Lirik lagu dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung

XPDC - Apa Lagi Nak Dikenang

Am F# Di mana bumi dipijak

D E Di situ langit dijunjung

Am F# Biar kaya budi dan adat

D E Pasti kita kan disanjung

Am F# Hancur badan dikandung tanah

D E Budi baik dikenang jua

Am F# Berkawan biar beribu

D E Berkasih biarlah satu

Am F# Masih segar di ingatanku

Am F# Bagai syair tanpa lagu

D E Yang tinggallah hanyalah pilu

Am F# Tanam padi tumbuh lalang

D E Musnahlah satu impian

Am F# Jodoh tuhan tentukan

* * *

C D D# Apa lagi nak dikenang

D# Fm Hilang berganti belum pasti

Am F# Sampai bila esok lusa

D E Ingin aku lupakan semua

Am F# Ooh kenangan kenangan silam

D E Bagai semangat yang hilang

Am F# Sampai bila esok lusa

D E Yang lepas usah dikenang

Am F# Ooh kenangan kenangan silam

D E Selamat tinggal oh kenangan

(Ulang * * *)

Am F# Masih segar di ingatanku

Am F# Bagai syair tanpa lagu

D E Yang tinggallah hanyalah pilu

Am F# Tanam padi tumbuh lalang

D E Musnahlah satu impian

Am F# Jodoh tuhan tentukan

Am F# D E Ooh kenangan

Lirik lagu dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung

Sebuah pepatah lama yang tentunya sudah begitu familiar bagi kita semua. Pepatah ini tentunya bisa ditafsirkan dalam banyak makna positif. Salahsatunya terkait dengan budaya, dimana ketika kita tinggal disuatu tempat,suatu daerah tertentu, sudah selayaknya kita berperilaku, bersikap dan menghargai budaya setempat dengan adat istiadatnya.  Demikian halnya dengan Binus Bandung menjunjung dan sangat mengapresiasi nilai-nilai budaya Sunda dan menjadikannya sebagai suatu ciri khas dari Binus Bandung. Mengapa? Tentunya karena nilai-nilai kesundaan ini merupakan tatanan nilai yang diyakini dan dijalankan oleh masyarakat  Sunda, yang juga merupakan khasanah budaya lokal yang adiluhung.

Mari kita sedikit mengenal mengenai masyarakat Sunda dan nilai kearifannya

Siapa sebenernya yang disebut masyarakat Sunda? Ya tentunya masyarakat Sunda ini adalah mereka yang tinggal di Jawa Barat yang berbahasa ibu Sunda. Masyarakat Sunda ini memiliki sejumlah karakteristik mentalitas yang khas sebagai masyarakat ladang (huma )yaitu mereka secara alamiah dan tipografinya hidup didaerah perbukitan.

Nilai kesundaan yang sangat khas yang tercermin, melekat dan diamalkan dalam pergaulan sehari-hari adalah nilai Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh (SILAS).

Apa itu Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh (SILAS)?

Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh secara konsepnya merupakan nilai kearifan lokal yang juga menjadi falsafah hidup masyarakat Sunda. Nilai-nilai ini melekat dan dijadikan pegangan, landasan dalam hidup bermasyarakat.

Secara harafiah, silih sendiri dapat disubtitusi dalam bahasa Indonesia dengan kata “saling”. Kata silih ini bukan sekedar menunjukan kesadaran untuk berbagi, tetapi juga merujuk pada kesadaran bahwa apa yang dikerjakan dan dihasilkan adalah untuk kepentingan bersama. Silih juga mencerminkan suatu kesadaran untuk dapat maju dan bertumbuh kembang bersama.

Silih Asih berarti saling mengasihi, saling mencintai satu sama lainnya. Memberi perhatian, afeksi, dan kasih sayang, satu sama lain menunjukan kepeduliannya, memberikan apa yang dibutuhkan dengan tulus. Silih Asah secara harafiah memiliki arti mempertajam. Silih Asah, mempunyai makna saling bertukar ilmu, satu sama lain mengajarkan apa yang dia ketahui dan kuasai. Sedangkan Silih Asuh dapat diartikan sebagai saling mengasuh, mengayomi, membimbing satu sama lainnya. Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh dapat diartikan sebagai  saling mempertajam diri, saling mengasihi, dan saling memelihara.

Dalam bersosialisasi yang Nyunda ,SILAS ini dapat dimaknai sebagai berikut:

  • Silih Asih atau silaturahim yang bening,
  • Silih Asah atau saling mencerdaskan akal pikiran lahir batin,
  • dan Silih Asuh atau sadar posisi, proporsional dan profesional.

Di dalam bersosialisasi yang sehat, nilai kesundaaan SILAS perlu didukung dengan nilai kemanusiaan yang Nyunda yaitu Manusia Sunda anu cageur (sehat lahir batin, sehat fisik dan psikis, sehat jasmani dan rohani), bageur (hidupnya sesuai dengan hukum Agama,  dan hati nurani), bener (jelas dan benar visi, misi hidupnya), pinter  (mampu mengatasi masalah hidup).

Mari kita menjaga silaturahmi dan bersosialisasi dengan menjunjung nilai-nilai Kesundaan. Let’s do Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh

Jakarta -

Peribahasa 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung' merupakan peribahasa yang populer di Indonesia. Peribahasa ini ternyata memiliki makna mendalam di kehidupan masyarakat.

Peribahasa termasuk salah satu bentuk karya sastra Melayu yang berkembang di Indonesia. Peribahasa adalah ungkapan ringkas yang berisi pesan tersirat, berupa perbandingan, nasihat, hingga prinsip hidup suatu masyarakat.

Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung

Salah satu peribahasa yang populer di kalangan masyarakat adalah 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung'. Peribahasa tersebut mengandung arti bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya.

Dalam buku Peribahasa Watafa oleh Zanariah Abdol dijelaskan, peribahasa ini berisi pesan agar mematuhi peraturan di tempat yang didiami. Dengan kata lain, seseorang harus bisa beradaptasi dengan tempat tinggalnya (bukan hanya tempat asal), untuk dapat diterima dengan baik.

Contohnya, Kamarul merupakan seorang laki-laki yang gemar merantau ke negara orang. Dia diterima oleh penduduk dengan hati terbuka karena dia pandai menyesuaikan diri dengan cara hidup dan peraturan yang ada di negara tersebut.

Contoh Peribahasa Populer

Dirangkum dari buku Peribahasa dan Pantun Indonesia yang disusun tim Indonesia Cerdas dan buku Peribahasa Indonesia oleh Kiftiawati dan Endry Sulistyo, berikut 10 contoh peribahasa populer lainnya:

1. Ke langit tak sampai, ke bumi tak nyata

Artinya: Pekerjaan yang serba tanggung.

2. Disangkakan langit itu rendah dipandang dekat, dicapai tak boleh

Artinya: Jangan menganggap mudah sesuatu yang akan dikerjakan

3. Langit diukir anak istri kelaparan

Artinya: Orang yang banyak cakap, tetapi tidak dapat memberikan hasil sama sekali.

4. Di mana ada kemauan, di sana ada jalan

Artinya: Seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti akan ada kemudahan saat menemui kesulitan.

5. Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang

Artinya: Kalau tak ada orang yang pandai, orang bodoh pun mengaku pandai.

6. Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh

Artinya: Bila timbul suatu kesukaran, akan ada ide untuk memecahkannya.

7. Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang

Artinya: Pekerjaan harus dilakukan sampai selesai jangan tanggung-tanggung. Peribahasa tersebut juga dapat diartikan sebagai larangan harus tegas supaya ditaati.

8. Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk

Artinya: Seseorang harus dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya

9. Dikasih hati minta jantung

Artinya: Orang yang melonjak, sudah diberi sedikit tetapi meminta lebih.

10. Duduk sama rendah, tegak sama tinggi

Artinya: Memiliki martabat atau kedudukan yang sederajat.

Nah, itulah arti peribahasa 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung' dan 10 contoh peribahasa populer lainnya.

Simak Video "Puisi untuk Putin, Artis Annalynne McCord Jadi Sorotan Netizen"



(kri/lus)