Manfaat model PEMBELAJARAN Project Based Learning

Balerumah.com - Setiap metode pembelajaran, mempunyai kelebihannya masing - masing. Sedikit atau banyaknya yang didapat, pasti bermanfaat.

PBL atau pembelajaran berbasis masalasalah telah dibahas sebelumnya di sini.

Manfaat model PEMBELAJARAN Project Based Learning

Via: pixabay.com


Sebagai salah satu metode pembelajaran, PBL tentu juga mempunyai manfaat bagi siswa apabila kita (guru/dosen) melakukan atau menerapkannya di kelas. Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pembelajaran berbasis masalah ini. Namun, di sini kita akan menyebutkan sekurangnya 5 poin. Simak di bawah ini:

1. Melatih Pola Pikir

Dalam menghadapi masalah, manusia pasti berpikir bagaimana cara menyelesaikannya. Hal itu merupakan kegiatan yang melatih pola pikir kita sebagai manusia. Siswa akan berpikir dan saling bekerja sama ketika disuruh menyelesaikan masalah dan diawasi oleh gurunya. Terlebih lagi jika ada penilaian dalam kegiatan ini. Umumnya, guru akan melihat siapa yang lebih aktif di antara kelompoknya, sehingga mendapat apresiasi atau tambahan nilai untuk pribadi. Selain itu, jika pembelajaran ini dibiasakan kepada siswa, senantiasa pemikirannya akan berkembang dan membentuk kepribadian yang kritis. Oleh karena itu, sesekali perlu dilakukan metode PBL untuk menguji kemampuan sejauh mana siswa dapat berpikir memecahkan masalah.

2. Lebih Mudah Diingat

Setiap manusia mempunyai ingatan yang berbeda, namun yang paling mungkin kita ingat mengenai sesuatu biasanya adalah masalah. Karena masalah merupakan hal paling sulit untuk dilupakan. Tetapi berbeda masalahnya dalam belajar. Di sini, siswa diberikan suatu masalah dan dituntut untuk mengerjakan dan mengatasinya. Pembelajaran ini lebih mudah diingat karena siswa berhadapan langsung secara teori oleh masalah yang didapatkannya. Selain itu, saling kerja sama juga dapat membuat siswa mengingat pelajaran yang pernah dialaminya. Walaupun tidak semua, namun setidaknya siswa punya gambaran tentang hal tersebut dalam ingatannya. Tidak hanya ingat, siswa pun mesti paham mengenai apa yang telah dipelajari. Maka dari itu pahamilah yang anda pelajari.

3. Siswa Lebih Aktif

Kebebasan berpendapat dalam mengatasi masalah, membuat siswa menjadi lebih aktif, apalagi ketika ia punya referensi dan sumber - sumber yang otentik. Sumber ini bisa berasal dari buku, internet, dan presentasi yang menunjukkan pada teori - teori pelajaran maupun sejarahnya. Selain itu, siswa akan mampu bertindak mandiri jika nantinya belajar sendiri di rumah. Keaktifan siswa di kelas tentunya sangat disenangi oleh guru, karena merasa bahwa siswanya terliht lebih giat ketika belajar. Walaupun ada beberapa siswa yang tidak serius, itu akan menjadi tantangan nilai bagi siswa itu sendiri. Maka sepatutnya, guru mengawasi di kelas agar siswa tidak bercanda apalagi sampai keluar kelas.

4. Memicu Kreativitas

Kreativitas timbul dalam diri siswa ketika ia mulai mengetahui banyak hal dalam belajar, serta keterbiasanya berhadapan langsung dengan suatu topik. Kreativitas di sini adalah kreativitas dalam berpikir, sehingga menemukan suatu produk yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Tetapi, kreativitas siswa biasanya belum sampai di situ, siswa masih harus menempuh lebih banyak lagi pelajaran untuk menemukan produk baru. Namun jangan khawatir, siswa bisa berkarya dengan membuat karya tulis atau bentuk lain yang menyalurkan imajinasi mereka. Bagi siswa yang suka menulis, mestinya mendapatkan bimbingan dari guru supaya karyanya berhasil dan mendapatkan masukan serta koreksi dari tulisannya. Oleh karena itu, metode belajar ini sepatutnya digunakan di kelas agar siswa mampu berkreativitas.

5. Meningkatkan Kemampuan analisa

Ketika dihadapkan dengan suatu topik, selain dituntut untuk memecahkan masalah, siswa pun harus menganalisa topik tersebut. Karena dengan menganalisa, suatu pekerjaan akan lebih mudah dikerjakan dan mudah juga untuk menjelaskannya kepada orang lain. Analisa ini dilakukan dengan teman sekelompok yang dikerjakan dengan menyatukan solusi - solusi yang ada. Seringnya mereka melakukan analisa, pastinya membuat siswa terbiasa dalam menyusun materi - materi sebagai jalan keluar mereka menyatukan pendapat. Penganalisaan juga dilakukan dengan bimbingan dari guru di kelas, agar mereka tidak mengalami kesalahan ketika melakukan analisa. Oleh karena itu, penganalisaan sangat bermanfaat bagi siswa supaya nanti ketika menghadapi masalah yang sama, mereka sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan.

6. Mendapat Kesimpulan yang Padat

Setelah siswa melakukan semua kegiatan belajar di kelas, mereka menulis kesimpulan di bagian akhir presentasi. Kesimpulan ini mencangkup semua aspek teori yang telah dijelaskan oleh siswa, atau pendapat ringkas mereka tentang pelajaran. Kesimpulan yang baik yaitu kesimpulan yang padat. Artinya, kesimpulan itu benar - benar merangkum cara penyelesaian masalah dengan apa saja di dalamnya. Hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan menulis kesimpulannya, biasanya kesimpulan yang padat tidak lebih dari dua paragraf. Seringnya siswa menyimpulkan pelajaran, membuatnya lebih paham mengenai apa yang telah ia lakukan sebelumnya.

Maka dari itu, jika anda sebagai guru, bimbinglah mereka untuk bisa membuat kesimpulan yang padat sebelum pelajaran dimulai, agar pelajaran nantinya tidak terganggu dengan pertanyan.

Berikut daftar seputar PBL:

Demikianlah 6 penjelasan dari Bale Rumah, semoga bermanfaat sebagai sumber bacaan anda.

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, ya. Guru selalu berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan peserta didik sebagai pusat kegiatan untuk menghasilkan suatu produk di akhir pembelajaran. Pembelajaran semacam ini disebut sebagai project based learning. Jika Bapak/Ibu penasaran, inilah ulasan selengkapnya. 

Pengertian Project Based Learning

Project based learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. 

Pengertian Project Based Learning Menurut Para Ahli

Para ahli boleh saja memiliki penafsiran arti yang berbeda-beda, namun inti dasarnya tetap sama. Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Adapun pengertian project based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  1. Menurut Goodman dan Stivers, yaitu pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
  2. Menurut Made Wena, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
  3. Menurut Grant, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
  4. Menurut Afriana, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
  5. Menurut Fathurrohman, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Tujuan Project Based Learning

Dengan diterapkannya suatu model pembelajaran tentu mengandung tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan project based learning adalah sebagai berikut.

  1. Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
  2. Mengasah kemampuan peserta didik dalam menguraikan suatu permasalahan di kelas.
  3. Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks sampai diperoleh hasil nyata.
  4. Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna menunjang aktivitas belajarnya.
  5. Melatih sifat kolaboratif peserta didik.

Sintak Model Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan tahapan atau fase yang harus dikerjakan pada pembelajaran. Dengan adanya sintak, alur kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan terstruktur. Adapun sintak model pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut.

1. Menentukan pertanyaan mendasar

Manfaat model PEMBELAJARAN Project Based Learning

Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan penelusuran lebih mendalam.

2. Menyusun desain perencanaan proyek

Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara guru dan peserta didik. Pada desain ini memuat sejumlah poin, misalnya aturan main, aktivitas, dan presentasi.

3. Membuat jadwal aktivitas

Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek dilanjutkan dengan membuat jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal aktivitasnya adalah sebagai berikut.

  • Menentukan timeline pengerjaan
  • Menentukan deadline pengerjaan
  • Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek
  • Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara di luar proyek.

4. Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik

Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif memonitor kegiatan mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa dilakukan menggunakan alat perekam atau rubrik.

5. Menguji hasil kinerja peserta didik

Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya akan diuji dan dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman

Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini guru bisa melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.

Contoh Project Based Learning

Setelah memahami sintak di atas, perhatikan contoh project based learning berikut ini.

Mata Pelajaran: IPA Kelas 9

Kompetensi Dasar

3.10 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia

4.10 Membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang ada di lingkungan sekitar

Topik: Bioteknologi

Alokasi waktu: 45 hari atau 1,5 bulan

  • Penentuan pertanyaan mendasar

Peserta didik diberikan gambaran tentang bioteknologi dalam kehidupan, lalu diminta menuliskan rasa ingin tahunya dalam bentuk pertanyaan. Contohnya, “apakah kita bisa membuat tape?”

  • Menyusun desain perencanaan proyek

Guru bersama peserta didik mulai membuat rencana awal tentang upaya untuk membuat tape sebagai produk bioteknologi konvensional. Untuk aturan main pengerjaan proyek harus disusun secara kolaboratif antara peserta didik dan guru, misalnya bahan yang digunakan, lamanya waktu pengerjaan, dan proyek dilakukan individu atau berkelompok.

Jadwal disusun oleh peserta didik agar proyek tersebut bisa selesai tepat waktu.

Berikut ini contoh timeline pengerjaan project based learning yang bisa Bapak/Ibu jadikan acuan.

   
Jadwal Rencana Aktivitas
1-3 November Bapak/Ibu mengirimkan tugas.
4-7 November Siswa memahami kerangka proyek dan memulai perencanaan.
8-10 November Sesi diskusi.
11-18 November Siswa Mengerjakan Proyek. Misalnya:
  • Mempelajari peran bioteknologi dalam kehidupan beserta cara untuk membuatnya, yaitu tape.
  • Mempelajari mekanisme fermentasi pada tape.
  • Studi literatur dari berbagai sumber, baik buku pelajaran, jurnal, website, dan sebagainya tentang cara pembuatan tape.
19-21 November Bapak/Ibu mengawasi pelaksanaan proyek.
22-29 November Siswa masuk ke tahap penyelesaian proyek. Seperti:
  • Membuat tape berdasarkan panduan yang telah diperoleh.
  • Mencatat atau mendokumentasikan setiap proses yang dilakukan saat membuat tape.
  • Menguji tape yang dihasilkan dengan cara mencicipinya.
  • Membuat laporan hasil pembuatan tape.
30 November Tahap pengumpulan proyek, seperti:
  • Membahas ulasannya secara umum pada guru.
  • Mempresentasikan hasil pembuatan tape.
  • Menyerahkan laporan hasil pembuatan tape.
1-12 Desember Bapak/Ibu melakukan penilaian.
13-15 Desember Bapak/Ibu meng-input nilai.

Kelebihan dan Kekurangan

Sama seperti model pembelajaran lainnya, model project based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut.

  1. Bisa meningkatkan ketekunan peserta didik saat pembelajaran.
  2. Suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena peserta didiknya aktif.
  3. Keterampilan peserta didik dalam mengelola suatu proyek semakin terasah.
  4. Meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik.
  5. Melatih sifat kolaboratif di dalam kelas.

Adapun kelemahannya adalah sebagai berikut.

  1. Membutuhkan peralatan yang lebih kompleks, sehingga dibutuhkan tim teaching.
  2. Waktu yang dibutuhkan lebih lama, sehingga guru harus bisa mengondisikan agar kelas tetap kondusif.
  3. Perbedaan topik yang diberikan oleh guru bisa menimbulkan ketidakpahaman peserta didik tentang keseluruhan topik.
  4. Proyek akan terhambat jika peserta didiknya pasif dan kesulitan dalam mengumpulkan data.

Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning

Lantas, apa perbedaan project based learning dan problem based learning? Bukankah keduanya sama-sama menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran?

Dilansir dari situs web uvu.edu, dalam project based learning siswa harus menghasilkan sesuatu atau produk untuk menunjukkan hasil belajar mereka. Sedangkan dalam problem based learning, siswa harus menyajikan solusi otentik untuk masalah yang diberikan.

Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu sedang mencari informasi seputar dunia guru lainnya, silahkan update Quipper Blog, ya. Tetap jaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan 5M. Salam Quipper!