Makanan khas yang berasal dari daerah sumatera barat adalah

1. Sate Padang

Selain nasi padang yang sudah terkenal, ada juga makanan khas Sumatera Barat lain bernama sate padang yang terkenal hingga ke seluruh Indonesia. Olahan sate khas kota Padang tersebut dibuat menggunakan daging sapi, bahkan ada lidah sapinya yang diberi kuah khasnya. Sebenarnya tidak hanya daging dan lidah sapi, melainkan ada pula bahan lain yang kerap digunakan seperti jeroan berupa jantung, usus, dan paru. Sedangkan untuk bumbu yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, kunyit, serai, jahe, cabai merah, dan bumbu lainnya. Bumbu-bumbu tersebut dimasak dengan kaldu sapi, kemudian akan ditambah dengan tepung beras agar lebih kental.
Biasanya penjual yang kerap ditemui di pinggir jalan, akan menjajakannya dengan irisan ketupat yang tertutup bumbu kuahnya. Hal ini karena bumbu kuah yang diberikan sangatlah banyak yang menutupi ketupat di bawahnya, sehingga akan semakin nikmat rasanya. Rasa pedas dan gurih akan langsung muncul di mulut saat mengonsumsi satenya yang empuk. Sedangkan aroma yang akan timbul bila menghirupnya akan tercium aroma kunyit dan serainya yang khas. Hal inilah yang membuat jenis sate ini banyak peminatnya, bahkan sampai ke luar Padang

2. Ayam Pop

Ayam pop adalah masakan khas Sumatera Barat yang dibuat dengan ayam kampung, lengkuas, bawang merah, bawang putih, daun salam, garam, dan jeruk nipis. Biasanya ayam pop disajikan per bagiannya saja, misalnya adalah bagian paha lalu di atasnya akan ditaburi sambal. Untuk mempercantik tampilan, biasanya di beberapa tempat makan atau restoran yang menyediakannya akan ada tambahan daun singkong dan kacang panjang rebus. Menikmati ayam pop ini akan terasa sangat gurih, dan akan terasa pedas bila bercampur dengan sambalnya.
Untuk membuatnya, ayam kampung yang telah dipotong akan direbus dengan bumbu halus yang telah disebut di atas, yakni lengkuas dan teman-temannya. Setelah itu akan direbus lagi, namun ditambah dengan air kelapa agar mempertajam rasa dan aroma gurih pada ayamnya. Setelah dirasa matang, ayam akan ditiriskan sampai kadar air mulai menurun, yang nantinya akan digoreng dengan minyak goreng. Sampai proses ini, ayam sudah siap dihidangkan, namun akan belum lengkap bila belum ada sambalnya. Maka akan ada sambal yang dilumuri di atas ayamnya yang terbuat dari cabai, bawang merah, dan tomat yang dibuat dengan cara digiling halus. Untuk mendapatkannya dapat mengunjungi rumah makan Family Benteng Indah Bukittinggi.

3. Gajeboh

Bahan utama pembuatannya adalah daging sapi pada bagian punuk, sehingga biasanya akan terdapat banyak gajih (lemak). Namun kerena itulah akan ada 3 varian rasa jika menikmatinya, yakni rasa gurih yang biasa saja, sebab daging lebih banyak dari lemak. Lalu ada rasa gurih normal yang akan timbul saat gajih lebih banyak dari daging, sedang yang ketiga sangat gurih karena hanya ada gajih saja dalam porsinya. Walaupun kebanyakan antara gajih dengan daging perbandingannya 3:1, sehingga rasanya condong ke gurih.
Sesuai namanya, makanan khas Sumatera Barat ini juga punya kuah seperti gulai pada umumnya. Kuah yang digunakan adalah asam pareh, namun disajikan tanpa santan sedikitpun, sehingga tampilannya akan memerah. Selain rasa gurih, berkat kuah tersebut maka akan ada cita rasa pedas yang timbul. Bahkan berkat perpaduan antara kuah dengan banyaknya lemak, banyak yang mengatakan bahwa gajeboh adalah makanan paling lezat. Namun sangat tidak disarankan bagi penderita kolesterol tinggi, karena makanan dengan harga mulai dari Rp. 23.500 plus nasi ini, bisa membuat tengkuk terasa berat. Untuk mendapatkannya, kunjungi saja Rumah Makan Lamun Ombak di Padang atau yang di Jakarta ada Rumah Makan Sepakat.

4. Asem Padeh Daging

Dari namanya saja, sudah terlihat bahwa asem padeh daging dibuat dengan bahan dasar daging, terutama daging sapi. Walupun kini banyak rumah makan yang mencoba membuat asem padeh dari daging ikan maupun daging ayam, jadi tidak hanya daging sapi saja. Sesuai arti namanya yang berarti asam pedas, rasanya juga begitu, asam pedas, karena dibuat dengan cabai yang dominan, dan ada asam kandis. Jika dibuat dengan daging sapi, penampilannya akan sangat mirip dengan rendang, karena warna dagingnya yang cokelat, dengan sedikit kuah menyertainya. Untuk lebih mempercantik tampilan, biasanya akan ditambah dengan irisan tomat di atasnya.
Bahkan makanan ini kerap disajikan saat acara-acara adat yang sakral, sebut saja saat ketika acara pernikahan, yang disajikan untuk para tamu dan undangan. Pembuatan makanan ini hanya perlu mencampur bumbu halus berupa bawang merah dan bawang putih dengan daging, bahkan ditambah lagi dengan cabai merah, jahe, asam kandis, dan tomat yang telah dimemarkan. Setelah didiamkan selama 30 menit, baru campuran tersebut sudah bisa digoreng sampai warnanya kecokelatan. Setalah matang, maka sudah siap disajikan bersama nasi, jika ingin membelinya, datang saja ke rumah makan di ranah Minang karena cukup banyak yang menjualnya.

5. Lompong Sagu

Salah satu jenis kue yang langka ditemui adalah kue dengan nama lompong sagu. Bahan yang digunakan untuk membuat lompong sagu adalah tepung sagu, parutan kelapa, gula merah, santan, dan pisang kepok atau pisang raja. Makanan tradisional Sumatera Barat ini berasal dari daerah Minang dengan rasa dominan manis dan ada aroma khas pemanggangan. Bentuknya sendiri sangat unik, setelah selesai dipanggang, biasanya akan disajikan di atas piring dengan bentuk kotak hasil potongan, bisa juga diberi taburan parutan kelapa.
Sedangkan pembuatan kue ini adalah dengan cara mencampurkan bahannya seperti, pisang kepok yang sudah dihaluskan, tepung sagu, kelapa parut, gula merah halus, serta air secukupnya. Aduk adonan tersebut sampai benar-benar merata, kemudian masukkan adonan ke daun pisang sebesar 2 sendok makan adonan untuk dibungkus. Kedua ujungnya, kunci saja dengan lidi, sehingga akan dengan mudah dipanggang. Saat dipanggang, bolak-balik bungkusannya sampai benar-benar matang. Setelah matang, lompong sagu bisa disajikan dengan memotongnya menjadi beberapa bagian untuk dihiasi parutan kelapa atau memakannya secara langsung saat masih hangat.

6. Sate Lokan

Jika biasanya mengenal sate hanya dari bahan dasar daging sapi, ayam, atau kambing, namun di daerah Minangkabau, khusunya Padang ada sate lokan. Apa itu sate lokan? Sate lokan adalah sate yang menggunakan bahan dasar berupa kerang hijau. Walaupun awalnya hasil laut dengan nama latin Perna viridis L ini memiliki warna hijau, namun setelah dimasak akan bewarna oranye kemerahan. Seperti halnya sate kebanyakan, sate kerang ini akan disajikan dengan cara ditusuk yang ditambah dengan kuah kentalnya.
Sebelum bisa disajikan, kerang akan terlebih dahulu direbus dengan adanya tambahan bumbu halus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, serai, jahe, merica, jintan, kunyit, dan cabai merah. Jika hasilnya telah matang, hasil kerang rebus tadi sudah bisa ditusuk lalu bisa langsung dibakar sampai warnanya kecokelatan. Hasilnya akan disajikan di piring bersama kuah hasil rebusan kerang tadi, tapi ditambah dengan tepung beras agar kental. Sate yang akan ditaburi bawang goreng di atasnya ini akan lezat dinikmati bersama ketupat dengan cita rasa yang gurih dan pedas.

7. Rendang

Sebagai makanan khas Sumatera Barat yang masuk dalam World’s 50 Most Delicious Food dari CNN pada tahun 2011 lalu, rasanya rendang memang layak masuk 27 daftar ini. Makanan yang dibuat menggunakan daging sapi ini bahkan menggunakan bumbu rempah yang melimpah untuk menciptakan satu porsinya. Sebut saja aneka bumbu halusnya yaitu cabai, bawang putih, lengkuas, bawang merah, kunyit, dan serai ada di sana. Belum lagi tambahan santan sebagai campuran saat rendang dimasak yang membuatnya semakin melimpah rempah.
Makanan yang bahkan sudah dikenal di hampir seluruh rumah makan Padang ini telah dikenal oleh masyarakat luar Indonesia. Tak heran memang, karena rasanya yang sangat meresap sampai ke dalam daging berkat pemasakannya yang lama. Setelah semua bumbu dan potongan daging dicampur menjadi satu dengan santan, maka saat dimasak harus terus diaduk. Awalnya satu kualinya bisa memuat air yang banyak, namun setelah dimasak dengan waktu sekitar empat jam, air akan habis dan bumbunya meresap ke daging. Hal itulah yang membuat rasa rendang sangat nikmat, begitu pula saat dikonsumsi bersama dengan nasi.

8. Rendang Paru

Jika biasanya rendang lebih identik dibuat menggunakan daging sapi, maka rendang paru adalah pengecualiannya. Sesuai namanya, jenis olahan rendang ini dibuat menggunakan paru-paru sapi yang lebih lunak dan basah dibanding daging sapi. Tidak hanya dari bahan dasar saja yang berbeda, karena bumbu-bumbu yang digunakan untuk memasaknya juga berbeda. Kebanyakan bumbu rempah yang digunakan adalah bawang putih, jahe, lengkuas, cabai merah, dan dedaunan yang telah dirajang. Kemudian semua bumbu itu akan dihaluskan untuk nantinya dimasak bersama paru sapi.
Tidak hanya itu, penggunaan santannya juga memerlukan takaran yang lebih besar, yakni sekitar 1,5 kali lebih banyak ketimbang rendang normal. Namun kalau masalah pengolahannya, cenderung hampir sama, bahkan bisa dikatakan persis. Tapi hasilnya tetap berbeda, paru tadi yang telah dimasak akan punya tekstur yang lebih keras dengan warna cokelat yang dominan. Untuk mencicipinya, datang saja ke kota Payukumbuh dengan alamat Jl. Soekarno Hatta No. 37, karena di sana terdapat rumah makan bernama rendang ‘Nikmat’.

9. Galamai

Galamai di Sumatera Barat sangatlah populer, sehingga beberapa kota seperti Payakumbuh, Pariaman, Pasaman, dan Solok mempunyai cara memasaknya sendiri. Namun kebanyakan makanan asal Sumatera Barat dengan nama lain kalamai ini memiliki komposisi bahan serupa, seperti tepung beras ketan, santan, gula aren, dan kacang tanah. Mungkin ketiga bahan pertama sudah tidak asing lagi bagi pembuatan dodol atau jenang, karena galamai memang mirip kedua makanan tersebut. Bedanya hanya pada taburan kacang tanah yang menghiasi galamai, sehingga terdapat cita rasa yang berbeda dibanding kedua olahan dari Jawa itu.
Untuk memasaknya juga agak mirip dengan dodol, yakni dengan memasak bahan-bahan di atas dalam satu kuali besar dengan api yang stabil. Untuk membuatnya menjadi lengket, pembuat harus telaten mengaduk adonan galamai selama 3-4 jam lamanya. Setelah galamai tadi masak, selanjutnya adalah dengan memotong adonan menjadi bentuk yang diinginkan. Dengan rasa manis dari gula aren ditambah dengan renyahnya kacang tanah yang terlebih dahulu disangrai, maka akan menghasilkan rasa galamai yang enak.

10. Bareh Randang

Di kawasan Darek yang terdiri dari beberapa kota meliputi Payakumbuh, Tanah Datar, Agam, dan Lima Puluh Kota terdapat kudapan manis bernama bareh randang. Makanan ini ternyata bukanlah jenis dari rendang, sesuai namanya yang agak nyerempet, namun ternyata bareh randang adalah olahan tersendiri. Penamaan randang yang membuat kita salah sangka ternyata memiliki makna ‘menyangrai’ sesuai proses pemasakannya. Sedangkan bareh didapat dari artinya yaitu beras atau tepung beras yang menjadi bahan pembuatannya. Jika ditilik secara bahasa seperti di atas, maka secara harfiah bareh rendang adalah makanan dari tepung beras yang dimasak dengan cara disangrai yang dicampur dengan cairan gula dan santan.
Prosesnya yang disangrai nantinya akan menciptakan bareh randang yang memiliki permukaan agak kasar namun bagian dalamnya lunak. Nantinya gumpalan hasil pemasakannya akan dipotong-potong menjadi beberapa bagian dengan bentuk lingkaran ataupun persegi. Makanan adat Sumatera Barat dengan warna putih ini memiliki rasa yang manis, sehingga sering dijadikan cemilan, termasuk upacara adat. Sebut saja adat pernikahan dan perkumpulan adat, bareh randang akan dengan senang hati menjadi hidangannya.

11. Sala Lauak

Selain Padang, kota besar lain di Sumbar adalah Pariaman yang juga punya makanan khas, diantaranya adalah sala lauak. Makanan asli Sumatera Barat ini dibuat menggunakan ikan karena daerah Pariaman adalah daerah pesisir dengan hasil ikan yang cukup banyak. Sesuai namanya, yang berarti goreng dari kata sala, maka cara pemasakan sala lauak juga dengan cara digoreng. Namun penggorengan itu terjadi apabila adonan dari daging ikan yang telah halus dicampur dengan tepung sebagai luarannya telah dibuat. Dalam proses pembuatan adonan tersebut nantinya akan dibuat bulat atau pipih, bisa juga sesuai selera baru bisa digoreng.
Warna yang akan timbul seusai penggorengan adalah kecokelatan, dengan rasa gurih dan renyah yang timbul saat menggigitnya. Sebenarnya sala lauak terdapat dua varian, yakni yang berbentuk bulat dinamakan sala keras karena luarannya agak keras. Namun jenis lain, yaitu sala lunak punya tekstur yang lebih lunak dengan bentuk pipih. Selain itu, perbedaan lainnya adalah bahannya, jika yang keras memakai ikan asin, maka yang lunak menggunakan ikan stuhuak. Sebagai salah satu jenis gorengan, ikan stuhuak akan sangat tepat menjadi lauk makan maupun camilan, apalagi dicocol dengan saus.

12. Nasi Sala

Masih seputar masakan dengan nama sala, yakni nasi sala yang juga dapat ditemui di kota Pariaman. Di atas telah disinggung bahwa Pariaman adalah daerah pantai, sehingga hasil lautnya melimpah, hal inilah yang menjadi faktor menculnya nasi sala yang notabene dibuat dengan ikan. Jangan salah sangka dulu tentang nasi sala, bukan nasinya yang dibuat dengan ikan, melainkan lauknya yang dibuat dengan ikan. Selain nasi, satu porsi nasi sala juga ditemani dengan samba lado dan ikan goreng tadi.
Penggunaan ikan sebagai lauk pauk nasi sala adalah jenis ikan gembulo atau lebih dikenal dengan ikan kembung maupun gembung. Setelah ikan siap dan telah dibersihkan dari kotoran dan sisik, ikan akan dilumuri dengan tepung beras yang telah berbumbu dari cabai giling, lengkuas, daun kunyit, dan bawang putih. Nantinya ikan akan digoreng sampai bewarna kecokelatan, baru bisa disajikan. Keunikan dari nasi sala adalah nasinya akan dibungkus ke dalam daun pisang dengan ukuran satu kepal tangan. Nama nasi tersebut oleh masyarakat sekitar sering dinamai dengan nasi sek. Rasa ikannya yang gurih renyah akan sangat lezat bila bercampur dengan pedasnya samba lado yang dibuat dari cabai merah asli.

13. Lamang Tapai

Salah satu jajanan pasar yang masih awet hingga sekarang di daerah Minangkabau adalah lamang tapai. Panganan ini disajikan dari lamang yang dimasak dengan medium bambu kemudian ditambah dengan tapai hasil fermentasi. Uniknya untuk membuat tape tersebut, bahan yang digunakan adalah ketan hitam yang telah dikukus sebelum akhirnya difermentasi. Proses fermentasinya sendiri menggunakan perantara ragi dengan kandungan jamur bernama Saccharomyces yang membuat beras ketan lebih encer dan berair. Rasa yang ditimbulkan oleh proses ini adalah asam, bahkan terasa seperti soda karena telah difermentasi selama 2 sampai 3 hari.
Sedangkan cara membuat lamangnya adalah hanya dengan memasak beras ketan di dalam bambu kemudian setelah masak isiannya akan ditaruh ke piring dengan lumuran tapai beras ketan hitam tadi. Rasa lamangnya yang khas dengan rasa gurih akan dipadukan dengan enaknya beras ketan hitam alias tape. Bahkan jika lamangnya telah habis, mengonsumsi tapenya saja sudah cukup membuat lidah bergoyang, walaupun hanya sekedar topping belaka. Biasanya saat bulan Ramadhan, lamang tapai akan dengan mudah dijumpai, mengingat kerap disajikan sebagai takjil buka puasa.

14. Lamang Katan

Masih seputar olahan lamang, jika sebelumnya ada lamang tapai, maka kini ada lamang ketan. Dari namanya saja sudah pasti kamu akan tahu bila olahan ini dibuat dari beras ketan yang dibakar dalam bambu atau dikenal lamang. Namun lamang katan tidaklah sesederhana itu, karena biasanya akan diberi aneka isian dan bumbu untuk menghasilkan cita rasa yang berbeda, walaupun cara memasaknya sama. Kebanyakan olahan ini akan memiliki 3 rasa, yakni rasa manis, asin, dan ada pula rasa asam.
Umumnya lamang akan dibuat dengan beras ketan, santan, dan garam dengan rasa yang lebih condong ke asin atau gurih. Di atas sudah dijelaskan akan ada 3 rasa, pertama adalah rasa manis yang akan muncul bila disajikan bersama dengan selai. Bahkan ada pula yang memberikan isian berupa kinca, atau cairan gula merah dengan parutan kelapa ke dalam lemang agar rasanya manis, sama halnya dengan yang isiannya pisang. Ada juga rasa asin yang didapat karena disajikan bersama rendang, atau dimakan secara langsung. Terakhir adalah rasa asam, yakni ada pada diri lamang tapai. Untuk mendapatkannya, coba saja untuk berkunjung ke Pasar Raya Kota Padang yang juga punya lemang ketan hitam dan lemang ketan putih.

15. Karupuak Sanjai

Karupuak sanjai adalah keripik yang berasal dari daerah Bukittinggi, tepatnya di Jalan Sanjai, desa Manggis. Mungkin agak aneh memang, namanya yang karupuak, justru ternyata olahan ini adalah keripik yang dibuat dari singkong. Sejarah keripik ini berasal dari jalan Sanjai, di tahun 1970-an, di sana terdapat 3 orang pembuat keripik, mereka adalah Amai Seram, Amai Terimalah, dan Amai Malan. Ketiga nenek itu kemudian saling sikut untuk menjualnya di Kawasan Pasar Atas, Bukittinggi. Kini keturunan mereka bertiga adalah penjual keripik ini, bahkan warga sekitar juga ikut-ikutan membuatnya, sehingga jalan Sanjai kini menjadi sentra keripik sanjai.
Keripik yang dibuat dari keripik singkong yang diiris tipis-tipis ini terdapat 3 varian rasa, yaitu tawar, asin, dan pedas. Yang tawar bisa disebut pula dengan original, karena singkong yang telah diiris tidak dibumbui apapun. Sedangkan yang asin didapat dari tambahan bumbu berupa kunyit, garam, dan bawang putih yang dihaluskan. Sehingga akan menghasilkan keripik gurih dengan warna kuning. Terakhir ada rasa pedas karena telah diberi bumbu balado dengan warna merah. Ada perbedaan yang menonjol, jika biasanya keripik balado dibumbui bubuk, sanjai justru dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan cabai yang dijadikan saus. Saus itu kemudian dioleskan ke keripik, lalu dikeringkan baru bisa dimakan.

16. Bubur Kampiun

Nama bubur kampiun tentu sudah tidak asing bagi pecinta kuliner tanah air, mengingat bubur ini memiliki ciri khas digabungkannya berbagai bubur dalam satu wadah. Olahan dari Bukittinggi ini berasal dari campuran hasil kukusan ketan putih, bubur sumsum atau bubur putih, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau, bubur candil, hingga kolak pisang/ubi. Tidak hanya daftar di atas yang bisa dimasukkan, karena di berbagai daerah juga kerap menambahkan lupis ketan putih atau bubur delima. Terdiri dari beraneka ragam bahan inilah yang membuat bubur kampiun terasa istimewa.
Cara memasaknya juga tidak main-main, kenapa? Karena pemasakan jenis-jenis bahannya akan dilakukan dengan wadah atau panci berbeda. Untuk menyajikannya juga unik, karena setiap bahan akan diambil satu persatu baru dimasukkan ke wadah. Biasanya orang-orang akan memburunya saat bulan Ramadhan tiba, khusunya dijadikan sebagai takjil karena rasanya yang manis. Namun selain bulan puasa, bubur ini cukup sulit ditemui karena cara pengolahannya yang memakan waktu dan harga bahan-bahannya mulai meningkat.

17. Martabak Kubang

Walaupun martabak bukan makanan asli Indonesia, namun jika namanya adalah martabak kubang, maka itu adalah hasil akulturasi martabak luar dengan lokal. Makanan ini berasal dari Nagari Kubang, Guguk, Lima Puluh Kota sehingga nama kubang melekat padanya. Bahkan para perantau dari daerah tersebut kerap menjadi penjual martabak di pelosok nusantara. Martabak ini dibuat dengan isian daging sapi cacah bahkan rendang juga bisa, lalu ditambah dengan daun bawang. Bentuknya sendiri lebih besar daripada martabak pada umumnya, sehingga akan lebih tepat bila dinikmati ramai-ramai.
Perbedaanya dengan martabak telur teknik pembuatannya, yaitu adonan kulit martabak kubang akan dibanting beberapa kali hingga melebar. Bahkan untuk menghidangkannya akan disajikan pula kuah dengan rasa pedas yang berpadu dengan asam manis. Kulit itulah yang nantinya akan diisi dengan daging sapi atau rendang dan daun bawang, sehingga akan terlihat lebih padat. Nama lain dari martabak ini adalah martabak mesir, hal ini karena kesalah pahaman orang Minangkabau yang menganggap orang Arab dan India yang mengajarkan pembuatan martabak pada mereka, dikira orang Mesir.

18. Soto Padang

Soto adalah makanan khas Indonesia yang telah membumi, sehingga banyak daerah yang punya olahan ini, mulai dari timur sampai barat ada semuanya. Di pulau Sumatera sendiri ada soto padang yang memiliki cukup banyak perbedaaan dengan jenis lain, mulai dari bahan hingga rasanya. Walaupun bahannya lebih simple, yakni hanya berupa daging sapi, bihun, perkedel kentang, dan kuah berkaldu sapi. Namun bila dilihat lebih dekat, daging sapinya ternyata telah digoreng kering yang dipotong kecil-kecil, atau disebut dengan dendeng.
Dalam satu mangkuk sotonya, akan terasa sangat gurih yang sangat segar, apalagi saat disajikan dalam keadaan masih panas. Untuk mendapatkannya juga tidaklah sulit, karena di berbagai restoran padang ataupun warung-warung di Padang kerap menyajikan menu ini. Biasanya soto ini akan dimakan bersama dengan nasi agar lebih membuat perut kenyang, dan ada pula tambahan kerupuk sebagai lauknya.

19. Nasi Kapau

Jika ada nasi gudeg di Yogyakarta yang sudah terkenal, maka di Bukittinggi ada yang namanya nasi kapau, yang sama-sama menggunakan nangka. Namun bedanya, nasi kapau lebih lengkap, karena selain nasi dan sambal, ada juga gulai sayur nangka (cubadak) yang bisa ditambah dengan puluhan lauk lain. Gulai nangka yang digunakan juga berair, tidak seperti gudeg, karena dimasak dengan santan namun tidak terlalu kental. Biasanya para pedagang nasi kapau akan menyajikan makanan pokok khas Sumatera Barat ini lalu akan diberi aneka lauk berupa sayur dan daging, namun gulai nangka akan selalu menemani satu porsinya.
Aneka lauk yang bisa dipilih oleh pembeli kebanyakan adalah daging, mulai dari rendang daging sapi, rendang ayam, ayam goreng, gulai ayam, dendeng balado, belut goreng, tongkol balado, teri balado, ayam panggang, gulai ikan, dan kikil. Itu masih kategori daging, karena masih ada lagi sayur-sayurannya, yakni rebung muda, kol, kacang panjang, dan kadang-kadang sayur pakis. Terus untuk memperkaya lauk, masih ada pilihan gulai-gulai yang khas, meliputi gulai cangcang yang berisi tulang dan daging kerbau, gulai tunjang yang berisi urat kaki kerbau dan sapi, dan gulai usus (gulai tambunsu) yaitu gulai yang berupa usus sapi berisi telur kocokan. Untuk menjumpai pedagangnya, di kawasan Pasar Bawah Bukittinggi terdapat banyak pedagang nasi kapau yang menjamur. Harganya tergantung dengan banyaknya lauk yang dipilih, namun harga reratanya dimulai 15 ribu atau 20 ribu rupiah.

20. Gulai Itiak Lado Mudo

Gulai Itiak Lado Mudo sebenarnya adalah salah satu jenis menu yang berada di restoran Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai, Jalan Binuang, Bukittinggi. Sebagai menu andalan, gulai itiak lado mudo adalah gulai yang dibuat dengan daging bebek muda dan cacahan cabai hijau. Walaupun awalnya masakan ini adalah khas Kota Gadang, Kabupaten Agam, namun di restoran tersebut telah dimodifikasi agar rasanya lebih pedas dan diolah tanpa santan. Pemberian rasa pedasnya didapat dari cabai karing yang diberi takaran yang agak banyak agar pedasnya terasa.
Pemilihan bebek muda sendiri bukan tanpa alasan, karena bebek yang berusia sekitar 6 bulan memiliki tekstur yang lebih empuk. Setelah bebek dipilih dan telah dihilangkan isi perut dan bulunya, selanjutnya akan dimasak dengan bumbu berupa kunyit, lengkuas, bawang putih, cabai hijau, dan bawang merah. Bahkan untuk pemasakannya bisa mencapai sehari satu malam agar pedas dan bumbunya meresap. Tujuan lainnya adalah dagingnya semakin lunak agar memudahkan untuk dimakan. Harga untuk satu porsi gulai itiak cuma 22 ribu jika itu potongannya saja, namun harga akan menjadi 100 ribu bila yang dipesan adalah satu ekor bebek itiak full.

21. Dendeng Balado

Dendeng adalah nama makanan tradisional Sumatera Barat yang berasal dari daerah Minangkabau yang dibuat dari daging sapi yang dikeringkan. Menurut sejarah, makanan ini dibuat menjadi kering adalah karena agar masakan ini bertahan lama, sehingga saat dibawa perjalanan akan lebih lama basi. Makanan yang dibuat dari irisan daging sapi menjadi kecil-kecil ini kemudian akan dikeringkan, namun karena ini adalah dendeng balado maka akan diberi bumbu balado. Rasa enak dari dendeng akan berpadu dengan pedasnya balado yang dibuat dari cabai serta rempah-rempah lain.
Makanan khas Sumatera Barat yang bisa bertahan sampai berhari-hari ini dikeringkan dengan cara menjemurnya di sinar matahari atau dijemur didekat perapian kecil. Selain dikenal dengan dendeng balado, masyarakat juga kerap menyebutnya dengan dendeng batakok. Namun sebenarnya antara batakok dengan balado punya perbedaan pada penggunaan cabai sebagai pelengkapnya. Untuk batakok, cabai yang digunakan adalah cabai hijau, sedangkan balado yang dipakai merupakan cabai merah.

22. Kalio

Jika mengenal rendang, maka kamu harus tahu mengenai kalio, karena kalio adalah rendang setengah jadi. Nama setengah jadi disematkan pada makanan kuliner Sumatera Barat ini karena memang kalio sebenarnya adalah rendang namun dimasak dalam waktu yang lebih singkat. Sehingga akan menghasilkan olahan bewarna cokelat yang berpadu dengan kuahnya yang lebih banyak dari rendang. Perbedaan lain selain dari warna adalah tekstur, karena kalio akan punya tekstur basah dan empuk, sedangkan rendang lebih alot dan kering. Dari segi aroma, kalio memang tidak semerbak bau rempahnya, berbeda dengan rendang yang begitu beraroma rempah.
Alasan awal pemasakan kalio adalah karena beberapa Rumah Padang kesulitan atau kelamaan saat membuat rendang, sehingga untuk mengejar waktu, muncullah kalio ini. Hampir semua bahan yang digunakan sama dengan rendang, sebut saja bahan utamanya seperti daging sapi dan ayam, limpa, dan hati sapi. Bahkan hati dan limpa lebih terasa nikmat bila disajikan menjadi limpa, karena mereka tidak akan mengeras seperti rendang. Sehingga dibanding saudaranya, kalio punya kelebihan pada teksturnya yang empuk, sehingga lebih mudah dimakan.

23. Pinyaram

Pinyaram merupakan makanan khas Sumatera Barat yang bentuknya mirip dengan kue cucur a la Betawi. Bahan untuk pembuatan pinyaram adalah dengan tepung beras, sehingga akan menghasilkan makanan yang empuk. Pinyaram sendiri punya bentuk seperti ufo, dengan rasa liat di pinggirnya, sedangkan saat menggigit semakin ke tengah akan semakin empuk. Warnanya yang condong ke warna cokelat gelap, membuatnya berbeda dengan cucur dari aspek tampilan, karena cucur punya warna putih. Walaupun berjenis makanan kuno, namun masyarakat Malaysia hingga Brunei telah mengenalnya, bahkan masyarakat lokal menggunakannya sebagai santapan saat bulan Ramadhan, Isra’ Mi’raj, hingga acara pernikahan.
Kebanyakan warga asli akan membuat makanan ini dari tepung beras, vanile, santan, garam, dan air gula yang ditambah bahan lain berupa minyak goreng. Petama-tama saat membuatnya adalah dengan memanaskan air gula sampai menjadi karamel. Lalu setelah karamel dingin, nantinya akan dicampur dengan tepung beras sampai benar-benar menyatu sambil diaduk-aduk. Agar lebih kental dan memberi rasa lebih enak, tambahkanlah santan secukupnya, bersama dengan garam dan vanile. Baru nantinya adonan itu dimasak dengan cara mengambilnya satu sendok ke wajan satu persatu. Setelah matang pinyaram sudah siap untuk disajikan, rasanya akan sangat manis berpadu dengan rasa empuk yang khas.

24. Kacimuih

Olahan khas Sumatera Barat cukup melimpah, yang pertama ada kacimuih. Walaupun dibuat dengan bahan dasar singkong yang cenderung ‘ndeso’, namun setelah jadi kacimuih maka rasanya akan berbeda. Pembuatannya dilakukan dengan bahan singkong, gula (bisa gula putih bisa gula merah), dan parutan kelapa. Bentuknya sendiri terbilang sederhana, ketela pohon tadi akan ditumpuk dengan kelapa parut maupun gula. Namun rasanya akan sangat nikmat di mulut, ada rasa gurihnya parutan kelapa maupun manisnya gula. Pembuatannya juga tidaklah sulit, yakni cukup dengan menyiapkan singkong yang telah terkupas, gula aren atau gula pasir, parutan kelapa, garam, dan vanilli. Singkong yang telah bersih nantinya akan diparut agak kasar lalu langsung bisa dikukus. Selain itu ada pula tambahan garam dan vanilli untuk memberi rasa pada singkong. Kira-kira, selama 20 menit, hasil kukusan sudah matang dan sudah bisa diangkat untuk disajikan bersama parutan kelapa dan gula putih.

Selain gula putih, kacimuih juga bisa dimakan dengan gula aren. Untuk penggunaan gula aren agak berbeda, karena kelapa parut harus dimasak dulu, sedangkan gulanya harus sudah cair, baru bisa ditaruh di atasnya. Harga untuk satu porsinya cukup terjangkau, uang 3 ribu sampai 5 ribu rupiah sudah cukup untuk membelinya.

25. Gulai Paku

Setelah sebelumnya ada gulai yang dibuat dari otak sapi, kini ada olahan gulai lain yang juga sangat unik, yaitu gulai paku. Dari namanya mungkin ada yang berpikir masakan ini dibuat dari paku besi, namun itu salah besar, karena bahan utama pembuatannya adalah tanaman paku atau pakis. Tapi penggunaan tumbuhan yang memperbanyak diri dengan cara spora ini haruslah yang berjenis paku sayur yang sering muncul di pinggir sungai. Beberapa jenisnya yang umum dipakai adalah semanggi, ostrich fern, dan bracken, khususnya yang masih muda.
Untuk memasaknya sendiri tidak jauh berbeda dengan gulai lain, yakni setelah sayuran pakis telah diiris kecil-kecil, selanjutnya adalah memasaknya dengan santan bercampur bumbu halus dari cabai rawit, lengkuas, asam kandis, kunyit, serai, dan daun jeruk. Tidak hanya tanaman paku saja yang menjadi aktor utama, biasanya masyarakat akan memberikan pelengkap ikan asin jambal, udang, atau ikan teri. Gulai ini akan diberikan kuah hasil pemasakan dengan rasa pedas asam, yang disantap bersama dengan telur rebus atau potongan ketupat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA