Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Beragam Model Pelek Mobil (KO/Edo)

KabarOto.com - Boleh dibilang, pelek merupakan salah satu bagian terpenting bagi sebuah kendaraan, khususnya mobil. Selain fungsinya yang cukup vital, pelek juga menjadi salah satu bagian yang kerap dimodifikasi atau up grade, agar penampilan mobil makin menarik, baik ukurannya maupun modelnya.

Bisa dikatakan, pelek juga merupakan bagian paling awal yang harus diubah dalam modifikasi eksterior. Proses penggantian pelek ternyata juga harus dilakukan dengan cermat, agar tidak salah pilih dan bisa sesuai dengan spesifikasi mobil.

Baca Juga: Ini 5 Tips Dasar Bikin Mobil Siap Hadapi Musim Hujan

Untuk lebih jelasnya, yuk kita mengenal kode yang ada pada pelek. Kita ambil contoh pada sebuah pelek terdapat tulisan 8-JJx17 H2 4x114.3 ET35.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Contoh kode ukuran pelek

Lebar Pelek

Angka pertama pada kode tersebut menunjukkan lebar dari sebuah pelek, biasanya dalam ukuran inci. Semakin besar angkanya, maka akan semakin lebar juga peleknya.

Lebar ukuran pelek yang lazim ditemui mulai dari 5 sampai 9,5 inci, meskipun ada juga yang lebih lebar lagi.

Baca Juga: Intip Kemewahan BMW G14 Seri 8 Convertible

Jarak Flens

Pelek dengan tanda kode 'J' dan 'JJ' bentuknya hampir sama, tetapi tinggi (jarak) flens dari tempat dudukan ban sedikit berbeda. Tinggi flens pelek 'J' adalah 17,5 mm sedangkan untuk pelek 'JJ' adalah 18 mm.

Pada umumnya bentuk flens 'J' digunakan pada pelek berdiameter sampai 15 inci, sedangkan untuk yang diameternya lebih besar cenderung digunakan bentuk 'JJ'.

Ini karena bentuk 'JJ' lebih tinggi membuat ban tidak mudah lepas.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Huruf J menandakan ukuran flens

Diameter pelek

Angka berikutnya menunjukkan ukuran diameter sebuah pelek. Biasanya mengunakan satuan inci. Ukuran diameter atau yang umum dikenal dengan Ring untuk masing-masing mobil berbeda, yang umum antara 14 – 22 inci.

Model Hump

Kode H2 pada pelek menunjukkan model hump atau bagian cekungan pelek, yang berfungsi sebagai dudukan bead dari ban guna mencegah ban bergeser saat mobil melaju.

Terdapat beberapa tipe hump yang umum beredar saat ini, perhatikan gambar bergaris merah di bawah ini.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Tabel model hump

PCD

Angka selanjutnya yakni 114.3 menununjukkan ukuran pitch circle diameter (PCD). "Jadi PCD itu diameter lingkaran antar jarak lobang baut, biasanya dalam satuannya mm," ujar Wibowo Santosa dari Permaisuri Ban.

Bila tertera angka 4x114.3 berarti pelek tersebut memiliki 4 buah lubang baut dan ukuran PCD-nya 114.3.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Ilustrasi PCD

Offset

ET merupakan singkatan dari bahasa Jerman Einpresstieffe, yang menunjukkan kedalaman sebuah pelek. ET atau yang lazim disebut offset, berkaitan dengan seberapa besar tekukan penampang/permukaan tengah pelek ke luar ataupun ke dalam.

Secara umum offset digambarkan dengan angka. Semakin kecil angkanya, atau mendekati nol, maka penampang tengah pelek makin celong ke dalam. Akibatnya pelek jadi punya bibir yang lebar.

Baca Juga: Kode Pada Ban Yang Perlu Diketahui

"Sebenarnya kalau palang tengah pelek ke arah dalam disebut offset (-), sebaliknya kalau makin keluar disebut inset(+)," jelas Wibowo.

Jadi jika ada pelek ber-offset 25 dan 35 mm, maka yang berangka terkecil, mempunyai luas penampang bibir luar peleknya besar. Sehingga kalau dipasang, pelek jadi makin keluar fender.

Sebaliknya, makin besar angkanya atau menjauhi angka nol, maka penampang tengahnya makin keluar dari bibir pelek.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
offset pelek

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah
Rio


Ban adalah sebuah suku cadang dari sebuah kendaraan bermotor (roda 2 atau roda 4) yang mempunyai fungsi khusus dan sangat penting dalam peranannya menentukan keselamatan dalam berkendaraan. Sehubungan dengan fungsi ban pada kendaraan yang sangat penting itu, maka perlu mengetahui cara membaca kode ban, cara pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik agar tidak hanya diperoleh manfaat keselamatan saja, tetapi juga manfaat keekonomisan, manfaat kenyamanan, dan sebagainya. 

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah



Roda sendiri secara garis besar terdiri dari pelek dan ban. Ukuran besar kecilnya, lebar tidaknya pelek dan ban disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari kendaraan masing-masing. Ukuran ban dan juga pelek sudah distandarkan secara internasional. Dan oleh karena standarnya sudah di internasional-kan maka tentu ada kode nya juga yang standar internasional dari pabrikan. Kode ukuran ban dan pelek atau rim tersebut dapat kita baca jika kita mengetahui cara membacanya, dan oleh karena itulah artikel ini dibuat. Seperti apa atau bagaimana cara membaca kode ukuran ban dan pelek atau rim? Oke langsung saja kita bahas...

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Dalam membaca kode ban masih banyak orang yang belum mengatahuinya arti dari angka dan huruf yang tertera pada ban. Untuk Cara Membaca Kode Ban Terbaik ada 2 yang akan saya bahas yaitu Cara Membaca Kode Ban Motor dan Cara Membaca Kode Ban Mobil. oke kita mulai saja untuk mengetahu cara membaca kode ban.

Cara Membaca Kode Ban Motor

Pada Ban sepeda motor terdapat sebuah kode yang berupa (Simbol) angka atau huruf misalnya 130/90-16 67H atau 4.60-H-18 4PR. dari Kode ban tersebut Informasi apa yang bisa kita dapatkan ? Dibawah ini kita akan membahas sebagian diantaranya. Ada 2 macam Kode Ban yang biasa digunakan yaitu : Kode Ban Imperial dan Kode Ban Metric.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Contoh : Kode Ban Imperial
4.60-H-18 4PR

  1. 4.60 menyatakan kode lebar ban “dalam satuan inchi”
  2. H menunjukkan ambang batas kecepatan pemakaian
  3. 18 menunjukkan kode untuk diameter velg/rim “dalam satuan ( ) inchi”
  4. 4PR menunjukkan kode untuk kekuatan ban yang berdasarkan pada kekuatan serat kain ban atau ply rating, 4PR juga berarti penggunaan lapisan kain yang terbuat dari bahan nilon di dalam sebuah carcass berindikasi kekuatannya setara dengan 4 lapisan kain ban.

Untuk Kode Ban Imperial, Aspect Ratio atau perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban didasarkan pada nilai 100 % (tinggi ban sama dengan lebar ban).

Contoh : Kode Ban Metric
120/70-17 67H

  • 120 menunjukkan kode untuk lebar ban “dalam satuan milimeter”
  • 70 menunjukkan kode perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban. 70 berarti juga perbandingan tinggi ban 90% dari lebarnya sesungguhnya. Apabila lebar ban 120 mm, maka tinggi ban tersebut adalah 70 % x 120 mm atau = 85.2 mm. Aspect ratio kecil pada sebuah ban akan meningkatkan kemampuan stabilitas serta handling kendaraan.
  • 17 menunjukkan kode Diameter Velg/rim dalam satuan ( ) inchi.
  • 67 menunjukkan kode untuk beban maximum yang diperbolehkan dari ( load index / LI ). LI 67 berarti : beban maksimum yang dapat ditanggung oleh sebuah ban sebesar 307 kg.
  • H menunjukkan batas kecepatan pemakaian (sama seperti pada contoh diatas)
  • Q adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 160 km/jam.
  • S adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 180 km/jam.
  • T adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 190 km/jam.
  • U adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 200 km.jam.
  • H adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 210 km/jam.
  • V adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 240 km/jam.
  • W adalah kode untuk kecepatan maksimal         = 270 km/jam.
  • Y adalah kode untuk kecepatan maksimal          = 300 km/jam.
  • Z adalah kode untuk kecepatan di atas              = 240 km/jam.
  • 62 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
  • 63 adalah kode untuk beban maksimal 272 Kg.
  • 64 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
  • 66 adalah kode untuk beban maksimal 300 Kg.
  • 68 adalah kode untuk beban maksimal 315 Kg.
  • 70 adalah kode untuk beban maksimal 335 Kg.
  • 73 adalah kode untuk beban maksimal 365 Kg.
  • 75 adalah kode untuk beban maksimal 387 Kg.
  • 80 – 89 adalah kode untuk beban maksimal 450 – 580 Kg.
  • 90 – 100 adalah kode untuk beban maksimal 600 – 800 Kg.

Biar lebih mudah, langsung dipraktikkan pada ban IRC NR 69. Ban yang dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Yamaha ini, salah satu ukuran bannya 80/90-17. Cara baca kode ban motor seperti ini mirip dengan cara baca ban mobil. 

Angka pertama, “80” adalah section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian sisi ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan milimeter. Sedang angka di belakangnya, “90” adalah aspec rationya.

Aspec ratio adalah persentase section width dibandingkan dengan section height (tinggi dari tapak ban ke bibir ban, diukur dari sebelah sisi ban). Bila disebutkan angka aspec ratio 90, artinya tinggi ban adalah 90% dari 80 mm = 72mm. Sedang angka terakhir, “17” menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek.

“Ciri ban dengan kode metric adalah memiliki pinggul ban yang lebih lebar. Ini sangat berguna saat menikung pada kecepatan tinggi. Contohnya ban balap IRC Razzo juga menggunakan kode ukuran metric,” jelas Adang Apandi, Manager-Product Technical, PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban GT Radial dan IRC.

Yang berikutnya adalah kode ukuran ban imperial. Contohnya ban IRC NR6. Ban dengan ukuran 2.50-17 ini dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Honda. Ban dengan kode seperti ini justru paling mudah dibaca.

Angka pertama, “2.50” adalah kode section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian dalam ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan inci. Artinya 2.50 sama dengan 2,5 inci atau 63,5 mm.

Lalu bagaimana dengan tinggi ban atau aspec rationnya? Pada ban jenis ini didasarkan pada nilai 100 % dari section width. Jadi bisa diartikan tinggi ban dan lebar ban sama. Sedang angka terakhir adalah menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek.

Cara Membaca Kode Ban Mobil

Seperti halnya pada Produk makanan, Ban juga memiliki waktu kadaluarsa. Standarnya adalah 3 tahun dari tanggal pembuatan atau menempuh jarak sekitar 60.000 Km. Setiap pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda. Itu bisa Anda temui bibir ban (dekat pelek) semisal 1709, berarti diproduksi minggu ke-17 tahun 2009.

Banyak sebagian orang yang tidak tahu bahwa yang terpenting dari sebuah Ban adalah kode waktu Pemroduksian Ban Tersbut. Ban akan kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu tiga tahun (3 tahun) setelah ban tersebut diproduksi. Nah untuk membaca kode ban Mobil adalah sebagai berikut:

Kode produksi dicetak bi bagian ban (sisi ban) lihat pada gambar, dengan penandaan unik seperti peneng. Setiap pabrik ban (Seperti PT gajah Tunggal) memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya, ada yang 5 digit, ada pula yang 7 digit. Akan tetapi kode 4 Digit dari belakang adalah sebuah standard international yang menunjukkan dari Produksi pada Minggu (Week) dan Tahun (YEAR) ban tersebut diproduksi.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Untuk mengetahui kode dari ban tersebut kita bisa membacanya. Misalnya, X2001. Kode Angka tersebut menginformasikan periode produksi ban. Dua kode angka pertama menunjukan minggu, dua kode angka terakhir itu berarti tahun pembuatan. Jadi apabila dibaca, kode tersebut berarti, Ban dibuat pada minggu ke-20 di tahun 2001. Kode angka pada Ban ini penting, Sebab semakin lama ban yang sudah diproduksi tersimpan, semakin rentan pula terhadap kerusakan yang di akibatkan kekerasan pada kompon ban.

Kompon Ban yang kerasa sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya cengkram ban pada alur jalan ketika direm. Kompon yang keras atau telah berusia lama bisa mengakibatkan ban tidak mencengkram dengan sempurna dan ini berarti akan berakibat fatal pada pengemudi dan kendaraan. Untuk pengecekan secara manual yang bisa kita lakukan untuk memeriksa kekerasan kompon bisa menggunakan cara menekan kompon ban dengan ujung kuku, apabila masih ada cekungan pada kompon berarti ban masih bisa dibilang layak untuk digunakan( asal tidak pada ban yang pecah ajah.. Ahhahaha, kalo itu mah sama juga Boong ).

Cara Membaca Kode Ukuran Pelek

Misalnya pada permukaan pelek tertulis 5.50 F x 15 SDC

Diameter pelek dalam inchi

Contoh pada permukaan pelek tertulis 5.00 S x 20 F.B

Diameter pelek dalam inchi

Keterangan: Bentuk flens dari pelek ada 20 macam, dari A sampai V

Cara Membaca Kode Ukuran Ban

Pada umumnya ukuran ban yang tercetak pada permukaan ban terdiri dari lebar ban, kekerasan ban, ketebalan ban dan sifat lain dari ban.

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Ada tiga macam kode ban, silahkan lihat tabel berikut ini.

Tubeless (tanpa ban dalam)

225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J

Cara membaca kode ban adalah sebagai berikut:

Contoh kode ban dengan ban dalam

Contoh kode ban dengan metode ISO pada ban radial ultra flat

225  /  70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J 

Indek muatan (roda tunggal)

Indek muatan (roda ganda)

Sebelum kita membeli atau mengganti sebuah ban baru , sebaiknya kita harus mengetahui ukuran dan jenis ban apa yang sebaiknya dipakai, Misal ban terbaik di indonesia GT Radial. Tujuannya agar kita tidak salah dalam memilih dan membeli Ban Terbaik. Ada tiga unsur yang harus kita diketahui sebelum membeli ban terbaik :

Apabila Bila kita perhatikan, pada sisi luar ban tertulis kode 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah :

  • 175” menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin besar kode angkanya, maka kian lebar telapaknya.
  • 70” menandakan kode tinggi ban dalam satuan % persen dari telapak ban. Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa Anda cermati mulai dari bibir pelek sampai telapak ban menempel ke permukaan aspal. Jadi, semakin kecil angkanya , semisal 50, maka jarak telapak ban dengan bibir pelek kian dekat.
  • R” menunjukkan kode konstruksi Ban Radial.
  • 13” merupakan kode diameter dari pelek yang sesuai. Berarti, pelek yang dipakai berukuran 13 inci.
  • 82” mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban. Angka tersebut memiliki load index sebesar 475 kg. Semakin besar, beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.
  • H” melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban ini. Kode H ini ban boleh menembus kecepatan maksimum sampai 210 km/jam.

2. Usia ban


3. Treadwear Indicator

Kode yang tertera pada pelek berikut ini 5.50 fx 15 SDC arti kode F adalah

Treadwear Indicator Adalah Tanda atau ciri fisik yang terletak tepat diantara kedua sisi bunga ban. Diperkuat dengan garis tebal yang melintang di antara kedua belah sisi ban yang mengindikasikan kondisi penggunaan ban. Apabila ketebalan ban menyentuh garis itu, maka menandakan Ban harus sudah diganti. Bahayanya apabila ban tidak diganti pada saat hujan akan menyebabkan gejala aquaplaning ( ban mengambang), tentu ini akan sangat berbahaya untuk keselamatan anda atau pengemudi

Berikut ini beberapa kode ban pada kendaraan bermotor lainnya :

  • 195 : Lebar penampang ban (mm)
  • 60 : Aspek rasio
  • R : Kontruksi ban radial
  • 14 : Diameter pelek (inch)
  • 85 : Load indek
  • H : Simbol batas kecepatan.
  • 7.75 : Lebar penampang ban (inch)
  • 14 : Diameter pelek (inch)
  • 4PR : Ply rating
  • 205 : Lebar penampang (mm)
  • S : Batas kecepatan
  • R : Kontruksi radial
  • 14 : Diameter pelek (inch)
  • G : Batas ban
  • 70 : Aspek rasio (seri)
  • 15 : Diameter pelek (inch)
  • B : Load range

2. Ban Truck and Bus, off the road dan Industri Ukuran

10.00 – 20 14PR

  • 10.00 : Lebar penampang (inch)
  • 20 : Diameter pelek (inch)
  • 14PR : Ply rating

3. Ban Balap atau Racing Tire (RA)

  • 5.00 : Tinggi penampang (inch)
  • 9.00 : Lebar penampang (inch)
  • 13 : Diameter pelek (inch)

4. Ban Pejal atau Solid Tire (ST).

  • 10 : Diameter luar (inch)
  • 6 : Lebar Dasar
  • 61/4 : Diameter dalam (inch)

5. Ban Agrikultur (AGP) Ukuran

19 x 8.00 – 10

  • 19 : Diameter keseluruhan (inch)
  • 8.00 : Lebar penampang (inch)
  • 10 : Diameter pelek.

Cara membaca aspek ratio
Aspek ratio adalah perbandingan antara tinggi ban dengan lebar telapak ban dalam persen, sehingga jika dibuat rumusnya seperti ini.

  • Ratio = Tinggi penampang/lebar penampang X 100
  • contoh 1 mencari aspek ratio : diketahui lebar telapak = 200mm, lalu tinggi penampang = 100 maka, aspek rationya adalah 100/200X100 = 50
  • contoh 2, mencari tinggi penampang : diketahui salah satu size ban 195/55 R16. maka, tingginya didapat 195X55/100 = 107, maka tinggi bannya 107 mm dan lebar bannya 195mm.

Itulah “Cara MembacaKode Ukuran Ban Dan Pelek Kendaraan Bermotor”.

  • https://iputuswardiyasa.wordpress.com 
  • www.guruotomotif.com