Khianat adalah sifat mustahil bagi rasul yang berarti

2 menit

Tahukah kamu bahwa ada empat sifat manusia yang tidak mungkin dimiliki oleh para Rasul? Kira-kira apa saja ya, sifat mustahil bagi Rasul?

Dalam Islam, terdapat sifat-sifat wajib yang pasti dimiliki para Rasul dan Nabi karena mereka mendapat perlindungan dari Allah Swt.

Oleh karena dilindungi oleh Allah Swt., para Rasul pun tidak mungkin memiliki beberapa sifat buruk yang sering ditemukan pada manusia.

Apa saja kira-kira sifat mustahil bagi Rasul tersebut?

Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Sifat Mustahil Bagi Rasul dan Penjelasannya

1. Al-Kizzib

Khianat adalah sifat mustahil bagi rasul yang berarti

Al-Kizzib merupakan sifat mustahil bagi Rasul yang artinya adalah dusta atau suka berbohong.

Sifat yang satu ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Rasul, yakni As-Shidiq yang berarti selalu benar dan jujur.

Alasan mengapa Al-Kizzib tidak mungkin dimiliki para Nabi dan Rasul adalah karena lisan dan hati para Nabi sudah terjaga dari sifat-sifat buruk yang satu ini.

Pernyataan ini juga bisa kamu temukan di Al-Qur’an surat An-Najm ayat 1-4 yang berbunyi:

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى (1) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (2) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى 4))

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Al-Qur’an) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.”

2. Al-Khianat

Sifat berikutnya yang tidak mungkin dimiliki para Rasul dan Nabi adalah Al-Khianat.

Al-Khianat memiliki arti yakni berkhianat atau tidak dapat dipercaya dan merupakan kebalikan dari sifat Al-Amanah.

Sangat tidak mungkin seorang Rasul memiliki sifat Al-Khianat karena mereka tidak mungkin mengkhianati umatnya sendiri.

Setiap hal yang diwahyukan dari Allah Swt. kepada Rasul akan selalu disampaikan pada umatnya.

Hal ini juga telah dijelaskan di Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 106 yang berbunyi:

اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad), tidak ada tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”

3. Al-Kitman

Khianat adalah sifat mustahil bagi rasul yang berarti

Al-Khitman merupakan sifat mustahil Rasul berikutnya yang berarti menyembunyikan.

Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Rasul At-Tabligh yang berarti menyampaikan.

Semua Rasul dan Nabi memiliki tugas untuk menyampaikan semua wahyu dari Allah Swt. pada umatnya.

Maka dari itu, tidak mungkin mereka akan menyembunyikan wahyu tersebut.

Tentunya seorang Rasul tidak mungkin menjadi Rasul jika menyembunyikan wahyu yang mereka dapatkan dari Allah Swt.

Para Rasul pun telah dilindungi oleh Allah Swt. agar tidak mendapatkan kepribadian yang senang menyembunyikan sesuatu atau Al-Khitman.

Bukti dari hal ini adalah surat Al-An’am ayat 50 di Al-Qur’an yang berbunyi:

قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”

4. Al-Baladah

Sifat mustahil bagi Rasul yang terakhir adalah Al-Baladah yang berarti bodoh dan kebalikan dari Al-Fatanah.

Setiap Rasul telah dipilih oleh Allah Swt. dengan baik, sehingga tidak mungkin memiliki akal yang bodoh dan tidak bisa berpikir dengan baik.

Meskipun Muhammad saw. merupakan orang yang tidak bisa membaca dan menulis, Beliau sangat pandai dalam menyampaikan wahyu dan berdakwah.

Nabi Muhammmad saw. juga terkenal sebagai orang yang adil dan bijaksana.

Ia juga mampu menjalankan tugasnya dalam menyampaikan wahyu dari Allah Swt.

***

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Sahabat 99!

Simak juga artikel menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Jakarta? Bisa jadi Sedayu City adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!

Ilustrasi sifat mustahil bagi Rasul. Foto: Unsplash

Rasul merupakan nabi utusan Allah yang diberi kepercayaan dan kewajiban untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. Dalam menjalankan tugasnya, rasul memiliki sifat-sifat yang dapat diteladani umat Muslim. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWt:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Maksudnya, mustahil bagi Rasul memiliki sifat-sifat tercela karena ada Allah SWT yang menjaganya dari sifat tersebut. Sifat-sifat itu bertentangan dengan sifat wajib Rasul yang harus diteladani. Apa saja sifat mustahil bagi Rasul?

Mengutip buku Aqidah Akhlak oleh Ahmad Kusaeri (2008), kizib atau kizbu artinya berbohong atau dusta. Artinya, Rasul tidak mungkin berbohong atau berdusta, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Hal ini dijelaskan dalam Al Quran, “Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Al Quran) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS An-Najm: 1-4).

Khianat adalah kebalikan dari sifat wajib Amanah. Khianat artinya tidak dapat dipercaya. Tidak mungkin seorang Rasul bersifat curang atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang diberikan Allah SWT. Semua yang diamanahkan kepada Rasul pasti dilaksanakan, seperti yang tercantum dalam ayat berikut:

Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. al-An’am: 106)

Ilustrasi menyembunyikan. Foto: iStock

Sifat mustahil bagi Rasul selanjutnya adalah kitman yang artinya menyembunyikan. Para Rasul ditugaskan menyampaikan wahyu. Artinya, mustahil bagi seorang Rasul menambah, mengurangi, atau bahkan menyembunyikan wahyu Allah SWT. Allah berfirman:

Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. al-An’am: 50)

Rasul diberikan banyak anugerah dari Allah SWT, salah satunya adalah kecerdasan yang luar biasa. Jadi, tidak mungkin jika Rasul memiliki sifat baladah yang mengandung arti bodoh. Sebab, Rasul selalu dapat membimbing orang lain ke jalan yang benar. Allah berfirman:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)


Page 2