty Koes Endang adalah sosoknya. Bunda Hetty, demikian Hetty Koes Endang kerap disapa, memiliki lebih dari 100 album dengan genre bermacam-macam. Dari pop, keroncong, dangdut, sampai lagu-lagu berbahasa daerah. Hetty Koes Endang adalah legenda hidup musik Indonesia. Mengawali karier dari festival ke festival, hingga sampai pada satu momen Bunda Hetty mampu mengalahkan band besar dunia Earth Wind & Fire pada sebuah festival musik di Amerika Selatan, tahun 1983.  Dalam episode terbaru Shindu's Scoop, Bunda Hetty menceritakan perjalanan karier dan bagaimana bertahan selama lebih dari empat dekade di industri musik. Bahkan sampai detik ini masih aktif sebagai juri program kompetisi menyanyi di Malaysia. Selain itu, Bunda Hetty juga menceritakan beberapa kisah menarik dari karya-karyanya. Termasuk kolaborasi ikoniknya dengan almarhum Chrisye dalam lagu "Sayang."

  • Merayakan semarak The Papandayan Jazz Festival, Shindu's Scoop menghadirkan episode spesial Fariz RM. Dalam episode ini, Fariz bercerita tentang momen awal jatuh cinta dengan musik. Selain itu, Fariz juga blak-blakan mengulas album Sakura, Panggung Perak, dan menjawab proses kreatif di balik lahirnya album Hotel San Vicente dari grup musik yang dibentuknya, Transs.

    Secara eksklusif Fariz juga mengakui keterlibatannya dengan narkoba, dan bagaimana akhirnya bisa lepas dari jerat candu yang sempat menyeretnya berkali-kali ke hotel prodeo.

  • Masih dalam rangkaian ulang tahun ke-empat Medcom.id, Shindu's Scoop mempersembahkan wawancara eksklusif Asido Rohana Panjaitan, personel Panbers terakhir yang tersisa hari ini. Secara gamblang Asido menceritakan perjalanan Panbers sebagai salah satu band terbesar dalam perjalanan industri musik Indonesia.

    Drummer Panbers ini juga menceritakan proses kreatif di balik lagu-lagu Panbers, dari "Mr. Bloon" sampai membeberkan latar lokasi gereja dalam lagu ikonik "Gereja Tua."  Asido juga menceritakan almarhum sang kakak yang juga pentolan Panbers, Benny Panjaitan, adalah sosok yang tak pernah patah hati. Hal ini cukup mengejutkan karena katalog lagu-lagu patah hati Panbers banyak diciptakan oleh Benny Panjaitan.
     

  • Sejak dekade 1950-an Bob sudah menapaki industri rekaman. Bahkan pada akhir 1960-an, Bob sempat mengadu nasib ke Amerika Serikat. Di Amerika, Bob berteman dengan sejumlah nama besar, dari Andy Williams, Al Jarreau, sampai dewa gitar Jimi Hendrix.

    Dalam wawancara ini Bob bercerita tentang banyak hal, mulai dari kisah lolos dari kecelakaan maut yang merenggut nyawa seluruh bandnya di Amerika, satu studio dengan Jimi Hendrix, hingga cerita soal mega hit "Widuri" yang sebelumnya tidak masuk rencana album.

  • Bagi Ivanka, menggantikan posisi Bongky dalam tubuh Slank adalah sebuah beban yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. 
     

  • Dalam bagian kedua ini, Iwan Fals bercerita tentang album terbarunya yang berjudul Pun Aku. Album ini menjadi penanda tersendiri dalam perjalanan karier Iwan Fals. Jika pada karya-karya terdahulunya Iwan Fals banyak terinspirasi orang-orang di sekitarnya (anak, dan istri), dalam album ini Iwan Fals menuangkan lebih banyak tentang dirinya sendiri.

  • Dalam kesempatan yang sangat baik ini, kami membahas apa saja, mencoba menjelajahi sudut-sudut pikiran sang legenda. Mulai dari film favorit Iwan Fals, pengalamannya jadi wartawan, renjana akan seni lukis, ketakutan dalam hidup, bagaimana melihat musisi hari ini, sampai kenakalan masa muda.
     

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA