Masa kekuasaan voc dianggap sebagai awal kolonialisme eropa di indonesia. anggapan tersebut muncul

Setelah berhasil menemukan Kepulauan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah bangsa barat saling berebut untuk menerapkan kolonialisme dan imperialisme. Bangsa barat yang berhasil menerapkan kolonialisme dalam waktu yang cukup lama adalah bangsa Belanda. Kolonialisme Belanda di Indonesia di awali dari pemerintahan kongsi dagang Belanda, yaitu VOC. Dalam sejarah masa kekuasaan VOC dianggap sebagai akar kolonialisme Belanda di Indonesia. Penjelasan mengenai masa kekuasaan VOC adalah sebagai berikut.

Keinginan Belanda untuk melakukan monopoli dibidang perdagangan dikawasan Nusantara, ternyata tidak hanya merupakan keinginan Belanda sendiri, tetapi juga negara lainnya, seperti Inggris. Bahkan Inggris telah mendahului langkah VOC dengan membentuk sebuah perserikatan dagang untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang diberi nama EIC (East India Company), yang mana telah menimbulkan kekawatiran dikalangan para pedagang Belanda sehingga persaingan yang tadinya ada diantara mereka sendiri berubah menjadi kesepakatan untuk membentuk sebuah badan dagang guna membendung EIC.

Untuk menghilangkan persaingan antar pedagang Bealnda dan untuk mengahdapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya, maka pada tanggal 20 Maret 1602, atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld didirikan kongsi perdagangan bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie-VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang di kepalai oleh Francois Wittert.

Adapun tujuan dari dibentunya VOC di Indonesia:

a.    Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.

b.   Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.

c.   Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Bealnda.

d.  Menjalankan pemerintahan sebagai wakil pemerintah Belanda di Hindia Timur.

Untuk menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa , maka VOC diberikan hak-hak istimewa ( Hak Octroi ) dari pemerintah Belanda yang meliputi hal berikut :

a. Hak monopoli perdagangan

b. Hak mencetak dan mengedarkan uang

c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai

d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja

e. Hak memiliki tentara sendiri

f. Hak mendirikan benteng

g. Hak menyatakan perang dan damai

h. Hak memerintah di negeri jajahan

Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkembangan VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria. Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur. Selain itu juga VOC juga di ibaratkan sebagai negara dalam negara.

            Dalam waktu singkat, VOC mengalami kemajuan pesat di Indonesia Timur. VOC memusatkan kedudukannya di Ambon. Pada tahun 1605 VOC membantu Sultan Beabullah mengusir Portugis dari Maluku. Untuk menguasai perdanganga rempah-rempah di Maluku VOC menerapkan kebijakan sebagai berikut.

a.       Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.

b.      Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.

c.       Pelayaran Hongi atau Hongi tochten yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.

Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubernur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614) oleh Heeren Zeventien. Tindakan Pieter Both selama menjadi gubernur jenderal VOC sebagai berikut.

a.       Membangun pos perdagangan di Banten dan Maluku

b.      Memasuki wilayah Jayakarta dan menjalin hubungan baik dengan penguasa Jayakrta, Pangeran Wijayakrama.

c.       Membeli tanah seluas 50x50 vadem atau 1 vadem = 182cm di Jayakarta. Tanah ini menjadi cikal bakal kota Batavia.

d.      Mengadakan perjanjian dan berusaha memengaruhi penguasa di Maluku.

Untuk membantu tugas gubernur jenderal, Heeren Zeventien membentuk sebuah dewan bernama Raad van Indie atau Dewan Hindia. Dewan Hindia memiliki tugas memberi saran dan masukan bagi gubernur jenderal dan mengawasi gubernur jenderal dalam menjalankan kekuasaannya. Pada masa pemerintahan gubernur jenderal Laurents Reael VOC berhasil membangun gedung Mauritius di tepi sungai Ciliwung.

Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan. VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia. Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.

Untuk dapat menguasai Jayakarta, JP Coen kemudian membangun benteng-benteng di sekitar loji VOC, sehingga loji semakin besar. Bahkan pada tahun 1619 VOC menyerbu dan membakar kota Jayakarta. Di atas reruntuhan kota itu kemudian dibangun kota baru yang dinamakan Batavia. Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat kegiatan VOC, maka jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah dikendalikan oleh VOC. Untuk mengendalikan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku, diadakan Pelayaran Hongi.

Untuk semakin memperbesar kekuasaanya di Indonesia, VOC melakukan cara-cara politik devide et impera atau politik adu domba, dan tipu muslihat. Misalnya kalau ada persengketaan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, mereka mencoba membantu salah satu pihak. Dari jasanya itu, mereka mendapatkan imbalan berupa daerah. Hal ini berlangsung setiap kali sehingga di Indonesia semakin banyak daerah koloni orang-orang Eropa, terutama Belanda. Sebagai contoh, kerajaan Mataram di Jawa yang dikenal sebagai kerajaan yang besar dan kuat pun akhirnya berhasil dikendalikan VOC. Hal ini terutama terjadi setelah dengan kelicikannya VOC memaksa Paku Buwono II (raja Mataram) yang sedang dalam keadaan kritis (sakit keras) untuk menandatangani penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC.

Dengan politik adu dombanya, VOC berhasil menanamkan kekuasaan dan memaksakan monopolinya di Banten. Untuk melebarkan sayap kolonialisme dan imperialismenya di Sumatera, VOC berusaha mengalahkan Portugis di Malaka. Akhirnya pada tahun 1641, VOC berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka kekuatan VOC dikonsentrasikan untuk melebarkan pengaruh kekuasaannya ke Aceh.

Sementara di Indonesia bagian Timur, VOC semakin kuat setelah berhasil mengalahkan perlawarvan Sultan Hasanudin dari Gowa. Kekuasaan VOC berkembang di Kalimantan Selatan setelah VOC berhasil memaksakan kontrak dan monopoli dengan Raja Sulaiman (1787). Di Maluku, dengan taktik mengadu domba para penguasa, yakni VOC membantu Putra Alam untuk memerangi Sultan Nuku, akhirnya Maluku dapat dikendalikan. Untuk mempertahankan kegiatan monopoli dan kekuasaan, VOC banyak menggunakan kekerasan. Misalnya, menindak keras para pedagang Makasar di daerah Misol, bahkan raja dan kapten laut Misol juga ditawan (1702).

Dari uraian tersebut. menunjukkan , bahwa Belanda dengan VOC-nya telah berhasil menguasai daerah Indonesia bagian barat, tengah, maupun timur. Dengan politik adu dombanya, akhirnya VOC berhasil menanamkan kekuasaanya di Indonesia. Beberapa kerajaan di Indonesia akhirnya dalam cengkeraman kekuasaan penjajah.

Dalam menjalankan kekuasaanya di Indonesia VOC menerapkan beberapa cara sebagai berikut.

a.       Melakukan Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.

b.      Melakukan Verplichhte Leverantie yaitu rakyat wajib menyerahkan pajak berupa hasil bumi di daerah yang tidak di kuasai VOC.

c.       Melaksanakan preanger stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk menanam kopi di daerah Priangan.

d.      Menjalin kerja sama dengan pemerintahan tradisional untuk mempermudah penaklukan wilayah.

VOC mencapai masa kejayaan pada abad XVII dan XVIII. Hampir seluruh wilayah Indonesia berada di bawah kekuasaan VOC. VOC juga menguasai jalur perdagangan yang membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India, hingga Papua. Dari wilayah kekuasaan yang begitu luas VOC meraup banyak keuntungan. Akan tetapi, VOC juga memiliki banyak permasalahan dan akhirnya membuatnya mengalami kebangkrutan. Bangkrutnya VOC disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Rendahnya gaji yang diberikan kepada para pegawai VOC menyebabkan mereka bertindak curang atau korupsi.

b. Kuatnya persaingan dagang dengan kongsi-kongsi dagang lain, yaitu kongsi dagang Prancis dan kongsi dagang Inggris.

c. Pembayaran deviden (keuntungan) bagi pemegang turut memberatkan setelah pemasukan VOC mengalami penurunan.

d. Terlalu banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi perlawanan rakyat di Indonesia.

e. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf (1795) yang demokratis dan liberal yang berpandangan bahwa perdagangan harus dilakukan secara bebas sehingga VOC perlu dibubarkan.


Akibat permasalahan itu utang VOC semakin banyak dan mengakibatkan kebangkrutan dan akhirnya saham dan daerah kekuasaan VOC di ambil alih oleh pemerintah Belanda. Tindakan ini dilakukan untuk menutup utang-utang VOC terhadap pemerintah Belanda. VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1799.