Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Naskah Proklamasi asli (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Jakarta - Naskah Proklamasi yang asli memiliki beberapa coretan. Di baliknya, tersimpan begitu banyak makna perjuangan yang sangat dalam.

Tim detikcom diizinkan meliput secara eksklusif naskah asli Proklamasi atau Naskah Proklamasi Klad di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berlokasi di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan tempatnya. Tampak jelas oleh detikcom coretan-coretan di Naskah Proklamasi Klad, seperti yang sering kita lihat di buku sejarah.

Direktur Preservasi ANRI Kandar, menjelaskan makna yang terkandung dalam naskah Proklamasi yang ditulis Sukarno itu. Menurut dia, para sejarawan pernah membahasnya mendalam, bahwa pilihan kata-kata di dalam Naskah Proklamasi memang tidak boleh sembarangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, keberadaan naskah Proklamasi amat penting bagi Indonesia. Karena, itu terkait dengan pengakuan dari negara-negara lain."Teks Proklamasi ini kan kemerdekaan kita, kalau teks yang asli nggak ada bisa disangsikan meski sudah ada yang diketik. Tapi latar belakang pengetikan itu bagaimana?" tegas Kandar.Disebutkan dia bahwa terlihat jelas ada beberapa coretan dalam tulisan tangan dalam naskah Proklamasi. Itu memiliki makna yang luar biasa karena tidak hanya terkait dengan orang Indonesia, tapi juga punya implikasi untuk Jepang, Sekutu dan sebagainya.

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno
Sampul batik naskah Proklamasi (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

"Ini ditulis menggunakan pensil. Ini ada coretan-coretan. Ini ada tulisan yang dicoret sebetulnya maknanya sangat dalam. Apa yang dicoret kata-kata 'penyerahan', jadi Bung Karno mengatakan Proklamasi itu pun tidak langsung disambung secara cepat, tapi berjeda," imbuh dia menguraikan.Bila dicermati, ada dua kata yang dicoret dalam Naskah Proklamasi yang asli seperti dilihat detikcom. Dua kata itu adalah 'penyerahan' yang dicoret menjadi 'pemindahan'. Kemudian kata 'dioesahakan' yang dicoret menjadi 'diselenggarakan'. "Ini sebetulnya ada beberapa kata yang dipilih. Yang dicoret di atas kata 'penyerahan' dicoret tengah 'pengambilan' dan ada 'pemberian', di antara itu. Kata yang dicoret selanjutnya ada kata-kata 'dioesahakan', diganti 'diselenggarakan'," jelas Kandar.Kata Kandar, itulah jeritan hati rakyat Indonesia yang mengharapkan kemerdekaan lahir dan batin. Kata-kata ini dicoret supaya tidak menimbulkan pertentangan. Maka jadilah tulisan Naskah Proklamasi Klad seperti di tercatat sejarah:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - 05


Wakil2 bangsa IndonesiaKemudian dalam versi ketik, Sayuti Melik mengubah beberapa ejaan kata dan tata bahasa. Untuk tahun tetap mengikuti tahun Jepang yaitu 2605 yang setara 1945 Masehi. Hal terakhir yang berbeda dengan naskah ketik Proklamasi (Naskah Otentik) adalah kalimat terakhirnya. Dulu, ada pendapat yang menginginkan jika naskah ini ditandatangani seluruh peserta yang hadir, namun kesepakatan kemudian berbeda."Agak berbeda juga dulu, yang ditulis tangan adalah 'Wakil-wakil bangsa Indonesia'. Harapannya dulu ada 50-60 orang di ruangan itu disuruh tanda tangan. Seperti Teks Kemerdekaan Amerika Serikat," kata Kandar."Tapi disepakati tidak menandatangani. Akhirnya di sini diganti ketikan 'Atas nama bangsa Indonesia', tidak yang ditulis," jelas dia menambahkan.Akhirnya, jadilah Naskah Proklamasi Otentik yang versi ketikan sebagai berikut;

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Umur naskah Proklamasi yang asli pun kini sudah menginjak 74 tahun, setua republik ini yang akan merayakan ulang tahunnya. Tentu ada proses pelestarian yang dilakukan oleh ANRI agar tetap terjaga hingga kini. Bagaimana proses pengawetannya? Hal itu akan dijelaskan di artikel selanjutnya ya!

Simak Video "Udara di Jakarta Buruk, Dokter Paru Sarankan Ini"


[Gambas:Video 20detik]
(msl/fay)

jakarta anri teks proklamasi hut ri sukarno

BERITA TERKAIT

BACA JUGA

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Makna dari isi naskah Proklamasi yang ditulis oleh ir soekarno

Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Naskahnya diketik oleh Sayuti Melik. Sedangkan penyusunan teks proklamasi dibuat oleh Ir. Soekarno, Ahmad Soebardjo, dan Mohammad Hatta.

Teks proklamasi ditandatangani di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jalan Meiji Dori. Sekarang tempat itu menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. 

Baca Juga

Teks proklamasi yang asli ditulis hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 waktu dini hari. Paragraf pertama naskah diusulkan oleh Ahmad Soebardjo dan paragraf kedua usulan dari Mohammad Hatta. Kemudian naskah tersebut diketik memakai mesin tik oleh Sayuti Melik.

Mengutip dari website kemdikbud.go.id, naskah yang ditulis tangan itu sempat dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi. Kemudian Burhanuddin Mohammad Diah menyimpan sebagai dokumen pribadi, setelah perumusan naskah dibacakan.

Tahun 1995, naskah asli tersebut diserahkan ke Presiden Soeharto yang kini disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.

Isi Teks Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Advertising

Advertising

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta.

Isi teks proklamasi yang diketik sedikit berbeda dengan naskah yang ditulis tangan yang disimpan Burhanuddin Muhammad Diah. Berikut isi naskah yang ditulis tangan:

Berita Istimewa.. Berita Istimewa..
Pada hari ini, tgl 17 bln 8, 2605
di Djakarta telah dioemoemkan
proklamasi jg boenjinja Kemerdekaan
Indonesia"

  1. Kata "hal2" di paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal"
  2. Kata "saksama" di paragraf kedua baris kedua diubah menjadi kata "tempo"
  3. Penulisan tanggal dan bulan yang sebelumnya "Djakarta 17-08-05" diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05"
  4. Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia"

Baca Juga

Awal pembentukan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi karena sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Akhirnya Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada 15 Agustus 1945.

Golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Wikana, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dan lainnya mendengarkan kabar tersebut melalui siaran radio. Kemudian golongan pemuda itu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera menyatakan proklamasi.

Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.30, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa golongan pemuda ke Rengasdengklok atau markas PETA. Mereka disembunyikan di daerah Karawang.

Terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Pada 15 Agustus 1945, golongan pemuda yang dipimpin Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana kemudian mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Ahmad Subarjo kemudian mendatangi golongan muda, meminta mereka melepaskan Soekarno Hatta dan menjamin proklamasi segera dilakukan. Rombongan kemudian berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda.

Laksamana Maeda mempersilahkan tokoh tersebut untuk menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya lebih lanjut. Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menolak rencana proklamasi tersebut. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membuat naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Baca Juga

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi yang disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soebardjo dibuat di ruang makan. Naskah tersebut terdiri dari dua alinea yang dibuat selama 2 jam.

Sebelum disalin menjadi mesin ketik, Soekarno menulis konsep proklamasi pada secarik kertas sobekan dari block note. Lembaran kertas yang dipakai bergaris biru. Selesai menulis di kertas, kemudian teks proklamasi disalin menggunakan mesin ketik.

Sayuti Melik memakai mesin ketik buatan Jerman, dipinjam dari Kolonel Kandeler komandan angkatan laut Jerman yang berkantor di gedung KPM di Koningsplein (sekarang jalan Medan Merdeka Timur). Ketika itu mesin ketik di rumah Laksamana Maeda memakai huruf kanji.

Setelah naskah yang ditulis tangan selesai, Sayuti Melik bertugas mengetik naskah proklamasi. Naskah tersebut disahkan dan ditandatangani oleh Soekarno. Pembacaan naskah proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (Jalan Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat).

Kabar pembacaan teks proklamasi kemudian diumumkan melalui radio, surat kabar, telegram, dan lisan. Ketika itu pewarta bernama Frans dan Alex Mendur dari IPPHOS mengabadikan pembacaan teks proklamasi. Sedangkan BM Diah dan Jusuf Ronodipuro menyebarkan berita di berbagai media.