Kondisi pada perempuan yang sudah tidak mengalami menstruasi disebut dengan

Umumnya, wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulan. Namun, ada suatu kondisi yang membuat wanita tidak mengalami haid sama sekali pada beberapa waktu atau yang disebut amenore. Apa saja gejala, penyebab dan pengobatan yang bisa dilakukan? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Apa itu amenore?

Mengutip dari Cleveland Clinic, amenore adalah kondisi ketika Anda tidak mengalami menstruasi bulanan. Ada kemungkinan, Anda bisa melewatkan satu atau lebih periode menstruasi.

Kondisi ini bisa terjadi karena adanya perubahan fungsi atau masalah pada sistem reproduksi wanita.

Apabila amenore atau amenorrhea ini terjadi lebih dari 3 bulan, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah masalah kesehatan wanita yang lebih kompleks.

Amenore atau amenorea ini terbagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.

Amenore primer

Amenore primer adalah kondisi ketika wanita belum juga mengalami menstruasi atau haid di usia 15 tahun atau sejak masa puber sudah dimulai.

Biasanya, penyebabnya adalah perubahan organ, kelenjar, dan hormon yang berhubungan dengan menstruasi.

Amenore sekunder

Berbeda dengan jenis sebelumnya, amenorea sekunder terjadi ketika Anda sudah mengalami menstruasi teratur. Namun, tiba-tiba mesntruasi berhenti selama 3 hingga 6 bulan berturut-turut.

Gejala awal kondisi ini dimulai saat haid jadi tidak teratur. Penyebab dari amenore sekunder termasuk kehamilan, stes, hingga mengalami penyakit tertentu.

Seberapa umum kondisi ini?

Amenore atau amenorrhea cukup umum terjadi pada remaja perempuan yang kekurangan berat badan atau sangat menggemari olahraga.

Mengutip dari Harvard Health Publishing, kondisi ini juga cukup sering terjadi pada wanita yang intensitas olahraganya terlalu tinggi.

Gejala amenore

Tanda atau gejala awal dari amenorea adalah tidak mengalami menstruasi.

Kondisi pada perempuan yang sudah tidak mengalami menstruasi disebut dengan

Iilustrasi | La corneja artesana /Shutterstock

Menstruasi akan terjadi pada setiap perempuan normal setiap bulan. Namun, ada juga mereka yang tidak menstruasi atau disebut amenorrhea. Apa itu amenorrhea?

Amenorrhoea adalah momen saat tidak ada selama masa reproduksi, yaitu antara masa pubertas dan menopause. Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian.

Perempuan yang telah melewati fase pubertas akan mengalami menstruasi, proses keluarnya darah dari dalam rahim yang berlangsung sekitar tiga hingga lima hari.

Menstruasi akan berhenti pada saat seseorang hamil, menyusui, dan menopause. Jika menstruasi tidak terjadi pada saat perempuan tidak hamil, menyusui, dan menopause, kemungkinan Ia mengalami amenorrhea.

Ada dua tipe amenorrhea, yaitu primer dan sekunder. Pada amenorrhea primer, dialami oleh seorang perempuan yang telah mencapai usia 15 tahun tapi tidak mencapai pubertas.

Menurut National Institutes of Health, jika haid tidak dimulai pada usia 16 tahun, orang tersebut perlu mencari bantuan medis.

Sedangkan amenorrhea sekunder terjadi pada perempuan yang sudah menstruasi, kemudian tidak menstruasi untuk jangka waktu tiga sampai enam bulan ketika dia tidak hamil.

Penyebab amenorrhea

Alasan yang mendasari terjadinya amenorrhea ialah tidak memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang tepat, adanya ketidakseimbangan hormon, mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, bisa juga karena polycystic ovary syndrome (PCOS).

Pada amenorrhea primer, penyebab umumnya ialah riwayat keluarga yang mengalami menstruasi tertunda. Namun, terkadang ada masalah genetik.

Sedangkan untuk amenorrhea sekunder, penyebabnya bisa jadi adalah gangguan ginekologis, tekanan fisik, atau memiliki BMI yang sangat rendah.

Perempuan yang sedang mengonsumsi pil KB mungkin juga tidak mengalami menstruasi. Bahkan setelah menghentikan kontrasepsi oral.

Diperlukan beberapa waktu sebelum ovulasi teratur dan kembali menstruasi. Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat menyebabkan amenorrhea.

Begitu juga dengan perempuan yang sedang mengonsumsi obat tertentu yang dapat menyebabkan periode menstruasi berhenti, misalnya antipsikotik, kemoterapi kanker, antidepresan, obat tekanan darah, dan obat alergi.

Gejala amenorrhea

Saat mengalami amenorrhea ada juga gejala lain seperti keluarnya cairan dari puting, rambut rontok, sakit kepala, perubahan penglihatan, tambahan rambut wajah, dan pada kasus amenorrhea bisa mengalami kurangnya perkembangan payudara.

Orang yang mengalami kondisi ini harus segera memeriksakan diri ke dokter karena berisiko memengaruhi kesuburan dan menurunkan atau menghambat peluang untuk hamil.

Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa tes laboratorium untuk menemukan penyebab yang mendasarinya. Berbagai tes darah, misalnya, tes kehamilan, tes fungsi tiroid, tes fungsi ovarium, tes prolaktin, dan kadar testosteron mungkin diperlukan.

Dalam beberapa kasus, ultrasound, CT atau MRI scan mungkin diperlukan untuk menyingkirkan semua kelainan struktural uterus, ovarium, vagina atau tumor pituitari.

Merawat amenorrhea

Untuk perawatan, akan dilakukan tergantung pada penyebabnya. Dalam beberapa kasus, pil kontrasepsi atau terapi hormon lain dapat memulai kembali siklus menstruasi.

Amenorrhea yang disebabkan oleh gangguan tiroid atau pituitari dapat diobati dengan obat-obatan. Jika tumor atau penyumbatan struktural menyebabkan masalah, pembedahan mungkin diperlukan.

Pada amenorrhea primer, akan dilakukan tes fungsi ovarium. Jika ada masalah genetik atau fisik yang melibatkan organ reproduksi, operasi mungkin diperlukan.

Sedangkan bila seorang perempuan mengalami amenorrhea sekunder, dokter akan menyarankannya untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Jika berolahraga berlebihan, perubahan rencana latihan atau pola makan dapat membantu menstabilkan siklus bulanan.

Selain itu, jika masalah disebabkan oleh stres, dapat melakukan konseling. Namun, jika amenorrhea terjadi karena adanya penurunan berat badan berlebih, pasien akan disarankan untuk sesi konseling dengan psikiater dan ahli gizi.

Dari segi gaya hidup, perawatan sendiri bisa dilakukan di rumah, misalnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan, rekreasi, dan istirahat. Belajarlah mengelola stres agar tidak memengaruhi kesehatan.

Pencegahan amenorrhea bisa juga dilakukan dengan mempertahankan gaya hidup sehat. Pastikan berat badan tetap sehat, rutin olahraga, belajar mengelola stres, dan lebih memerhatikan periode menstruasi.

KOMPAS.com - Amenorrhea atau amenore adalah kondisi pada wanita ketika tidak mengalami menstruasi selama tahun-tahun reproduksi, antara masa pubertas dan menopause.

Amenore bukan termasuk penyakit dan bukan berarti seseorang mandul, tapi bisa jadi itu pertanda masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Pada masa pubertas, haid dimulai, kemudian biasanya akan terus terjadi sekitar sebulan sekali hingga wanita berusia 50 tahun.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Pada usia sekitar 50 tahun, menstruasi bberhenti sama sekali dan masa menopause dimulai.

Selama kehamilan, menstruasi juga berhenti dan biasanya juga berhenti saat menyusui.

Jika menstruasi tidak terjadi pada saat wanita biasanya mengharapkannya, ini adalah amenore.

Jenis amenore

Melansir Medical News Today, terdapat dua jenis amenore yang dapat dikenali, yakni amenore primer dan amenore sekunder.

Apa bedanya?

Amenhorrea primer adalah saat menstruasi tidak dimulai selama masa pubertas.

Menurut National Institutes of Health, jika menstruasi tidak dimulai pada usia 16 tahun, orang tersebut harus mencari bantuan medis.

Amenore primer dilaporkan jarang terjadi. Konisi ini diperkirakan hanya mempengaruhi kurang dari 0,1 persen individu.

Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Amenore sekunder adalah saat menstruasi sudah dimulai, tetapi kemudian berhenti terjadi.

Hal ini normal selama kehamilan atau saat menyusui, tetapi mungkin juga berarti ada masalah.

Satu periode haid yang hilang biasanya bukan pertanda adanya masalah kesehatan, meski banyak orang akan meminta tes kehamilan jika hal ini terjadi.

Seorang dokter akan mempertimbangkan amenore sekunder jika seseorang:

  • Dulu ada menstruasi teratur dan kemudian tidak ada lagi selama 3 bulan
  • Dulu mengalami menstruasi yang tidak teratur dan kemudian tidak memiliki menstruasi selama 6 bulan

Baca juga: Haid Tidak Teratur? Waspadai PCOS Penyebab Sulit Hamil

Penyebab amenore

Amenore dapat terjadi karena berbagai alasan.

Beberapa di antaranya normal selama hidup seorang wanita, sementara yang lain mungkin merupakan efek samping pengobatan atau tanda masalah medis.

Merangkum Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab amenore untuk diketahui:

1. Amenore alami

Selama hidup Anda normal, Anda mungkin mengalami amenore karena alasan alami, seperti:

  • Kehamilan
  • Menyusui
  • Menopause
  • Kontrasepsi

Beberapa wanita yang mengonsumsi pil KB mungkin tidak mengalami menstruasi.

Bahkan, setelah menghentikan kontrasepsi oral, mungkin diperlukan beberapa saat sebelum ovulasi dan menstruasi biasa kembali.

Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat menyebabkan amenore, seperti halnya beberapa jenis alat kontrasepsi.

Baca juga: 3 Penyebab Pubertas Dini pada Anak Gadis yang Perlu Diwaspadai

2. Efek samping pengobatan

Obat-obatan tertentu diketahui dapat menyebabkan periode menstruasi berhenti.

Beberapa jenis obat tersebut, yakni:

  • Antipsikotik
  • Kemoterapi kanker
  • Antidepresan
  • Obat tekanan darah
  • Obat alergi

3. Faktor gaya hidup

Terkadang faktor gaya hidup dapat berkontribusi pada amenore, misalnya:

Berat badan yang terlalu rendah, yakni sekitar 10 persen di bawah berat badan normal dapat mengganggu banyak fungsi hormonal dalam tubuh dan berpotensi menghentikan ovulasi.

Wanita yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia sering kali berhenti menstruasi karena perubahan hormonal yang tidak normal ini.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Wanita yang berpartisipasi dalam aktivitas yang membutuhkan latihan ketat, seperti balet bisa jadi mengalami gangguan siklus menstruasi.

Beberapa faktor bergabung berkontribusi pada hilangnya periode pada atlet, termasuk lemak tubuh yang rendah, stres, dan pengeluaran energi yang tinggi.

Stres mental dapat mengubah fungsi hipotalamus (area otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus menstruasi) untuk sementara.

Akibatnya, ovulasi dan menstruasi bisa berhenti. Periode menstruasi yang teratur biasanya dapat berlanjut setelah stres berkurang.

4. Ketidakseimbangan hormonal

Banyak jenis masalah medis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, termasuk:

  • Polycystic ovary syndrome (PCOS)

PCOS dapat menyebabkan tingkat hormon yang relatif tinggi dan berkelanjutan, daripada tingkat fluktuasi yang terlihat pada siklus menstruasi normal.

Baca juga: Haid Tidak Teratur? Waspadai PCOS Penyebab Sulit Hamil

Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, termasuk amenore.

Tumor non-kanker (jinak) di kelenjar pituitari (organ kecil yang berada di bawah otak) dapat mengganggu pengaturan hormonal menstruasi.

Menopause biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun. Namun, bagi beberapa wanita, suplai telur ovarium berkurang sebelum usia 40 tahun, dan menstruasi berhenti.

Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

5. Masalah struktural pada organ seksual

Masalah pada organ seksual itu sendiri juga bisa menyebabkan amenore.

Contohnya termasuk:

  • Jaringan parut di rahmim atau leher rahim

Sindrom Asherman, suatu kondisi di mana jaringan parut menumpuk di lapisan rahim, terkadang dapat terjadi setelah dilatasi dan kuretase, operasi caesar, atau pengobatan untuk fibroid rahim.

Jaringan parut di rahim dan leher rahim dapat mencegah penumpukan normal dan pelepasan lapisan rahim.

Terkadang masalah muncul selama perkembangan janin yang menyebabkan seorang anak perempuan dilahirkan tanpa bagian utama dari sistem reproduksinya, seperti rahim, leher rahim, atau vagina.

Karena sistem reproduksinya tidak berkembang secara normal, seorang wanita tidak bisa mendapatkan siklus menstruasi.

Baca juga: Berapa Lama Telat Haid yang Normal?

  • Kelainan struktural pada vagina

Obstruksi pada vagina dapat mencegah perdarahan menstruasi yang terlihat.

Mungkin ada selaput atau dinding di vagina yang menghalangi aliran darah dari rahim dan leher rahim.

Seorang wanita sebaiknya segera menghubungi dokter jika telah melewatkan setidaknya tiga periode menstruasi berturut-turut, atau jika belum pernah mengalami menstruasi padahal sudah berusia 15 tahun atau lebih.

Hal itu dikarenakan, amenore dapat menimbulkan komplikasi yang kiranya tak layak dianggap remeh, yakni infertilitas atau kemandulan dan osteoporosis atau melemahnya tulang.

Faktor risiko amenore

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko amenore mungkin termasuk:

Jika wanita lain dalam keluarga pernah mengalami amenore, Anda mungkin mewarisi kecenderungan untuk masalah tersebut.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Anemia saat Haid

Jika Anda memiliki kelainan pola makan, seperti anoreksia atau bulimia, Anda berisiko lebih tinggi terkena amenore.

Latihan atletik yang ketat dapat meningkatkan risiko amenore.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.