Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?

Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi
Alamat: Desa Sipungguk, Kec. Kuok, Kab. Kampar, Riau.

Rumah Lontiok merupakan rumah adat dari provinsi Riau yang sudah ditetapkan menjadi Rumah Adat Kampar tahun 2007. Rumah adat ini terbuat dari kayu yang dahulu disebut dengan lancang atau pencalang.

Nama lontiok diambil karena bentuk rumah ini seperti perahu yang melengkung ke atas. Bentuk dari rumah ini adalah rumah panggung. Rumah tradisional ini tidak hanya digunakan sebagai hunian namun di dalamnya memiliki berbagai makna yang tersembunyi dari bangunan serta arsitekturnya.

Bentuk dari Rumah Lontiok layaknya Sebuah perahu hal ini karena nenek moyang Suku Kampar dahulunya merupakan seorang pelaut yang lama tinggal di lautan, namun karena ingin memiliki rumah yang lebih besar mereka membangun peradaban di darat dengan tetap mempertahankan ciri khas masyarakat yang hidup di berlayar.

Daya Tarik yang Dimiliki Rumah Lontiok

Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Abdul Haris

1. Bentuk Seperti Perahu

Bentuk dari rumah adat khas ini atapnya membentuk lengkungan yang mengarah ke atas lentik dan juga runcing. Sedangkan bentuk dindingnya menjorok ke luar, dengan kaki seperti perahu.

Rumah memakai tongkat kayu yang tingginya melebihi tinggi dari orang dewasa. Bentuk rumahnya adalah rumah panggung, untuk naik ke rumah perlu menggunakan tangga kayu yang jumlahnya ganjil.

2. Terbuat dari Kayu Keras Asli

Rumah Lontiok terbuat dari bahan kayu keras asli yang diproses dengan cara sederhana. Jenis kayu yang dipakai adalah kayu kulim, kayu trembesi, kayu resak dan kayu punak untuk bagian dinding dan tiang. Sedangkan pada bagian lantai menggunakan jenis kayu punak. Bangunan atap rumah adat cantik ini dahulu terbuat dari ijuk, daun nipah atau rumbia.

Kayu yang dipakai punya ukuran yang panjang, tidak dipaku dan juga tidak di sambung sehingga materialnya saat ini sangat sulit didapatkan apalagi jumlah yang dibutuhkan pun banyak.

BACA JUGA:  15 Tempat Wisata di Padang Lawas Terbaru & Terhits Dikunjungi

3. Terdiri dari 3 Ruangan

Rumah adat lontiok terdiri dari 3 ruangan. Ini sesuai dengan pepatah kehidupan dari Warga Kampar yang meyakini 3 hal. Alam berkawan, alam bersamak, dan alam semalu. Alam berkawan adalah ruang untuk bergaul dengan tetangga dan warga kampung letaknya ada di bagian depan. Alam bersamak ruang tengah yang ditujukan untuk kerabat dan keluarga.

Ruang ketiga ada alam semalu yang dilambangkan sebagai dapur yaitu ruang pribadi dari kehidupan rumah tangga. Sebelum membangun rumah adat indah ini perlu diadakannya musyawarah pemuka adat untuk menentukan waktu, lokasi dan apa saja yang perlu disiapkan. Proses pembuatan rumah dilakukan dengan gotong royong.

4. Rumah Panggung dengan Berbagai Fungsi

Desain Rumah Lontiok merupakan sebuah rumah panggung dengan bagian kolom yang cukup tinggi, kolom ini memiliki banyak fungsi antara lain:

  • Pelindung manusia dari bahaya binatang buas pada zaman dahulu
  • Dijadikan kandang untuk beternak hewan seperti ayam dan kambing
  • Menghindari dari adanya bahaya banjir yang kerap menimpa Daerah Kampar dari dulu sampai sekarang
  • Menjadi tempat penyimpanan perahu
  • Tempat penyimpanan perkakas dan gudang
  • Playgroup untuk anak-anak yang aman karena tidak perlu jauh dari rumah.
Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Ferdi Yendri

5. Memiliki Banyak Makna Kehidupan

Jumlah anak tangga di rumah adat indah ini terdiri dari jumlah ganjil. Biasanya 5 buah yang memiliki makna rukun islam. Pada bagian atap rumah merupakan bentuk penghormatan umat manusia pada Sang Pencipta dan penghormatan kepada sesamanya.

6. Ukiran Rumah

Rumah adat identik dengan banyaknya ukiran yang menghiasinya begitu pula dengan jenis Rumah Lontiok. Pada bagian tangga terdapat ukiran garis melengkung dengan daun-daunan di ujung garis melingkar. Ukuran tangga ini punya makna kegigihan dan harapan dalam berusaha terlepas dari perjalanan hidup yang di dalam lingkaran nasib.

Pada bagian dinding ada ukiran kepala gondo ari dan juga gondo ari yang punya makna sebagai lambang dan kepala gondo ari. Dua ukiran ini memiliki arti kesuburan dan kehidupan.

Di bagian jendela juga punya ukiran bernama keluk paku dan terawang bungo sekaki dengan makna sebuah kesuburan dan harapan.

7. Tersisa 5 Buah Saja

Rumah adat dari Suku Kampak ini sudah jarang ditemui, rumah warga tergantikan dengan bangunan rumah modern yang menggunakan semen dan bata. Total hanya ada 5 rumah yang tersisa, kondisi rumah yang masih terawat hanya ada 3. Satu rumah dijadikan sebagai homestay dan 2 jadi tujuan wisatawan.

BACA JUGA:  10 Tempat Wisata di Rokan Hulu Terbaru & Paling Hits Dikunjungi

Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Presiden Of The King

Sisa 5 buah Rumah Lontiok berada di Dusun Pulau Belimbing. Rumah adat cantik ini ada di Desa Sipungguk, Daerah Kecamatan Kampar. 2 rumah dijadikan sebagai destinasi wisata untuk mengenalkan dan juga mengenang warisan budaya dari leluhur masyarakat Kampar.

Rute menuju lokasi rumah adat bila sudah berada di Riau bisa menggunakan peta digital dengan keterangan lengkap alamat dan jalan yang bisa ditempuh untuk sampai ke lokasi yang dituju.

Mengunjungi Rumah Lontiok di Kampar ini pengunjung tidak dikenakan harga tiket masuk. Namun pengunjung bisa memberikan sumbang seikhlasnya sebagai bentuk untuk membantu menjaga kebersihan dan biaya perawatan rumah.

Kegiatan yang Menarik Dilakukan di Rumah Lontiok

Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Riau Magz

1. Berkeliling Bangunan Rumah

Wisatawan yang datang ke Rumah Lontiok akan dipandu untuk menyusuri bangunan rumah. Setiap bagian akan dijelaskan beserta dengan maknanya.

Pangkal rumah memiliki fungsi untuk tempat duduk pemilik rumah, saat ada kegiatan dijadikan sebagai tempat tidur. Dari pangkal rumah lanjut ke Ujung rumah yang memiliki fungsi tempat menerima tamu ketika ada acara, di dalam kehidupan harian dipakai sebagai tempat ibadah.

Masuk semakin dalam ke rumah ada bagian ujung tengah. Saat ada acara pernikahan ujung tengah dipakai sebagai pelaminan, jika tidak ada acara dipakai untuk tidur. Bagian selanjutnya adalah Proserek yang digunakan untuk tempat istirahat tamu ibu dan anak-anak. Lanjut ke area Sulo Pandan yang dipakai sebagai tempat barang dan peralatan dapur.

Bagian selanjutnya pedapuan atau dapur, biasanya para ibu berkumpul disini, bisa juga menjadi tempat tidurnya anak perempuan. Area Pedapuan didominasi oleh wanita, bukan hanya pemilik rumah namun tamu wanita pun biasa diterima disini. Bagian yang tidak kalah penting selanjutnya adalah Rangkiang atau lumbung untuk menyimpan hasil panen.

Bagian terakhir yaitu Penampungan Air. Sesuai namanya dipakai untuk menampung air. Kaum laki-laki setelah pulang dari ladang akan mencuci kaki di tempat ini sebelum masuk ke dalam rumah.

2. Bergaya Seolah Menjadi Pemilik Rumah

Kegiatan menarik yang bisa dilakukan ketika mengunjungi salah satu warisan budaya ini adalah berfoto. Banyaknya bagian rumah yang bisa dijadikan sebagai spot foto. Bangunan rumah yang megah, alami dan tradisional daya tarik utamanya. Bergaya layaknya pemilik rumah sebagai ninik dan mamak pasti sangat menyenangkan.

BACA JUGA:  10 Air Terjun Cantik di Kampar yang Wajib Anda Kunjungi

Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Google

3. Menginap di Homestay

Dari tiga bangunan Rumah Lontiok yang masih terjaga perawatannya sampai sekarang ada satu rumah yang disulap sebagai homestay. Pengunjung bisa merasakan tinggal di dalam rumah adat ini, harga sewanya pun cukup terjangkau.

Jumlah kamar yang terbatas mengharuskan pengunjung yang ingin menginap untuk reservasi terlebih dahulu, supaya pihak pengelolaan bisa menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan.

Bangunan untuk homestay di modifikasi sedikit dari segi fasilitas yang ada didalamnya hal itu untuk menambah kenyamanan selama berada di dalam rumah. Keuntungan bila menginap di homestay rumah adat Kampak ini adalah bisa merasakan secara langsung tinggal di rumah adat, dan bisa berfoto secara bebas di semua sudut rumah.

4. Keliling Kampung dengan Odong-Odong

Kegiatan menarik yang ditawarkan pihak pengelola adalah menikmati keindahan Desa sembari naik odong-odong. Lokasi desa yang dekat dengan pinggir Sungai Kampar punya suasana yang sejuk dan adem.

5. Melihat Proses Menggelek Tebu

Di area dekat rumah adat Riau ini ada aktivitas yang bisa disaksikan pengunjung setiap harinya yaitu kegiatan menggelek tebu. Menggelek adalah proses penggilingan tebu untuk diambil sarinya. Sari tebu kemudian dibuat menjadi manisan atau madu.

Fasilitas Wisata yang Tersedia

Kenapa rumah Lontiok disebut juga dengan rumah Lancang?
Image Credit: Google Maps Ferdi Yendri

Fasilitas di Rumah Lontiok masih sangat minim hal ini diketahui dari penuturan pihak pengelola yang mengalami masalah kesulitan dana dalam upaya pembangunan serta perawatannya. Sejumlah fasilitas yang dirasa kurang adalah toilet atau WC umum.

Sebenarnya pihak pengelola sudah membuat kamar mandi umum namun belum cukup bagus untuk standar wisatawan apalagi wisatawan yang datang tidak hanya warga lokal namun ada dari Singapura dan Malaysia.

Akses jalan ke lokasi sebenarnya sudah cukup bagus, adanya homestay juga menjadi fasilitas penunjang. Mengapa pihak pemerintah tidak bisa memberikan banyak dukungan karena status tanah pendirian rumah adat indah ini berupa tanah warisan turun temurun dan tidak ada surat hibah tanah untuk dijadikan destinasi wisata.

Itulah Rumah Lontiok dari Kampar yang memiliki banyak histori dan makna didalamnya. Bangunan rumah adat ini telah disahkan sebagai rumah adat nasional di tahun 2007. Makna dari arsitekturnya bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup, destinasi ini cocok dikunjungi wisatawan yang ingin merasakan nostalgia bangunan tradisional dari Kampar, Riau.