Mengapa dinas kesehatan provinsi riau terus melakukan penyuluhan menggunakan ambulans

Ambulans diharapkan disiagakan di beberapa wilayah Riau

Antara/Yulius Satria Wijaya

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek

Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek meminta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk menyiagakan ambulans Public Safety Center (PSC) 119 di berbagai titik untuk memudahkan warga terdampak kebakaran hutan dan lahan bila mengalami keadaan gawat darurat.“Ambulans PSC 119 diharapkan bisa disiagakan di beberapa wilayah di Riau agar ketika ada gawat darurat, ambulans terdekat dapat didatangkan dengan segera,” kata Menkes Nila dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (19/9).Standar pelayanan PSC 119 adalah dimulai dari panggilan yang dilakukan oleh warga yang tengah mengalami gawat darurat kesehatan melalui nomor 119. Kemudian dilakukan layanan kegawatdaruratan dengan menerjunkan ambulans PSC beserta tenaga medis ke lokasi warga tersebut.Warga yang mengalami gawat darurat tersebut langsung dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan di lokasi. Setelah itu akan diketahui kondisi pasien untuk menentukan perawatan di rumah, dirujuk ke Puskesmas, atau dirujuk ke rumah sakit.Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ahmad Yurianto mengatakan ambulans PSC 119 ditekankan sebagai ambulans untuk pelayanan kesehatan, terlebih saat dalam masalah kabut asap.“Ambulans ini sudah terdistribusi, jadi sektor terdekat dimana, ya disitulah menuju ke lapangan, karena response time menentukan,” katanya.PSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan. PSC 119 dibentuk untuk mempercepat penanganan dan pertolongan pada korban yang membutuhkan penangan segera.

Apabila ada masyarakat yang menghubungi 119, maka call center akan mengidentifikasi lokasi kejadian dan akan mengarahkan ambulans dari Puskesmas, pos kesehatan, atau rumah sakit pemerintah yang paling dekat dengan lokasi kejadian.

  • karhutla riau
  • kabut asap
  • karhutla
  • menkes
  • nila moeloek

Mengapa dinas kesehatan provinsi riau terus melakukan penyuluhan menggunakan ambulans

sumber : Antara

Red:

PEKANBARU -- Masyarakat yang mengeluhkan penyakit-penyakit terkait sebaran asap kebakaran hutan dan lahan mulai bermunculan. Di Bengkalis, Riau, jumlah warga yang mengidap penyakit terkait polusi asap karhutla meningkat. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Penanggulangan Krisis Diskes Riau, Jon Kenedy, mengatakan, dalam laporan yang diterima Dinas Kesehatan Riau pada 27 Agustus lalu, tercatat dalam sehari ada 69 orang warga Bengkalis yang sakit akibat polusi asap di daerah itu. Jumlah itu beranjak dari nihil laporan para hari-hari sebelumnya. Ia memerinci, sebanyak 63 orang terkena infeksi saluran pernapasan akut, empat orang terkena iritasi kulit, dan masing-masing satu orang terkena asma dan iritasi mata. "Asap di Bengkalis cukup parah sehingga warga banyak yang mulai sakit," katanya di Pekanbaru, Ahad (28/8). Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Riau berupaya untuk membantu instansi kesehatan setempat yang terkena dampak polusi asap kebakaran lahan dan hutan di Riau. Untuk di Bengkalis, pihaknya sudah mengirimkan 10 ribu masker medis yang bisa dibagikan kepada masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. "Puskesmas diminta untuk siaga," ujarnya. Ia mengatakan, Dinas Kesehatan juga terus melakukan penyuluhan akan bahaya kebakaran lahan dan polusi asap kepada masyarakat dengan menggunakan mobil ambulans. Mobil ambulans akan disebar untuk mengedukasi masyarakat supaya mengurangi kegiatan di luar ruangan ketika asap pekat. Berdasarkan data Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, kualitas udara di Bengkalis, seperti daerah Duri, kondisinya sudah tidak sehat akibat polusi asap. Bahkan, di Kota Dumai, kualitas udara sudah dalam taraf berbahaya karena indeks standar pencemar udara (ISPU) mencapai angka 369. Sementara itu, Komandan Satgas Siaga Darurat Karlahut Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan, terjadi pergeseran pola pembakaran lahan yang dilakukan oknum-oknum tertentu. Titik api cenderung makin banyak pada sore hingga malam hari, terutama pada hari libur, yakni pada Sabtu dan Ahad. Ia mengatakan, kini kebakaran terus terjadi di daerah pesisir utara Riau, seperti Rokan Hilir, Kota Dumai, Bengkalis, dan Siak. Selain itu, kebakaran juga terjadi di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru di bagian selatan Riau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, sebaran asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan sekitarnya memang mulai memengaruhi jarak pandang. Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko menginformasikan, beberapa wilayah di Riau sudah merasakan dampak sebaran asap tebal pada Ahad (28/8) pukul 16.00 WIB. "Dampak sebaran asap tebal di wilayah Dumai, Bengkalis, Duri Kepulauan Meranti, Siak. Dan, asap tipis berdampak ke wilayah Kampas dan Pekanbaru," kata dia, kemarin. Selain itu, tingkat kepastian adanya hotspot atau titik panas di wilayah Sumatra dan Riau juga masih terjadi. Riau memiliki sebaran terbesar dengan 36 sebaran karhutla, Sumatra Selatan enam karhutla, Bengkulu dan Jambi masing-masing tiga sebaran karhutla, serta Sumatra Barat dua karhutla. Secara keseluruhan, Sumatra memiliki lebih dari 50 persen level confident atau sebaran karhutla, sedangkan Riau memiliki lebih dari 70 persen level confident atau sebaran karhutla. Tingkat jarak pandang per Ahad (28/8) pukul 16.00 WIB di Pekanbaru sejauh enam kilometer dan Rengat memiliki jarak pandang delapan kilometer. Sedangkan, dua daerah di Riau, jarak pandang nyaris tertutup asap. Di antaranya Dumai dengan jarak pandang hanya satu kilometer dan Pelalawan hanya berjarak pandang tiga kilometer. Hary juga menginformasikan sebaran asap yang sebelumnya sempat dirasakan masyarakat di Singapura, kini kondisinya mulai berkurang dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pesawat Pelita Air rute Jakarta-Dumai juga sempat terpaksa mengalihkan penerbangan karena kabut asap kebakaran mengganggu jarak pandang di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai, Riau, kemarin. Pesawat Pelita Air jenis ATR 72 itu melakukan pengalihan penerbangan ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Kota Pekanbaru.

"Pelita Air divert ke Pekanbaru karena tidak bisa mendarat di Dumai diakibatkan asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Bambang. Ia mengatakan, pesawat Pelita Air itu mendarat di Bandara Pekanbaru pada pukul 09.30 WIB.    rep: Amri Amrullah/antara, ed: Fitriyan Zamzami

  • republika
  • koran
  • penyakit akibat asap bermunculan

Mengapa dinas kesehatan provinsi riau terus melakukan penyuluhan menggunakan ambulans

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Suara.com - Menkes Minta Dinkes Riau Siagakan Ambulans di Lokasi Terdampak Kabut Asap

Korban terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan harus ditangani secara cepat untuk menekan risiko penyakit dan kematian.

Karena itu, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek meminta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk menyiagakan ambulans Public Safety Center (PSC) 119 di berbagai titik untuk memudahkan warga terdampak kebakaran hutan dan lahan bila mengalami keadaan gawat darurat.

"Ambulans PSC 119 diharapkan bisa disiagakan di beberapa wilayah di Riau agar ketika ada gawat darurat, ambulans terdekat dapat didatangkan dengan segera," kata Menkes Nila dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Baca Juga: Sopir Ambulans Dapat Panggilan Darurat, Ternyata Anaknya Tenggelam

Standar pelayanan PSC 119 adalah dimulai dari panggilan yang dilakukan oleh warga yang tengah mengalami gawat darurat kesehatan melalui nomor 119. Kemudian dilakukan layanan kegawatdaruratan dengan menerjunkan ambulans PSC beserta tenaga medis ke lokasi warga tersebut.

Warga yang mengalami gawat darurat tersebut langsung dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan di lokasi. Setelah itu akan diketahui kondisi pasien untuk menentukan perawatan di rumah, dirujuk ke Puskesmas, atau dirujuk ke rumah sakit.

Mengapa dinas kesehatan provinsi riau terus melakukan penyuluhan menggunakan ambulans
Pengguna jalan melintasi salah satu ruas jalan di kota Palembang, Sumsel, Senin (16/9). [ANTARA FOTO/Feny Selly]

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ahmad Yurianto mengatakan ambulans PSC 119 ditekankan sebagai ambulans untuk pelayanan kesehatan, terlebih saat dalam masalah kabut asap.

"Ambulans ini sudah terdistribusi, jadi sektor terdekat di mana, ya di situlah menuju ke lapangan, karena response time menentukan," katanya.

PSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan. PSC 119 dibentuk untuk mempercepat penanganan dan pertolongan pada korban yang membutuhkan penangan segera.

Baca Juga: Polemik Ambulans Puskesmas Tolak Bawa Jenazah, Ternyata Begini Aturannya

Apabila ada masyarakat yang menghubungi 119, maka call center akan mengidentifikasi lokasi kejadian dan akan mengarahkan ambulans dari Puskesmas, pos kesehatan, atau rumah sakit pemerintah yang paling dekat dengan lokasi kejadian.